Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

LANGKAH SUPERVISI RUANG RAWAT

DISUSUN OLEH
NAMA : SARIYANTI SOFIA LENDE
NIM : 2119014

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengarahan merupakan suatu keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginan dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk
didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang
bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam .tujuannya
adalah agar tugas-tugas dapat terslesaikan dengan baik (nursalam 2014).
Parah ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi penting
dalam manajemen . karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan
ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin .
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan –masukn kepada
anggotannya karena hal tersebut dapat menunjang
Presentasi kerja anggota .seorang anggota layaknya manusia biasa yang senang
dengan adanya suatu perhatin dari yang lain,apa bila perhtian tersebut dapat
meningkat kinerja mereka (wijono,2000)
Suatu pengarahan dapat diberikan pada suatu batasan,baik yang bersifat umum
maupun spesifik , tergantung pada frekuensi kerja dan motif usaha yang
dikembangkan. Pengarahan dapat diberikan sebagai suatu proses bimbingan ,
pemberian petunjuk dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan .
Organisasi yangtidak secara maksimal menerapkan fungsi pengarahan, dapat
mengakibatkan antara lain : karyawan kurang disiplin, karyawan dalam bekerja tidak
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan, atau bahkan
karyawan kurang bisa menghargai peran dan fungsi pimpinan

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah supervisi ruang rawat
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Supervisi Keperawatan
Pitman (2019) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk
menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan,
refleksi ini memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam
menigkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan melalui sarana pendukung yang
ada. Supervisi menurut Rowe, dkk (2007) adalah kegiatan yang menjadi tanggung
jawab manajer untuk memberikan dukungan, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan serta nilai-nilai kelompok, individu atau tim.
Pra supervisi
 Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
 Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai

2. Supervisi
 Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang
telah disiapkan.
 Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
 Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah

d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data


sekunder.
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA

3. Pasca supervisi 3F

 Supervisor memberikan penilaian supervisi (F - Fair).


 Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi
 Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan.

F. Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan oleh
Perawat Primer dan Perawat Associate berdasarkan standar asuhan yang telah
ditetapkan.
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung.
1. Teknik Supervisi Secara Langsung
Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang dilaksanakan.Pada
waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah.Bittel, 1987 (dalam Wiyana,
2008).
Cara memberikan supervisi efektif adalah :
o pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami;
o menggunakan kata-kata yang tepat;
o berbicara dengan jelas dan lambat;
o berikan arahan yang logis;
o Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu;
o pastikanarahan yang diberikan dapat dipahami;
o Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakn atau perlu tindak
lanjut Supervisi lansung dilakukanpada saat perawat sedang
melaksanakan pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat
dalam pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008) :
a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara
langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan
keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes 2005.
d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang
menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari
Depkes.
e. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.
1. Secara Tidak Langsung
Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis
maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan
sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008.
Langkah-langkah Supervisi tak langsung, yaitu :
a) Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada
buku rekam medik perawat.
b) Pilih salah satu dokumenasuhan keperawatan.
c) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
keperawatan yang ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes.
d) Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan
memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis
pada perawat yang mendokumentasikan.
e) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai
standar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungsi pengarahan dalam manajemen merupakan salah satu fungsi yang sangat
diperlukan karena fungsi ini memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada
anggota lainnya untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugasnya masing-
masing. Dalam fungsi pengarahan ini juga terkait dengan hal kepemimpinan dan
motivasi kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena adnya unsure yang saling
mendukung dimana dalam mengarahkan dapat dilakukan oleh seorang manajemen
atau seorang pemimpin yang dapat bertanggungjawab dan untuk menghasilkan
pengarahan yang maximal seorang manajemen atau pemimpin harus mampu
memotivasi bawahannya untuk melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan
menghasilkan hasil yang optimal.

B. Saran
Sebagai manajer ataupun pemimpin organisasi yang baik, hendaknya dapat
mengimplementasikan fungsi pengarahan dengan optimal di dalam suatu manajemen
atau organisasi tersebut, sehingga tujuan organisasi yang hendak dicapai akan
terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
Dexter,Akbar.2012. Fungsi Pengarahan dalam
Management.https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-
PengarahanDalamManajemen

Swamburg, Russel C. 2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen


keperawatan.Jakarta EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39138/4/Chapter%2011.pdf

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Wiyana.(2008).Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit


TingkatIII 16.06.01 Ambon.Jurnal Manajemen Administrasi Rumah Sakit.
Universitas Maluku.

Pitman, S. 2011. Handbook for clinical supervisor: nursing post graduate programme.
Dublin: Royal Collage of surgeon in Ireland

Anda mungkin juga menyukai