Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN NASAL KANUL TERHADAP SATURASI

OKSIGEN PADA PASIEN COVID19

Denny Setiadi¹, Solehudin², Ahmad Rizal³


¹ˈ²ˈ³ Sarjana Keperawatan, Universitas Indonesia Maju, Jl. Harapan No.50 Lenteng Agung
Email: denisfabre87@gmail.com ¹; solehudinandrea@yahoo.com ²;
ns.ahmadrizal@gmail.com ³

ABSTRAK

Covid 19 atau disebut juga Coronavirus adalah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2
dan bersifat menular. Virus corona menyerang saluran pernapasan yang dapat menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang tidak terduga. Penggunaan kanula hidung menjadi pilihan dalam
memenuhi kebutuhan oksigen pasien virus corona dengan protes ringan hingga langsung.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecukupan pemanfaatan kanula hidung pada
oksigen imersi pada pasien virus corona di RS Fatmawati. Strategi eksplorasi menggunakan
one gathering pretest-posttest plan tanpa menggunakan benchmark group, metode pemeriksaan
adalah Complete Examining menggunakan uji Wilcoxon, disusul dengan overall direct model-
rehashed measure, jumlah responden adalah 17 orang. Nilai normal perendaman oksigen
sebelum diberikan perawatan oksigen kanula hidung adalah 92,24% dan nilai perendaman
oksigen setelah diberikan kanula hidung adalah 98,24%. Hal ini cenderung terlihat bahwa ada
perbedaan kritis antara saat diberikan kanula hidung dengan perkiraan imersi setelah diberikan
kanula hidung, nilai p (0,000) < (0,05). Sehingga cenderung diduga ada kecukupan positif
pemanfaatan kanula hidung pada perendaman oksigen pada pasien virus corona.

Kata Kunci: covid 19, nasal kanul, saturasi oksigen

ABSTRACT

Covid Infection 19 or otherwise called Coronavirus is an illness brought about by SARS-CoV-


2 and is infectious. Coronavirus assaults the respiratory parcel which can cause an unexpected
decline in the level of oxygen immersion. The utilization of a nasal cannula is a choice in
gathering the oxygen needs of Coronavirus patients with gentle to direct protests. This study
means to decide the adequacy of the utilization of a nasal cannula on oxygen immersion in
Coronavirus patients at Fatmawati Hospital. The exploration strategy utilizes a one gathering
pretest-posttest plan without utilizing a benchmark group, the inspecting method is Complete
Examining utilizing the Wilcoxon test, trailed by an overall direct model-rehashed measure,
the quantity of respondents is 17 individuals. The normal worth of oxygen immersion prior to
being given nasal cannula oxygen treatment was 92.24% and the worth of oxygen immersion
in the wake of being given nasal cannula was 98.24%. It tends to be seen that there is a critical
distinction among when being given a nasal cannula with the aftereffects of immersion
estimations when being given a nasal cannula, the p esteem (0.000) < (0.05). So it tends to be
presumed that there is a positive adequacy of the utilization of nasal cannula on oxygen
immersion in Coronavirus patients.

Keywords: covid 19, nasal cannula, oxygen saturation

PENDAHULUAN lain yang disebabkan oleh Acute


Covid 19 lebih sering disebut sebagai Respiratory Syndrome (SARS-CoV-2) dan
Coronavirus, adalah jenis penyakit virus bersifat menular. Jenis infeksi baru ini

26
belum pernah ditemukan pada individu. Sampai tanggal 29 Juli 2021 RSUP
SARS-CoV-2 adalah variasi virus yang Fatmawati melaporkan merawat 270 pasien
menyebabkan efek samping ekstrem. Tanda pada hari tersebut. Pada bulan April 2021,
– tanda seperti peningkatan suhu tubuh, RSUP Fatmawati mencatat dari total 439
batuk dan napas berat yang merupakan pasien, 206 dengan keluahan ringan dan
keluhan dari penyakit sistem pernapasan 211 dengan keluhan sedang. Seiring dengan
akut infeksi covid 19. Waktu inkubasi virus perkembangan penanggulangan kasus
covid 19 yaitu sampai dengan 2 minggu dan covid dan pelaksanaan vaksin secara masal
waktu inkubasi pada umumnya 5 – 6 hari. oleh pemerintah, grafik pasien covid pada
Penyakit seperti gangguan pernapasan akut, bulan Oktober 2021 di RSUP Fatmawati
kerusakan ginjal, pneumonia bahkan terus menurun. Hal ini perpengaruh
sampai dengan kematian dapat disebabkan terhadap keluhan pasien yang datang ke
oleh covid 19 yang berat (Nugroho et al., rumah sakit sekarang lebih banyak dengan
2020). keluhan ringan sampai sedang.
WHO menyebutkan covid 19 bisa Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menimbulkan penurunan derajat saturasi menemukan penggunaan oksigen pada
oksigen dengan tiba-tiba. Saturasi dalam pasien covid cukup tinggi. Pada kasus covid
keadaan kurang dari normal atau yang dengan keluhan ringan hingga sedang
sering disebut dengan happy hypoxia, dapat digunakan nasal kanul sebagai alat bantu
juga ditemukan pada pasien covid dengan pernapasan di RSUP Fatmawati. Jika nasal
kondisi klinis baik. Kurangnya suplai kanul tidak dapat mengatasi masalah
oksigen di perifer dapat ditandai dengan pernapasan pasien, selanjutnya akan diganti
kadar saturasi oksigen yang berada dibawah dengan masker oksigen atau yang lainnya.
nilai normal. Keadaan saturasi oksigen Dari 40 pasien yang dirawat di RSUP
yang kurang dari normal mengakibatkan Fatmawati pada 10 September 2021, 31
penurunan bahkan hingga kerusakan fungsi pasien menggunakan nasal kanul. Oleh
organ jika terjadi dalam waktu lama (Dewi karena peneliti tertarik untuk meneliti
and Utama, 2021). mengenai Efektivitas Penggunaan Nasal
Kantor Asosiasi Kesejahteraan Dunia di Kanul Terhadap Saturasi Oksigen Pada
China memberikan data pada 31 Desember Pasien Covid 19 Di RSUP Fatmawati.
2019 bahwa jenis pneumonia lain tidak
diketahui penyebabnya di Wuhan, China. METODE PENELITIAN
Beberapa minggu setelah fakta China Peneliti memilih rancangan onegroup
menginformasikan bahwa temuan itu pretest - posttest design dengan jenis
adalah salah satu jenis baru Covid. Pada 30 penelitian quasi eksperimental yang
Januari 2020, WHO menyatakan kemudian dilanjutkan dengan General
Coronavirus sebagai Public Health Linear Model-Repeated Measure (GLM
Emergency of International Concern RM). Teknik pengambilan sampling yang
(PHEIC) dan pada Senin, tanggal 11 bulan dipilih dalam penelitian ini dengan metode
Maret 2020, Coronavirus diumumkan total sampling dengan harapan
sebagai pandemi (Muthiah, 2020). Total mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
masalah kasus covid meningkat dengan Kemudian didapatkan sampel sebanyak 17
sangat signifikan, hanya membutuhkan orang responden dengan kriteria inklusi
waktu singkat kasus ini menyebar ke pasien covid 19 yang memiliki keluhan
berbagai negara. Pada tanggal 28 Juli 2021, ringan sampai dengan keluhan sedang yang
WHO memberitahukan 195.266.156 kasus menggunakan terapi oksigen nasal kanul
terkonfirmasi dengan 4.180.161 kematian sebagai alat bantu pernapasan.
di dunia (Case Fatality Rate/CFR 2,14%) Penelitian berlangsung selama 4 hari,
(WHO, 2021) (WHO, 2021). yaitu dari tanggal 1 sampai dengan 4
November 2021 di ruang rawat pasien yang

27
terkonfirmasi covid 19 di RSUP Fatmawati. Analisa Bivariat
Hasil observasi diukur setiap jam 8 pagi.
Analisa bivariat pada penelitian ini Tabel 2. Uji Wilcoxon
menggunakan uji Wilcoxon karena pada uji Test Statisticsa
normalitas peneliti menemukan data yang Posttest
berdistribusi tidak normal. Pada uji bivariat - Pretest
peneliti ingin mengetahui perbedaan
saturasi antara sebelum dan sesudah Z -3.637b
diberikan oksigen nasal kanul selama 20 Asymp. Sig. (2-tailed) .000
menit yang dilakukan pada hari pertama.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih maksimal, selanjutnya peneliti Berdasarkan tabel 2 test statistics, nilai
melakukan analisa multivariat dengan uji Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000. Maka
General Linear Model-Repeated Measure dapat disimpulkan hasil analisis
(GLM RM), pengukuran dilakukan pada pengukuran pada saturasi oksigen sebelum
hari kedua hingga keempat selama 3 hari dan sesudah diberikan oksigen nasal kanul
berturut-turut pemakaian terapi oksigen adaah p (0,000) < α (0,05).
nasal kanul. Hal ini dilakukan untuk
melihat adanya konsistensi kenaikan nilai Grafik 1. Mean Saturasi Hari Kedua,
persentase saturasi oksigen pada responden. Ketiga dan Keempat

HASIL
Saturasi Responden

Tabel 1. Distribusi Saturasi Oksigen


Responden di RSUP Fatmawati
Mean Sd Min Max
Pretest 92.24 1.95 88.00 94.00
Posttest 98.24 1.44 96.00 100.00
Hari 2 98.59 1.33 96.00 100.00
Hari 3 98.88 1.17 97.00 100.00
Hari 4 99.24 1.03 97.00 100.00

Tabel 1 menunjukan distribusi saturasi


Berdasarkan grafik 1 terlihat adanya
oksigen responden sebelum menggunakan
peningkatan nilai saturasi oksigen dari hari
nasal kanul 92,24% dan setelah
kedua, ketiga dan keempat. Mean dari hasil
menggunakan nasal kanul 98,24%.
saturasi yang didapatkan adalah saturasi
Kemudian diamati pula pada penggunaan
hari kedua 98,5 %, hari ketiga 98,8% dan
nasal kanul hari kedua, ketiga dan keempat,
keempat 99,3%. Hasil mean pada grafik 1.
didapatkan nilai mean hari kedua 98,59%,
hari kedua hingga keempat menunjukan
hari ketiga 98,88% dan hari keempat
grafik yang terus meningkat.
99,24%. Nilai minimum saturasi oksigen
pada sebelum pemberian oksigen nasal
PEMBAHASAN
kanul adalah 88% sedangkan setelah
Kasus coronavirus telah menarik
diberikan nasal kanul 96 %. Nilai
perhatian otoritas publik di bidang
maksimum saturasi oksigen sebelum
kesehatan, bukan hanya karena
dilakukan pemberian oksigen nasal kanul
penyebarannya yang cepat dan
adalah 94% sedangkan setelah diberikan
kemungkinan membuat kesalahan pada
nasal kanul adalah 100%.
sistem tubuh, tetapi juga karena banyak

28
gejala dan efek samping yang mean saturasi setelah diberikan nasal kanul
ditimbulkannya (Vollono et al., 2020). adalah 93,9%, dengan nilai p (0,000) < α
Pada pasien covid 19 terjadi Difuse (0,05). Pada penelitian tersebut
Alveolar Damage (DAD) ini, gas O2 sulit menyimpulkan bahwa ada efektivitas
berdifusi sehingga memicu terjadinya penggunaan terapi oksigen nasal kanul
penurunan pO2 yang dimanifestasikan ke terhadap peningkatan saturasi oksigen.
dalam persentase saturasi oksigen (SpO2) Kisaran klinis virus corona bermacam-
yang mengalami penurunan. Hiperventilasi macam, mulai dari tanpa gejala, efek
yang dialami oleh pasien COVID-19 samping yang sangat ringan, sampai
merupakan suatu respon tubuh terhadap dengan keadaan nyata yang digambarkan
penurunan kadar pO2 merupakan dengan kekecewaan pernapasan yang parah
kompensasi dari Difuse Alveolar Damage yang mendorong penggunaan alat bantu
(DAD), namun bila tidak mendapatkan pernapasan mekanis di ruang intensif. Ada
pertolongan akan memicu terjadinya Acute beberapa kesamaan dalam tanda-tanda
Respiratory Distress Syndrome (ARDS) klinis yang didapatkan antara penyakit
serta kegagalan multi organ bahkan SARS-CoV-2 dan kontaminasi
kematian dalam waktu singkat. Untuk itu betacoronavirus di masa lalu, khususnya
pemenuhan kebutuhan oksigen sangat SARS-CoV dan MERS-CoV. Tanda dan
diperlukan pada pasien covid 19 (Indah efek samping yang muncul seperti batuk
Fitriani, 2020). tanpa lendir, demam, dan rontgen dada
Latihan pernafasan dirancang dan yang aneh. (Huang et al., 2020)
dijalankan untuk mencapai ventilasi yang Pemberian oksigen dijunjung oleh
lebih terkontrol dan efisien meningkatkan AHA (American Heart Association) yang
inflasi alveolar maksimal, meningkatkan menyarankan syafaat pengangkutan
relaksasi otot, menghilangkan ansietas, oksigen adalah salah satu bagian dari
menyingkirkan pola aktifitas otot – otot MONA, khususnya: Morfin, Oksigen,
pernafasan yang tidak berguna, tidak Nitrat/dinamit dan Aspirin untuk
terkoordinasi, melambatkan frekuensi mengurangi nyeri dada di ACS (O'Conno,
pernafasan, serta mengurangi udara yang 2010). Organisasi oksigen akan
terperangkap. Latihan yang teratur juga meningkatkan tekanan perfusi koroner
akan mengakibatkan meningkatnya sehingga meningkatkan oksigen ke jaringan
aktifitas beta adrenergik saluran pernafasan jantung mengalami perbaikan iskemik
yang menyebabkan terjadinya dilatasi ketidakteraturan oksigen di jantung
bronkus dan menghambat sekresi mukus, (Kennedy,2013). (Darmawan and Milasari,
sehingga paru dapat memasukkan dan 2019)
mengeluarkan udara dengan lebih baik. Hal ini didukung oleh hipotesis bahwa
(Amira Permata Sari Tarigan and Juliandi, diungkapkan oleh Hudak dan Gallo, 2010
2018) bahwa ekspansi FiO2 (tingkat oksigen
Pada tabel 1. terlihat adanya perbedaan diberikan) adalah strategi yang sederhana
saturasi oksigen pada sebelum dan sesudah dan cepat mencegah hipoksia jaringan
pemberian terapi oksigen nasal kanul. Hal dengan memperluas FiO2 itu juga akan
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya memperluas PO2 itu adalah variabel yang
yang telah dilakukan oleh Ilmi Darmawan sangat menentukan pencelupan oksigen,
dkk (Darmawan and Milasari, 2019) di jika PO2 tinggi menyiratkan lebih banyak
Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin hemoglobin menyampaikan oksigen dan
Banjarmasin pada penggunaan nasal kanul ketika PO2 rendah hemoglobin juga
terhadap kenaikan saturasi pasien Acute membawa lebih sedikit oksigen.
Coronary Syindrome (ACS) didapatkan (Darmawan and Milasari, 2019)
hasil bahwa hasil mean saturasi sebelum Sedangkan pada tabel 2. sejalan dengan
diberikan nasal kanul adalah 91,59% dan penelitian yang dilakukan oleh Takatelide,

29
F. (Takatelide, Kumaat and Malara, 2017) yaitu 16-20x/menit serta SaO2 95-100%.
di IGD Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou (Andarmoyo, 2012)
Manado, yaitu “Pengaruh Terapi
Oksigenasi Nasal Prong Terhadap SIMPULAN
Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Beberapa hal yang dapat disimpulkan
Kepala”. Proses pengukuran dalam dari penelitian ini adalah:
penelitian tersebut dilakukan sebanyak 3 1. Didapatkan nilai rata-rata saturasi
kali pengukuran, yaitu pada 10 menit oksigen pada responden sebelum
pertama, kedua dan ketiga. Pada penelitian diberikan oksigen nasal kanul sebesar
tersebut peneliti ingin melihat adannya 92,24% dan setelah diberikan sebesar
perbedaan saturasi oksigen pada penderita 98,24%.
cedera kepala setelah menggunakan nasal 2. Ada efektivitas positif penggunaan nasal
prong. Hasil yang didapat pada 10 menit kanul terhadap saturasi oksigen pada
pertama dan kedua dengan nilai p- value = pasien covid 19 di RSUP Fatmawati
0,000 < α 0,05. Hasil pengujian 10 menit dengan p value (0,000) < α (0,05)
kedua dan ketiga mendapatkan p-value = 3. Ada peningkatan nilai saturasi oksigen
0,005 < α 0,05 dan uji repeated ANOVA. pada pasien covid 19 di RSUP
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut Fatmawati yang menggunakan nasal
didapatkan bahwa memang ada pengaruh kanul pada pengukuran hari kedua,
terhadap perbedaan saturasi oksigen setelah ketiga dan keempat. Didapatkan nilai
diberikan terapi oksigen nasal prong. rata-rata saturasi oksigen yang terus
Pada grafik 1. mengartikan bahwa meningkat setelah penggunaan oksigen
penggunaan nasal kanul sangat nasal kanul selama hari kedua hingga
berpengaruh pada kenaikan saturasi pasien keempat, hari kedua 98,59%, hari ketiga
covid 19 dari hari kedua hingga keempat. 98,88% dan hari keempat sebesar
SO2 adalah berapa banyak oksigen yang 99,24%.
terkandung dalam trombosit. (Leffondré et
al., 2002) Saturasi oksigen adalah skala SARAN
jumlah oksigen nyata yang terkandung Berdasarkan kesimpulan serta analisis
dalam hemogoblin terhadap jumlah yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti
kapasitas hemogoblin yang menangkap memberikan beberapa saran, antara lain:
oksigen. Nilai normal saturasi oksigen 1. Bagi Institusi Pendidikan
dalam darah 95% - 100%. (Salviano, Kevin Keefektifan penggunaan nasal kanul
Christian and Pendidikan, 2021) Tujuan pada pasien covid 19 dengan keluhan
penggunaan terapi oksigen dengan nasal ringan sedang diharapkan dapat
kanul adalah untuk mempertahankan dan dimasukan dalam program
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh. pembelajaran pada institusi pendidikan
(Rahayu and Harnanto, 2016) Pemberian khususnya pada kebutuhan oksigenasi
terapi nasal kanul memberikan manfaat dan memfasilitasi mahasiswa yang ada
untuk mempertahankan laju pernafasan dalam mengembangkan intervensi dan
menjadi teratur dan memenuhi tidal implementasi keperawatan.
volume. Dengan menggunakan nasal kanul, 2. Bagi Peneliti dan Profesi Keperawatan
pasien akan lebih mudah untuk bergerak Diharapkan profesi keperawatan dapat
dan berkativitas seperti biasa sehingga tidak membuat dasar asuhan keperawatan
menggangu dalam pemenuhan kebutuhan mengenai kebutuhan oksigenasi pasien
sehari-hari. (Rahayu and Harnanto, 2016) covid 19.
Pemberian oksigen dengan nasal kanul 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
dikatakan berhasil apabila klien sudah a. Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat bernapas secara normal tanpa bantuan dapat melakukan penelitian
alat. Respiratory rate dalam batas normal mengenai efektivitas penggunaan

30
nasal kanul dengan jenis penelitian different approaches’, American Journal
kualitatif. of Epidemiology, 156(9), pp. 813–823.
b. Diharapkan penelitian selanjutnya doi: 10.1093/aje/kwf122.
dapat melakukan penelitian yang Muthiah, N. N. (2020) ‘Tingkat
lebih luas dan tidak terbatas pada Pengetahuan dan Upaya Masyarakat
dua variabel saja, seperti faktor- Tentang Pencegahan Penularan COVID-
faktor yang mempengaruhi 19 di Kecamatan Tamalanrea, Kota
peningkatan saturasi oksigen pada Makassar’, Fakultas Kedokteran
pasien covid 19. Universitas Hasanuddin Makassar.
Available at:
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/18
DAFTAR PUSTAKA 60/.
Amira Permata Sari Tarigan and Juliandi Nugroho, W. D. et al. (2020) ‘Literature
(2018) ‘Pernafasan Pursed Lip Review : Transmisi Covid-19 dari
Breathing Meningkatkan Saturasi Manusia ke Manusia Di Asia’, Jurnal of
Oksigen Penderita Penyakit Paru Bionursing, 2(2), pp. 101–112.
Obstruktif Kronis (Ppok) Derajat Ii’, Available at:
Jurnal Keperawatan Indonesia, 1(2), pp. http://bionursing.fikes.unsoed.ac.id/bio
39–46. n/index.php/bionursing/article/view/51.
Andarmoyo (2012) Kebutuhan Dasar Rahayu, S. and Harnanto, A. M. (2016)
Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta: Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Graha Ilmu. Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2.
Darmawan, I. and Milasari (2019) Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
‘Efektivitas Terapi Oksigenasi Nasal Salviano, Kevin Christian, A. R. and
Kanul Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pendidikan (2021) ‘Pengaruh
Penyakit Acute Coronary Syindrome Penggunaan Masker Saat Berolahraga
(Acs) Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Terhadap Saturasi Oksigen Dalam
Ulin Banjarmasin’, Caring Nursing Darah’, Prestasi Olahraga, pp. 15–22.
Journal, 3(2), pp. 5–6. Takatelide, F., Kumaat, L. and Malara, R.
Dewi, D. A. P. and Utama, W. T. (2021) ‘“ (2017) ‘Pengaruh Terapi Oksigenasi
Happy Hypoxia ” in patient with Nasal Prong Terhadap Perubahan
COVID-19’, Medula, 10(4), pp. 677– Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala
684. Di Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof.
Huang, C. et al. (2020) ‘Clinical features of Dr. R. D. Kandou Manado’, Jurnal
patients infected with 2019 novel Keperawatan UNSRAT, 5(1), p. 111716.
coronavirus in Wuhan, China’, The Vollono, C. et al. (2020) ‘Focal status
Lancet, 395(10223), pp. 497–506. doi: epilepticus as unique clinical feature of
10.1016/S0140-6736(20)30183-5. COVID-19: A case report’, Seizure, 78,
Indah Fitriani, N. (2020) ‘Tinjauan Pustaka pp. 109–112. doi:
Covid-19: Virologi, Patogenesis dan 10.1016/j.seizure.2020.04.009.
Manifestasi Klinis’, Medika Malahayati, WHO (2021) WHO Coronavirus (COVID-
4(1). 19), 28 Juli 2021. Available at:
Leffondré, K. et al. (2002) ‘Modeling https://covid19.who.int/ (Accessed: 28
smoking history: A comparison of July 2021).

31

Anda mungkin juga menyukai