Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah Sakit sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai, dalam
hal ini adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap para pelanggan
baik internal maupun eksternal.Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit mengisyaratkan bahwa Rumah Sakit harus memiliki standar pelayanan yang harus
dicapai dalam setiap aspek kegiatannya. Untuk mencapai standar tersebut Rumah Sakit
harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai Visi dan Misi
Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola organisasi dan tata kelola klinis yang baik
melalui pelaksanaan prinsip utama manajemen yaitu planning, organizing, actuating,
dan controling.Dengan menjalankan keempat prinsip tersebut secara baik dan benar
sehingga akan menghasilkan pengelolaan sistem manajemen suatu Rumah Sakit yang
baik pula.

BAB II
LATAR BELAKANG

Dalam perjalanannya, pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana sebuah organisasi


juga rawan terjadi penyimpangan penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi seperti
pemberian layanan bukan tidak mungkin bisa beresiko terhadap pasien, bahkan
kematian pasien dan berlanjut pada tuntutan hukum. Begitu juga bila yang terjadi adalah
penyimpangan terhadap pengelolaan administrasi seperti keuangan dan aset, bisa
menjadi ancaman tindak kecurangan atau korupsi. Apapun bentuk penyimpangannya,
potensial akan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat dan negara. Oleh karena itu
Rumah Sakit membentuk Satuan Pemeriksa Internal (SPI) sebagai pelaksana dari salah
satu fungsi manajemen (controlling) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern dan SK Menkes Nomor
938/Menkes/SK/XI/1992 tentang perlunya pembentukan SPI pada Rumah Sakit.
Salah satu fungsi keberadaan SPI adalah untuk melakukan audit terhadap
pelaksanaan manajemen dalam sebuah organisasi. Audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit
internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan
yang sistematis dan teratur. Untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance, Hiro Tugiman dalam buku
Standar Profesi Audit Internal (2004;9).
Pengendalian internal diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
organisasi, menjamin ketelitian dan kebenaran laporan keuangan atau informasi dari
organisasi, serta mendorong agar manajemen dalam organisasi patuh terhadap hukum
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dilaksanakan untuk
menghindari dari kemungkinan tuntutan hukum dalam proses pelaksanaan fungsi
manajemen rumah sakit.
Dalam penyelenggaraan rumah sakit, keberadaan SPI diharapkan dapat menjadi
mitra kerja yang baik bagi manajemen dalam menilai setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh Rumah Sakit dan juga dituntut untuk profesionalisme dalam
menajalankan fungsinya. Sikap profesionalisme yang ditunjukkan berarti memiliki
tanggung jawab dan berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan
peraturan masyarakat, Arents at all (2005;78). Sebagai seorang profesional auditor
internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan se-profesi.
2

Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu


diadakan audit operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat menciptakan
serta mendorong pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, baik itu dari segi pelayanan,
kinerja pegawai, persediaan obat-obatan dan alat-alat medis yang memadai serta
kegiatan operasional lainnya. Berdasarkan hal tersebut manajemen Rumah Sakit perlu
mendorong efektivitas pelayanan kesehatan masyarakatnya. Untuk meningkatkan
kinerja pelayanan di Rumah Sakit perlu adanya audit operasional manajemen Rumah
Sakit dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dengan
paradigma baru yaitu sebagai konsultan dalam pelaksanaan operasional dan fungsi
manajemen di rumah sakit serta unit kerja yang membantu top manajer dalam
mengawasi dan mengevaluasi pengendalian sistem manajemen dan pelayanan Rumah
Sakit sehingga mengarahkan jalannya manajemen dan operasional Rumah Sakit ke jalur
yang benar.
Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibentuk
kepengurusan organisasi untuk kelancaran dalam melaksanakan kegiatannya. Susunan
organisasi tersebut terdiri dari :
1.
2.
3.

Ketua merangkap anggota


Sekretaris merangkap anggota
Anggota 3 (tiga) orang, terdiri dari :
a. Unsur Administrasi
b. Unsur Keperawatan
c. Unsur Penunjang
Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit, baik dari aspek manajemen maupun

operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu Rumah
Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya
pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Usaha
pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya
yang terjangkau yaitu membentuk Rumah Sakit. Untuk dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas dengan harga terjangkau, Rumah Sakit membutuhkan pengelolaan
keuangan yang baik.

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A.
B.

Tujuan Umum

Untuk memastikan kehandalan sistem pengendalian internal RSU MITRA SEHAT


melalui fungsi penilaian dan pengawasannya.

C.

Tujuan Khusus
1. Untuk meyakinkan pengelolaan system manajemen sesuai dengan aturan dan

perundangan yang berlaku


2. Untuk meyakinkan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan RSU MITRA
SEHAT sesuai dengan Sistem Akuntantsi Keuangan (SAK) dan Sistem
Akuntansi Pemerintah (SAP)
3. Untuk meyakinkan proses pelayanan medis sesuai dengan Standar Pelayanan
Medis (SPM) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
4. Untuk meyakinkan proses pelayanan keperawatan sesuai dengan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Standar
Prosedur Operasional (SPO).

BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN PEMERIKSA INTERNAL

Program Kerja Bidang Sekretariatan SPI, dengan kegiatan sbb:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Penataan administrasi SPI


Penataan inventaris peralatan dan perlengkapan sekretariatan
Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
Menyusun program pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)
Menyusun Chapter SPI
Menyusun Laporan Hasil Review dan Laporan Hasil Audit
Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI.

D. Program Kerja Bidang Keuangan, Administrasi dan Penunjang, dengan


kegiatan sbb:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Melakukan review atas Laporan Keuangan Tahunan tahun 2016


Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2016
Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2016
Melakukan review atas Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2016
Melakukan review atas Laporan Keuangan Semester I tahun 2016
Melakukan audit terhadap pendapatan Rumah Sakit
Melakukan evaluasi terhadap Kegiatan Kerja Sama Operasional (KSO) RSU
MITRA SEHAT
Melakukan review dan audit Administrasi Umum dan Kepegawaian
Melakukan evaluasi terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun 2016
Melakukan review terhadap rencana kerja tahun (RKT) tahun 2016
Melakukan evaluasi terhadap efisiensi penggunaan Obat dan BHP tahun 2016
Melakukan audit terhadap Apotek RSU MITRA SEHAT
Melakukan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana RSU MITRA
SEHAT
Evaluasi terhadap kebutuhan SDM Rumah Sakit

E. Program Kerja Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, dengan kegiatan


sbb:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Review dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat jalan
Review dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPO pada rawat jalan
Review dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat inap
Review dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPO pada rawat inap
Review dan audit terhadap penerapan Standar Pelayanan Medis (SPM)
Review dan audit terhadap penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
5

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca indra

terutama mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau suatu masalah
pada saat tertentu. Inspeksi merupakan usaha auditor untuk memperoleh bukti-bukti
secara langsung, yang berarti auditor sendiri yang harus berada disaat keadaan atau
masalah tersebut ingin dibuktikan.

F.

Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan mempergunakan

panca indra terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu. Hal tersebut dilakukan
selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.

G. Tanya Jawab
Teknik tanya jawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
memperoleh pembuktian. Tanya jawab dapat dilakukan dengan cara :
1.
2.

Tanya jawab secara lisan (Wawancara)


Tanya jawab secara tulisan.

H. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi atau penegasan dari
sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun secara tertulis dalam angka
pembuktian audit.
Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.
2.

I.

Lisan
Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu :
Konfirmasi positif
Konfirmasi negative

Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan atau

masalah ke dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk
digabungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain.

J.

Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua

atau lebih gejala atau keadaan.Hasil dari perbandingan kemudian dilanjutkan dengan
melakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

K. Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouching dan verifikasi)


Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan authentik tidaknya serta
lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan verifikasi adalah
istilah yang digunakan dalam arti umum untuk memeriksa ketelitian tentang perkalian,
penjumlahan, pembukuan, dan eksistensinya.

L. Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan
tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen untuk mendapatkan data
yang benar.

M. Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan,
kegiatan maupun masalah sampai pada sumber atau bahan pembuktiannya.

N. Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk
menetapkan kecermatannya.

O. Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk menemukan
hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut.

P.

Sasaran
Sasaran Satuan Pemeriksa Internal (SPI) rumah sakit yaitu :
1.
2.
3.
4.

Pelayanan Administrasi dan Keuangan


Administrasi Pelayanan Medis
Admnistrasi Pelayanan Keperawatan
Administrasi Pelayanan Penunjang.

Q. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan.


1

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.


Evaluasi pelaksanaan program kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI) akan
dilakukan setiap 3(tiga) bulan sekali, dan langsungdievaluasi oleh kepala
Satuan Pengawas Intern (SPI). Setiap dilakukan proses evaluasi terhadap
pencapaian kinerja,makaakan dibahas dan diadakan diskusi bersama antara
fungsional umum di SPI untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang
dicapai dalam periode tersebut. Apabila terdapat kendala dan hambatan dalam
pelaksanaan program yang tidak sesuai dengan rencana maka akan dicari solusi
untuk pemecahannya agar tidak mengakibatkan terjadi gangguan terhadap
program-program yang lain. Tabel format untuk evaluasi pencapaian kinerja
setiap triwulan sebagai berikut :
Tabel
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan
Triwulan : ................
No

Tahun : .................

Uraian Tugas/

Target

Kegiatan

Pencapaian

Realisasi

Kendala/
Hambatan

Solusi

1
2

1.

Pelaporan Kegiatan
Evaluasi laporan kegiatan akan dibuat dalam bentuk tabel yang memuat uraian
kegiatan, target, capaian, kendala / permasalahan yang dihadapi, serta
keterangan. Dengan format yang sedemikian maka akan dapat melihat hasil
capaian (kinerja) selama 3 (tiga) bulan berjalan program yang ada. Laporan
tersebut akan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI.
Kemudian Kepala SPI beserta bagian kesekretariatan SPI akan membuat
rekapitulasi terhadap semua laporan evaluasi kegiatan

untuk disampaikan

kepada Direktur sebagai atasan langsung.

R. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1

Pencatatan dan Pelaporan


Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan
program yang telah disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu
9

Ket

Kertas Kerja Audit (KKA). Catatan-catatan tersebut akan menjadi bukti yang
autentik serta juga sebagai dokumen untuk pemeriksaan dan evaluasi audit
yang telah dilaksanakan. Kertas Kerja Audit (KKA) juga sebagai dokumen dan
bukti terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal.
2.

Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusuntim SPI terhadap kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan skedul adalah hasil reviu dan audit terhadap suatu
bidang pelayanan disusun dalam bentuk laporan tertulis yang akan
disampaikan langsung kepada Direktur pada akhir tahun berjalan. Isi laporan
dimaksud mencakup temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari hasil reviu /
audit yang telah dilaksanakan oleh tim SPI
pengambilan suatu kebijakan dan keputusan.

10

menjadi masukan dalam

Anda mungkin juga menyukai