TINJAUAN TEORI
A. Supervisi Keperawatan
1. Definisi Supervisi
12
13
darus ada umpan balik, dimana semua hal tersebut merupakan suatu
evaluasi.
2. Tujuan Supervisi
(Nursalam,2015).
lain:
3. Manfaat Supervisi
lanjutan
(Arwani, 2005).
bersikap pasif, namun harus aktif dimana sebagai mitra kerja, saling
secara one to one atau personal antara seorang supervisor dan supervisee.
Secara teknis supervisi dapat dilakukan sengan dua cara yaitu secara
a. Supervisi langsung
saat berbicara harus dengan jelas dan lambat, arahan yang diberikan
harus logis, arahan yang diberikan harus satu persatu atau tidak
kebutuhan.
bahwa jika supervisi klinik dilakukan dengan baik maka akan mampu
reflektif.
a. Model Proctor
et al., 2008).
1) Fungsi normatif
2) Fungsi Formatif
3) Fungsi Restoratif
Gambar: 2.1
Parker, 2008)
Pengkajian& kualitas
(Asessesment & Quality
Normatif
Tugas
Tasks
Supervisi Model Formatif Keputusan
Proctor
Decisions
Praktek Refleksi
Reflective Practice
Restoratif
Dukungan
Support
b. Model Reflektif
untuk berpikir atau refleksi namun bukan hanya sekedar berpikir keras
karena hal tersebut berasal dari hasil refleksi individu tersebut, maka
kekuatan dari hal tersebut akan lebih kuat dalam pelaksanaannya dalam
6. Kompetensi Supervisor
staf keperawatan.
keperawatan meningkat.
semua hal tentang supervisi antara lain mulai dari konsep supervisi,
individu yang sakit maupun yang sehat, dimana dilakukan sesuai standar
d. Penyelesaian tugas
f. Evaluasi berkelanjutan.
Pengetahuan, (4) Kepuasan pasien, (5) Self care dan (6) Kecemasan.
pelayanan kesehatan serta mejadi salah satu faktor penentu citra instansi
a. Caring
b. Kolaborasi
c. Kecepatan
Seorang perawat tidak boleh acuh tak acuh namun harus cepat dan
d. Empati
Sikap empati merupakan sikap yang wajib dan harus ada didalam
e. Courtesy
Merupakan sikap sopan santun yang harus ada pada diri perawat.
f. Sincerity
dimaksud adalah jujur kepeda diri sendiri serta pasien yang dilayani.
g. Komunikasi teraupetik
dijanjikan.
kebutuhan pelanggan.
yang pertama kali ditemukan di Wuhan China, yaitu penyakit yang awalnya
yang disingkat dengan COVID-19. Penyebab penyakit ini adalah virus Severe
2020).
singkat dapat menyebar lebih dari 190 negara dengan kasus kematian yang
Covid-19 sebagai pandemic global. Data pada akhir maret 2020 kasus Covid-
kecil yaitu 120-160 nm. Virus ini sebenarnya lebih menginfeksi pada hewan
terjadi dari manusia ke manusia melalui droplet yang keluar saat seseorang
terinfeksi virus corona batuk atau bersin (Han Y&Yang, 2020). Setelah
juga melalui aerosol selama setidaknya tiga jam (Van D&Bushmaker, 2020).
penderita gangguan imum , jenis kelamin laki-laki, perokok aktif serta usia
lebih 30 > 67 tahun dengan kelompok umur paling berisiko adalah usia ≤ 50
tahun (Cai H, 2020). Disamping semua factor resiko diatas, factor resiko yang
paling tinggi yang ditetapkan oleh Center for Disease Control and Prevention
(CDC) adalah kontak erat dengan penderita Covid-19. Oleh karena itu,
petugas kesehatan merupakan salah satu populasi yang sangat berisiko tinggi
tertular atau terinfeksi coronavirus ini. Hal ini sesuai dengan data di China
tenaga kesehatan yang terinveksi Covid-19 ada 3.300 kasus dengan kematian
dari tanpa bergejala, gejala ringan, sampai pada gejala berat. Gejala berat
yang biasa dapat dilihat adalah gambaran infeksi paru (Pneumonia), dimana
pneumonia ini dapat terjadi mulai dari pneumonia, pneumonia berat, acute
38
infeksi saluran pernafasan akut tanpa komplikasi biasanya keluhan yang ada
antara lain batuk, deman, fatique, nyeri tenggorokan, malaise, sakit kepala.
Gejala lain yang kadang muncul pada pasien Covid-19 adalah diare dan
virus. Metode yang dianjurkan adalah amplikasi asam nuklear dengan real-
untuk pemeriksaan ini adalah dari secret nasopharing dan oropharing, yang
Tatalaksana dari Covid-19 sampai saat ini belum tersedia guide line
atau vaksin. Oleh sebab itu sampai saat ini tatalaksana yang dilakukan adalah
penelitian yang dilakukan untuk tatalaksana Covid-19 baik itu dari segi
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dimana yang menjadi sasarannya
adalah mutunya harus baik, kualitas yang tinggi, bersifat efektif, efisien
masyarakat menerima saja pola pelayanan atau asuhan yang diberikan oleh
masih kaget dengan kondisi yang mereka alami. Hal ini merupakan kondisi
dalam kondisi pandemic serta ketakutan yang masih sangat dirasakan oleh
memenuhi standar, sudah safety, dan apakah sudah sesuai esensi pelayanan
(Liu 2020). Disamping itu tehnik perawatan isolasi yang dilakukan terhadap
dimana budaya ini saat kondisi pandemic ini berubah total karena keluarga
2020).
yang selalu bersama pasien untuk menurunkan tingkat stress pasien melalui
pandemic ini menuntut perawat harus mampu dan harus mau melakukan
42
bahwa standar dan sasaran keselamatan pasien menjadi hal yang utama untuk
(Yandih, 2020).
pasien Covid-19 sudah sesuai standar atau sudah berkualitas serta terus
E. Teori Keperawatan
adalah teori keperawatan dari Imogene M. King. Teori King dikenal sebagai
perawat berinteraksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan
agar berfungsi di dalam sistem yang lebih besar (Alligood &Tomey 2010).
&Kenney,2009):
persepsi individu tersebut. Oleh sebab itu setiap individu akan memiliki
ini dapat kita pahami dengan melihat konsep gambaran diri, harga diri dan
lain-lain.
2. Sistem interpersonal adalah saat dua atau lebih individu atau kelompok
3. Sistem sosial merupakan sistem yang lebih luas dimana akan menjaga
Teori lain yang digunakan peneliti dari cabang ilmu lain (ilmu
memiliki asumsi bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar, dengan
berdasarkan hasil dari niat perilaku, dan niat perilaku sangat dipengaruhi oleh
hal yaitu:
c. Keyakinan tentang bahwa ada faktor yang bisa mendukung atau bisa
Gambar 2.2:
Kerangka Teori
Mutu Pelayanan
Keperawatan
- Kepuasan
- Kenyamanan
- Kecepatan
- Courtasy (sopan santun)
- Empaty
- Komunikasi
Nursalam (2014).