Pengertian Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen
baik dari dalam ataupun luar negeri, biasanya non pemerintah melakukan assessment terhadap
rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.
Rumah sakit yang terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan managemen yang di tetapkan.
Penyelenggara Akreditasi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) merupakan lembaga resmi yang di tunjuk dan
berwenang untuk melakukan survei verivikasi dan survei akreditasi, untuk selanjutnya
memutuskan predikat akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit. Sebagai lembaga
independen pelaksana akreditasi rumahsakit bersifat fungsional dan nonstructural, KARS
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan RI
Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 terdapat 15 Bab / Pokja, 323 standar dan 1218 Elemen
Penilaian. Diantaranya:
a. Sumber data
Wawancara: pada pimpinan Rumah Sakit, pada staf RS, pada Pasien dan keluarga
( minimal 4)
Observasi : fasilitas, alat, prosedur tindakan dll
Kelengkapan dokumen: kebijakan/ SK, pedoman, Standar Prosedur Operasional (SOP) /
Protap, bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja, laporan harian, laporan
bulanan/harian, dll
b. Cara penilaian ;
A. Tim penilai (surveyor ) akan berada di rumah sakit selama 3 hari yang terdiri dari 3
orang:
1. Managemen
2. Medis
3. Keperawatan
Ada 4 kriteria hasil penilaian terhadap Elemen Penilaian (EP) di antara nya:
Melalui wawancara baik pada pasien / keluarga dan staf jawaban ya atau
selalu, atau dapat menjawab sesuai dengan konteks pertanyaan.
Melalui observasi dokumen di temukan minimal 9 dari 10 dokumen yang
diminta atau 90% dokumen lengkap
Melalui observasi bukti pelaksanaan , kegiatan / tindakan sudah berjalan
minimal 4 bulan terakhir dari masa penilaian.
B. Tercapai sebagian ( skor 5 )
Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf di temukan jawaban “
tidak selalu atau “ kadang-kadang”
Melalui observasi dokumen, di temukan 50 sampai 89 % dokumen yang di minta.
Bukti di penuhinya persyaratan hanya dapat di temukan di sebagian daerah/unit
kerja dimana persyaratan harus ada
Kebijakan/prosedur dapat dilaksanakan tetapi tidak dapat di pertahankan
Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan 1-3 bulan
terakhir dari masa penilaian
C. Tidak tercapai ( skor 0 )
Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf di temukan jawaban
jarang atau tidak pernah
Melalui observasi dokumen di temukan < 50% dari dokumen yang di minta
Bukti di penuhinya persyaratan tidak dapat di temukan di daerah/unit kerja
dimana persyaratan harus ada
Kebijakan / proses di tetapkan tetapi tidak dilaksanakan
Melalui observasi bukti pelaksanaan kegiatan/tindakan sudah berjalan < 1 bulan
terakhir dari masa penilaian
Tidak dapat di terapkan
Sebuah EP ( elemen Penilaian ) dinilai tidak dapat di terapkan jika persyaratan EP tidak dapat di
terapkan di Rumah Sakit ( contohnya Rumah Sakit tidak melakukan riseet, tidak ada donasi
organ) nilai skor akan di akumulasikan pada masing – masing standar yang terdapat dalam bab
untuk menentukan apakah suatu standar telah mencapai batas yang telah di tentukan.
EP di nilai dalam skore, sedangkan standard dan bab di nilai dalam persen (%)
1. TIDAK LULUS : dari 16 BAB yang dinilai mendapat nilai < 60%
2. PRATAMA (DASAR) *: 4 BAB mendapat nilai minimal 80% dan 12 BAB lainnya tidak ada
yang mendapat nilai <20%
3. MADYA ** : 8 BAB mendapat nilai minimal 80 % dan 7 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai di bawah 20%
4. UTAMA *** : 12 BAB mendapat nilai minimal 80% dan 3 BAB lainnya tidak ada yang
mendapat nilai kurang dari 20%
5. PARIPURNA ****: 15 BAB yang di nilai semua mendapat nilai minimal 80 %
PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP
Jln. Basuki Rahmat No.10 (0732) 21118 –23338 Fax (0732) 23338 email: rsudcurup@yahoo.com
CURUP - 39112
RSUD Curup adalah Rumah Sakit tipe C yang sekarang dalam proses untuk naik kelas ke tipe B
sesuai dengan visi misi dan program Bupati Rejang Lebong. Salah satu syarat untuk bias naik
tipe adalah harus sudah terakreditasi Paripurna.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut RSUD Curup sudah memulai kegiatan Akreditasi yang di
maksud. Sebagai langkah awal di bentuklah kelompok kerja yang akan mengerjakan bagian –
bagian dari standar akreditasi RS versi 2012. Setiap Pokja terdiri dari ketua, wakil dan anggota.
Keanggotaan pokja ini di sesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi pokja tersebut.
Langkah berikutnya yang sudah di laksanakan adalah dengan mengadakan workshop akreditasi
dengan mendatangkan narasumber dari KARS ( Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Workshop yang
diadakan meliputi :
Kegiatan Workshop di adakan selama dua bulan setiap akhir minggu menyesuaikan dengan
jadwal narasumber. Dengan peserta semua anggota Pokja yang terlibat dan jajaran
managemen. Workshop ini menggunakan dana DAK non Fisik.
Dari kegiatan Workshop ini didapat beberapa hal penting yang harus di laksanakan untuk syarat
terakreditasi nya Rumah Sakit.
1. Pengetahuan bagi semua staf dan petugas Rumah Sakit bahwa kita harus bekerja sesuai
dengan standar, dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Semua kegiatan yang di lakukan harus terdokumentasi dengan baik
3. Selain standarisasi tenaga dan cara kerja juga harus di tunjamg dengan lingkungan kerja
yang sesuai dengan standar keamanan.
4. Semua kegiatan yang sesuai dengan standar akreditasi harus selalu di evaluasi.
5. Perlu pendukung sarana dan prasarana pendukung di Rumah Sakit. Termasuk gedung
rumah sakit.
6. Perlu dukungan dari para pimpinan terutama pimpinan daerah .
7. Ketersediaan dana untuk menunjang semua persiapan kegiatan Akreditasi
1. Kebiasaan dan pengetahuan petugas RS untuk bekerja sesuai standar perlu ditingkatkan
2. Pokja masih belum mantap karena perpindahan dan mutasi staf dan pegawai sehingga
untuk memulai pekerjaan Pokja masih selalu memerlukan penyesuaian
3. Kesadaran dan kepedulian staf pegawai dan petugas di Rumah Sakit akan penting nya
akreditasi masih sangat rendah
4. Dukungan dari pimpinan masih perlu di tingkatkan
5. Sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai untuk mendukung tercapainya
akreditasi
6. Kondisi gedung RS yang tidak sesuai dengan standar skreditasi
7. Belum tersedianya poliklinik DOTS, RUANG PONEK, RUANG ISOLASI
8. Sarana IPAL yang tidak ada ( rusak)
9. Jalur evakuasi saat terjadi bencana tidak memadai
10. Perizinan beberapa alat yang belum ada, seperti izin Genset, izin alat Ronsen.
11. Dokumen – dokumen bukti kegiatan di unit2 kerja belum tersusun dengan baik
12. Ruang sekretariat akreditasi belum bisa digunakan karena peralatan belum ada
13. Anggaran yang disediakan masih kurang memadai