DosenPembimbing:
Ns. Arif Andriyanto, M.Kep.,Sp.Kom
Disusunoleh
KELOMPOK 17-24
\
PROGRAMSTUDI S1ILMUKEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayahNya kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. M. Sajidin, M. Kes, selaku ketua STIKES BINA SEHAT PPNI Kab.
Mojokerto
2. Ibu Ana Zakiyah M. Kep, selaku ketua Program studi S1 Ilmu Keperawatan
3. Bapak Ns. Arif Andriyanto, M.Kep.,Sp.Kom selaku penguji ujian praklinik
keperawatan komunitas
4. Rekan-rekan kelompok 17-24 S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI
Kab.Mojokerto.
5. Orang tua dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Semoga mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Makalah tentang
asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan defisit perawatan diri ini kami berharap
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami pada khususnya. Dan
kami juga menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati.
Tim Penyusun
Kelompok 17-24
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Program imunisasi bisa didapatkan tidak hanya di puskesmas atau di rumah sakit saja,
melainkan juga di berikan di posyandu yang di bentuk masyarakat dengan dukungan oleh
petugas kesehatan dan di berikan secara gratis kepada masyarakat dengan maksud program
imunisasi ini dapat berjalan sesui harapan. Program imunisasi di posyandu telah menargetkan
sasaran yang ingin di capai yakni pemberian imunisasi pada bayi secara lengkap.pelaksanaan
program imunisasi .
1
Pemantauan program dan pelaksanaan imunisasi harus dibuat serinci mungkin
sehingga saat pelaksanaan di lapangan dapat mudah dilakukan. Evaluasi program dapat
dilakukan sesuai kesepakatan peraturan di puskesmas, dapat dilakukan 6 bulan sekali hingga
1 tahun sekali.
di puskesmas
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KonsepPuskesmas
2.1.1 Definisi
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat (Ismainar,
2013)
3
yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
Kepala Puskesmas
Urusan
Tata Usaha
4
memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing
petugas bawahannya (Makhfudli, 2009).
8. Kesehatan olahraga
14. Laboratorium
6
1. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
desa/kelurahan.
rubella 2020.
a. Untuk Anak
b. Untuk Keluarga
c. Untuk Negara
7
2.2.4 Dampak Imunisasi
Nilai (value) vaksin dibagi dalam tiga kategori yaitu secara individu,
sosial dan keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. Secara
individu, apabila anak telah mendapat vaksinasi maka 80%-95% akan terhindar
dari penyakit infeksi yang ganas. Makin banyak bayi/anak yang mendapat
vaksinasi (dinilai dari cakupan imunisasi), makin terlihat penurunan angka
kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (Ranuh et.al, 2011).
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat
sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan
sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan
respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila
benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon
(Maryunani, 2010).
Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral/ melalui mulut.
Terhadap pemberian vaksin tersebut, maka tubuh membuat zat-zat anti
terhadap penyakit bersangkutan (oleh karena itu dinamakan imunisasi aktif,
kadar zat-zat dapat diukur dengan pemeriksaan darah) dan oleh sebab itu
menjadi imun terhadap penyakit tersebut. Jenis imunisasi aktif antara lain
vaksin BCG, vaksin DPT (difteri-pertusis-tetanus), vaksin poliomielitis, vaksin
campak, vaksin typs (typus abdominalis), toxoid tetanus dan lain-lain
2. Imunisasi Pasif
8
antibodi terhadap infeksi virus melalui netralisasi virus, pencegahan masuknya
virus ke dalam sel dan promosi sel natural-killer untuk melawan virus.
Dengan demikian pemberian antibodi akan menimbulkan efek proteksi segera.
Tetapi karena tidak melibatkan sel memori dalam sistem imunitas tubuh,
proteksinya bersifat sementara selama antibodi masih aktif di dalam tubuh
resipien, dan perlindungannya singkat karena tubuh tidak membentuk memori
terhadap patogen/ antigen spesifiknya (Ranuh et.al, 2011).
9
kegiatan untuk mencapainya. Melalui fungsi perencanaan akan ditetapkan
tugasnya.
fungsi aktuasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11