Anda di halaman 1dari 13

Daftar Isi Halaman

I. Pendahuluan 2
II. Latar belakang 2
III. Tujuan Umum dan Khusus 4
IV. Program Kerja dan Rincian Kerja 6
A. Program Kerja6
B. Rincian Kerja 7
V. Cara Melaksanakan Kegiatan 8
VI. Sasaran 10
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 11
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan. 12
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan 112

1
PROGRAM KERJA SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARUTUNG
TAHUN 2023
I. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai,
dalam hal ini adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap para
pelanggan baik internal maupun eksternal.Undang-undang nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit mengisyaratkan bahwa Rumah Sakit harus memiliki standar
pelayanan yang harus dicapai dalam setiap aspek kegiatannya. Untuk mencapai
standar tersebutrumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan
akuntabel.
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai Visi dan
Misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola organisasi dan tata kelola klinis
yang baik melalui pelaksanaan prinsip utama manajemen, yaitu planning,
organizing, actuating, dan controling. Dengan menjalankan keempat prinsip
tersebut secara baik dan benar sehinggaakan menghasilkan pengelolaan sistem
manajemen suatu rumah sakit yang baik pula.

II. Latar Belakang


Dalam perjalanannya, pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana sebuah
organisasi, juga rawan terjadi penyimpangan – penyimpangan.Penyimpangan
yang terjadi seperti pemberian layanan, bukan tidak mungkin bisa beresiko
terhadap pasien, bahkan kematian pasien dan berlanjut pada tuntutan
hukum.Begitu juga bila yang terjadi adalah penyimpangan terhadap pengelolaan
administrasi seperti keuangan dan aset, bisa menjadi ancaman tindak kecurangan
atau korupsi. Apapun bentuk penyimpangannya, potensialakan menimbulkan
kerugian terhadap masyarakat dan negara.Oleh karena itu rumah sakitmembentuk
Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai pelaksana dari salah satu fungsi manajemen
(controlling) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern dan SK Menkes Nomor
938/Menkes/SK/XI/1992 tentang perlunya pembentukan SPI pada rumah sakit.
Salah satu fungsi keberadaan SPI adalah untuk melakukan audit terhadap
pelaksanaan manajemen dalam sebuah organisasi. Audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk

2
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance, Hiro
Tugiman dalam buku “Standar Profesi Audit Internal” (2004;9).
Pengendalian internal diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi, menjamin ketelitian dan kebenaran laporan keuangan atau
informasi dari organisasi, serta mendorong agar manajemen dalam organisasi
patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Hal
tersebut dilaksanakan untuk menghindari dari kemungkinan tuntutan hukum
dalam proses pelaksanaan fungsi manajemen rumah sakit.
Dalam penyelenggaraan rumah sakit, keberadaan SPI diharapkan dapat
menjadi mitra kerja yang baik bagi manajemen dalam menilai setiap kegiatan
yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit dan juga dituntut untuk profesionalisme
dalam menajalankan fungsinya.Sikap profesionalisme yang ditunjukkan berarti
memiliki tanggungjawab dan berprilaku yang lebih dari sekedar memenuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat, Arents at all (2005;78). Sebagai
seorang profesional auditor internal mengakui tanggungjawab terhadap klien dan
terhadap rekan se-profesi.
Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu
diadakan audit operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat
menciptakan serta mendorong pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, baik itu
dari segi pelayanan, kinerja pegawai,persediaan obat-obatandan alat-alat medis
yang memadai serta kegiatan operasional lainnya.Berdasarkan hal tersebut
manajemen rumah sakitperlu mendorong efektivitas pelayanan kesehatan
masyarakatnya, untuk meningkatkan kinerja pelayanan di rumah sakit perlu
adanyaaudit operasional manajemen rumah sakit dalam pengelolaan pelayanan
kesehatan. Satuan Pengawas Intern (SPI)dengan paradiqma baru yaitu sebagai
konsultan dalam pelaksanaan operasional dan fungsi manajemen di rumah sakit
serta unit kerja yang membantu top manajer dalam mengawasi dan mengevaluasi
pengendalian sistem manajemen dan pelayanan rumah sakit sehingga
mengarahkan jalannya manajemen dan operasional rumah sakitke jalur yang
benar.

3
Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dibentuk kepengurusan organisasi untuk kelancaran dalam melaksanakan
kegiatannya,terdiri dari :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota
Sesuai dengan peran fungsi dan ruang lingkup atau sasaran pengawasan yang
dilakukan ,Satuan pengawas internal terdiri dari atas 4 (empat) orang anggota
dengan komposisi keahlian sebagai berikut :
- Unsur administrasi dan keuangan
- Unsur Medis
- Unsur Keperawatan
- Unsur Penunjang
Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen
maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan,
yaitu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan
pasien. Usaha pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dengan biaya yang terjangkau yaitu membentuk rumah sakit
BLUD.Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga
terjangkau, rumah sakit BLUD membutuhkan pengelolaan keuangan yang
baik.Pengelolaan Keuangan BLUD telah diatur dalam surat keputusan Bupati
Tapanuli Utara nomor 1099 tahun 2015 tanggal 29 desember tahun 2015 tentang
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Penuh
pada Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.

III. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Untuk memastikan kehandalan sistem pengendalian internal Rumah Sakit
Umum Daerah Tarutung melalui fungsi penilaian dan pengawasannya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meyakinkan pengelolaan system manajemen sesuai dengan
aturan dan perundangan yang berlaku

4
b. Untuk meyakinkan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung sesuai dengan Sistem
Akuntantsi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP)
c. Untuk meyakinkan proses pelayanan medis sesuai dengan Standar
Pelayanan Medis (SPM) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
d. Untuk meyakinkan proses pelayanan keperawatan sesuai dengan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Pelayanan Minimal
(SPM), dan Standar Operasional Prosedur (SOP).

5
IV. Program kerja dan Rincian Kegiatan
A. Program kerja tahun 2023

Sasaran
No Nama Objek Auditan/ Kegiatan Pengawasan
Pengawasan Target

Kegiatan Membuat dan menyusun Program Kerja


1 1
Kesekretariatan Pengawasan Tahunan (PKPT)
2 Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya
Menyusun Laporan hasil review dan Laporan 100%
3
Hasil Audit
4 Bimbingan Teknis Profesi SPI
Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi dengan
2 Audit Keuangan 1 auditor eksternal pada pelaksanaan audit Laporan
Keuangan Tahunan tahun 2021
Melakukan audit laporan keuangan pada
Bendahara Penerima yang bersumber dari
2
Laboratorium, Ambulance, Rekening Pasien 100%
berobat jalan dan rawat inap
Pemantauan Tindak lanjut temuan hasil
3 pemeriksaan BPK dan Inspektorat Kabupaten
Tahun 2021
Unit Kerja di Rumah Sakit yang Di Audit Medis
3 Audit Medis secara rutin

1 Ruang Rawat Inap dalam kepatuhan pada CP

100%
2 Rawat Inap Pelaksanaan SOP

3 Audit Pencatatan pada Rekam Medik

4 Audit Medis Kasus Tertentu (Bermasalah)

1 Sarana Prasarana/ Fasilitas dan Keselamatan


4 Audit Operasional
Evaluasi terhadap kebutuhan SDM rumah sakit
2
dan Kepegawaian
100%
3 Humas

4 Instalasi Farmasi

100%
1 Berdasarkan Permintaan Direktur
5 Audit Investigasi
6 Audit Kinerja 1 Riview Kegiatan Manajemen Resiko
100%
2 Reviu SPM

6
B. Rincian Kegiatan
 Program Kerja Bidang Sekretariatan SPI, dengan kegiatan sbb:
1. Penataan administrasi SPI
2. Penataan inventaris peralatan dan perlengkapan sekretariatan
3. Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
4. Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
5. Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
6. Menyusun program pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)
7. Menyusun Chapter SPI
8. Menyusun Laporan Hasil Reviu dan Laporan Hasil Audit
9. Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI.
 Program Kerja Bidang Keuangan, Administrasi dan Penunjang, dengan
kegiatan sbb:
1. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Tahunan
2. Melakukan audit terhadap pendapatan rumah sakit
3. Melakukan evaluasi terhadap Kegiatan Kerja Sama Operasional (KSO)
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung.
4. Melakukan reviu dan audit Administrasi Umum dan Kepegawaian
5. Melakukan evaluasi terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
6. Melakukan evaluasi terhadap efisiensi penggunaan Obat dan BHP
7. Melakukan audit terhadap apotek
8. Melakukan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana
9. Evaluasi terhadap kebutuhan SDM rumah sakit
 Program Kerja Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, dengan
kegiatan sbb:
1. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat
jalan
2. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat
jalan
3. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat
inap

7
4. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat
inap
5. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Pelayanan Medis (SPM)
6. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Asuhan Keperawatan
(SAK)
7. Reviu dan Audit terhadap Penerapan Manajemen Resik0

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan
panca indra terutama mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu
keadaan atau suatu masalah pada saat tertentu. Inspeksi merupakan usaha
auditor untuk memperoleh bukti-bukti secara langsung, yang berarti
auditor sendiri yang harus berada disaat keadaan atau masalah tersebut
ingin dibuktikan.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan
mempergunakan panca indra terutama mata, yang dilakukan secara
kontinyu. Hal tersebut dilakukan selama kurun waktu tertentu untuk
membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
3. Tanya Jawab
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
memperoleh pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan cara :
a. Tanyajawab secara lisan (Wawancara)
b. Tanyajawab secara tulisan.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau
penegasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun
secara tertulis dalam angka pembuktian audit.
Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Lisan
b. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu :

8
- Konfirmasi positif
- Konfirmasi negative
5. Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan
atau masalah kedalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan
bagian tersebut untuk digabungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan
dengan yang lain.
6. Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih gejala atau keadaan.Hasil dari perbandingan
kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis sebab-sebab terjadinya
penyimpangan.
7. Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouching dan verifikasi)
Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan authentik tidaknya
serta lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan
verifikasi adalah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk
memeriksa ketelitian tentang perkalian, penjumlahan, pembukuan, dan
eksistensinya.
8. Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang
berhubungan tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang
independen untuk mendapatkan data yang benar.
9. Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu
keadaan, kegiatan maupun masalah sampai pada sumber atau bahan
pembuktiannya.
10. Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah
ada untuk menetapkan kecermatannya.
11. Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk
menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut.

9
VI. Sasaran
Sasaran Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit yaitu :
1. Pelayanan Administrasi dan Keuangan
2. Administrasi Pelayanan Medis
3. Admnistrasi Pelayanan Keperawatan
4. Administrasi Pelayanan Penunjang.

VII. Jadwal pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI) Rumah Sakit Umum
Daerah Tarutung.

Bulan
Sasaran
No Nama Objek Auditan/ Kegiatan Pengawasan
Pengawasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

10
Kegiatan Membuat dan menyusun Program Kerja
1 1
Kesekretariatan Pengawasan Tahunan (PKPT)
Pengaturan rapat rutin intern dan rapat
2
lainnya
Menyusun Laporan hasil review dan
3
Laporan Hasil Audit

4 Bimbingan Teknis Profesi SPI


Memfasilitasi/mendampingi/berkoordinasi
Audit dengan auditor eksternal pada
2 1
Keuangan pelaksanaan audit Laporan Keuangan
Tahunan tahun 2021
Melakukan audit laporan keuangan pada
Bendahara Penerima yang bersumber dari
2
Laboratorium, Ambulance, Rekening
Pasien berobat jalan dan rawat inap
Pemantauan Tindak lanjut temuan hasil
3 pemeriksaan BPK dan Inspektorat
Kabupaten Tahun 2021

Sasaran Bulan
Nama Objek Auditan/ Kegiatan
No Pengawasa
Pengwasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
n
Audit Unit Kerja di Rumah Sakit yang Di
3
Medis Audit Medis secara rutin
Ruang Rawat Inap dalam kepatuhan
1
pada CP
2 Rawat Inap Pelaksanaan SOP
Audit Pencatatan pada Rekam
3
Medik
Audit Medis Kasus Tertentu
4
(Bermasalah)
Audit
Sarana Prasarana/ Fasilitas dan
4 Operasiona 1
Keselamatan
l
Evaluasi terhadap kebutuhan SDM
2
rumah sakit dan Kepegawaian
3 Humas

4 Instalasi Farmasi
Audit
5 1 Berdasarkan Permintaan Direktur
Investigasi

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan.


A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI)akan
dilakukan setiap 3(tiga) bulan sekali, dan langsung dievaluasi oleh kepala Satuan
Pengawas Intern (SPI). Setiap dilakukan proses evaluasi terhadap pencapaian
kinerja,makaakan dibahas dan diadakan diskusi bersama antara fungsional umum di SPI

11
untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam periode tersebut.
Apabila terdapat kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program yang tidak sesuai
dengan rencana maka akan dicari solusi untuk pemecahannya agar tidak mengakibatkan
terjadi gangguan terhadap program-program yang lain. Tabel format untuk evaluasi
pencapaian kinerja setiap triwulan sebagai berikut :

Tabel
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan
Triwulan : .... Tahun : .....
Uraian Target
No Realisasi Kendala/Hambatan Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian
1
2

B. Pelaporan Kegiatan
Evaluasi laporan kegiatan akan dibuat dalam bentuk tabel yang memuat uraian
kegiatan, target, capaian, kendala / permasalahan yang dihadapi, serta keterangan.
Dengan format yang sedemikian maka akan dapat melihat hasil capaian (kinerja) selama
3 (tiga) bulan berjalan program yang ada. Laporan tersebut akan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada Ketua SPI. Kemudian Ketua SPI beserta sekretaris dan anggota SPI
akan membuat rekapitulasi terhadap semua laporan evaluasi kegiatan untuk disampaikan
kepada Direktur sebagai atasan langsung.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


A. Pencatatan dan Pelaporan
Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan
program yang telah disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu Kertas Kerja
Audit (KKA). Catatan-catatan tersebut akan menjadi bukti yang autentik serta juga
sebagai dokumen untuk pemeriksaan dan evaluasi audit yang telah dilaksanakan. Kertas
Kerja Audit (KKA) juga sebagai dokumen dan bukti terhadap pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor eksternal.

B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusun tim SPI terhadap kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan skedul adalah hasil reviu dan audit terhadap suatu bidang
pelayanan disusun dalam bentuk laporan tertulis yang akan disampaikan langsung kepada

12
Direktur pada akhir tahun berjalan. Isi laporan dimaksud mencakup temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi dari hasil reviu / audit yang telah dilaksanakan oleh tim SPI menjadi
masukan dalam pengambilan suatu kebijakan dan keputusan.

Mengetahui, Tarutung, Januari 2023


Direktur Ketua
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung Satuan Pengawas Internal

dr. Janry Aoyagie, MM dr.Poltak Nbaban,Mked(clinpath)SpPK


Pembina Utama Muda Penata
NIP 197501152006041004 NIP 197706082009111001

13

Anda mungkin juga menyukai