BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) bagi perawat
dan bidan di rumah sakit dan Puskesmas, merupakan salah satu upaya yang
telah dirintis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
perawat dan bidan dilapangan klinis. Sistem dan model yang dikembangkan
dalam SPMKK adalah sesuatu yang baru di Indonesia dan mempunyai daya
ungkit
yang
cukup
tinggi
untuk
mendorong
perawat
dan
bidan
dalam
pengembangan
dan
kesinambungan
SPMKK
akan
tetap
dapat
1.
Pengertian IKK
2.
Tujuan IKK
3.
Manfaat IKK
4.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
INDIKATOR KINERJA KUNCI
A. Pengertian IKK
Kinerja (performance) menjadi isu dunia, hal tersebut terjadi sebagai
konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan prima atau bermutu
tinggi. Mutu identik atau tidak terpisahkan dari standar. Dalam sistem
manajemen kinerja, setelah langkah langkah dalam Performance Awareness
dilaksanakan, maka program penting kedua adalah Performance Measurement,
yaitu bagaimana mengukur kinerja. Mengukur kinerja dapat dilakukan dengan
melakukan
IKK adalah variabel untuk mengukur prestasi kegiatan P&B dalam waktu
tertentu. IKK dirumuskan dalam bentuk kuantitas untuk mengukur pelaksanaan
SOP asuhan keperawatan.
2.
3.
Variable
yang
mengindikasikan/kecenderungan
situasi,
untuk
mengukur
perubahan (Green,1992)
4.
Pengukuran tidak langsung suatu peristiwa (event) atau suatu kondisi (Wilson &
Sapanuchart, 1993).
1.
Indikator IKK
Sistem klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka
dimana kontinum: antara input - output
a.
b.
c.
lain:
personel
alat/fasilitas,
informasi,
dana,
peraturan/kebijakan
Indikator Proses: Memonitor tugas atau tindakan / kegiatan yang dilaksanakan
Indikator Out-put/Effect : Mengukur hasil kegiatan mencakup pengetahuan,
sikap,
d.
antara
pendek)
Indikator Outcome: Mengukur/menilai perubahan atau dampak suatu program
dalam jangka panjang, contoh perubahan status kesehatan masyarakat.
2.
Tujuan IKK
IKK bertujuan untuk mengidentifikasi indikator yang tepat untuk suatu
tindakan klinik yang memerlukan pertimbangan yang selektif dan membangun
konsensus diantara manajer lini pertama dan staf, sehingga apa yang akan
dimonitor dan dievaluasi akan menjadi jelas bagi kedua belah pihak.
3.
Manfaat IKK
IKK bermanfaat sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelayanan klinik yang dilakukan petugas kesehatan.
4.
a.
b.
Sahih (Valid): benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang dinilai
Dapat dipercaya (reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat
c.
d.
tindih
e.
Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan
5.
a.
Pengumpulan data.
Data yang perlu dikumpulkan dalam rangka menyusun IKK bagi adalah kegiatankegiatan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat.
b.
Penyusunan IKK
Untuk menyusun IKK perlu dilakukan analisis terhadap sifat tindakan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan yaitu tindakan yang bersifat kritis, serta
tindakan yang dilakukan berdasarkan kompetensi. Selanjutnya setiap tindakan
tersebut dianalisis dengan analisis indikator : input, proses, output dan outcome.
c.
Menetapkan IKK
Setelah tersusun rincian dari semua asuhan keperawatan selanjutnya disepakati
oleh perawat dan bidan indikator kuncinya. Indikator kunci merupakan indikator
kinerja klinik yang sangat spesifik dan sangat urgent.
d.
B.
Kinerja
Kinerja (performance) sama dengan prestasi kerja. Kinerja mengandung
dua komponen penting yaitu kompetensi dan produktifitas. Kinerja adalah apa
yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya (tupoksi) individu. Apa
yang terjadi dalam suatu pekerjaan atau kinerja menekankan apa yang
dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau jabatan adalah suatu proses
yang mengolah input menjadi output (hasil kerja) Penggunaan indikator kinerja
kunci bersumber dari fungsi-fungsi esensial yang diterjemahkan kedalam
kegiatan /tindakan dengan landasan standar yang jelas dan tertulis.
1.
Pengertian Kinerja
a.
b.
c.
1991)
Kinerja: apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya
d.
( Gilbert,1977)
Kinerja: penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi ( YASLIS ILYAS,2002).
2.
a.
b.
c.
supervisi
&
kontrol
sebagai
bagian
terpenting
dalam
mengendalikan kinerja.
2.
a.
Tujuan
Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam
kelompok, setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan dan pada
akhirnya akan mendorong kinerja staf.
b.
c.
3.
proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kata
klinis menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan
pelayanan klinis langsung untuk memberikan asuhan keperawatan. Secara garis
besar ada lima kegiatan utama yaitu:
a.
Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang
perawat atau bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup
kegiatan yang dituntut
b.
put).
Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun
c.
d.
untuk perbaikan.
Menilai prestasi kerja (kinerja) perawat atau bidan tersebut dengan cara
e.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja (performance) menjadi isu dunia, hal tersebut terjadi sebagai
konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan prima atau bermutu
tinggi. Mutu identik atau tidak terpisahkan dari standar. Dalam sistem
manajemen kinerja, setelah langkah langkah dalam Performance Awareness
dilaksanakan, maka program penting kedua adalah Performance Measurement,
yaitu bagaimana mengukur kinerja. Mengukur kinerja dapat dilakukan dengan
melakukan
(IKK).
Saran
Indikator Kinerja Klinis sangat penting untuk meningkatkan kualitas kinerja
klinis dalam memberi asuhan kepada pasien secara holistik sehingga perawat
kepada
manager
dan
staf
untuk
melakukan
komunikasi
1.
Persiapan
a. Menunjuk penanggung jawab IKK
b. Melakukan perundingan bersama kepala ruangan untuk menentukan IKK di
ruang Arimbi
2.
Pelaksanaan
IKK sudah ditentukan oleh kelompok dan kepala ruangan di ruangan
Arimbi, adapun IKK yang telah disepakati yaitu
High
Risk
High
Volum
e
High
Cost
Proble
m
Prone
Skor
15
Pemasangan restrain
10
BHSP
10
Cuci tangan
10
Terapi Aktivitas
Kelompok
dengan cara
menghardik
Melatih pasien
berhubungan dengan
orang lain secara
bertahap
Membimbing pasien
melakukan aktivitas
10
Membuat discharge
planning
Keterangan :
Risk
Volume
: Suatu kegiatan selalu dilakukan lebih dari 50% dari sasaran atau target.
Cost
: Biaya yang dibutuhkan untuk suatu tindakan tinggi atau sulit dijangkau.
lem Prone
Skoring :
-
4
3
2
1
:
:
:
:
Paling tinggi
Tinggi
Kurang tinggi
Rendah
4
(Kritis)
Pemberian
obat oral
Pemasanga
n restrain
3 (Sangatsangat
Penting)
2
(Sangat
Penting)
1
(Pentin
g)
Skor
3
3
3.
a.
b.
Evaluasi
Struktur
Persiapan dilkukan selama 3 hari dimulai dengan penetapan IKK,
penetapan dan konsultastasi dengan kepala ruangan ruang Arimbi.
Proses
Pelaksanaan IKK diawali dengan konsultasi dengan kepala ruangan
tentang kompetensi yang akan dijadikan IKK, dimana nantinya IKK ini akan
dilanjutkan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi, dan pelaksanaan IKK sudah
sesuai dengan waktu dan rencana yang direncanakan.
c.
1)
2)
3)
Hasil
Kegiatan IKK diikuti oleh perawat associate
Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.
Setelah dilakukan IKK didapatkan hasil bahwa pemberian obat oral dan
komunikasi terapeutik merupakan 2 kompetensi yang paling sering dilakukan IKK
4.
di ruang Arimbi.
Hambatan
Tidak terdapat kesulitan dalam menentukan IKK diruangan karena kepala
ruangan sudah memfasilitasi dengan baik sehingga kegiatan penentuan IKK ini
berjalan dengan lancar.
5.
Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing klinik dan akademik serta konselent lainnya sangat
mendukung pelaksanaan IKK.