Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

SUPERVISI

Dosen Pembimbing :

Rina Nur Hidayati, S.Kep.Ns., M.Kep.Sp.Kep.Kom

OLEH KELOMPOK 3 KELAS D :

1. Femi Renhoran (201801175)


2. Herlina Mardalina (201801152)
3. Nur Isnaini (201801164)
4. Adolfina R.S Ohoiwutun (201801174)
5. Heni Sapury (201801154)
6. Ayu Nirmala Sari (201801141)
7. Kurniawan Hadi Prasetyo (201801165)
8. Ahmadi Armand Syah (201801144)
9. Febby Miryam Imkorle (201801168)
10. Novaline N Laipeny (201801166)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervise telah


berkembang   secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervise adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan
petunjuk atau bantuan yang bersifat ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996). Muninjaya (1999)
menyatakan langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996). Muninjaya (1999) menyatakan
bahwa  bahwa supervisi supervisi adalah adalah salah salah satu satu bagian bagian
proses proses atau atau kegiatan kegiatan dari dari fungsi fungsi pengawasan dan
pengawasan dan pengendalian ( pengendalian (controlling  controlling ). Dalam
manajemen keperawatan ). Dalam manajemen keperawatan kegiatan pengawasan atau
controlling sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan pengawasan atau controlling
sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja staf, evaluasi masalah dan perkembangan
suatu organisasi untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah. Tujuan pokok dari
supervisi sendiri yaitu menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah sendiri yaitu
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat,
dalam arti lebih efektif dan efesien, direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih
efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan
(Suarli & Bachtiar, 2008). memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

  Namun   dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi jarang dilakukan karena, atau


dilakukan namun hanya pada waktu-waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian atasan terhadap bawahan, kurangnya dikarenakan kurangnya perhatian atasan
terhadap bawahan, kurangnya kompetensi atasan mengenai manajemen keperawatan,
serta kurangnya kesadaran atasan untuk melakukan kegiatan supervisi atau pemantauan.
Hal ini sangat mungkin terjadi pada pemimpin dengan gaya kepemimpinan bebas,
dimana tanggung jawab pekerjaan, kebijakan dan hasilnya diserahkan kepada bawahan.
Maka dari itu kita sebagai mahasiswa keperawatan perlu mengetahui dan memahami apa
itu supervisi guna mendukung praktik di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan supervisi keperawatan ?
b. Apa saja manfaat dan tujuan supervisi keperawatan ?
c. Siapa saja pelaksana dan sasaran supervisi keperawatan ?
d. Apa saja model  ––   model supervisi dalam keperawatan
e. Bagaimana penerapan supervisi keperawatan ?
f. Bagaimana cara penialaian dalam supervisi keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui definisi supervisi keperawatan

b. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan supervisi keperawatan.

c. Untuk mengetahui siapa saja pelaksana dan sasaran supervisi keperawatan. upervisi
keperawatan.

d. Untuk mengetahui apa saja model  ––  model supervisi keperawatan.

e. Untuk mengetahui bagaimana penerapan supervisi keperawatan.

f. Untuk mengetahui bagaimana cara penilaian dalam supervisi keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan

Sebagai media informasi bagi pembaca agar lebih mengetahui dan memahami
tentang pentingnya supervisi dan penerapannya dalam keperawatan baik secara
teoritis maupun secara praktis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Keperawatan  


Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila di
temukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya (azwar,1996).
Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui
aktivitas bimbingan,pengarahan,observasi,motivasi dan evaluasi  pada   stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari hari (Arwani, 2006).
Supervisi keperawatan adalah segala bantuan dari pemimpin atau penanggung  
jawab kepada perawat yang di tujukan untuk perkembangan para perawat dan staf
lainya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan keperawatan kegiatan supervisi
semacam ini merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian dan kecakapan  para perawat (suyanto,2008).

2.2 Manfaat dan Tujuan Supervisi Keperawatan


Manfaat Supervisi diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009)
a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini
erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan.   
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja
ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,harta dan sarana) yang sia-sia
akan dapat dicegah.
Tujuan pokok dari supervisi yaitu menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang
telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar,
2008).

2.3 Pelaksanan Supervisi Keperawatan


Menurut Suyanto 2008, Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau
bagian yang bertanggung jawab antara lain :
1. Kepala ruangan
Bertanggung jawab melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang di berikan
pada pasien diruang perawatan yang di pimpinya, mengawasi perawat pelaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan baik   secara langsung maupun tidak
langsung di sesuaikan dengan metode penugasan yang di terapkan di ruang tersebut
Contoh : Ruang perawatan yang menerapkan metode TIM, maka kepala ruangan
dapat melakukan supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim masing-masing
( Suarly dan Bahtiar,2009).

2.  Pengawas perawatan (supervisor)

Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana  
fungsional mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalanya pelayanan
keperawatan.

3 Kepala bidang keperawatan


Sebagai top manajer keperawatan, kepala bidang keperawatan bertanggung jawab
melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak   langsung melalui para
pengawas keperawatan.

2.4 Sasaran Supervisi Keperawatan


Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan,serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang harus di capai dalam
pelaksanaan supervisi anatara lain: pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang
evektif dan ekonomis, sistem dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan
wewenang, penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

2.5 Kompetensi Supervisor Keperawatan


Seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari hari harus
memiliki kemampuan (Suyanto,2008):
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat di mengerti
oleh staff dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana perawatan.
c. Memberikan motifasi untuk meningkatkan semangat kerja pada staf pelaksana
keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok.
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang di perlukan oleh staf dan pelaksana
keperawatan.
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang di berikan lebih baik.

2.6 Pelaksanaan Supervisi Keperawatan


Pelaksanaan supervisi keperawatan dibedakan menjadi dua teknik yaitu teknik
langsung dan teknik tidak langsung.
a. Teknik Langsung
Supervisi keperawatan dilaksanakan pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Umpan
balik dan perbaikan dapat dilakukan saat supervise.
Proses Supervisi langsung :
1.) PP melakukan mandiri suatu tindakan keperawatan secara didampingi
supervisor.
2.) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, dan
petunjuk.
3.) Setelah selesai, supervisor dan PA melakukan diskusi yang bertujuan
untuk menguatkan yang telah sesuai, dan memperbaiki apa yang
belum/kurang sesuai.

b. Teknik Supervisi Tidak Langsung

Dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.Perawat supervisor


tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga kemungkinan
terjadinya kesenjangan fakta. Langkah-langkah supervisi tidak langsung yaitu :

1.) Lakukan supervisi secara tidak langsung dengan melihat hasil


dokumentasi pada buku rekam medik perawat.

2.) Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.

3.) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai standart.

4.) Memberi penilaian atas dokumentasi yang di supervisi.

5.) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau
tidak sesuai standart.

2.7. Prinsip supervisi keperawatan

Prinsip-prinsip yang harus di penuhi anatar lain di dasarkan atas hubungan


profesional, kegiatan harus di rencanakan secara matang, edukatif, memberi perasaan
aman pada perawat pelaksana dan harus mampu membentuk suasana kerja yang
demokratis. Prinsip lain yang harus di lakukan secara objektif bersifat progresif, inovatif,
fleksibel, dapat mengembangkan potensi, sifat kreatif dan konstruktif dalam
menembangakan diri serta meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuahan keperawatan (Arwani,2006).

Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan


(Nursallam, 2007) antara lain:
1) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.

2) Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan


hubungan antar manusia dan kemempuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.

3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan dinyatakan melalui


petunjuk, peraturan urian tugas dan standard.

4) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor dan
perawat pelaksana.

5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.

6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,


kreatifitas dan motivasi.

7) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.

2.8. Model - Model Supervisi Keperawatan

Beberapa model supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain
(Suyanto, 2008) :

1) Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan
masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi
dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam
mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi
negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para perawat pelaksana
sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun keberhasilan
yang telah dilakukan
2) Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga
tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi
yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut yaitu,
dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument
dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga
dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3) Model klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya
dalam pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara
sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4) Model artistic
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling
percaya sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam
mempermudah proses supervisi.
BAB III

PROPOSAL KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI

3.1 Latar Belakang


Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Seorang manajer dalam
hal ini supervisor hendaknya mampu menjalankan fungsi- fungsi manajemen
sebagaimana mestinya agar dapat dicapai tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.Salah satu prinsip pokok
dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan (pelimpahan wewenang).Kekuasaan
atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar
tugas dan fungsi-fungsinya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam
mendelegasikan kekuasaan agar proses delegasi dapat efektif maka pejabat yang
mendelegasi kekuasaan harus membimbing dan mengawasi (supervisi) orang yang
menerima delegasi wewenang.
Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat diberikan kepeda
bawahan sehingga dapat diketahui apakah bawahan dapat melakukan tugasnya dengan
baik.Atas dasar instruksi yang diberikan kepada bawahan dapat diawasi pekerjaan
seorang bawahan.Suatu system pengawasan adalah efektif bilamana system pengawasan
itu memenuhi prinsip fleksibilitas. Titik berat pengawasan (supervisi) sesungguhnya
berkisar pada manusia sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan- kegiatan dalam
organisasi yang bersangkutan. 1
Dalam proses supervisi ada beberapa fase yang harus dipe. supervisor yaitu, (1)
menetepkan alat ukur (standart), (2) mengadakan penilaian (evaluation) dan (3)
mengadakan tindakan perbaikan (corrective actions).

3.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mampu melakukan proses supervise pada pembelajaran masyarakat

b. Tujuan Khusus

1) Mengevaluasi atau menilai proses penyuluhan


2) Mampu mengadakan tindakan perbaikan/konsep solusi (corrective action)

3) Memberikan masukan dari hasil evaluasi

3.3 Tempat dan Waktu

Tempat : Di Balai Desa Wonoayu

Tanggal : 3 Mei 2021

Pukul : 09.00 WIB

3.4 Sasaran

a. Objek pengawasan :

b. Subjek pengawasan :

3.5 Materi

3.6 Metode

a. Diskusi

b. Demonstrasi

3.7 Alat Bantu

a. Sarana diskusi : buku, pulpen

b. Leaflet

c. LCD

d. Laptop

3.8 Panitia Penyelenggara

Agar pelaksanaan aplikasi peran supervisi terselenggara dengan baik maka struktur
organisasinya sebagai berikut :
1) Supervisor :

2) Kadar :

3) Tim penyuluh :

3.9 Kegiatan Supervisi

No Tahap Waktu Kegiatan


1 Pembukaan 5 menit  Perkenalan
 Menjelaskan tujuan kegiatan
2 Supervisi
a. Pra Supervisi 5menit  Supervisor menetapkan kegiatan yang akan
dilakukan supervisi
 Menyiapkan instrument (format supervisi)

b. Pelaksanaan 30 menit  Supervisor mengikuti kegiatan yang


dilakukan (observasi, wawancara dan
validasi)
 Melakukan klarifikasi permasalahan
 Melakukan dokumentasi kegiatan yang telah
dilakukan

c. Pasca supervisi 15 menit


 Memberikan penilaian
 Memberikan feed back
 Membuat laporan dan rencana tindak lanjut
3 Penutup 5 menit Salam

3.10 Kriteria Evaluasi


1. Struktur (input)

a. Pelaksanaan penyuluhan

b. Persiapan dilakukan sebelumnya

c. Perawat yang bertugas

2. Proses

a. Pelaksanaan penyuluhan di lakukan sesuai dengan prosedur penyuluhan

b. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alur yang telah di tentukan

3. Hasil

a. Puas dengan hasil pelaksanaan penyuluhan

b. Pendokumentasi penyuluhan dapat dilakukan dengan benar

DAFTAR PUSTAKA
Suarli & Bahtiar, (2009), Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta,
Erlangga.

Suyanto. (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit.


Yogyakarta : Mitra Cendikia Pers

Arwani. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai