Anda di halaman 1dari 13

SUPERVISI PEER GROUP

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing :
Rina Nur Hidayati M.Kep Sp.Kom

Disusun oleh kelompok 1


Kelas 3D Semester VI
1. Yudha Putra Kusuma (201601119)
2. Fatimatuzzahrok (201601125)
3. Eka Ruzdatul Ummah (201601126)
4. Dizka Fara Listanti (201601129)
5. Iga Imania (201601131)
6. Widya Kusumawati (201601137)
7. Khoirun Nisak (201601138)
8. Mega Dwi Desinta (201601144)
9. Iin Anjarsari (201601151)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


Tahun Ajaran 2019
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah berkembang
secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Azwar,
1996). Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses
atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling). Dalam manajemen
keperawatan kegiatan pengawasan atau controlling sangat diperlukan untuk mengetahui
kinerja staf, evaluasi masalah dan perkembangan suatu organisasi untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah. Tujuan pokok dari supervisi sendiri yaitu menjamin
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti
lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai
dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
Namun dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi jarang dilakukan karena, atau
dilakukan namun hanya pada waktu – waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian atasan terhadap bawahan, kurangnya kompetensi atasan mengenai manajemen
keperawatan, serta kurangnya kesadaran atasan untuk melakukan kegiatan supervisi atau
pemantauan. Hal ini sangat mungkin terjadi pada pemimpin dengan gaya kepemimpinan
bebas, dimana tanggung jawab pekerjaan, kebijakan dan hasilnyadiserahkan kepada
bawahan. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa keperawatan perlu mengetahui dan
memahami apa itu supervisi guna mendukung praktik di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan supervisi keperawatan ?
b. Apa saja manfaat dan tujuan supervisi keperawatan ?
c. Siapa saja pelaksana dan sasaran supervisi keperawatan ?
d. Apa saja model – model supervisi dalam keperawatan ?
e. Bagaimana penerapan supervisi keperawatan ?
f. Bagaimana cara penialaian dalam supervisi keperawatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi supervisi keperawatan.
b. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan supervisi keperawatan.
c. Untuk mengetahui siapa saja pelaksana dan sasaran supervisi keperawatan.
d. Untuk mengetahui apa saja model –model supervisi keperawatan.
e. Untuk mengetahui bagaimana penerapan supervisi keperawatan.
f. Untuk mengetahui bagaimana cara penilaian dalam supervisi keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan


Sebagai media informasi bagi pembaca agar lebih mengetahui dan memahami tentang
pentingnya supervisi dan penerapannya dalam keperawatan baik secara teoritis maupun
secara praktis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Supervisi Keperawatan


Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila di temukan
masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya (azwar,1996). Supervisi adalah satu bagian proses atau kegiatan dari
fungsi pengawasan dan pengendalian (Muninjaya,1999).
Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui
aktivitas bimbingan,pengarahan,observasi,motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari hari (Arwani, 2006).
Supervisi keperawatan adalah segala bantuan dari pemimpin atau penanggung
jawab kepada perawat yang di tujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainya
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan kegiatan supervisi semacam ini merupakan
dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan
kecakapan para perawat (suyanto,2008).

2.2 Manfaat Tujuan Supervisi


Manfaat Supervisi diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini
erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan
dapat dicegah.
Tujuan pokok dari supervisi yaitu menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar,
2008).
2.3 Pelaksana Supervisi Keperawatan
Menurut Suyanto 2008, Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian
yang bertanggung jawab antara lain :
1. Kepala ruangan
Bertanggung jawab melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang di
berikan pada pasien diruang perawatan yang di pimpinya, mengawasi perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun
tidak langsung di sesuaikan dengan metode penugasan yang di terapkan di ruang
tersebut
Contoh : Ruang perawatan yang menerapkan metode TIM, maka kepala
ruangan dapat melakukan supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim
masing-masing ( Suarly dan Bahtiar,2009).
2. Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana
fungsional mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalanya
pelayanan keperawatan.
3. Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manajer keperawatan, kepala bidang keperawatan bertanggung
jawab melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung melalui para
pengawas keperawatan.

2.4 Sasaran Supervisi Keperawatan


Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan,serta
bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang harus di capai dalam pelaksanaan
supervisi anatara lain: pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang evektif dan
ekonomis, sistem dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan
wewenang, penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

2.5 Kompetensi Supervisor Keperawatan


Seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari hari harus
memiliki kemampuan (Suyanto,2008) :
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat di mengerti oleh
staff dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana perawatan.
c. Memberikan motifasi untuk meningkatkan semangat kerja pada staf dan pelaksana
keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok.
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang di perlukan oleh staf dan pelaksana
keperawatan.
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang di berikan lebih baik.

2.6 Pelaksana Supervisi Keperawatan


Pelaksanaan supervisi keperawatan dibedakan menjadi dua teknik yaitu teknik
langsung dan teknik tidak langsung.
a. Teknik Langsung
Supervisi keperawatan dilaksanakan pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Umpan balik
dan perbaikan dapat dilakukan saat supervise.
Proses Supervisi langsung :
1.) PP melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi
supervisor.
2.) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, dan
petunjuk.
3.) Setelah selesai, supervisor dan PA melakukan diskusi yang bertujuan untuk
menguatkan yang telah sesuai, dan memperbaiki apa yang belum/kurang sesuai.
b. Teknik Supervisi Tidak Langsung
Dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga kemungkinan
terjadinya kesenjangan fakta. Langkah-langkah supervisi tidak langsung yaitu :
1.) Lakukan supervisi secara tidak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada
buku rekam medik perawat.
2.) Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
3.) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai standart.
4.) Memberi penilaian atas dokumentasi yang di supervisi.
5.) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau tidak
sesuai standart.
2.7 Prinsip Supervisi Keperawatan
Prinsip-prinsip yang harus di penuhi anatar lain di dasarkan atas hubungan
profesional, kegiatan harus di rencanakan secara matang, edukatif, memberi perasaan
aman pada perawat pelaksana dan harus mampu membentuk suasana kerja yang
demokratis. Prinsip lain yang harus di lakukan secara objektif bersifat progresif, inovatif,
fleksibel, dapat mengembangkan potensi, sifat kreatif dan konstruktif dalam
menembangakan diri serta meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuahan keperawatan (Arwani,2006).
Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan (Nursallam,
2007) antara lain:
1) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2) Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan
antar manusia dan kemempuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.
3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan urian tugas dan standard.
4) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor dan
perawat pelaksana.
5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas
dan motivasi.
7) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
2.8 Model-model Supervisi Keperawatan
Beberapa model supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain
(Suyanto, 2008) :
1) Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah
dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi dilakukan untuk
mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam mengerjakan tugas. Model ini
sering tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang
baik ataupun keberhasilan yang telah dilakukan
2) Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga tidak
hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan
dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan secara
berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument dan standar supervisi
yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik
dan bimbingan.
3) Model klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam
mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam
pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis
melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4) Model artistic
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan
rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang
disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya sehingga
hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam mempermudah proses
supervisi.
2.9 Kegiatan Supervisor
Untuk dapat mengkoordinasikan sistem kerja secara efektif, para supervisor harus
melakukan dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan tugas dan kegiatan supervisi. Kegiatan
tugas adalah kegiatan yang melibatkan supervisor dalam pelaksanaan langsung suatu
pekerjaan. Kegiatan supervisi adalah kegiatan yang mengkoordinasikan pekerjaan yang
dilkukan orang lain. Supervisor yang efektif menekankan kegiatan supervisi (Dharma,
2003). Kegiatan dalam supervisi adalah sebagai berikut (Wiyana, 2008) :
a) Persiapan :
 Menyusun jadwal supervisi.
 Menyiapkan materi supervisi (format supervisi, pedoman pendokumentasian).
 Mensosialisasikan rencana supervisi kepada perawat pelaksana.
b) Pelaksanaan supervisi :
 Melakukan observasi, wawancara dan memvalidasi hasil observasi tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh supervisor.
 Mendiskusikan pencapaian yang harus ditingkatkan pada masing-masing tahap.
 Memberikan bimbingan / arahan tentang tindakan asuhan keperawatan.
 Mencatat hasil supervisi.
c) Evaluasi :
 Menilai respon perawat.
 Memberikan reinforcement pada perawat.
 Menyampaikan rencana tindak lanjut supervisi.
 Salam Penutup
BAB 3
PROPOSAL KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI

3.1 Latar Belakang


Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Seorang manajer dalam hal ini
supervisor hendaknya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen sebagaimana
mestinya agar dapat dicapai tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.Salah satu prinsip pokok dalam
setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan (pelimpahan wewenang).Kekuasaan atau
wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas
dan fungsi-fungsinya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam mendelegasikan
kekuasaan agar proses delegasi dapat efektif maka pejabat yang mendelegasi kekuasaan
harus membimbing dan mengawasi (supervisi) orang yang menerima delegasi
wewenang.
Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat diberikan kepeda bawahan
sehingga dapat diketahui apakah bawahan dapat melakukan tugasnya dengan baik.Atas
dasar instruksi yang diberikan kepada bawahan dapat diawasi pekerjaan seorang
bawahan.Suatu system pengawasan adalah efektif bilamana system pengawasan itu
memenuhi prinsip fleksibilitas.Titik berat pengawasan (supervisi) sesungguhnya berkisar
pada manusia sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam organisasi
yang bersangkutan.
Dalam proses supervisi ada beberapa fase yang harus diperhatikan oleh supervisor
yaitu, (1) menetepkan alat ukur (standart), (2) mengadakan penilaian (evaluation) dan (3)
mengadakan tindakan perbaikan (corrective actions).
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran sebagai supervisor di ...
b. Tujuan Khusus
1) Mengevaluasi atau menilai kinerja perawat
2) Mampu mengadakan tindakan perbaikan/konsep solusi (corrective action)
2. Tempat dan Waktu
Tempat :
Waktu :
Pukul :
3. Sasaran
a. Objek pengawasan :
b. Subjek pengawasan :
4. Materi
5. Metode
a. Diskusi
b. Demonstrasi
6. Alat Bantu
a. Format Instrumen Supervisi
b. Format laporan supervisi keperawatan
7. Cara Mengumpulkan Fakta Guna Pengawasan
a. Personal inspection
b. Oral report (laporan lisan)
8. Panitia Penyelenggara
Agar pelaksanaan aplikasi peran supervisi terselenggara dengan baik maka struktur
organisasinya sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan ( supervisor) :
2) Kepala Tim :
3) Perawat Pelaksana :
FORMAT SUPERVISI PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH KADER PENDIDIKAN
KESEHATAN MEROKOK PADA REMAJA

Nama Kader : ................................................


Tema : ...............................................
Hari / Tangga : ...............................................
Penilaian
No Unsur Yang dinilai
1 2 3 4
1 Menyampaikan salam
2 Menyampaikan tujuan penyuluhan
3 Penguasaan materi
4 Kemampuan menyajikan
5 Ketepatan waktu
6 Penggunaan metode dan alat bantu
7 Sikap dan perilaku
8 Cara menjawab pertanyaan
9 Penggunaan bahasa
10 Mengevaluasi kemampuan peserta
Jumlah skor nilai
Nilai total: skor nilai x 2,5

Saran :...........................................................................................

Keterangan:
1 : Tidak dilakukan
2 : Sebagian kecil dilakukan
3 : Sebagian besar dilakukan
4 : Semua dilakukan

Klasifikasi nilai:
Baik: > 76, Cukup: 60-76, Kurang: < 60

Supervisor

(..........................................)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai