Oleh:
Rizky Tiara Damayanti (1401460028)
SPMKK
Pengertian SPMKK
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi pelayanan
kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2006)
Sumber:
Blog
dosen.
2014.
Pengertian
SPMKK
standar
deskripsi pekerjaan
indikator kinerja
refleksi diskusi kasus
sistem monitoring dan pelatihan keterampilan manajerial
Sumber:Konsep
Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati
bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktik untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan (Reyers, 1983).
Standar yang ditetapkan harus memenuhi kreteria yaitu : spesifik (specific),
terukur (measurable), tepat (appropriate), andal (reliable), tepat waktu (timely).
(Donabedian, 1982)
a. Ketentuan standar
1. Harus ditulis dan dapat diterima untuk dilaksanakan oleh para pelaksana.
2. Mengandung komponen struktur, proses, hasil.
3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sitem dalam organisasi.
4. Standar harus disyahkan atau disetujui oleh yang berwenang.
b.
1.
Komponen standar
Standar struktur atau standar input menjelaskan praturan, kebijakan tatanan dalam
organisasi, meliputi filosofi dan obyektif organisasi dan administrasi, kebijakan dan
2.
3.
c.
1.
Manfaat standar
Menetapkan norma dan memberikan kesempatan anggota masyarakat dan
perorangan mengetahui bagaimana tingkat pelayanan yang diharapkan/diinginkan
2.
3.
4.
5.
6.
lebih baik;
meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf.
dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik pada keadaan dasar maupun post
basic pelatihan dan pendidikan.
Sumber:
Standart
SPMKK
(http://dosenngeblog.blogspot.com/2012/03/sistem-
4. Indikator out come : dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact)
suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kasehatan
masyarakat/penduduk.
Keterkaitan konsep SPMKK dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan
Dalam menerapkan SPMKK diperlukan pelatihan ketrampilan manajerial
bagi setiap manajer lini pertama perawat dan bidan dalam mengelola kinerja staf.
Pada pelatihan tersebut ditekankan pada penguasaan komponen SPMKK. Komponen
dimaksud mencakup standar pelayanan, uraian tugas, indikator kinerja klinis, diskusi
refleksi kasus, dan monitoring.
a.
adalah
pedoman
atau
acuan
untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi
pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan procedural
sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai apa yang
dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good
governance (Atmoko, Tjipto, 2005).
Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal,
karena SOP selain dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik, juga
dapat digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa
responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan
demikian SOP merupakan pedoman atau acuan untuk menilai pelaksanaan kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai dengan tata hubungan kerja dalam organisasi yang bersangkutan
(Atmoko, Tjipto, 2005).
SOP merupakan tolok ukur dlm menilai mutu dan penampilan kinerja,
memberi arah dan bimbingan langsung dalam asuhan sehingga dapat digunakan
untuk menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi. Berdasarkan fungsi tersebut, maka
ada persyaratan SOP yang harus dipenuhi yaitu: secara berkala harus direvisi sesuai
situasi, kondisi dan perkembangan IPTEK. Pada beberapa rumah sakit yang telah
menerapkan sistem informasi berbasis komputer, SOP ini telah dikembangkan
dengan sistem komputerisasi. Sehingga apabila pada pelaksanaan evaluasi seperti
pelayanan tis keperawatan dan kebidanan yang dilaksanakan, apakah sesuai dengan
standar rumah sakit atau tidak. Selain itu juga dapat menjadi tujuan tambahan bagi
rumah sakit untuk menurunkan angka plebitis tersebut dengan berbagai upaya,
seperti perbaikan SDM keperawatan, mengkaji ulang kompetensi perawat dan bidan,
pelatihan tambahan dan lain sebagainya. Apapun yang menjadi tujuan rumah sakit
untuk ke arah kualitas yang lebih baik, akan berkorelasi langsung dengan perbaikan
kualitas dan performa inputnya dalam hal ini adalah perawat dan bidan (Hennessy,
d.
2008).
Diskusi Refleksi Kasus (DRK)
Diskusi refleksi kasus adalah suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman
klinis perawat dan bidan dalam menerapkan standar pelayanan dan uraian tugas.
Pengalaman klinis yang direfleksikan merupakan pengalaman aktual dan menarik
baik hal-hal yang merupakan keberhasilan maupun kegagalan dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan termasuk untuk menemukan masalah dan
menetapkan upaya penyelesaiannya misalnya dengan adanya rencana untuk
menyusun SOP baru DRK dilaksanakan secara terpisah antara profesi perawat
minimal satu bulan sekali selama 60 menit dengan tujuan untuk mengembangkan
profesionalisme, membangkitkan motivasi belajar, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, aktualisasi diri serta menerapkan teknik asertif dalam berdiskusi tanpa
menyalahkan dan memojokkan antar peserta diskusi. Tindak lanjut DRK ini dapat
berupa kegiatan penyusunan SOP-SOP baru sesuai dengan masalah yang ditemukan.
DRK adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman
perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam memberikan dan mengelola
asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang
mengacu pemahaman standar yang ditetapkan. DRK ini merupakan wahana untuk
masalah dengan mengacu pada standar keperawatan/kebidanan yang telah
ditetapkan. Selain itu, DRK ini pun dapat meningkatkan profesionalisme perawat
dan bidan. Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan, membangkitkan
motivasi belajar perawat dan bidan, belajar untuk menghargai kolega untuk lebih
sabar dan meningkatkan kerja
lain:
Pengalaman pribadi perawat/ bidan yang aktual dan menarik dalam menangani
Waktu
14 Jan
memberikan obat
Askep TB
16 Feb
Askep tipoid
14 Mar
Management terapi
15 Apr
cairan
Perawatan
luka
14 Mei
bakar
Sumber data: Sekunder
c) Pelaksanaan DRK minimal 60 menit sbb:
Pembukaan
: 5 menit
Penyajian
: 15 menit
Tanya Jawab
: 30 menit
Penutup/rangkuman : 10 menit
d) Membuat laporan hasil DRK.
e.
Penyajian
Moderator
Nhira
Lisna
Irma
Chieka
Syamsi
Lovato
Nairha
Odes
Syamsul
Tia
Ket.
Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis dari
penerapan suatu program termasuk mengecek secara regular untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui
dapat diatasi (WHO). Kegiatan monitoring meliputi pengumpulan data dan analisis
terhadap indikator kinerja yang telah disepakati yang dilaksanakan secara periodik
untuk memperoleh informasi sejauhmana kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
2013,www.sledeshare.net/pjj_kemenkes/sistem-pembinaan-manajemen-
Anonim.
2003.
PENGEMBANGAN
LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN
PENERAPAN
KINERJA
SISTEM
KLINIS
Metode
monitoring
dan
evaluasi
dalam
SPMKK.