Anda di halaman 1dari 7

AKREDITASI RUMAH SAKIT

Pengertian Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen
baik dari dalam ataupun luar negeri, biasanya non pemerintah melakukan assessment terhadap
rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.

Rumah sakit yang terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan managemen yang di tetapkan.

Tujuan dan manfaat akreditasi Rumah Sakit diantaranya:

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang


bersangkutan karena berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efisien.
3. Menciptakan lingkungan internal Rumah Sakit yang lebih kondusif untuk penyembuhan,
pengobatan dan perawatan pasien.
4. Mendengarkan pasien dan keluarga.
5. Menghormati hak – hak pasien serta melibatkan mereka dalam proses perawatan.
6. Memberikan jaminan kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian
pelayanan kesehatan.

Penyelenggara Akreditasi

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) merupakan lembaga resmi yang di tunjuk dan
berwenang untuk melakukan survei verivikasi dan survei akreditasi, untuk selanjutnya
memutuskan predikat akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit. Sebagai lembaga
independen pelaksana akreditasi rumahsakit bersifat fungsional dan nonstructural, KARS
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan RI

Apa yang harus di Akreditasi di Rumah Sakit?

Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 terdapat 15 Bab / Pokja, 323 standar dan 1218 Elemen
Penilaian. Diantaranya:

1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
5. Sasaran Milenium Development Goals (MDGs)
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pasien (APK)
7. Assessment Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10. Management Penggunaan Obat (MPO)
11. Managemen komunikasi dan informasi (MKI)
12. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata kelola Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
15. Managemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bagaimana proses Penilaian Akreditasi di Rumah Sakit ?

Proses penilaian akreditasi meliputi:

a. Sumber data
Wawancara: pada pimpinan Rumah Sakit, pada staf RS, pada Pasien dan keluarga
( minimal 4)
Observasi : fasilitas, alat, prosedur tindakan dll
Kelengkapan dokumen: kebijakan/ SK, pedoman, Standar Prosedur Operasional (SOP) /
Protap, bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja, laporan harian, laporan
bulanan/harian, dll
b. Cara penilaian ;
A. Tim penilai (surveyor ) akan berada di rumah sakit selama 3 hari yang terdiri dari 3
orang:
1. Managemen
2. Medis
3. Keperawatan

B. Pimpinan RS mempresentasikan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan


Pasien RS.
C. Dilanjutkan telaah dokumen, telaaah Rekam Medis tertutup dan telaah Rekam
Medis terbuka serta survey lapangan.
D. Penilaian lapangan di tekan kan pada telusur pasien untuk di wawancara /observasi
langsung atas pelayanan kesehatan yang telah / sedang/ akan di terima pasien. E.
E. Dalam waktu bersamaan kelengkapan dokumen akreditasi juga di observasi dan di
tanyakan pada jajaran staf dan pimpinan Rumah sakit.
F. Temuan atas ketidak lengkapan dokumen / kekurangan mutu pelayanan harus di
perbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi dari surveyor.
G. Telusur lingkungan terhadap fasilitas Rumah Sakit
H. Telusur KPS
I. Presentasi FMEA ( Failure Mode and Effect Analisys), Pedoman Praktik Klinis/ Clinical
Pathway, Risk Management dan IKP ( Insiden Keselamatan Pasien )
J. Exit Conference

Hasil penilaian Akreditasi

Ada 4 kriteria hasil penilaian terhadap Elemen Penilaian (EP) di antara nya:

A. Tercapai penuh ( skor 10)

 Melalui wawancara baik pada pasien / keluarga dan staf jawaban ya atau
selalu, atau dapat menjawab sesuai dengan konteks pertanyaan.
 Melalui observasi dokumen di temukan minimal 9 dari 10 dokumen yang
diminta atau 90% dokumen lengkap
 Melalui observasi bukti pelaksanaan , kegiatan / tindakan sudah berjalan
minimal 4 bulan terakhir dari masa penilaian.
B. Tercapai sebagian ( skor 5 )
 Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf di temukan jawaban “
tidak selalu atau “ kadang-kadang”
 Melalui observasi dokumen, di temukan 50 sampai 89 % dokumen yang di minta.
 Bukti di penuhinya persyaratan hanya dapat di temukan di sebagian daerah/unit
kerja dimana persyaratan harus ada
 Kebijakan/prosedur dapat dilaksanakan tetapi tidak dapat di pertahankan
 Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan 1-3 bulan
terakhir dari masa penilaian
C. Tidak tercapai ( skor 0 )
 Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf di temukan jawaban
jarang atau tidak pernah
 Melalui observasi dokumen di temukan < 50% dari dokumen yang di minta
 Bukti di penuhinya persyaratan tidak dapat di temukan di daerah/unit kerja
dimana persyaratan harus ada
 Kebijakan / proses di tetapkan tetapi tidak dilaksanakan
 Melalui observasi bukti pelaksanaan kegiatan/tindakan sudah berjalan < 1 bulan
terakhir dari masa penilaian
 Tidak dapat di terapkan

Sebuah EP ( elemen Penilaian ) dinilai tidak dapat di terapkan jika persyaratan EP tidak dapat di
terapkan di Rumah Sakit ( contohnya Rumah Sakit tidak melakukan riseet, tidak ada donasi
organ) nilai skor akan di akumulasikan pada masing – masing standar yang terdapat dalam bab
untuk menentukan apakah suatu standar telah mencapai batas yang telah di tentukan.
EP di nilai dalam skore, sedangkan standard dan bab di nilai dalam persen (%)

Kriteria dan kategori kelulusan Akreditasi Rumah Sakit

1. TIDAK LULUS : dari 16 BAB yang dinilai mendapat nilai < 60%
2. PRATAMA (DASAR) *: 4 BAB mendapat nilai minimal 80% dan 12 BAB lainnya tidak ada
yang mendapat nilai <20%
3. MADYA ** : 8 BAB mendapat nilai minimal 80 % dan 7 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai di bawah 20%
4. UTAMA *** : 12 BAB mendapat nilai minimal 80% dan 3 BAB lainnya tidak ada yang
mendapat nilai kurang dari 20%
5. PARIPURNA ****: 15 BAB yang di nilai semua mendapat nilai minimal 80 %
PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP
Jln. Basuki Rahmat No.10  (0732) 21118 –23338 Fax (0732) 23338 email: rsudcurup@yahoo.com

CURUP - 39112

KEGIATAN AKREDITASI DI RSUD CURUP KAB REJANG LEBONG

RSUD Curup adalah Rumah Sakit tipe C yang sekarang dalam proses untuk naik kelas ke tipe B
sesuai dengan visi misi dan program Bupati Rejang Lebong. Salah satu syarat untuk bias naik
tipe adalah harus sudah terakreditasi Paripurna.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut RSUD Curup sudah memulai kegiatan Akreditasi yang di
maksud. Sebagai langkah awal di bentuklah kelompok kerja yang akan mengerjakan bagian –
bagian dari standar akreditasi RS versi 2012. Setiap Pokja terdiri dari ketua, wakil dan anggota.
Keanggotaan pokja ini di sesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi pokja tersebut.

Langkah berikutnya yang sudah di laksanakan adalah dengan mengadakan workshop akreditasi
dengan mendatangkan narasumber dari KARS ( Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Workshop yang
diadakan meliputi :

1. Workshop PPI ( program penanggulangan Infeksi )


2. Workshop MPO ( Managemen penggunaan obat )
3. Workshop SKP ( Sasaran keselamatan pasien )
4. Workshop MFK ( Managemen keselamatan dan Fasilitas )
5. Workshop BHD ( Bantuan Hidup Dasar )

Kegiatan Workshop di adakan selama dua bulan setiap akhir minggu menyesuaikan dengan
jadwal narasumber. Dengan peserta semua anggota Pokja yang terlibat dan jajaran
managemen. Workshop ini menggunakan dana DAK non Fisik.

Dari kegiatan Workshop ini didapat beberapa hal penting yang harus di laksanakan untuk syarat
terakreditasi nya Rumah Sakit.

1. Pengetahuan bagi semua staf dan petugas Rumah Sakit bahwa kita harus bekerja sesuai
dengan standar, dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Semua kegiatan yang di lakukan harus terdokumentasi dengan baik
3. Selain standarisasi tenaga dan cara kerja juga harus di tunjamg dengan lingkungan kerja
yang sesuai dengan standar keamanan.
4. Semua kegiatan yang sesuai dengan standar akreditasi harus selalu di evaluasi.
5. Perlu pendukung sarana dan prasarana pendukung di Rumah Sakit. Termasuk gedung
rumah sakit.
6. Perlu dukungan dari para pimpinan terutama pimpinan daerah .
7. Ketersediaan dana untuk menunjang semua persiapan kegiatan Akreditasi

Kondisi RSUD Curup

1. Kebiasaan dan pengetahuan petugas RS untuk bekerja sesuai standar perlu ditingkatkan
2. Pokja masih belum mantap karena perpindahan dan mutasi staf dan pegawai sehingga
untuk memulai pekerjaan Pokja masih selalu memerlukan penyesuaian
3. Kesadaran dan kepedulian staf pegawai dan petugas di Rumah Sakit akan penting nya
akreditasi masih sangat rendah
4. Dukungan dari pimpinan masih perlu di tingkatkan
5. Sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai untuk mendukung tercapainya
akreditasi
6. Kondisi gedung RS yang tidak sesuai dengan standar skreditasi
7. Belum tersedianya poliklinik DOTS, RUANG PONEK, RUANG ISOLASI
8. Sarana IPAL yang tidak ada ( rusak)
9. Jalur evakuasi saat terjadi bencana tidak memadai
10. Perizinan beberapa alat yang belum ada, seperti izin Genset, izin alat Ronsen.
11. Dokumen – dokumen bukti kegiatan di unit2 kerja belum tersusun dengan baik
12. Ruang sekretariat akreditasi belum bisa digunakan karena peralatan belum ada
13. Anggaran yang disediakan masih kurang memadai

Anda mungkin juga menyukai