Anda di halaman 1dari 20

Supervisi

dalam
Keperawatan
MANAJEMEN KEPERAWATAN

Riki Kuswandi, S.Kep., Ners., M.Kep


Definisi • Supervisi adalah tindakan melakukan pengamatan
secara langsung dan berkala yang dilakukan atasan

Supervisi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya


• Supervisi keperawatan adalah suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam
melakukan pekerjaan secara efektif
• Supervisi memiliki pengertian yang luas, meliputi
segala bantuan dari pemimpin / penanggungjawab
keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan.
Tujuan
Supervisi
Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga
dgn bantuan tsb bawahan akan memiliki bekal yg cukup untuk
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dgn hasil yg baik
Manfaat Supervisi

Dapat lebih meningkatkan efektifitas Dapat lebih meningkatkan efisiensi


kerja, peningkatan ini erat kaitannya kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan peningkatan pengetahuan dan dengan makin berkurangnya
keterampilan bawahan, serta makin kesalahan yg dilakukan bawahan, CONCLUSION :
terbinanya hubungan dan suasana sehingga pemakaian sumber daya
kerja yang lebih harmonis antara (tenaga, harta, dan sarana) yg sia-sia Apabila kedua peningkatan ini dapat
atasan dan bawahan. akan dapat dicegah (Azwar 1996, diwujudkan, maka sama artinya
dalam Nursalam, 2007). bahwa tujuan organisasi telah
tercapai dengan baik.
Dilakukan sesuai struktur organisasi

Didasarkan atas hubungan profesional (pribadi)

Kegiatan direncanakan secara matang


Prinsip
Supervisi
Bersifat edukatif, supporting & informasi

Memberikan perasaan aman kpd staf & pelaksana keperawatan

Membentuk hubungan kerjasama yg demokratis Perawat


Harus objektif dan sanggup mengadakan self evaluation

Harus progresif, inovatif, fleksibel dan kreatif

Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri


MANAJEMEN KEPERAWATAN
Mengingkatkan kinerja bawahan sbg upaya meningkatkan askep
Supervisi dilakukan secara teratur dan berkala

Supervisi dilaksanakan secara fleksibel & sesuai perkembangan


Prinsip
Supervisi
Perawat

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Model
Supervisi
Perawat
• Developmental
• Academic
• Experiential
• 4S

MANAJEMEN KEPERAWATAN
• Supervisor diberikan kewenangan untuk membimbing

Supervisi perawat dengan tiga cara, yaitu :


• Kegiatan change agent bertujuan agar supervisor

Developmental
membimbing perawat menjadi agen perubahan;
kegiatan tersebut nantinya ditransfer kepada pasien
sehingga pasien memahami masalah kesehatan.
Model ini diperkenalkan oleh Dixon pada RS mental dan southern cost
addiction technology transfer center tahun 1998 bertujuan agar pasien yg
• Kegiatan conselor dilakukan supervisor dgn tujuan
dirawat mengalami proses developmental yg lebih baik membina, membimbing, mengajarkan kepada perawat
tentang hal-hal yg berkaitan dengan tugas (task) rutin
perawat (contoh: supervisor membimbing perawat

1
melakukan pengkajian fisik).
• Kegiatan teaching bertujuan mengenalkan dan
mempraktikkan ‘nursing practice’ yang sesuai dengan
tugas perawat (contoh: supervisor di ICU mengajarkan
teknik pengambilan darah arteri, analisa gas darah
dsb)
• Dalam model academic proses supervisi klinik

Supervisi meliputi tiga kegiatan, yaitu :


• Kegiatan educative dilakukan dengan :

Academic
1) mengajarkan keterampilan dan kemampuan
2) membangun pemahaman tentang reaksi dan refleksi
dari setiap intervensi keperawatan
Model ini diperkenalkan oleh Farington di Royal College of Nursing UK
tahun 1995. Farington menyebutkan bahwa supervisi klinik dilakukan 3) supervisor melatih perawat untuk mengexplore
untuk membagi pengalaman supervisor kepada para perawat sehingga strategi, teknik-teknik lain dalam bekerja
ada proses pengembangan kemampuan professional yang berkelanjutan
• Kegiatan supportive dilakukan dengan cara : melatih
perawat ‘menggali’ emosi ketika bekerja

2
• Kegiatan managerial dilakukan dengan melibatkan
perawat dalam peningkatkan ‘standar’
• Dalam kegiatan training, supervisor mengajarkan

Supervisi teknik-teknik keperawatan tertentu yang belum


dipahami perawat pelaksana (contoh: pemasangan

Experimential
infus pada bayi, melakukan vena sectie, teknik
advance life support dsb). Training biasanya dilakukan
secara berjenjang kepada setiap perawat, misalnya
Model ini diperkenalkan oleh Milne danJames di Newcastle University
UK danDepartment of Health US tahun 2005 yangmerupakan adopsi training pada perawat pemula (beginner), perawat
penelitian Milne, Aylott danFitzpatrick. Dalam model ini disebutkan pemula-lanjut (advance).
bahwakegiatan supervisi klinik keperawatan meliputitraining dan
mentoring • Dalam kegiatan mentoring, supervisor lebih mirip
seorang penasihat dimana ia bertugas memberikan

3
nasihat berkaitan dengan masalah-masalah rutin
sehari-hari (contoh: bagaimana mengurus ASKES
pasien, mencari perawat pengganti yang tidak masuk,
menengahi konflik, mengambil keputusan secara
cepat, tepat dan etisdsb). Kegiatan ini lebih mirip
kegiatan supportive dalam model academic.
• Kegiatan structure dilakukan oleh perawat RN’s

Supervisi dalam melakukan pengkajian dan asuhan pasien


dimana perawat yang dibina sekitar 6-8 orang.
• Kegiatan skills dilakukan supervisor untuk
4S meningkatkan ketrampilan praktis (contoh: menjahit
luka, interpretasi EKG, pasang CAPD).
Model ini diperkenalkan oleh Page danWosket dari hasil penelitian di
Greater ManchesterUK dan New York tahun 1995. Model supervisorini
• Kegiatan support dilakukan dgn tujuan will keep
dikembangkan dengan empat (4) strategi, yaitu Structure, Skills, Support practice fresh, sharing, kebutuhan-kebutuhan training
dan Sustainability.
tertentu yang bernilai kebaruan (contoh: pelatihan
emergency pada keadaan bencana)

4
• Kegiatan sustainbility bertujuan untuk tetap
mempertahankan pengalaman, keterampilan, nilai-
nilai yang telah dianut perawat. Kegiatan ini dilakukan
secara kontinue dengan cara mentransfer pengalaman
supervisor kepada perawat pelaksana (contoh:
supervisi membuat modul tentang berbagai
keterampilan tehnik yg dibagikan kepada semua
perawat pelaksana).
Tehnik Supervisi
(Suyanto, 2009) Supervisi Langsung
1. Merencanakan
2. Mengarahkan
3. Membimbing
4. Memotivasi
5. Mengobservasi
6. Mengevaluasi

Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan
keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat
timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari
supevisor dan staf.
Waktu Supervisi
1. Sebelum Pertukaran Shift (15-30 menit)
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja

2. Pada Waktu Mulai Shift (15-30 menit)


Mengecek personil yang ada
Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
Mengatur pekerjaan
Mengidentifikasi kendala yang muncul
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
Waktu Supervisi
3. Sepanjang Hari Dinas (6-7 jam)
• Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan
sesuai kebutuhannya.
• Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil shg dapat segera membantu apabila diperlukan
• Mengecek pekerjaan rumah tangga
• Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru.
• Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.
• Mengatur jam istirahat personil
• Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya.
• Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana
• Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
• Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
• Menyiapkan dan melaporkan pekerjaan secara rutin
Waktu Supervisi
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
• Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit.
• Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya
mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.

5. Sebelum Pulang
• Membuat daftar masalah yg belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tsb keesokan harinya.
• Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek
hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
• Lengkapi laporan harian sebelum pulang
• Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di
rumah sebelum pergi bekerja kembali.
Penerapan Supervisi Keperawatan
Pada penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Peran Supervisor
dan Fungsi
Supervisi
Manajemen Pelayanan Keperawatan
1. Menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan
2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan,
kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait

Manajemen Anggaran
1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang terse
mengembangkan tujuan unit yg dapat dicapai sesuai tujuan RS
2. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran
keperawatan
3. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola
Pelaksanaan Supervisi
K E PA L A R U A N G A N
• Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan
• Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit
• Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang perawatan sesuai yang didelegasikan

P E N G AWA S K E P E R AWATA N
Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan kepada kepala ruangan yang ada di instalasinya

K E PA L A S E K S I K E P E R AWATA N
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung
Alur
SUPERVISI

Supervisi Kepala Bidang Keperawatan

Keperawatan
Kepala per IRNA

Kepala Ruangan
Menetapkan kegiatan dan tujuan serta
PRA instrumen / alat ukur

PP 1 PP 2
Menilai kinerja perawat :
PELAKSANAAN Responsibility – Accountability –
Authority (RAA) PA PA

Pembinaan (3-F) Kinerja perawat dan kualitas


PASCA • Penyampaian penilaian (fair) pelayanan
• Feedback (umpan balik)
• Follow up (tindak lanjut), pemecahan
masalah dan reward
Terima Kasih
End of slides.

Anda mungkin juga menyukai