Anda di halaman 1dari 103

Buku Panduan KPK

Survei Penilaian Integritas

I
II
1. Pembuka 1
2. Apa itu Sur vei Penilaian Integritas? 8
3. Outline 12
4. Persiapan Perencanaan Pelaksanaan SPI 14
• Persiapan Tim 16
• Persiapan Teknis 18
5. Pelaksanaan SPI 20
• Mengenal Komponen Integritas Institusi 23
• Pemahaman terhadap Kuesioner dan 27
Faktor Koreksi
• Penentuan Sampel 43
• Pelaksanaan Sur vei 57
• Perhitungan Hasil Sur vei 65
• Langkah Komunikasi 86
6. Tindak Lanjut SPI 88

1
Daftar Isi
Selama ini
jika Anda
mendengar
terkait tindak
korupsi, apa
yang ada di
dalam pikiran
Anda?
Apakah terkait dengan tindak korupsi yang sering
muncul di televisi? Apakah Anda memikirkan
terkait tindakan penyidikan yang dilakukan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)? Atau mungkin
terkait
dengan suatu institusi ter tentu?

22
Penger tian terkait korupsi memang sangat luas Rendahnya integritas baik di tingkat organisasi
dan beragam. Tanpa kita sadari, tindakan sekecil maupun individu dapat dikategorikan sebagai
datang terlambat atau berbohong pada rekan permasalahan yang mendasar karena integritas
kerja juga tetap merupakan bentuk korupsi. Saat sendiri berasal dari dalam diri setiap individu.
ini di negeri kita, persoalan terkait tindak korupsi Pendekatan pemberantasan korupsi melalui upaya
telah menjadi berita yang terus menerus muncul membangun integritas perlu digalakkan, karena
dan menciptakan sikap skeptis dari publik terkait tanpa memperbaiki integritas, sebaik apapun
persoalan ini. Masyarakat mulai berpikir bahwa sistem yang diterapkan akan terus muncul kolusi.
mengambil dana sisa terkait pengadaan bukanlah Kehadiran integritas di level individu, organisasi,
persoalan besar dan memberikan uang pelicin dan nasional merupakan per tahanan terbaik untuk
ketika mengurus administrasi pemerintahan mencegah terjadinya korupsi. Di Indonesia upaya
merupakan hal yang biasa, karena mereka berpikir tersebut sudah muncul, diinisiasi oleh berbagai
bahwa banyak hal terkait korupsi yang lebih besar Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah (K /L
daripada itu. / PD)

Berbagai pihak yang ber teriak bahwa


korupsi harus diberantas dan KPK sebagai sebuah
institusi yang diberikan amanah telah berusaha
semaksimal mungkin melalui bagian Pencegahan
dan Penindakannya untuk memberantas hal ini.
Namun kenyataannya korupsi hanya bisa
diberantas apabila mampu menyentuh akar
permasalahan dari timbulnya kasus korupsi
tersebut.
karena integritas sendiri berasal dari dalam diri kekuasaan resmi atau wewenang oleh para
setiap individu. Pendekatan pemberantasan pejabat publik untuk tujuan-tujuan yang sah
korupsi melalui upaya membangun integritas ( justified) menurut hukum. Keteguhan
perlu digalakkan, karena tanpa memperbaiki diri aparatur birokrasi dan pejabat publik untuk
integritas, sebaik apapun sistem yang diterapkan tidak meminta atau menerima apapun yang bukan
akan terus muncul korupsi. Kehadiran integritas di menjadi haknya merupakan bentuk integritas yang
level individu, organisasi, dan nasional merupakan dapat membantu mendukung terciptanya good
per tahanan terbaik untuk mencegah terjadinya governance.
korupsi. Di Indonesia upaya tersebut sudah
muncul, diinisiasi oleh berbagai Kementerian/ Untuk mendukung ter wujudnya good governance
Lembaga/ Pemerintah Daerah (K /L /PD). tersebut, KPK merancang Sur vei
Penilaian Intergitas (SPI) yang dapat
Kata integritas sendiri berasal dari bahasa dilaksanakan secara mandiri oleh K /L /PD.
inggris yaitu Integrity, yang secara SPI hadir untuk mengindikasikan adanya
definisi berar ti: kepengikutan dan ketundukan perilaku korupsi dan mengukur tingkat integritas
kepada prinsip-prinsip moral dan etis dalam suatu lembaga pemerintahan dari sisi
(adherence to moral and ethical principles); internal, eksternal, maupun pihak eksper dan
keutuhan karakter moral (soundness of moral laporan-laporan terkait. KPK menyusun buku
character); kejujuran (honesty); tidak rusak secara panduan pelaksanaan SPI ini dengan harapan
moral (morally unimpared) atau keadaan moral dapat menjadi acuan bagi K /L / PD dalam
sempurna tanpa cacat (morally per fect mempersiapkan pengukuran sur vei integritas
condition). Integritas dalam konteks sesuai dengan kebutuhan spesifik di masing-
pemerintahan adalah penggunaan masing K /L /PD.
RELA -
TIVE S
Mengapa KPK
Menciptakan
SPI?

Mungkin Anda penasaran mengapa KPK


menciptakan SPI, padahal sudah ada Corruption
Perception Index (CPI) atau Indeks Perilaku
AntiKorupsi (IPAK). Maka dari itu, berikut adalah
penjelasan singkat mengenai perbedaan CPI dan
IPAK.
Corruption Perception Index (CPI) merupakan antara berbagai negara secara agregat (makro),
indeks yang dipublikasikan setiap tahun oleh CPI tidak mampu mengukur perubahan di tingkat
Transparency International dan dilakukan di individu dan organisasi.
180 negara. Indeks ini merupakan indeks
komposit yang menggabungkan berbagai Indeks Perilaku AntiKorupsi (IPAK) yang
indikator dari sur vey-sur vei lainnya. Di dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan Pusat
Indonesia, indeks penyusun Corruption Statistik merupakan indeks dari sur vei yang
Perception Index terdiri dari 9 sur vey, yaitu: dilakukan terhadap sekitar 10.0 0 0 responden
(1) Ber telsmann Foundation Transform Index, (2) yang tersebar di 34 Provinsi Indonesia. Sur vei
World Economic Forum Executive Opinion Sur ini menangkap pendapat dan pengalaman
vey, (3) Political Risk Ser vice International masyarakat terkait korupsi. Meskipun alat ukur ini
Countr y Risk Guide, (4) Institute for memiliki jumlah responden yang cukup besar dan
Management Development World Competitiveness mampu menangkap pendapat dan pengalaman di
Yearbook, (5) Economist Intelligence Unit tingkat individu (mikro), indeks ini tidak
Countr y Rating, (6) Global Insight Countr y menangkap pendapat dan pengalaman dari sudut
Risk Ratings, (7) Political & Economic Risk pandang internal atau pegawai instansi publik.
Consultancy Asia Risk Guide, (8) Varieties of
Democracy Project, (9) World Justice Project –
Rule of Law Index. Berbagai alat ukur penyusun
indeks komposit CPI ini melakukan sur vei
terhadap para pengguna layanan dan sektor
swasta di kota besar di Indonesia. Meskipun CPI
dapat menjadi indikator terhadap pemberantasan
dan pencegahan korupsi
ser ta permasalahan integritas untuk dibandingkan

7
Apa Itu
Survei
Penilaian
Integritas?
Penilaian integritas adalah penilaian yang
dilakukan kepada suatu insititusi dengan
mengkombinasikan pendekatan persepsi dan
pengalaman baik secara langsung maupun tidak
langsung dan diwakili oleh pegawai/pejabat publik
dalam melaksanakan tugas secara transparan,
akuntabel, dan antikorupsi.

8
Tujuan Meningkatkan kesadaran Risiko Korupsi dan
Perbaikan Sistem Antikorupsi

Bentuk Kemitraan dengan Intansi; Penilaian Mandiri


Kegiatan
Hasil Dasar Kebijakan Antikorupsi

Manfaat 1. Identifikasi Area Rentan Korupsi


2. Indikator keberhasilan Kegiatan Antikorupsi
3. Peningkatan Kepercayaan Publik

Sekilas Kegiatan

2007 2014 2015 2016 2017


Sur vei Integritas KPK per Perbaikan Konsep, Metode Pilot Project dan Penyem-
tama kali diperkenalkan dan Instrumen menjadi Sur- purnaan Metode
vei Penilaian Integritas

9
9
Apa Itu Sur vei Penilaian
penilaian integritas
Integritas
berbentuk
merupakan
sur vei

Survei
yang telah dikembangkan oleh KPK sejak
20 07. Setelah dilakukan percobaan terkait
Sur vei Penilaian Integritas di tahun 2017 dan

Penilaian 2018, KPK akhirnya merasa yakin dan sangat


mengharapkan keterlibatan aktif dari setiap
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah

Integritas? untuk melakukan sur vei ini secara mandiri.

10
10
Apa saja Siapa saja
yang dapat yang dapat
dinilai dari berpartisipasi
SPI? dalam SPI?
Budaya Pengelolaan Pegawai
Antikorupsi SDM yang bekerja dalam institusi
Budaya dalam institusi Tindakan dan sikap yang
terkait dengan tindakan ada di dalam pengelolaan
antikorupsi Pengguna
pegawai di suatu institusi
Layanan
dari suatu institusi
Pengelolaan Sistem
Anggaran Antikorupsi Narasumber
Pengelolaan aliran dana Sistem pencegahan Ahli
dalam suatu institusi tindakan korupsi dalam terkait isu korupsi
suatu institusi

11
Persiapan

1 Pelaksanaan SPI
Apa yang harus dipersiapkan untuk menjalankan SPI?

Pelaksanaan SPI
Bagaimana langkah

2 pelaksanaan SPI?

Outline
Buku ini diharapkan dapat berguna untuk
membantu Anda untuk melaksanakan Sur Tindak Lanjut
vei Penilaian Integritas dan menumbuhkan nilai- Hasil SPI
nilai integritas dalam institusi Anda. Secara
umum, buku ini akan dibagi ke dalam 3 (tiga)
bagian yaitu bagian persiapan, bagian
3 Apa yang dapat
dilakukan terkait hasil dari
SPI?
pelaksanaan sur vei, dan bagian tindak lanjut.

12
13
1

Persiapan
Perencanaan
Pelaksanaan
SPI
14
15
Apa yang
Dilakukan
Pada Persiapan

Tahap
Teknis terkait
Pelaksanaan
Survei
Mempersiapkan

Ini? Tim yang


Bertanggung
Jawab terkait
dengan
Pelaksanaan SPI

16
16
Sur vei Penilaian Integritas merupakan sur vei • Membentuk suatu tim di luar bagian yang
yang akan diadakan oleh institusi dan hasil dari sudah ada dalam institusi untuk menjadi
sur vei ini akan berguna pula untuk institusi. penanggung jawab. Contoh:
mengambil sumber daya dari bagian
Dalam pelaksanaannya, sur vei ini Hubungan Masyarakat, bagian Penelitian dan
akan membutuhkan beberapa pihak internal dari Pengembangan, dan bagian Administrasi.
institusi yang ber fungsi untuk menjadi
penggerak agar sur vei ini dapat berjalan dengan
baik. Maka itu, sangat disarankan untuk institusi
TIPS
agar dapat membentuk sebuah tim yang ber
tanggung jawab untuk menjalankan sur vei ini. Berikut adalah beberapa tips yang Anda dapat
Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh institusi gunakan untuk memudahkan pembentukan tim:
untuk memiliki tim yang ber tanggung jawab 1. Tentukan jumlah yang dibutuhkan untuk tim
untuk pelaksanaan sur vei ini: penanggung jawab SPI
2. Tentukan peran yang dibutuhkan untuk
• Menunjuk suatu bagian untuk pelaksanaan SPI
menjadi penanggung jawab, seper ti bagian 3. Tentukan tanggung jawab dari masing-masing
inspektorat peran
/ pengawasan internal. Namun apabila bagian
inspektorat / bagian pengawasan dalam
institusi Anda terlalu kecil, Anda dapat
menggunakan cara kedua.
Persiapan
Teknis
Setelah membentuk tim, maka yang perlu
dilakukan adalah persiapan teknis pelaksanaan
sur vei. Untuk pelaksanaan teknis, terdapat 3 (tiga)
pekerjaan utama yang harus dilakukan, antara
lain:

Menyusun
Anggaran Biaya
Saat sudah menyusun tim untuk melakukan Sur
vei Penilaian Integritas, ada baiknya untuk menentukan
anggaran terkait pelaksanaan Sur vei Penilaian Integritas
ini. Penyusunan anggaran perlu dilakukan agar dapat
dimasukan ke dalam pengajuan anggaran untuk rencana
anggaran di tahun berikutnya, ketika sur vei
hendak dijalankan.

18
Menentukan
Langkah
Pelaksanaan
Pekerjaan
Menentukan waktu berjalannya sur vei dan tim
lapangan. Tim dapat membuat timeline pekerjaan
agar dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat
waktu, dan mengkaji kembali tim lapangan yang
dapat dibentuk. Tim lapangan dapat ditentukan
oleh tim penanggung jawab: tim penanggung
jawab dapat menunjuk pihak ketiga untuk
menjalankan teknis sur vei ini. Koordinasi
dengan Pihak
KPK
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, insitusi
dapat menghubungi pihak KPK jika mengalami
kebingungan atau merasa tidak yakin terkait
pelaksanaan sur vei ini.

19
2

Pelaksanaan
SPI
20
20
21
Melakukan
Survei
Penilaian
Integritas
Dalam bagian ini, terdapat 6 (enam) langkah yang dapat
dilakukan oleh institusi terkait dengan pelaksanaan
Sur vei Penilaian Integritas.

1. Mengenal Komponen Integritas


Institusi
2. Pemahaman terhadap Kuesioner dan
Faktor Koreksi
3. Penentuan Sampel
4. Pelaksanaan Survei
5. Perhitungan Hasil Survei
6. Langkah Komunikasi

22
22
1.
Dalam Sur vei Penilaian Integritas yang
akan dilakukan serentak oleh institusi, terdapat
empat
Mengenal Komponen komponen penting yang akan membentuk indeks

Indeks Integritas integritas institusi yaitu integritas internal,


integritas eksternal, penilaian eksper, dan faktor
Institusi koreksi.

LINGKUP INDEKS INTEGRITAS INSTITUSI

Indeks Integritas

Integritas Integritas Penilaian Faktor


Internal Eksternal Eksper Koreksi
Sur vei Pegawai Sur vei Sur vei Pengurang Berupa:
Pengguna Narasumber Laporan Pengaduan,
Layanan Publik Asli Laporan Kepatuhan
LHKPN, dan
Pengarahan Saat
Sur vei
Mengenal Komponen Indeks Integritas Institu
si

Penilaian Integritas dilakukan kepada:


• Internal: pegawai di lembaga publik.
• Eksternal: masyarakat atau
organisasi sebagai pengguna layanan publik.
Diagnosa tingkat integritas lembaga publik
didasarkan atas persepsi dan pengalaman dari
kaca mata pengguna layanan publik.
• Eksper: melakukan wawancara
kepada beberapa orang terkait yang memiliki
pengetahuan komprehensif terhadap masalah
integritas dan korupsi pada lembaga publik.
• Faktor Koreksi: berperan sebagai
faktor pengurang besaran integritas institusi.
Faktor koreksi sejalan dengan prinsip yang
digunakan dalam pemberantas korupsi yaitu:
“one is too many ”. Faktor koreksi pada Sur
vei Penilaian Integritas diambil dari laporan
pengaduan dan laporan kepatuhan LHKPN
(Laporan Hasil
Kekayaan Pejabat Negara).

24
Berdasarkan penjelasan terkait komponen
penilaian integritas, maka dapat disimpulkan
Data Primer
bahwa indeks integritas institusi dibentuk dari Internal
penggabungan tingkat integritas lembaga yang Eksternal
dinilai dari perspektif masyarakat, pegawai di K Eksper
/L / PD tersebut, dan narasumber ahli ser ta
laporan pengaduan dan LHKPN (Laporan Hasil
Kekayaan Pejabat Negara) yang masuk selama Data Sekunder
setahun terakhir. Faktor Koreksi

Secara statistik pengambilan data dibagi menjadi


2 (dua) cara yaitu data primer yang merupakan
pengambilan secara langsung dan data sekunder
yang merupakan pengambilan data dari pihak lain.

Data terkait indeks penilaian internal, indeks


penilaian eksternal, dan indeks penilaian eksper
akan berasal dari kuesioner sehingga akan disebut
sebagai data primer. Sedangkan data terkait faktor
koreksi akan disebut data sekunder karena berasal
dari laporan terkait organisasi.

25
Ketika sudah dilakukan sur vei dan
didapatkan data-data tersebut, maka hasilnya akan
dihitung untuk mendapatkan indeks integritas
institusi. Cara mendapatkan indeks integritas
tersebut adalah dengan menggunakan formulasi
komponen indeks integritas institusi yang
berbentuk sebagai
berikut:
Indeks Indeks Indeks
Penilaian + Penilaian + Penilaian -
Internal Eksternal Eksper

Indeks Integritas Laporan


Institusi = Faktor
-
Laporan
- Kepatuhan -
Koreksi Pengaduan
LHKPN

Pengarahan
Instansi
Sebelum
Survei
2.
Pemahaman Terhadap
Kuesioner Dan Faktor
Koreksi
Dalam setiap kuesioner Sur vei Penilaian KETERANGAN UMUM
Integritas akan terdapat 3 (tiga) bagian besar yaitu Berisi mengenai keterangan tempat
terkait keterangan umum, keterangan responden, dilaksanakannya sur vei dan nama inter viewer
dan penilaian integritas. / pewawancara.

KETERANGAN RESPONDEN
Berisi mengenai keterangan data diri dan informasi
terkait responden yang menjawab per tanyaan
dalam kuesioner ini.

PENILAIAN INTEGRITAS
Berisi mengenai komponen-komponen yang akan
dinilai dalam sur vei dan isinya akan
tergantung pada jenis kuesioner yang ada.

27
Pemahaman Terhadap Kuesioner Dan Faktor Korek
si

Terdapat 3 (tiga) jenis kuesioner dalam Sur


vei
Penilaian Integritas yaitu;
a. Kuesioner untuk penilaian Internal
b. Kuesioner untuk penilaian Eksternal, dan
c. Kuesioner untuk penilaian Eksper.

Dalam setiap kuesioner tersebut, terdapat beberapa


bagian yang akan membentuk kuesioner tersebut
menjadi suatu kuesioner yang utuh. Kuesioner
yang digunakan dalam pelaksanaan SPI ini dapat
diunduh di kpk.go.id.

28
A.
INTEGRITAS INTERNAL
Integritas internal dimaknai sebagai tingkat
integritas organisasi publik yang dinilai oleh
pegawai yang bekerja dalam organisasi. Integritas
internal dibentuk oleh 4 (empat) indikator yang
ada dalam kuesioner untuk pihak Internal, yaitu
budaya organisasi, sistem antikorupsi, pengelolaan
sumber daya manusia, dan pengelolaan anggaran.

BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Meliputi transparansi, konflik kepentingan, Meliputi proses rekrutmen, promosi, mutasi, dan
keberadaan calo, nepotisme, suap, kerugian kebijakan peningkatan kualitas SDM.
negara, dan penyalahgunaan wewenang oleh
atasan. PENGELOLAAN ANGGARAN
Meliputi pengelolaan Anggaran, penyelewengan
SISTEM ANTIKORUPSI anggaran, perjalanan fiktif, dan pemotongan
Meliputi keberadaan dan efektivitas sistem honor tak resmi.
antikorupsi.

29
Dalam kuesioner terkait Sur vei Penilaian
Integritas, akan terdapat beberapa blok per
tanyaan yang memudahkan Anda untuk menger ti
dimensi yang membentuk kuesioner. Berikut
adalah pembagian
blok yang dibuat terkait kuesioner internal.
BLOK I
Pengenalan Tempat BLOK VII Persepsi
KETERANGAN dan Pengalaman
BLOK II UMUM tentang Pengelolaan
Identitas Petugas Anggaran
BLOK III KETERANGAN BLOK VIII
Karakteristik Responden RESPONDEN Lainnya: lokus resiko
korupsi, program
BLOK IV Persepsi pencegahan korupsi, dll.
dan Pengalaman
tentang Budaya BLOK IX
Organisasi Catatan

BLOK V Persepsi
dan Pengalaman
tentang Sistem
Antikorupsi

BLOK VI Persepsi
dan Pengalaman
Pengelolaan Sumber PENILAIAN
Daya Manusia INTEGRITAS
INTERNAL
Pemahaman Terhadap Kuesioner Dan Faktor Korek
si
PENJELASAN:
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT
Blok ini merupakan blok yang membahas terkait diadakan dalam institusi tersebut; mulai dari bentuk
latar
kegiatan hingga kegiatan tindak lanjut yang diketahui.
belakang institusi yang akan dinilai; mulai dari
tingkatannya (pusat atau daerah) hingga nama institusi BLOK VI: PERSEPSI DAN PENGALAMAN
maupun unit kerja. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam blok ini akan dibahas terkait persepsi dan
BLOK II: IDENTITAS PETUGAS
pengalaman tentang pengelolaan pegawai dalam institusi
Identitas petugas merupakan blok yang berisi tentang
yang sedang disur vei.
data diri dari petugas yang ber tindak sebagai inter
viewer. BLOK VII: PERSEPSI DAN PENGALAMAN
TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN
BLOK III: KARAKTERISTIK RESPONDEN
Blok ini membahas terkait pengelolaan anggaran dalam
Data diri terkait responden yang mengisi kuesioner akan
institusi; termasuk untuk menilai penyelewengan anggaran
dibahas pada blok ini.
dalam institusi tersebut.
BLOK IV: PERSEPSI DAN PENGALAMAN
TENTANG BUDAYA ORGANISASI BLOK VIII: LAINNYA
Jumlah per tanyaan pada blok ini hanya sedikit
Pada blok ini akan dibahas terkait persepsi dan
dan hanya membahas terkait inovasi terkait pemberantasan
pengalaman responden tentang budaya organisasi di
korupsi yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari dan
bagian atau unit kerja di institusi ter tentu.
memberantas tindakan korupsi dalam institusi.
BLOK V: PERSEPSI DAN PENGALAMAN
BLOK IX: CATATAN
TENTANG SISTEM ANTIKORUPSI
Blok ini akan membahas terkait sistem antikorupsi
yang
Penilaian integritas internal dilakukan untuk atasan yang tidak semestinya, dan lain-lain. Dalam
mengukur persepsi dan pengalaman pegawai kuesioner terkait integritas internal, berdasarkan
tentang korupsi menyangkut tugas pokok 4 (empat) komponen yang dimiliki, terdapat
dan fungsi K /L /PD yang berhubungan variabel-variabel penyusun indikator sebagai
dengan gratifikasi, pengembangan sumber daya berikut:
manusia,
pengelolaan dana yang tidak tepat, perintah

INTEGRITAS
ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI SISTEM ANTIKORUPSI


Adanya transparansi -> R401 Sosialisasi antikorupsi -> R501
Bebas dari kepentingan pribadi -> R402 Sanksi bagi para pelaku korupsi -> R502
Keberadaan calo/perantara/biro jasa -> R403 Adanya perlindungan bagi pelapor
Bebas dari nepotisme -> R404 praktik korupsi -> R503
Penyalahgunaan Wewenang -> R405, R407 Keteladanan antikorupsi dari pimpinan
Bebas dari suap/gratifikasi -> R406 -> R 504
Penilaian integritas internal dilakukan untuk atasan yang tidak semestinya, dan lain-lain. Dalam
mengukur persepsi dan pengalaman pegawai kuesioner terkait integritas internal, berdasarkan
tentang korupsi menyangkut tugas pokok 4 (empat) komponen yang dimiliki, terdapat
dan fungsi K /L /PD yang berhubungan variabel-variabel penyusun indikator sebagai
dengan gratifikasi, pengembangan sumber daya berikut:
manusia,
pengelolaan dana yang tidak tepat, perintah

INTEGRITAS
KERJA PEGAWAI

PENGELOLAAN
PENGELOLAAN SDM
ANGGARAN
Seleksi penerimaan pegawai -> R601 Penyelewengan anggaran -> R701,
Sistem penilaian kinerja yang objektif -> R702, R703, R704
R602 Praktik perjalanan dinas fiktif -> R705
Paktik suap & unsur balas budi Praktik pemotongon honor -> R706
dalam peningkatan karir pegawai ->
R603
Paktik suap & unsur balas budi dalam
peningkatan kualitas pegawai -> R604
B.
INTEGRITAS EKSTERNAL
Penilaian integritas eksternal dilakukan dari sudut
pandang masyarakat sebagai pengguna layanan
publik. Integritas eksternal didefinisikan sebagai
sejauh mana pegawai sebagai penyedia layanan
publik melaksanakan tugas secara transparan,
akuntabel, dan bebas korupsi. Terdapat 3 (tiga)
komponen variabel yaitu transparansi, sistem
antikorupsi, dan integritas pegawai.

TRANSPARANSI INTEGRITAS PEGAWAI


Meliputi transparansi pelayanan dan integritas Meliputi integritas pegawai, kejadian suap,
pelayanan inisiatif suap, dan jenis suap

SISTEM ANTIKORUPSI
Meliputi kampanye antikorupsi, sanksi
perilaku korupsi, dan tindak lanjut pengaduan
Untuk kuesioner eksternal, terdapat 7 (tujuh)
blok yang membentuk kuesioner, dengan dimensi
yang dinilai akan terkait dengan transparansi dan
akuntabilitas.

BLOK I
Pengenalan Tempat BLOK V Persepsi
KETERANGAN
BLOK II UMUM dan Pengalaman
Identitas Petugas tentang Akuntabilitas
Pegawai
BLOK III KETERANGAN
Karakteristik Responden RESPONDEN BLOK VI
Lainnya: lokus resiko
BLOK IV Persepsi dan korupsi, program
Pengalaman tentang pencegahan korupsi, dll.
Transparansi/ PENILAIAN
Keterbukaan dan INTEGRITAS BLOK VII
Akuntabilitas INTERNAL Catatan
Pelayanan
PENJELASAN:
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT BLOK V: PERSEPSI DAN PENGALAMAN
Blok ini merupakan blok yang membahas terkait TENTANG AKUNTABILITAS PEGAWAI
latar
belakang institusi yang akan dinilai; mulai dari Jika pada blok sebelumnya pembahasan lebih fokus
tingkatannya (pusat atau daerah) hingga nama institusi terkait persepsi dan akuntabilitas proses pelayanan, maka
maupun unit kerja. dalam blok ini yang dibahas adalah terkait pegawai dalam
institusi tersebut yang memberikan pelayanan.

BLOK II: IDENTITAS PETUGAS


Identitas petugas merupakan blok yang berisi tentang BLOK VI: LAINNYA
data diri dari petugas yang ber tindak sebagai inter Blok ini membahas terkait tindakan pencegahan dan upaya
viewer. pemberantasan yang merupakan masukan dari respoden
eksternal.

BLOK III: KARAKTERISTIK RESPONDEN BLOK VII: CATATAN


Data diri terkait responden yang mengisi kuesioner akan
dibahas pada blok ini.

BLOK IV: PERSEPSI DAN PENGALAMAN


TENTANG TRANSPARANSI/KETERBUKAAN
DAN AKUNTABILITAS
Blok ini merupakan blok yang membahas terkait latar
belakang institusi yang akan dinilai; mulai dari
tingkatannya (pusat atau daerah) hingga nama institusi
maupun unit kerja.
Variabel pembentuk indikator diperoleh dari satu
atau lebih per tanyaan dalam kuesioner.

TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS PEGAWAI
PELAYANAN

SISTEM
TRANSPARANSI INTEGRITAS PEGAWAI
ANTIKORUPSI

Adanya transparansi -> R401 Kampanye/imbauan antikorupsi -> R406 Budaya Kejujuran -> R501
Prosedur pelayanan/perizinan -> R402 Sistem pencegahan korupsi -> R407 Bebas dari kepentingan pribadi -> R502
Bebas dari pengistimewaan orang / Hukuman bagi para pelaku korupsi -> Bebas dari penyalahgunaan wewenang -> R503
kelompok ter tentu -> R403 R408 Pelayanan yang baik dan efektif -> R504
Bebas dari diskriminasi identitas/ Mekanisme dan pelindungan whistle Bebas dari penerimaan suap -> R505, R506,
golongan -> R405 blower -> R409, R410 R507, R508, R509, R510, R511
Responsif terhadap laporan korupsi ->
R411, R412
C.
PENILAIAN EKSPER
Sur vei kepada eksper ini dilakukan untuk
menilai
2 (dua) komponen yaitu transparansi dan sistem
antikorupsi. Penilaian ini dilakukan kepada para
eksper karena mereka adalah orang-orang yang
dianggap menger ti secara komprehensif terkait
masalah integritas, korupsi, dan lain-lain.

TRANSPARANSI SISTEM ANTIKORUPSI


Transparansi lembaga publik dari sudut pandang Sistem antikorupsi lembaga publik dari
narasumber ahli sudut pandang narasumber ahli
Untuk penilaian eksper, akan terdapat 6 (enam)
blok dalam kuesioner.

BLOK I
Pengenalan Tempat BLOK V
KETERANGAN Lainnya: lokus resiko
BLOK II UMUM
Identitas Petugas korupsi, program
pencegahan korupsi, dll.
BLOK III KETERANGAN
Karakteristik Responden RESPONDEN BLOK VI
Catatan
BLOK IV Persepsi dan
Pengalaman tentang
Transparansi/ PENILAIAN
Keterbukaan dan INTEGRITAS
Akuntabilitas INTERNAL
Pelayanan
PENJELASAN:
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT BLOK V: LAINNYA
Blok ini merupakan blok yang membahas terkait
latar Bagian ini akan menilai secara umum terkait integritas
pegawai dalam suatu instansi dan tindakan pemberantasan
belakang institusi yang akan dinilai; mulai dari
dan pencegahan yang harus dilakukan.
tingkatannya (pusat atau daerah) hingga nama institusi
maupun unit kerja.
BLOK VI: CATATAN
Blok ini membahas terkait tindakan pencegahan dan upaya
BLOK II: IDENTITAS PETUGAS
pemberantasan yang merupakan masukan dari respoden
Identitas petugas merupakan blok yang berisi tentang
eksternal.
data diri dari petugas yang ber tindak sebagai inter
viewer.

BLOK III: KARAKTERISTIK RESPONDEN


Data diri terkait responden yang mengisi kuesioner akan
dibahas pada blok ini.

BLOK IV: PENILAIAN TERHADAP INSTANSI


Blok ini akan berisi beberapa per tanyaan yang
ditujukan pada pihak eksper terkait dengan keberadaan
tindakan korupsi dalam suatu instansi.
Sama halnya dengan perhitungan integritas
internal dan integritas eksternal sebelumnya,
penilaian eksper ini juga dibentuk dari
variabel-
variabel penyusun indikator sebagai berikut:

TRANSPARANSI DAN
SISTEM ANTIKORUPSI

TRANSPARANSI SISTEM ANTIKORUPSI

Transparansi pelayanan -> 403 Sistem antikorupsi -> 408


Transparansi anggaran -> 405 Suap dan pemerasan -> 401
Pengelolaan SDM -> Pungli -> 402
407 Calo -> 404
Pengelolaan barang dan jasa -> 406
Pemahaman Terhadap Kuesioner Dan Faktor Koreksi

LAPORAN PENGADUAN
Laporan pengaduan yang digunakan adalah
laporan pengaduan masyarakat dari periode
sebelumnya terkait kasus korupsi. Sebagai
contoh, dalam SPI yang dilakukan KPK untuk
tahun 2017 pada 36 KLPD, digunakan laporan
pengaduan yang diterima KPK selama
FAKTOR KOREKSI tahun
2016.

Selain menggunakan kuesioner yang berbentuk LAPORAN KEPATUHAN


data primer, seper ti yang sudah Laporan kepatuhan LHKPN adalah
dikatakan sebelumnya, Sur vei Penilaian persentase dari jumlah wajib lapor disetiap
Integritas juga akan menggunakan data KLPD yang belum melaporkan LHKPN
sekunder yaitu beberapa laporan terkait lembaga terhadap jumlah seluruh wajib lapor pada tahun
yang menjadi data tambahan. Secara umum, faktor sebelumnya.
koreksi mencakup 3 (tiga) hal yaitu tindakan yang
dapat menyebabkan penurunan keandalan MEMBERIKAN PENGARAHAN
(reliabilit y) dan kejujuran (fairness) penilaian SEBELUM SURVEI DI
termasuk manipulasi daf tar sampel dan LAKSANAKAN
responden sur vei yang dapat menyebabkan
Pengarahan yang dimaksud di sini adalah
pengurangan skor dari skor total seharusnya. Tiga
adanya upaya mengarahkan responden untuk
jenis faktor koreksi antara lain:
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan (lebih baik /lebih buruk)
ketika mengisi kuesioner.

42
3 . Penen tuan Sampel
Dalam menentukan sampel, terdapat
beberapa langkah yang harus dilalui. CAKUPAN
1.

KPK menggambarkan 4 (empat) langkah RESPONDEN


yang dapat dilakukan untuk menentukan
2.
sampel responden. TARGET
RESPONDEN

3.
KERANGKA
SAMPEL

4.
PENENTUAN
TARGET SAMPEL

43
Penentuan Sampel

1.
CAKUPAN RESPONDEN

Pada bagian sebelumnya telah dikatakan bahwa keter wakilan populasi. Penentuan
pengambilan data dalam Sur vei Penilaian lokus sur vei sebaiknya meliputi syarat
Integritas ini akan dibagi menjadi pengambilan berikut:
data primer dan data sekunder. Untuk mengambil • Unit-unit utama dalam rangka pencapaian
data primer, Anda memerlukan penentuan sampel visi dan misi organisasi;
agar hasil yang didapatkan dapat menunjukkan • Memiliki dampak berar ti
keter wakilan data dan dapat dianggap valid. pada penciptaan kepercayaan publik jika
Sebelumnya, mari menger ti terlebih dahulu dilakukan perbaikan dalam konteks
terkait cakupan pengambilan data primer dari pencegahan korupsi (anggaran terbesar,
Sur vei Penilaian Integritas ini. jumlah pengguna layanan besar, memiliki
kerentanan korupsi tinggi dari data
CAK U PAN PUSAT temuan BPK /BPKP dan
Lokus sur vei pada K /L adalah unit yang penindakan penegak hukum dll)
terkait dengan pihak eksternal dalam rangka 2. Unit di daerah dapat merupakan unit yang
pelaksanaan tugas / pekerjaan. terkait dengan pekerjaan umum; bidang
perhubungan; kesehatan / pendidikan;
pendapatan daerah (Samsat); PTSP
CAKUPAN DAERAH
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu); maupun
pengadaan.

1.
L
o
k
u
Penentuan Sampel

1.
CAKUPAN RESPONDEN
s n
t
s u
u k
r a
n
v
e o
i l
e
s h
e
b s
e e
n t
a i
r a
n p
y
a i
n
d s
i t
t a
e n
Penentuan Sampel

1.
CAKUPAN RESPONDEN
s r
i k
a
d n
a
e
r
a
h

s
e
n
d
i
r
i

b
e
r
d
a
s
a
Penentuan Sampel

2.
TARGET RESPONDEN

Jika dipetakan, target responden dalam Sur vei


Pelaksanaan Integritas adalah sebagai berikut:

RESPONDEN
INTERNAL

PELAYANAN
LOKET

RESPONDEN
EKSTERNAL

TARGET
RESPONDEN

NON LOKET
(STAKEHOLDER)

EKSPER/ AHLI
3.
KERANGKA SAMPEL
PROBABILITY
Untuk menentukan kerangka sampel, berikut
SAMPLING
adalah sedikit penjelasan terkait metode sampling
Metode ini merupakan metode
yang dapat digunakan untuk menentukan sampel
pengambilan sampel secara
Sur vei Penilaian Integritas.
random atau acak. Dengan cara
pengambilan sampel ini. Seluruh
anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel
penelitian.

METODE
SAMPLING
NON- PROBABILITY
SAMPLING
Metode pengambilan sampel
yang tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya
sudah direncanakan.
Menurut Anda, mana metode yang dapat
digunakan untuk mendapatkan sampel responden
untuk Sur vei Penilaian Integritas?

PROBABILITY SAMPLING NON- PROBABILITY SAMPLING


1. Simple Random Sampling 1. Purposive Sampling
Teknik penarikan sampel menggunakan cara ini satuan sampling yang dipilih berdasarkan
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap per timbangan ter tentu dengan tujuan untuk
anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian memperoleh satuan sampling yang memiliki
2. Systematic Random Sampling karakteristik yang dikehendaki.
Metode pengambilan sampel acak sistematis 2. Accidental Sampling
menggunakan inter val dalam memilih Peneliti mengambil sampel yang kebetulan
sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
membutuhkan 10 sampel dari 10 0 untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang
orang, maka jumlah kelompok inter valnya 10 sampelnya sulit didapatkan.
0/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam 3. Quota Sampling
masing- masing kelompok lalu diambil secara acak teknik sampling ini mengambil jumlah sampel
tiap kelompok. sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
3. Cluster Random Sampling peneliti.
Teknik sampling secara berkelompok.
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan
berdasar kelompok / area ter tentu.
Sebenarnya dalam penentuan sampel, terdapat
3 (tiga) teknik sampling yang dapat digunakan
berdasarkan jenis target responden yang
digunakan.

INTERNAL EKSTERNAL EKSPER

Pemilihan Sampel: Pemilihan Sampel: Pemilihan Sampel:


• Populasi: pegawai internal • Populasi: Eksper yang sejumlah
• Teknik sampling: Pengguna layanan/pihak minimal
random sampling eksternal 10 orang yang dipandang me-
• Teknik sampling: mahami memahami mengenai
• Pelayanan Non loket: pelanggaran-pelanggaran in-
Data pihak eksternal tegritas dan efektivitas ambil
yang berinteraksi data eksternal
maksimal dalam rentang
waktu satu tahun
terakhir
• Pelayanan
Loket: Accidental
Sampling
Terkait dengan sampel responden eksper, berikut
daf tar jenis eksper yang harus dipenuhi dari setiap
institusi ketika hendak mengambil data eksper.
Akademisi bid. Pemerintah atau Politik FISIP di universitas
lokal
terbesar
Sekretariat
DPR/DPRD
Inspektorat/Pengawas Internal Instansi tersebut
Auditor BPK/BPKP atau Auditor Eksternal
lainnya Ombudsman/ Ombudsman daerah
Pensiunan Pejabat Eselon II (contoh: kepala SKPD,
EKSPER Direktur,
Asisten Deputi,
dll)
LSM yang fokus pada kinerja instansi atau
antikorupsi
Pimpinan Lembaga atau minimal Pejabat Eselon I
(contoh:
Menteri/Gubernur/Bupati atau minimal Dirjen/Deputi/Sekda)
Asosiasi Pengusaha
Penanggung jawab program dan kegiatan pencegahan korupsi
dari KPK di instansi (contoh: Korsupgah, LHKPN,
Gratifikasi).
Jurnalis (pemerhati kinerja instansi) dari media massa terbesar
(jurnalis yang memiliki reputasi
terhadap pemerintah)*

*) tidak diharuskan.
Pada Sur vei Penilaian Integritas yang
dilakukan KPK pada tahun 2017, terdapat kerangka
sample yang digunakan oleh KPK.

BEST PRACTICE

EKSTERNAL EKSTERNAL EKSPER


INTERNAL (LOKET) (NON LOKET)
Daf tar nama Pega- Pengguna layanan Pengguna layanan/ Ahli/pihak yang
wai Negeri Sipil yang mengakses pemangku kepent- menguasai betul
(PNS) yang berada pelayanan publik ingan lainnya pada kualitas pelayanan
pada lokus sur vei melalui loket pada lokus/unit yang publik yang dilaku-
yang telah bekerja lokus sur vei. tidak memiliki kan oleh instansi di-
minimal satu tahun. layanan langsung mana lokus berada.
dalam jangka waktu
ter tentu.
4.
PENENTUAN TARGET SAMPEL
Terdapat 5 (lima) hal yang harus diperhatikan
yaitu:
1. M A R G I N O F E R R O R: perhitungan
statistik yang menyatakan jumlah kesalahan
dalam pengambilan random sampel dalam
suatu sur vei
2. R E S P O N S E R AT E: jumlah per tanyaan
yang dijawab dari kuesioner.
MARGIN OF
ERROR (MOE) 3. C O N F I D E N C E I NTE R VA L: rentang
MAKS. 5%
antara dua nilai dimana suatu sample mean
tepat berada di tengah-tengahnya. 95%
CLUSTERING confidence inter val berar ti jika yang
EFFECT (DEFF) RESPONSE
=2 RATE MIN. 90% diambil adalah 10 0 sampel, maka 95
PENGHITUNGAN sampel akan mencakup rata-rata populasi
SAMPEL
sesungguhnya.
4. PR I O R G U E ST: densitas variabel
dalam
metode Bayesian.
CONFIDENCE 5. C LU STE R U N I T: penyesuaian yang
PRIOR GUEST
MAKS. 50% INTERVAL = dilakukan untuk mengambil sampel size dari
95%
sur vei.
Terdapat juga beberapa rumus penentuan sampel
yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah
responden dari setiap target responden; kecuali
untuk eksper dikarenakan telah ditentukan
jumlah minimal yaitu sebanyak 9 (sembilan) orang
berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan
oleh
KPK.

AAKER, KUMAR, DAN DAY: SLOVIN


0,24 𝑥 𝑧𝑧𝑧2 /𝑒𝑒𝑧2  𝑛𝑛𝑛(1+(𝑁𝑁 𝑒𝑒𝑒2 ))
n= n=
Jika institusi Anda tidak mengetahui jumlah Jika jumlah populasi telah diketahui, maka rumus
populasi responden, maka institusi Anda dapat ini dapat digunakan karena N disini merupakan
menggunakan rumus ini. Dikarenakan confidence jumlah populasi yang ada, sedangkan e merupakan
inter val telah ditentukan yaitu sebesar 95% dan nilai margin of error, yaitu 5%.
margin of errror sebesar 5%, maka institusi Anda
dapat mengetahui nilai Z dari tabel Z. Tabel Z
merupakan tabel statistik terkait distribusi yang
membantu Anda untuk menentukan distribusi
normal standar.
Pada Sur vei Penilaian Integritas yang dilakukan
KPK pada tahun 2017, terdapat kerangka sample
yang digunakan oleh KPK.
BEST PRACTICE • Populasi loket adalah seluruh
loket yang dimiliki suatu lokus
yang memberikan pelayanan sam-
INTERNAL EKSTERNAL
pai akhir
• Jika pelayanan melalui beberapa
• Cakupan responden internal adalah • Responden eksternal adalah para pengguna loket, maka eligible loket adalah
pegawai pada eselon II layanan pada lokus sur vei loket yang terakhir memberikan
• Alokasi sampel dilakukan secara pro - • Alokasi sampel eksternal dibagi rata pada seti- pelayanan
porsional berdasarkan informasi jumlah ap lokus • Jika eligible loket hanya 1,
pegawai dan kelompok pegawai • Jenis pelayanan pada lokus dibedakan menjadi maka target responden sama
• Distribusi sampel: Eselon II/setingkat pelayanan loket dan pelayanan non loket dengan target eksternal untuk
take all, eselon III-IV/setingkat dan • Prioritas target sampel eksternal pada pe- loket
staf diambil proporsional layanan loket, jika belum terpenuhi maka dapat tersebut
• Responden minimal sudah bekerja se- dialihkan untuk responden non loket. • Jika eligible loket lebih dari 1,
lama 1 tahun di K /L /PD kecuali untuk • Responden adalah pengguna layanan yang maka target sampel per loket
responden eselon II tidak dibatasi masa sudah selesai akses layanan di loket (bagi yang adalah jumlah target sampel per
kerjanya baru), atau sudah pernah mengakses layanan hari dibagi proporsional sesuai ra-
• Responden dipilih secara random siste- loket sampai selesai dalam kurun wak tu ta-rata pengguna layanan loket
matik sesuai dengan target sampel maksi- mal pelayanan 12 bulan terakhir • Tentukan wak tu tersibuk layanan
loket ser ta rata-rata pengguna
layanan per loket per hari.
Sejak 2016, KPK telah melakukan metode
pengambilan sampel baik untuk sampel internal PERHITUNGAN PENENTUAN
maupun eksternal. Institusi dapat melihat contoh RESPONDEN INTERNAL
berikut untuk melakukan pengambilan sampel,
khususnya untuk sampel eksternal.
1. Menghitung Target Sampel
Suatu K /L /Pemda memiliki 2 lokus dengan
BEST PRACTICE sebaran jumlah pegawai sebagai berikut: Lokus 1 =
Dengan formulasi sampel size KPK: 40 orang, dan Lokus 2 = 10 0 orang. Sehingga
target sampel untuk masing-masing lokus
ditentukan secara proporsional yaitu:
𝑛𝑛=𝑍𝑍𝑍2 .𝑝𝑝. Lokus 1 = 40/140 × 60 = 17,13 ≈ 17 orang,
dan
Lokus 2 = 10 0/140 × 60 = 42,86 ≈ 43
orang.

(1−𝑝𝑝𝑝.𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷.𝐷𝐷𝑍2 
Didapatkan maksimal target responden sebesar
sekitar 60.
BEST PRACTICE

2. Penentuan Distribusi Sampel


3. Pengambilan Distribusi Sampel
Selanjutnya masing-masing jabatan diambil sam-
Sebagai contoh Lokus 1 hanya memiliki 1 unit pel secara random sitematik saat petugas datang
yang ada layanan maka sebaran pegawai di lokasi sebagai berikut:
dihitung di unit yang ada layanan tersebut.
Sebaran populasi pegawai sebagai berikut: Dari daf tar 40 pegawai yang diperoleh dari K
- Eselon II = 1 /L Lokus 1 dilakukan pemilihan sebanyak 17
orang, respon- den secara random untuk masing-masing
- Eselon III = 3 jabatan. Eselon II : 1 orang (take all)
orang,
Eselon III : Memilih 1 responden dari 3 orang.
- Eselon IV = 9 orang,
Per tama, kita tentukan terlebih dahulu angka ran-
dan
domnya. Angka random didapatkan dengan cara
- Staf = 27
orang menggunakan Apilkasi Ms. Excel dengan
menge- tikkan =rand() di salah satu cell.
Misal angka random (AR) = 0,56 dan inter val (I)
=
Maka secara proporsional diperoleh distribusi
3/1 = 3, maka:
sampel sebagai berikut:
R1 = AR x I = 0,56 x 3 = 1,68 ≈ 2 (responden
- Eselon II take all = 1 terpilih
orang,
nomor urut 2)
- Eselon III = 3/40 × 17 = 1,275 ≈ 1
orang,
- Eselon IV = 9/40 × 17 = 3,825 ≈ 4 orang,
dan
- staf = 27/40 × 17 = 11,475 ≈ 11
orang.
BEST PRACTICE

3. Pengambilan Distribusi Sampel


(Lanjutan)

Eselon IV : Memilih 4 responden dari 9


orang. Misal AR = 0,43 dan I = 9/4 = 2,25,
maka:
R1 = AR x I = 0,43 x 2,25 = 0,97 ≈ 1
R2 = R1 + I = 0,97 + 2,25 = 3,22 ≈ 3
R3 = R1 + 2I = 0,97 + (2 x 2,25) = 5,47 ≈ 5
R4 = R1 + 3I = 0,97 + (3 x 2,25) = 7,72 ≈ 8
(respon- den terpilih no. urut 1, 3, 5 dan 8)

Staf : Memilih 11 reponden dari 27 orang.


Misal AR = 0,36 dan I = 27/11 = 2,45,
maka: R1 = 0,36 × 2,45 = 0,88, ≈ 1
R2 = 0,88 + 2,45 = 3,33 ≈ 3
R3 = 0,88 + (2 x 2,45) = 5,78 ≈ 6

R11 = 0,88 + (10 x 2,45) = 25,38 ≈ 25 (responden
terpilih no, urut 1, 3, 6, dst.)
4 . Pelaks anaan
Pewawancara akan memandu
wawancara dengan membacakan
setiap per tanyaan

Survei
Responden dapat langsung
mengisikan jawaban pada media
Ketika institusi Anda sudah menger ti yang disediakan
terkait pengambilan sampel, maka sur vei siap
dilaksanakan melalui tahap pengumpulan data.
Pengumpulan data dibagi menjadi dua berdasarkan
jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.
Pengambilan data primer dilakukan dengan
metode wawancara langsung kepada responden
dan pengambilan data sekunder melalui
pemeriksaan laporan. Dalam pelaksanaan
pengumpulan data primer, akan terdapat
pewawancara dan responden yang akan di
wawancara.

57
Pelaksanaan Sur ve
i

Idealnya, pengambilan data primer


melalui metode wawancara akan melalui
proses-proses
berikut ini:

PERSIAPAN PELAKSANAAN QUALITY


INTERVIEW INTERVIEW CONTROL

ANALISA DATA CODING & DATA


HASIL PROCESSING ENTRY
Persiapan Interview

Ketika hendak melakukan sur vei, hal yang tim terkait sampel responden dan kuesioner juga
paling mendasar yang perlu dipersiapkan adalah menjadi hal penting untuk dilakukan agar seluruh
rapat koordinasi. Entah melalui pihak eksternal tim memiliki perspektif yang sama berdasarkan
yang ditunjuk oleh K /L /PD, atau pihak buku panduan yang telah disususn ini sebelum
ketiga yang ditunjuk, maupun dibantu oleh BPS, melaksanakan sur vei.
pelaksanaan sur vei membutuhkan koordinasi
dengan berbagai pihak terkait dalam Untuk pengambilan data di lapangan, terdapat
pelaksanaannya. Penunjukkan orang yang dua metode wawancara langsung yang biasanya
ber tanggung jawab sebagai penanggung sering dilakukan yaitu Computer Assisted
jawab secara keseluruhan dan di setiap komponen Personal Inter view atau Paper Assisted Personal
perlu dilakukan. Inter view. Apa perbedaan keduanya?

Selain itu, melakukan briefing bersama


seluruh
Computer Assisted Personal Inter view (C API)
atau Paper Assisted Personal Inter view (PAPI)
memiliki beberapa perbedaan, namun pada intinya,
keduanya sama-sama dapat digunakan untuk
pengumpulan data Sur vei Penilaian Integritas
ini.

CAPI (+) Menghemat waktu proses data karena data


C API merupakan metode langsung tersimpan dan dapat langsung diolah
pengambilan data menggunakan sistem (+) Hemat ker tas
yang dipasang pada sebuah perangkat. (-) Butuh waktu dan biaya untuk membangun sistem
(-) Sinyal internet dan listrik untuk melakukan
charging tablet menjadi hal yang wajib dimiliki.

(+) Mudah digunakan oleh siapa saja


PAPI (+) Bisa digunakan dalam kondisi apapun karena tidak
PAPI merupakan metode pengambilan membutuhkan sinyal dan listrik
data menggunakan ker tas kuesioner dan (-) Tidak ramah lingkungan
alat tulis. (-) Proses pengolahan data akan memakan waktu lama.

60
Setelah memilih alat apa yang akan digunakan
untuk wawancara, maka persiapan tim untuk
pelaksanaan sur vei perlu dilakukan. Ada 2 tahapan
besar terkait persiapan yang perlu diperhatikan
PELAKSANAAN
sebelum pelaksanaan sur vei.

INTERNAL
• Memahami • Melakukan
kuesioner • Datang ke unit layanan
konfirmasi daf tar
• Koordinasi dengan pegawai • Melakukan penarikan sampel
KPK terkait • Melakukan • Mengumpulkan pegawai untuk
responden eksper konfirmasi daf tar pelaksanaan sur vei
• Menyiapkan daf tar pelanggan non loket
EKSTERNAL
pegawai • Melakukan
• Menyiapkan daf tar konfirmasi daf tar • Mengunjungi loket / layanan
pelanggan non loket pelanggan loket • Melakukan penarikan sampel
• Menyiapkan daf tar • Pelaksanaan sur vei
pelanggan loket
Pelaksanaan Interview

Setelah koordinasi telah dilakukan, penentuan wawancara. Perlu dilakukan briefing


tools untuk wawancara telah dilakukan, maka yang kepada petugas lapangan agar proses
harus diperhatikan sekarang adalah pelaksanaan pengambilan data
tidak mengganggu responden.

1. Perlunya pemahaman etika wawancara. Terdapat minimal 3 (tiga) etika dasar wawancara
yang harus diingatkan K /L /PD kepada petugas lapangan, mengingat materi dalam sur vei
ini
merupakan materi dengan tema yang cukup sensitif

a. Mampu memberikan
penjelasan yang cukup b. Menjaga kerahasiaan identitas
responden (anonymity) c. Menjaga kerahasiaan jawaban dan
mengenai maksud dan tujuan memastikan jawaban hanya
survei (informed consent) digunakan untuk kepentingan survei
(confidentiality)

2. Pihak K /L /PD juga perlu mengingatkan petugas lapangan untuk memiliki keterampilan dan
cara bijak menghadapi berbagai sikap dan perilaku responden; khususnya responden eksternal
dan
eksper.

a. kesabaran,
Selalu gunakan kecerdikan,
dan keramahan b. Pahami bahasa tubuh responden.
Jangan mengarahkan atau c. Apabila jawaban responden masih
selama wawancara kurang lengkap atau belum tepat,
memberi tanggapan terhadap maka lakukan probing
jawaban responden
Quality Control

Quality control dilakukan agar kualitas dari 2. Melakukan obser vasi dan ikut turun
hasil Sur vei Penilaian Integritas ini akan tetap ke lapangan untuk melihat proses
terjaga. Terdapat beberapa langkah quality control pengambilan data.
yang dapat dilakukan oleh pihak K /L /PD, antara
lain: Diharapkan dengan dilakukannya quality control
ini, maka hasil Sur vei Penilaian Integritas
1. Menghubungi narasumber yang menjadi dari lembaga merupakan hasil yang valid dan dapat
responden sur vei untuk memastikan bahwa diper tanggung jawabkan.
data yang dimasukan sudah benar.
Coding, Data Entry, Data Processing, d
Analisa Data

Coding dan data entr y merupakan mempermudah proses perhitungan dan analisa
metode memasukan data ke dalam sistem data. Untuk data processing dan analisa data, akan
atau program untuk diolah. Setelah data dibahas dalam bagian selanjutnya.
diolah, maka akan didapatkan tabulasi data,
yang akan
5 . Perhit
Hasil Survei
ungan
Formula dari perhitungan Sur vei Indeks Indeks Indeks
Penilaian
Integritas adalah sebagai berikut:
Penilaian + Penilaian + Penilaian -
Internal Eksternal Eksper

Indeks Integritas
Institusi = Faktor Laporan
Laporan

Koreksi - Pengaduan - Kepatuhan -


LHKPN

Tentu, ada langkah-langkah yang harus dilakukan


untuk mendapatkan indeks dari setiap komponen. Pengarahan
Dalam bagian ini, perhitungan hasil sur vei Instansi
dan bobot untuk setiap komponen akan dijelaskan Sebelum
secara lebih detail. Survei

65
Perhitungan Hasil Sur ve
i

Dari bobot tersebut, dilakukan perhitungan yang


pada akhirnya akan menentukan indeks dari setiap
komponen.

LANGKAH #1
Jenis-jenis Variabel dan Cara Perhitungannya

LANGKAH #2

Bobot Indeks Integritas berdasarkan metode


AHP maupun PC A

LANGKAH #3
Perhitungan Skor Indeks Integritas
Langkah per tama yang akan dilakukan untuk memodifikasi nilai-nilai yang telah ada
proses perhitungan adalah melakukan untuk memudahkan proses analisis lebih lanjut.
transformasi
variabel. Transformasi variabel adalah
proses

LANGKAH #1 Jenis-jenis Variabel dan Cara Perhitungannya

VARIABEL LANGSUNG
Dalam penyusunan Indeks Integritas, terdapat variabel langsung yang langsung dapat
dihitung dari indeksnya. Akan terdapat per tanyaan-per tanyaan dengan skala 1- 6, dan
skala
tersebut akan langsung dihitung ke dalam perhitungan indeks.

VARIABEL KOMPOSIT
Dalam penyusunan Indeks Integritas, proses transfomasi yang dilakukan lebih kepada
penyetaraan skala masing-masing variabel penyusun menjadi skala 1- 6. Proses transformasi
ini tidak dilakukan pada semua variabel penyusun, tetapi difokuskan pada variabel komposit
yang merupakan gabungan dari dua atau lebih butir per tanyaan. Untuk lebih memudahkan,
mari masuk ke dalam contoh.
Perubahan variabel komposit akan mengikuti
langkah-langkah berikut:

1.
VARIABEL ASAL VARIABEL ASAL VARIABEL
Pada per tanyaan R401 pada kuesioner internal, (R401A) (R401B) KOMPOSIT
terdapat dua bagian yaitu bagian A dan B. Maka, Kategori Jawaban Kategori Jawaban Skor Total
hal per tama yang perlu Anda lakukan adalah
1 1 2
menjumlahkan skor pada variabel bagian A dan
variabel bagian B. 2 5 7

3 4 5

4 2 8

5 1 6

6 6 12
2.
Selanjutnya, akan dilakukan kategorisasi ulang. INTERVAL SKOR
VARIABEL KOMPOSIT KATEGORI BARU
Kategorisasi ulang adalah penempatan kembali total skor
1-2 1
hasil variabel komposit ke dalam skala
1- 6. Dari hasil penjumlahan variabel komposit pada 3-4 2
tahapan sebelumnya, Anda telah menemukan skor terendah 5-6 3
yang adalah 2 dan skor ter tinggi sebesar
7-8 4
12.
9-10 5

Maka pada skala yang baru, ditemukan bahwa 11-12 6


skala 1 merujuk pada total penjumlahan skor
terendah yaitu 2 dan skala 6 merujuk pada total
penjumlahan skor ter tinggi yaitu 12.
Sedangkan skala lainnya merujuk pada total
penjumlahan pada rentang 2-12.
Untuk perhitungan komposit pada per tanyaan INTERVAL SKOR
ARIABEL KOMPOS KATEGORI BARU
V IT
R503B di kuesioner internal, terdapat cara khusus 1-5 1
yang harus digunakan. Jika terdapat jawaban 1, akan
6-10 2
diberi nilai 6, lalu jika terdapat jawaban 2 atau 3,
diberi nilai 1. 11-15 3

16-20 4
Per tanyaan nomor R503 terdiri dari 3 21-25 5
bagian. Maka setelah melalui perhitungan
seper ti di langkah 1, akan didapatkan rentang 26-30 6

variabel komposit dengan skor sebagai berikut:


3.
Sekarang, Anda masuk pada transformasi variabel INTERVAL SKOR
VARIABEL KOMPOSIT KATEGORI BARU
komposit yang sudah dibentuk sebelumnya ke
2 1
dalam variabel baru berdasarkan kategori baru pada
Langkah 2. Variabel inilah yang akan diser takan dalam 7 4
proses pembentukan indeks selanjutnya. 5 3

8 4
Dapat disimpulkan bahwa proses transformasi
variabel indeks ini terdiri dari 3 (tiga) langkah 6 3

yaitu penjumlahan, kategorisasi ulang, dan bobot 12 6


untuk variabel baru.
Selain variabel komposit, ada juga variabel yang
disebut variabel pengalaman.

VARIABEL PENGALAMAN
VARIABEL
Untuk variabel yang berkaitan dengan aspek ASAL (R405B) VARIABEL BARU
pengalaman (variabel dengan jawaban ‘pernah’ atau 1 1
‘tidak pernah’), berlaku prinsip ‘one is too many ’.
2 1
Ar tinya, setiap terdapat kejadian yang berkaitan
dengan pelanggaran integritas dan/ atau korupsi, 3 1

walaupun frekuensinya hanya satu kali, maka akan 4 1


dilakukan transformasi menjadi skor terendah (1).
5 1
Sebaliknya, jika tidak ditemukan adanya kejadian,
maka dilakukan transformasi menjadi skor ter tinggi 6 6
(6).
Setelah menemukan bobot baru, maka sekarang interdependensi antar variabel dan sekaligus
Anda dapat melakukan perhitungan bobot memberikan besaran bobot bagi setiap variabel
komponen indeks integritas. Terdapat 2 (dua) yang signifikan secara statistik.
metode analisis statistik yang mampu menangani

LANGKAH #2 Bobot Indeks Integritas berdasarkan metode


AHP maupun PC A

AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu model perhitungan statistik yang berguna
untuk menguraikan masalah dari berbagai faktor yang kompleks menjadi suatu susunan
yang tampak lebih terstruktur dan sistematis. Terdapat 3 (tiga) prinsip dasar meliputi:
• Dekomposisi
• Perbandingan penilaian / per timbangan
• Sintesa prioritas

Metode AHP hanya dilakukan oleh para ahli dan dilakukan untuk pembobotan Dimensi dan
Sub Indikator dalam Penilaian Integritas, sedangkan bobot Indikator dan Variabel dihitung
menggunakan metode PC A.
LANGKAH #2 Bobot Indeks Integritas berdasarkan metode
AHP maupun PC A

PCA
Principal Component Analysis (PC A) adalah sebuah tata cara perhitungan statistik
untuk melakukan analisis multivariat yang berguna untuk membangun variabel-variabel baru
yang merupakan kombinasi linear dari variabel-variabel aslinya. Variabel-variabel asli yang
saling berhubungan akan diubah menjadi variabel-variabel baru yang tidak saling
berhubungan dengan cara mereduksi sejumlah variabel tersebut sehingga mempunyai
dimensi yang lebih kecil namun dapat menerangkan sebagian besar keragaman aslinya.
Banyaknya komponen utama yang terbentuk sama dengan banyaknya variabel asli.

Syarat yang perlu dilakukan sebelum menggunakan pembentukan bobot dengan metode
PC A
adalah:
• Kaiser-Mayer- Olkin Measure of Sampling Adequacy ≥
0,6
• Eigen value >
1
• Loading Factor ≥
0,4
• Total Variance Explained ≥
60%
AHP dan PC A telah dihitung dan hasil AHP dan PC A berdasarkan perhitungan
ditentukan oleh pihak KPK, namun jika Anda KPK. Untuk nilai AHP dan PC A terbaru,
merasa ingin menger ti lebih lanjut terkait AHP silahkan untuk berkoordinasi dengan KPK.
dan PC A, Anda dapat mengacu pada buku
statistik. Berikut adalah

INDEKS KUMULATIF AHP

Internal Eksternal Eksper 0,4189

Faktor Koreksi 0,2962

0,2849

0,2
INTERNAL

INDIKATOR JENIS VARIABEL NOMOR ANGKA INDIKATOR JENIS VARIABEL


PERTANYAAN PCA

Variabel Langsung R401A 0,0715 Variabel Langsung


R402A 0,0920
BUDAYA R402B 0,0937
ORGANISASI
(0, 2687) R403A 0,1022 PENGELOLAAN SUMBER DAYA
R403B 0,0779 MANUSIA (0, 2579) Variabel Komposit
R405A 0,0808
R406A 0,0663
Variabel Pengalaman
R401B
Variabel Komposit R401C 0,0777
R401D*
Variabel Langsung
Variabel Pengalaman R403C** 0,1198
R405B 0,1398 PENGELOLAAN ANGGARAN (0, 2112)
R406B 0,0784
Variabel Komposit
Variabel Langsung R501C 0,1480 Variabel Pengalaman
SISTEM R502A 0,0764
ANTIKORUPSI
(0, 2622) R503A 0,0648
R504 0,0867
A 0,0919 *) Sebelum dikompositkan, diolah dengan cara mengolah variabel
R504B pengalaman terlebih dahulu. Jawaban 1 diberikan nilai 6, sedangkan
Variabel Komposit R503B*** 0,1329 jawaban 2 diberikan nilai 1
Variabel Pengalaman R502B 0,1310 **) Jawaban 1 diberikan nilai 1, sedangkan jawaban 2 diberikan nilai 6.
R502C 0,1344 ***) Sebelum dikompositkan, diolah dengan cara mengolah variabel
R503C 0,1340 pengalaman terlebih dahulu. Jawaban 1 diberikan nilai 6, sedangkan
jawaban 2 dan 3 diberikan nilai 1.
EKSTERNAL EKSPER

INDIKATOR JENIS VARIABEL NOMOR ANGKA INDIKATOR JENIS VARIABEL


PERTANYAAN PCA

Variabel Langsung R401 0,2637 Variabel Langsung


R402 0,2674
TRANSPARANSI TRANSPARANSI
R403 0,2598
(0,3264)
R404 0,2090
Variabel Komposit Variabel Komposit

Variabel Pengalaman Variabel Pengalaman

SISTEM Variabel Langsung R406 0,1180 SISTEM ANTIKORUPSI Variabel Langsung


ANTIKORUPSI R407 0,1468
(0,3329)
R408 0,1072
R409 0,1498
R410 0,1599
R411 0,1612
R412 0,157
Variabel Komposit
Variabel Komposit
Variabel Pengalaman
Variabel Pengalaman

INTEGRITAS Variabel Langsung R501 0,2208 Kuesioner yang digunakan dalam pelaksanaan SPI
PEGAWAI R502 0,2193
(0,3407)
R503 0,2065 ini dapat diunduh di kpk.go.id.
R504 0,2055
R505 0,1479
Variabel Komposit
Variabel Pengalaman
Jika Anda sudah mengetahui bobot-bobot Indeks Integritas Kumulatif=
tersebut, maka Anda dapat memasukan angka- 0,4189 x Indeks Internal + 0,2962 x Indeks
angka tersebut ke dalam rumus-rumus yang Eksternal
ter tera di bawah ini. + 0,2849 x Indeks Eksper t – 0,2 x (1/3
(persentase laporan pengaduan) + 1/3 (persentase
laporan kepatuhan) + 1/3 (persentase pengarahan)

Indeks Penilaian Internal =


0,2687 x Indikator Budaya
PERHITUNGAN SKOR Organisasi
INTEGRITAS INTERNAL +
0,2622 x Indikator Sistem
Antikorupsi
+
0,2579 x Indikator Pengelolaan
SDM
+
0,2112 x Indikator Pengelolaan
Anggaran
PERHITUNGAN SKOR
INTEGRITAS EKSTERNAL
Indeks Penilaian Eksternal=
0,3264 x Indikator
Transparansi
+
0,3329 x Indikator Sistem Antikorupsi
+
0,3407 x Indikator Integritas Pegawai
Indeks Penilaian untuk setiap komponen akan berkisar dari skala 0 sampai dengan 10 0.
dihitung dari rata-rata ter timbang dari seluruh Semakin mendekati 10 0 menunjukkan baiknya
skor pada variabel penyusun setelah integritas lembaga.
dikali
bobot standarnya. Nilai Indeks Penilaian
akan

PERHITUNGAN SKOR
INTEGRITAS EKSPER
Indeks Penilaian Eksper= 0,1032 x penilaian tentang objektifitas pengadaan
0,0992 x penilaian tentang keberadaan suap barang dan jasa
+ +
0,0997 x penilaian tentang keberadaan pungli 0,0989 x penilaian tentang objektifitas kebijakan
+ SDM
0,1024 x penilaian tentang transparansi layanan +
publik 0,1028 x penilaian tentang mekanisme pengaduan
+ korupsi
0,0962 x penilaian tentang keberadaan calo pada +
layanan publik 0,0966 x penilaian tentang mekanisme pencegahan
+ korupsi
0,1015 x penilaian tentang transparansi anggaran +
+ 0,0995 x penilaian tentang integritas pegawai
Faktor koreksi dihitung dengan memanfaatkan 3
(tiga) data sekunder, yaitu laporan pengaduan,
laporan kepatuhan LHKPN* dan jumlah kejadian
PERHITUNGAN SKOR INTEGRITAS
FAKTOR KOREKSI pengarahan ** yang dilakukan instansi sebelum
pelaksanaan sur vei ini. Masing-masing
data tersebut disetarakan ke dalam skala 0
-10 0
kemudian diberi bobot yang sama.

Faktor Koreksi =
1/3 (persentase laporan pengaduan masyarakat terkait korupsi yang diterima KPK selama tahun
sebelumnya + persentase jumlah wajib lapor yang belum melaporkan LHKPN + persentase responden
yang menerima pengarahan sebelum sur vei)

*) Jumlah laporan pengaduan dan laporan LHKPN didapatkan dari


KPK. Sehingga tetap perlu berkoordinasi dengan KPK
**) Jumlah kejadian pengarahan didapatkan dari data SPI
Indeks Integritas, baik Internal, Eksternal, maupun ada dari skala 0 sampai dengan 10 0.
Eksper t dihitung dari rata- rata ter timbang Semakin mendekati 10 0 menunjukkan suatu
dari seluruh skor pada variabel penyusun setelah organisasi semakin berintegritas.
dikali
bobot standarnya. Kisaran nilai indeks
integritas

LANGKAH #3 Perhitungan Skor Indeks Integritas

Perhitungan skor indeks integritas akan dibagi ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu:

1. Hitung skor untuk Masing-masing Responden


2. Hitung skor untuk Masing-masing Indeks
Untuk perhitungan indeks per dimensi dari
masing-masing responden, akan
dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut

KODE RESPONDEN 1 RESPONDEN 2


1. HITUNG SKOR UNTUK MASING-
MASING RESPONDEN R401 4 5
R402 4 5
Misalnya, Anda memiliki jawaban untuk kuesioner R403 3 2
eksternal dari beberapa responden. Dalam buku R404 1 3
ini, akan dijelaskan cara perhitungan untuk indeks
transparansi dari kuesioner eksternal. Per tanyaan
terkait transparansi berada di antara kode R401
bobot yang ada pada langkah sebelumnya.
hingga R404.

Setelah didapatkan hasilnya, maka Anda akan


Jawaban responden dari per tanyaan R401 hingga
menjumlahkan keempat variabel tersebut dan
R404 kemudian dikalikan dengan bobot dari
menjumlahkan bobot dari R401 hingga R404.
setiap per tanyaan. Misalnya, untuk per
tanyaan R401, Anda dapat mengalikan dengan
Anda selanjutnya akan membagi hasil keempat
bobot variabel R401 yaitu sebesar 0,2637. Anda
variabel tersebut dengan jumlah bobot R401
dapat menghitung hasil tersebut dengan merujuk
hingga R404.
pada
KONVERSI
Hasil pembagian tersebut kemudian Jawaban dari responden tersebut dijumlahkan
dikurangi dengan angka 1 dan dikalikan dengan dengan jawaban-jawaban responden lain dan
10 0 / 6 -1. membentuk hasil indeks transparansi dari
organisasi Anda.
Perlakuan ini dilakukan agar didapatkan hasil
di skala 0 -10 0 untuk setiap responden.

2. HITUNG SKOR UNTUK MASING- NAMA INDEKS SKOR INDEKS


MASING INDEKS
Transparansi 50,12
Sistem Antikorupsi 39,50
Setelah mendapatkan hasil dari setiap responden, Integritas Pegawai 40,05
maka bayangkan Anda akan mendapatkan hasil Eksternal 43,15
indeks komponen eksternal seper ti ini:
Anda dapat langsung memasukan hasil tersebut Indeks Penilaian Eksternal=
ke dalam rumus dibawah ini, dan Anda akan 0,3264 x Indikator Transparansi
mendapatkan indeks integritas eksternal +
organisasi. 0,3329 x Indikator Sistem Antikorupsi
+
0,3407 x Indikator Integritas Pegawai

MENGHITUNG FAKTOR KOREKSI

1. Pengaduan PENGADUAN
NAMA
Untuk skor pengaduan cara perhitungannya ORGANISASI
SKOR
NOMOR SKOR PENGADUAN
adalah: PERTANYAAN PENGADUAN FINAL
Skor pengaduan: Jumlah pengaduan / UCP * 10 0
Organisasi A 61 88,56 88,56
Skor jumlah pengaduan yang melebihi UCP adalah Organisasi B 82 119,04 100,00
maksimal (10 0 poin) Organisasi C 7 10,16 10,16
Contoh: UCP 68,8

Catatan:
UCP adalah upper cut-off point yang mengambil angka
95% dari distribusi jumlah pengaduan seluruh institusi
yang menjadi lokus SPI
2. Kepatuhan NAMA JUMLAH JUMLAH SKOR
ORGANISASI BELUM WAJIB KEPATUHAN
Untuk skor kepatuhan cara perhitungannya LAPOR LAPOR

adalah:
Organisasi A 15 60 25,00
Skor kepatuhan: (Jumlah belum lapor/jumlah wajib Organisasi B 20 25 80,00
lapor) x 10 0

3. Pengarahan Saat Sur vei


Untuk skor pengarahan saat sur vei cara perhitungannya adalah:
Skor pengarahan saat sur vei: 1/2 x [(pengarahan internal/jumlah responden internal) + (pengarahan eksternal/
jumlah responden eksternal)] x 10 0

CONTOH: NAMA INTERNAL JUMLAH EKSTERNAL JUMLAH SKOR


ORGANISASI RESPONDEN RESPONDEN PENGARAHAN
INTERNAL EKSTERNAL

Organisasi A 1 60 3 60 3,33
Organisasi B 2 60 2 60 3,33
6.
Setelah pengelolaan data hasil sur vei, maka data yang telah
didapatkan dapat diolah dan dikomunikasikan kepada pihak
internal, pihak yang ber tanggung jawab untuk
menindaklanjuti,

Langkah maupun kepada masyarakat. Terdapat setidaknya 2 (dua) langkah


yang dapat dilakukan untuk melakukan komunikasi terkait
Komunikasi hasil
SPI, yaitu:

PEMBUATAN LAPORAN
Membuat laporan hasil SPI yang dapat disampaikan kepada
pihak internal untuk evaluasi area perbaikan, maupun dapat
menyampaikan laporan kepada pihak KPK atau Kemen PAN-RB
untuk segera mendapatkan penanganan terkait problematika
institusi jika memang diperlukan.

MENGOMUNIKASIKAN KEPADA MASYARAKAT


Membuat publikasi hasil kepada publik agar mengembalikan
kepercayaan publik. Bentuk publikasi ini dapat dapat diolah
menjadi berbagai macam bentuk; bisa berupa flyer, infografis
sederhana, dan lain sebagainya yang dapat diletakkan di tempat
yang ramai dikunjungi masyarakat.

86
87
3

Tindak
Lanjut SPI
88
88
89
Setelah
memiliki hasil
dan data SPI,
apa yang
harus saya
lakukan?

90
Data hasil Sur vei Penilaian Integitas untuk mengembangkan integritas institusi secara
memiliki banyak manfaat untuk institusi keseluruhan. Beberapa manfaatnya antara lain:
tempat Anda
bekerja. Data-data hasil SPI dapat ditindaklanjuti

1 Menjadi bahan evaluasi kembali terhadap


kinerja pencegahan korupsi institusi

2 Menjadi dasar action plan terkait dengan


temuan dan indikasi korupsi di institusi

9
1 Menjadi bahan evaluasi kembali terhadap
kinerja pencegahan korupsi institusi

Dari data hasil SPI, Anda dapat melihat sejauh Sebagai contoh, apabila indeks penilaian eksternal
mana kinerja institusi Anda dari 4 (empat) sisi: rendah, maka institusi Anda sebaiknya melihat
baik dari sisi internal, eksternal, maupun eksper. lagi pihak-pihak mana yang berhadapan langsung
Hasil ini dapat membuat institusi Anda melihat dengan pihak eksternal dan menentukan langkah
secara menyeluruh terkait aspek-aspek apa yang apa yang harus dilakukan untuk mengurangi
harus diper tahankan, dikembangkan, dan kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan
aspek-aspek apa yang harus segera ditangani. menyimpang dari pelayanan kepada pihak
Hasil SPI tidak dapat menjadi suatu bukti langsung eksternal. Namun, jika ditemukan indeks penilaian
terkait pihak yang melakukan tindakan yang internal khususnya terkait indikator budaya
menyimpang, namun hasil dari SPI dapat menjadi organisasi tinggi, maka institusi Anda dapat
dasar untuk menentukan action plan yang memper tahankan dan mengembangkan variabel-
harus dilakukan di dalam institusi agar indeks variabel dalam aspek tersebut agar indeks
integritas yang sempurna dapat dicapai dalam penilaian internal dari institusi tersebut dapat
institusi. terus diper tahankan.

92
2 Menjadi dasar action plan terkait dengan
temuan dan indikasi korupsi di institusi

Seper ti yang sudah dibahas pada poin Dari hasil SPI juga, institusi dapat membuat
sebelumnya, hasil SPI dapat menjadi dasar action rencana strategis terkait aksi pemberantasan
plan dari institusi. Salah satu action plan yang korupsi dan penumbuhan integritas. Rencana
dapat dilakukan adalah dengan menjadikan hasil strategis terkait aksi ini dapat menjadi dasar yang
SPI sebagai bukti untuk melakukan pemberantasan konkrit yang dijalankan oleh institusi.
korupsi. Institusi dapat melakukan penyelidikan
terkait indikasi korupsi berdasarkan hasil yang
ditemukan, ataupun dapat memetakan titik-titik
mana yang menjadi rawan yang membutuhkan
pengawasan.

93
Dengan adanya buku ini, diharapkan Anda dan insitusi tempat Anda bekerja
dapat menjalankan Survei Penilaian Integritas secara mandiri dengan
mudah. Lebih daripada itu, KPK berharap melalui buku ini, institusi
tempat Anda bekerja memiliki keinginan untuk menjunjung tinggi nilai-
nilai integritas, sehingga institusi Anda, bahkan negeri ini dapat terus
berkembang tanpa ada lagi tindakan-tindakan menyimpang terkait korupsi.

94
95
https://www.kpk.go.id/id/

@official.kpk
KomisiPemberantasanKorupsi
@KPK_RI

96

Anda mungkin juga menyukai