PENDAHULUAN
Dalam ekonomi dan lingkungan pasar yang kompetitif serta peraturan yang terus berubah,
setiap perusahaan, termasuk rumah sakit, terus berjuang untuk mengidentifikasi dan mengelola
risiko yang mereka hadapi. Memaksimalkan nilai dan efektivitas sangat penting untuk
berkembang pada saat ini. Tantangan-tantangan bisnis yang baru mendorong Direktur dan
manajemen untuk terus mencari cara agar senantiasa meng-upgrade manajemen risiko yang
dilakukan. Membangun fungsi strategis Satuan Pengawas Internal (SPI) merupakan solusi untuk
mengatasi tantangan tersebut.
Rumah sakit perlu melakukan pengawasan/audit internal pada selang waktu yang terencana
untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu telah berjalan sesuai dengan pengaturan
yang direncanakan dan telah memenuhi persyaratan standar Internasional. Hal ini akan
menentukan apakah sistem manajemen mutu dipelihara dan telah diimplementasikan secara
efektif.
Dalam rangka peningkatan mutu yang berkelanjutan (continual improvement), organisasi harus
terus meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan pencegahan, serta kajian
manajemen (management review). SPI dapat memainkan peran penting dalam proses tata
kelola organisasi, khususnya di bidang manajemen dan pengendalian risiko. Dalam banyak
organisasi rumah sakit, harapan yang diberikan pada SPI telah meningkat dan fungsi SPI
sedang diandalkan untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada rumah sakit.
2. LATAR BELAKANG
Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 36 menyebutkan
bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis
yang baik. Kaidah-kaidah tata kelola rumah sakit yang baik (Good Corporate
Governance) tersebut meliputi antara lain transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian, serta kewajaran/kepatutan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan taat
kepada peraturan perundangan.
Mekanisme dan sistem pengendalian internal melalui SPI merupakan salah satu sarana utama
untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan rumah sakit telah dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor1684/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit juga
menunjukkan pentingnya SPI sebagai bagian dari struktur manajemen rumah sakit.
1. Tujuan Khusus
1. Kegiatan Kesekretariatan
2 Rawat Jalan
3 Rawat Inap
4 Kamar Bedah
5 ICU
6 Kamar Bersalin
7 Perinatologi
8 Rehabilitasi Medik
9 Rekam Medik
10 Radiologi
11 Laboratorium
12 Farmasi
13 Gizi
14 Sarana Prasarana
15 Pemulasaraan Jenazah
16 Sterilisasi Unit
17 Sanitasi
18 Laundry
21 Promosi kesehatan RS
23 TB DOTS
23 PONEK
28 HRD
30 PR
31 Komite Medik
32 Komite Keperawatan
35 PMKP
1. Langkah-langkah audit dan review dilakukan sesuai dengan Buku rencana kerja SPI dan
buku pegangan audit, serta menggunakan instrumen berupa kertas kerja audit yang
sesuai dengan tujuan audit/review.
2. Audit dapat menggunakan data sekunder berupa dokumen-dokumen dari unit yang
diaudit/direview maupun data primer yang diperoleh sendiri oleh SPI.
3. Setiap pelaksanaan review/audit diikuti dengan penyusunan laporan review/audit
4. Laporan audit terdiri atas:
Temuan
Penyebab
Akibat atau konsekuensi dari temuan
Saran pemecahan masalah
1. Rekomendasi dari laporan review/audit akan ditindaklanjuti oleh unit atau bidang dan
setelah itu dapat dilakukan review kembali atas tindak lanjutyang sudah dilakukan.
2. Metode-metode audit yang dilakukan antara lain:
Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca indra terutama
mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau suatu masalah pada saat
tertentu. Inspeksi merupakan usaha auditor untuk memperoleh bukti-bukti secara langsung, yang
berarti auditor sendiri yang harus berada disaat keadaan atau masalah tersebut ingin dibuktikan.
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca
indra terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu. Hal tersebut dilakukan selama kurun
waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
Tanya Jawab
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh
pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan cara :
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau penegasan dari sumber lain
yang independen, baik secara lisan maupun secara tertulis dalam angka pembuktian audit.
1. Lisan
2. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif.
Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan atau masalah
kedalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan
dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain.
Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
gejala atau keadaan. Hasil dari perbandingan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan otentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti
yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan verifikasi adalah istilah yang digunakan dalam arti
umum untuk memeriksa ketelitian tentang perkalian, penjumlahan, pembukuan, dan
eksistensinya.
Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan tetapi
masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen untuk mendapatkan data yang benar.
Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan, kegiatan
maupun masalah sampai pada sumber atau bahan pembuktiannya.
Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan
kecermatannya.
Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk menemukan hal-hal
yang memerlukan audit lebih lanjut.
6. SASARAN
Sasaran atau obyek penilaian Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit yaitu :
1. Keuangan
2. Operasional dan Pelayanan
3. Pemasaran
4. Sumber daya manusia
5. Pengembangan
6. Sasaran khusus (misalnya untuk tahun ini proyek pembangunan gedung rawat inap dan
gedung rawat jalan atau proses insidental lainnya)
Bulan
Kegiatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bulan
No
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
37 Melakukan audit PR
Tabel 2.
Uraian Target
No Realisasi Kendala/Hambatan Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian
1. Pelaporan Kegiatan
Laporan evaluasi kegiatan akan dibuat dalam format tabel. Tabel tersebut mencakup keterangan
mengenai uraian kegiatan, target, capaian, kendala/permasalahan yang dihadapi, rekomendasi
pemecahan masalah, serta keterangan. Dengan format tersebut, pembaca laporan akan dapat
melihat hasil capaian (kinerja) selama tiga bulan berjalan. Laporan tersebut akan dibuat secara
tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI. Kemudian Kepala SPI beserta bagian
kesekretariatan SPI akan membuat rekapitulasi terhadap semua laporan evaluasi kegiatan
untuk disampaikan kepada Direktur.
Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan program yang telah
disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu Kertas Kerja Audit (KKA). Catatan-
catatan tersebut akan menjadi bukti yang autentik serta juga sebagai dokumen untuk
pemeriksaan dan evaluasi audit yang telah dilaksanakan. Kertas Kerja Audit (KKA) juga sebagai
dokumen dan bukti terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal.
1. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusun tim SPI terhadap kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan skedul adalah hasil review dan audit terhadap suatu bidang pelayanan disusun dalam
bentuk laporan tertulis yang akan disampaikan langsung kepada Direktur pada akhir tahun
berjalan. Isi laporan dimaksud mencakup temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari
hasil review/ audit yang telah dilaksanakan oleh tim SPI menjadi masukan dalam pengambilan
suatu kebijakan dan keputusan.