Anda di halaman 1dari 16

SUPERVISI KEPERAWATAN

Kelompok 1
Definisi
Supervisi keperawatna adalah kegiatan pengawasan dan pembinaanyang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisi mencakup
masalah pelayanan keperawatan masalah ketenagaan dan perawatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).

Menurut (Marquis & Huston, 2010) kegiatan supervisi mencakup penentuan


kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan
untuk tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien.
UNSUR UNSUR SUPERVISI
1. Pelaksanaan Atasan / yang bertanggung jawab
2. Sasaran Pekerja/ Bawahan
3. Frekuensi setidaknya sekali dalam sebulan
(Lynch et al., 2008)
Tujuan Supervisi
Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar
menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi
sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan dan
memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana
keperawatan sehingga bawahan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan
dengan hasil yang baik (Nursalam, 2010).
CARA SUPERVISI
 Supervisi Langsung
Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung dan turun kelapangan.
 Supervisi Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporan
klien dan catatan asuhan keperawatan
MODEL SUPERVISI
1. Model Academic
2. Model eksperiental
3. Model developmental
4. Model 4 S
Model Academic

• Model ini diperkenalkan oleh Farington di


Royal College of Nursing UK tahun 1995.
Farington menyebutkan bahwa supervisi
dilakukan untuk membagi pengalaman
supervisor kepada para perawat sehingga
ada proses pengembangan kemampuan
professional yang berkelanjutan (CPD,
continuing professional development).
Model eksperiental

Model ini menyebutkan bahwa kegiatan supervisi


keperawatan meliputi training dan mentoring.
• Training biasanya dilakukan secara berjenjang kepada
setiap perawat, misalnya training pada perawat
pemula (beginner), perawat pemula lanjut (advance).
• Dalam kegiatan monitoring, supervisor lebih mirip
seorang penasihat dimana ia bertugas memberikan
nasihat berkaitan dengan masalah masalah rutin
sehari
Model developmental

• Kegiatan change agent bertujuan agar supervisor membimbing


perawat menjadi agen perubahan; kegiatan tersebut nantinya
ditransfer kepada pasien sehingga pasien memahami masalah
kesehatan.
• Kegiatan counselor dilakukan supervisor dengan tujuan
membina, membimbing, mengajarkan hal-hal yang berkaitan
dengan tugas rutin perawat (contoh: supervisor membimbing
perawat melakukan pengkajian fisik).
• Kegiatan teaching bertujuan mengenalkan dan mempraktikkan
‘nursing practice’ yang sesuai dengan tugas perawat (contoh:
supervisor di ICU mengajarkan teknik pengambilan darah arteri,
analisa gas darah dan sebagainya).
MODEL 4 S
Model supervisor ini dikembangkan
dengan empat (4) strategi, yaitu :
• Structure
• Skills
• Support
• Sustainability.
KEPUASAN KERJA

secara umum kepuasan kerja menyangkut sikap seseorang mengenai


pekerjaannya. Kepuasan itu tidak tampak secara nyata, tetapi dapat
diwujudkan dalam suatu hasil pekerjaan. Kepuasan kerja bersifat
individual dimana setiap individu memiliki tingkat kepuasan berbeda-beda
sesuai sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan kerja yang tinggi
mencerminkan pengelolaan perusahaan yang baik dan merupakan hasil
manajemen yang efektif (Danim, 2004).
Dari jurnal “Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul” yang telah kami telaah.
Menyebutkan bahwa , Supervisi merupakan upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang
disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang
telah ditetapkan dengan efektif dan efisien.

Kegiatan supervisi yang tidak dilakukan dengan baik akan


memberikan dampak bagi kinerja perawat pelaksana juga terjadinya
pemberian layanan kesehatan yang menurun atau tidak optimal
sehingga dapat muncul kecenderungan akan adanya kejadian yang
tidak diharapkan atau nyaris cedera yang bertentangan dengan
pasient safety Penurunan kinerja perawat akan mempengaruhi mutu
pelayanan kesehatan. (Nainggolan 2010)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, diperoleh data bahwa supervisi
keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Oktober 2015
dijadwalkan sebanyak 67 kali supervisi dan pada kenyataannya hanya dilaksanakan
sebanyak 17 kali (25,4%). Jadwal supervisi yang tidak dilaksanakan sebanyak 50 kali
(74,6%).
• Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai