Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KURNIAWAN HADI PRASETYO

NIM : 201801165

KELAS : D

TELAAH :
1.      JUDUL ARTIKEL
Judul artikel yang saya telaah yaitu “Pneumonia terkait ventilator pada pasien
kritis dengan COVID-19” Mailis Maes, Ellen Higginson, Joana Pereira Dias, Martin D.
Curran, Surendra Parmar,Fahad Khokhari, Delphine Cuchet Lourenco, Janine Lux,
Sapna Sharma Hajela, Benjamin Ravenhill, Islam Hamed, Laura Heales, Razeen Mahroof,
Amelia Soderholm, Sally Forrest, Sushmita Sridhar, Nicholas M. Brown, Stephen Baker,
Vilas Navapurkar, Gordon Dougan, Josephine Bartholdson Scott dan Andrew Conway
Morris pada tahun 2021

 Dari judul ini penulis mengambil lingkup yang lebih kecil agar lebih mudah saat meneliti.
Sudah baik karena mencantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian agar lebih jelas
lingkupnya.
 Variabel yang diambil juga sudah baik, karena Pneumonia terkait ventilator pada pasien
 kritis dengan COVID-19
 Karena ini yang diteliti adalah “Pneumonia terkait ventilator pada pasien kritis dengan
COVID-19” pada tahun 2021

2.      LATAR BELAKANG MASALAH


Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS Co-V-2 memiliki insiden
tinggi pada pasien dengan
sindrom pernapasan akut parah (SARS). Banyak dari pasien ini memerlukan masuk ke unit
perawatan intensif (ICU) untuk ventilasi
invasif dan berada pada risiko yang signifikan mengembangkan pneumonia sekunder terkait
ventilator (VAP).
3.      TUJUAN
Di dalam artikel ini tidak dijelaskan tujuan penelitian secara khusus. Hanya secara umum penulis
menjelaskan bahwa penelitian ini untuk mengetahui dan Untuk mempelajari kejadian VAP dan
komposisi mikrobioma paru bakteri pada pasien COVID-19 dan non-COVID-19 yang
berventilasi.
4.      VARIABEL PENELITIAN
Variabel independentnya adalah Pneumonia sementara variabel dependentnya adalah
pasien kritis dengan COVID-19. Hal ini sudah sesuai dengan judul.
5.      HIPOTESIS
Penulis tidak menyertakan hipotesis dalam artikel. Hipotesis yang mungkin bisa
disertakan yaitu :
1. Ada hubungan antara VAP dan komposisi mikrobioma paru bakteri pada pasien COVID-
19 dan non-COVID-19 yang berventilasi.

6.      DESAIN PENELITIAN


Dalam artikel ini menjelaskan bahwa penelitian menggunakan metode cross-sectional
yang artinya mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Hal ini sudah sesuai
dengan tujuan.

7.      DEFINISI OPERASIONAL


Penulis tidak menyertakan penjelasan mengenai definisi operasional penelitian. Skala
ukur dan kategori langsung muncul dalam pengolahan dan analisis data.

8.      PROSEDUR PENELITIAN


Pasien COVID-19 secara signifikan lebih mungkin mengembangkan VAP
daripada pasien tanpa COVID (rasio hazard proporsional Cox 2,01 95% CI 1,14–3,54,
p=0,0015) dengan kepadatan kejadian 28/1000 hari ventilator versus 13/1000untuk
pasien tanpa COVID (p=0,009). Meskipun distribusi organisme yang menyebabkan VAP
serupa antara kedua kelompok, dan mikrobioma paru serupa, kami mengidentifikasi 3
kasus aspergillosis invasif di antara pasien dengan COVID-19 tetapi tidak ada pada
kohort non,COVID-19.herpesvirade aktivasi juga secara numerik lebih sering di antara
pasien dengan COVID-19.
a. Pada prosedur penelitian pada jurnal ini telah dilengkapi dengan subyek penelitian,
metode,sampel dan juga metode pengambilan data

9.      PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


Penyajian hasil pengolahan data menggunakan tabel, sudah sesuai kaidah. Analisis utama
adalah waktu untuk pengembangan VAP pertama, disensor untuk ekstubasi atau kematian,
dengan perbandingan dengan model bahaya proporsional Cox univariat. Analisis sekunder VAP
sebagai kepadatan kejadian (kasus per 1000 hari ventilator) dibandingkan dengan uji eksak Mid-
P. Faktor risiko untuk VAP dibandingkan dengan menggunakan model bahaya proporsional Cox,
dengan variabel ditolak jika nilai p mereka> 0,05 pada analisis univariabel, variabel yang
signifikan secara statistik memasuki model akhir. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS
(v25 IBM, Armonk, NY).

10. KESIMPULAN DAN SARAN


Pasien COVID-19 secara signifikan lebih mungkin mengembangkan VAP daripada
pasien tanpa COVID (rasio hazard proporsional Cox 2,01 95% CI 1,14–3,54, p=0,0015) dengan
kepadatan kejadian 28/1000 hari ventilator versus 13/1000 untuk pasien tanpa COVID
(p=0,009). Meskipun distribusi organisme yang menyebabkan VAP serupa antara kedua
kelompok, dan mikrobioma paru serupa, kami mengidentifikasi 3 kasus aspergillosis invasif di
antara pasien dengan COVID-19 tetapi tidak ada pada kohort non,COVID-19.herpesvirade
aktivasi juga secara numerik lebih sering di antara pasien dengan COVID-19. COVID-19
dikaitkan dengan peningkatan risiko VAP, yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh durasi
ventilasi yang berkepanjangan. Disbiosis paru yang disebabkan oleh COVID-19, dan organisme
penyebab pneumonia sekunder yang diamati serupa dengan yang terlihat pada pasien sakit kritis
yang menggunakan ventilasi karena alasan lain.

Anda mungkin juga menyukai