Anda di halaman 1dari 12

1.

PENDAHULUAN

Dalam ekonomi dan lingkungan pasar yang kompetitif serta peraturan yang terus berubah,
setiap  perusahaan, termasuk rumah sakit, terus berjuang untuk mengidentifikasi dan mengelola
risiko yang mereka hadapi. Memaksimalkan nilai dan efektivitas sangat penting untuk
berkembang pada saat ini. Tantangan-tantangan  bisnis yang baru mendorong Direktur dan
manajemen untuk terus mencari cara agar senantiasa meng-upgrade manajemen risiko yang
dilakukan. Membangun fungsi strategis Satuan Pengawas Internal (SPI) merupakan solusi untuk
mengatasi tantangan tersebut.

Rumah sakit perlu melakukan pengawasan/audit internal pada selang waktu yang terencana
untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu telah berjalan sesuai dengan pengaturan
yang direncanakan dan telah memenuhi persyaratan standar Internasional. Hal ini akan
menentukan apakah sistem manajemen mutu dipelihara dan telah diimplementasikan secara
efektif.

Dalam rangka peningkatan mutu yang berkelanjutan (continual improvement), organisasi harus
terus meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan pencegahan, serta kajian
manajemen (management review). SPI  dapat memainkan peran penting dalam proses tata
kelola organisasi, khususnya di bidang manajemen dan pengendalian risiko. Dalam banyak
organisasi rumah sakit, harapan yang diberikan pada SPI telah meningkat dan fungsi SPI
sedang diandalkan untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada rumah sakit.

2. LATAR BELAKANG

Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 36 menyebutkan
bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis
yang baik. Kaidah-kaidah tata kelola rumah sakit yang baik (Good Corporate
Governance) tersebut meliputi antara lain transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian, serta kewajaran/kepatutan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan taat
kepada peraturan perundangan.

Mekanisme dan sistem pengendalian internal melalui SPI merupakan salah satu sarana utama
untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan rumah sakit telah dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor1684/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit juga
menunjukkan pentingnya SPI sebagai bagian dari struktur manajemen rumah sakit.

3. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


4. Tujuan Umum
Melakukan monitoring, verifikasi, dan asesmen terhadap proses pengelolaan organisasi serta
membuat rekomendasi secara tepat untuk meningkatkan proses pengelolaan organisasi dan
pencapaian tujuan organisasi

1. Tujuan Khusus

 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti proses yang tidak efisien.


 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti pelanggaran terhadap prosedur.
 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti ketidakpatuhan terhadap kebijakan manajemen.
 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti ketidakpatuhan pada undang-undang dan
peraturan.
 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti adanya keterbatasan kompetensi.
 Mengidentifikasi dan menindaklanjuti adanya kecurangan (fraud)

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


5. Pengembangan SDM

Mengikuti pelatihan SPI

1. Kegiatan Kesekretariatan

 Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)


 Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
 Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
 Menyusun Laporan hasil review dan Laporan Hasil Audit
 Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI

1. Kegiatan Audit Keuangan

 Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi dengan auditor eksternal pada pelaksanaan


audit Laporan Keuangan Tahunan tahun 2015
 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2016
 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2016
 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2016
 Melakukan review atas Laporan Keuangan Semester I tahun 2016

1. Kegiatan Audit Non Keuangan

 Melakukan audit rutin terhadap unit kerja.

Unit-unit kerja  yang diaudit terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Unit Kerja di Rumah Sakit yang Di Audit secara rutin


No Unit Kerja
1 Instalasi Gawat Darurat

2 Rawat Jalan

3 Rawat Inap

4 Kamar Bedah

5 ICU

6 Kamar Bersalin

7 Perinatologi

8 Rehabilitasi Medik

9 Rekam Medik

10 Radiologi

11 Laboratorium

12 Farmasi

13 Gizi

14 Sarana Prasarana

15 Pemulasaraan Jenazah
16 Sterilisasi Unit

17 Sanitasi

18 Laundry

19 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

20 Kesehatan dan keselamatan Kerja RS

21 Promosi kesehatan RS

22 Voluntary Counseling Test

23 TB DOTS

23 PONEK

24 Finance, Accounting & IT

28 HRD

30 PR

31 Komite Medik

32 Komite Keperawatan

33 Satuan Pengawas Internal


34 Sentral Dokumen

35 PMKP

 Melakukan audit khusus (insidental atas permintaan direktur)

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Langkah-langkah audit dan review dilakukan sesuai dengan Buku rencana kerja SPI dan
buku pegangan audit, serta menggunakan instrumen berupa kertas kerja audit yang
sesuai dengan tujuan audit/review.
2. Audit dapat menggunakan data sekunder berupa dokumen-dokumen dari unit yang
diaudit/direview maupun data primer yang diperoleh sendiri oleh SPI.
3. Setiap pelaksanaan review/audit diikuti dengan penyusunan laporan review/audit
4. Laporan audit terdiri atas:

 Temuan
 Penyebab
 Akibat atau konsekuensi dari temuan
 Saran pemecahan masalah

1. Rekomendasi dari laporan review/audit akan ditindaklanjuti oleh unit atau bidang dan
setelah itu dapat dilakukan review kembali atas tindak lanjutyang sudah dilakukan.
2. Metode-metode audit yang dilakukan antara lain:

 Inspeksi

Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca indra terutama
mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau suatu masalah pada saat
tertentu. Inspeksi merupakan usaha auditor untuk memperoleh bukti-bukti secara langsung, yang
berarti auditor sendiri yang harus berada disaat keadaan atau masalah tersebut ingin dibuktikan.

 Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca
indra terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu. Hal tersebut dilakukan selama kurun
waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.

 Tanya Jawab
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh
pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan cara :

1. Tanya jawab secara lisan (Wawancara)


2. Tanya jawab secara tulisan.

 Konfirmasi

Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau penegasan dari sumber lain
yang independen, baik secara lisan maupun secara tertulis dalam angka pembuktian audit.

Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Lisan
2. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif.

 Analisis

Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan atau masalah
kedalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan
dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain.

 Perbandingan

Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
gejala atau keadaan. Hasil dari perbandingan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

 Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouchingdan verifikasi)

Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan otentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti
yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan verifikasi adalah istilah yang digunakan dalam arti
umum untuk memeriksa ketelitian tentang perkalian, penjumlahan, pembukuan, dan
eksistensinya.

 Rekonsiliasi

Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan tetapi
masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen untuk mendapatkan data yang benar.

 Trasir

Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan, kegiatan
maupun masalah sampai pada sumber atau bahan pembuktiannya.

 Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan
kecermatannya.

 Scanning

Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk menemukan hal-hal
yang memerlukan audit lebih lanjut.

6. SASARAN

Sasaran atau obyek penilaian Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit yaitu :

1. Keuangan
2. Operasional dan Pelayanan
3. Pemasaran
4. Sumber daya manusia
5. Pengembangan
6. Sasaran khusus (misalnya untuk tahun ini proyek pembangunan gedung rawat inap dan
gedung rawat jalan atau proses insidental lainnya)

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

  Bulan
 

Kegiatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)

2 Mengikuti pelatihan SPI

3 Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor

4 Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan

5 Menyusun Laporan hasil review dan Laporan Hasil Audit

6 Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI


Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi dengan auditor
7 eksternal pada pelaksanaan audit Laporan Keuangan Tahunan
tahun 2015

8 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2016

9 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2016

10 Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2016

11 Melakukan audit Instalasi Gawat Darurat

12 Melakukan audit Instalasi Rawat Jalan

13 Melakukan audit Instalasi Rawat Inap

14 Melakukan audit Instalasi Kamar Bedah

15 Melakukan audit ICU

16 Melakukan audit Kamar Bersalin

17 Melakukan audit Perinatologi

18 Melakukan audit Rehabilitasi Medik

19 Melakukan audit unit Rekam Medik

  Bulan
No
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

20 Melakukan audit unit Radiologi

21 Melakukan audit unit Laboratorium

22 Melakukan audit instalasi Farmasi

23 Melakukan audit Instalasi Gizi


24 Melakukan audit Sarana Prasarana

25 Melakukan audit Pemulasaraan Jenazah

26 Melakukan audit Sterilisasi Unit

27 Melakukan audit Sanitasi

28 Melakukan audit Laundry

29 Melakukan audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

30 Melakukan audit Kesehatan dan keselamatan Kerja RS

31 Melakukan audit Promosi kesehatan RS

32 Melakukan audit Voluntary Counseling Test

33 Melakukan audit TB DOTS

34 Melakukan audit PONEK

35 Melakukan audit Finance, Accounting & IT

36 Melakukan audit HRD

37 Melakukan audit PR

38 Melakukan audit Komite Medik

39 Melakukan audit Komite Keperawatan

41 Melakukan audit Sentral Dokumen

42 Melakukan audit PMKP

1. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program Satuan Pengawas Intern (SPI) direncanakan untuk dilakukan
setiap tiga bulan sekali. Evaluasi tersebut dilakukan secara langsung oleh kepala Satuan
Pengawas Intern (SPI). Hasil evaluasi akan dibahas dan didiskusikan dengan semua fungsional
umum di SPI untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam periode
tersebut. Setiap kendala dan hambatan dalam proses tersebut akan dicarikan solusi sehingga
tidak menjadi gangguan terhadap program-program selanjutnya. Format evaluasi pencapaian
kinerja setiap triwulan ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2.

Format Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan

Triwulan : …………….                           Tahun : ……………..

Uraian Target
No Realisasi Kendala/Hambatan Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian

1. Pelaporan Kegiatan

Laporan evaluasi kegiatan akan dibuat dalam format tabel. Tabel tersebut mencakup keterangan
mengenai uraian kegiatan, target, capaian, kendala/permasalahan yang dihadapi, rekomendasi
pemecahan masalah, serta keterangan. Dengan format tersebut, pembaca laporan akan dapat
melihat hasil capaian (kinerja) selama tiga bulan berjalan. Laporan tersebut akan dibuat secara
tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI. Kemudian Kepala SPI beserta bagian
kesekretariatan SPI akan membuat rekapitulasi terhadap semua laporan evaluasi kegiatan 
untuk disampaikan kepada Direktur.

2. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dan Pelaporan

Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan program yang telah
disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu Kertas Kerja Audit (KKA). Catatan-
catatan tersebut akan menjadi bukti yang autentik serta juga sebagai dokumen untuk
pemeriksaan dan evaluasi audit yang telah dilaksanakan. Kertas Kerja Audit (KKA) juga sebagai
dokumen dan bukti terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal.

1. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi sistem pelaporan yang disusun tim SPI terhadap kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan skedul adalah hasil review dan audit terhadap suatu bidang pelayanan disusun dalam
bentuk laporan tertulis yang akan disampaikan langsung kepada Direktur pada akhir tahun
berjalan. Isi laporan dimaksud mencakup temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari
hasil review/ audit yang telah dilaksanakan oleh tim SPI  menjadi masukan dalam pengambilan
suatu kebijakan dan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai