Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI MEDIA PENILAIAN

KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM SHANTI GRAHA


TAHUN 2012
1
Kd. Sri Suwandewi, 2 Anjuman Zukhri, 3 I Ketut Dunia

1,2,3
Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: dee_whiie08@yahoo.co.id, anjuman.zukhri@yahoo.com,


ketut.dunia1949@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit Umum Shanti Graha berdasarkan
balanced scorecard yang terdiri atas empat perspektif, yaitu (1) perspektif keuangan, (2) perspektif
pelanggan, (3) perspektif proses bisnis internal, (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dokumentasi, dan
kuesioner. Data yang diperoleh dengan metode wawancara dianalisis dengan teknik kualitatif,
sedangkan data yang diperoleh dari dokumentasi dan kuesioner dianalisis dengan teknik kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan perspektif keuangan, ditinjau dari Return On Investment
kinerja Rumah Sakit Umum Shanti Graha tergolong cukup baik, ditinjau dari Current Ratio tergolong
kurang baik, dan ditinjau dari Rasio Solvabilitas tergolong sangat baik. Berdasarkan perspektif pelanggan
dan perspektif proses bisnis internal kinerja Rumah Sakit Umum Shanti Graha tergolong baik, sedangkan
untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja rumah sakit ditinjau dari tingkat kepuasan
karyawan tergolong cukup baik, dan retensi karyawan tergolong kurang baik.

Kata kunci : balanced scorecard, penilaian kinerja, rumah sakit.

Abstract

The research was aimed to find out the Shanti Graha’s Hospital performance based on balanced
scorecard that consist of four perspective, there are (1) finance perspective, (2) customer perspective, (3)
the process of internal business perspective, (4) learning and growth perspective. This research was a
descriptive study. The data were collected by interviews, documentation, and questionnaires method.
The data which were obtained by interviews were analyzed by qualitative technique, while the data
obtained from the documentation and questionnaires were analyzed by quantitative technique. The result
of the research shows that the performance of Shanti Graha Hospital on finance perspective and the
evaluation from the return on investment was categorized quite good, the evaluation from current ratio
was categorized poor, and the evaluation from solvability ratio was categorized very good. Based on the
customer perspective and process of internal business perspective it categorized good, while on the
learning and growth perspective, the performance of Shanti Graha Hospital that see from the mount
satisfaction of the employees was categories quite good, and the retention of the employees was
categorized poor.

Keywords : balanced scorecard, performances’ assesment, hospital.

PENDAHULUAN pengendalian manajemen pada suatu


Penilaian kinerja merupakan salah organisasi bisnis, penilaian kinerja
satu faktor yang sangat penting bagi merupakan usaha yang dilakukan pihak
organisasi bisnis untuk menilai efisiensi dan manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil
efektivitas serta kebijakan yang diterapkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
oleh perusahaan. Di dalam sistem masing-masing pusat pertanggungjawaban
yang dibandingkan dengan tolak ukur yang dalam mewujudkan kinerja perusahaan
telah ditetapkan. Sony Yuwono yang bersifat jangka panjang” (Mulyadi,
dkk,(2002:26) berpendapat “penilaian 2000:3). Balanced scorecard merupakan
Kinerja merupakan sarana bagi manjemen suatu metode penilaian kinerja yang tidak
untuk mengetahui sejauh mana tujuan hanya mencerminkan pada kinerja
perusahaan telah tercapai, menilai prestasi keuangan saja, tetapi juga kinerja non
bisnis, manajer, divisi, dan individu dalam keuangan.
perusahaan, serta untuk memproduksi Kaplan dan Norton (2000)
harapan-harapan perusahaan di masa mempunyai pemikiran balanced scorecard
mendatang”. Penilaian kinerja sangat memberikan suatu kerangka kerja bagi
penting bagi perusahaan karena penilaian pihak manajemen untuk menterjemahkan
kinerja merupakan usaha memetakan misi dan strategi organisasi kedalam tujuan-
strategi ke dalam tindakan pencapaian tujuan dan ukuran yang dapat dilihat dari
target tertentu. empat perspektif: (1) perspektif keuangan,
Selama ini sistem penilaian kinerja (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif
yang sering diterapkan oleh perusahaan proses bisnis internal dan (4) perspektif
adalah penilaian kinerja secara tradisional. pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif
Sistem penilaian kinerja dalam manajemen keuangan menunjukkan apakah
tradisional hanya ditekankan pada aspek perencanaan dan pelaksanaan strategi
keuangan saja, karena ukuran keuangan ini memberikan perbaikan yang mendasar,
mudah dilakukan sehingga kinerja personal yang tercermin dalam sasaran-sasaran
yang diukur hanya berkaitan dengan aspek yang berhubungan dengan keuntungan
keuangan. Terdapat beberapa kelebihan yang terukur dan pertumbuhan usaha.
dan kelemahan dalam sistem penilaian Perspektif pelanggan menjabarkan ukuran
tradisional yang menitikberatkan pada kepuasan pelanggan, sebab pelanggan
aspek keuangan. Kelebihannya adalah merupakan aset terbesar dalam upaya
orientasinya pada keuntungan jangka perusahaan memperoleh laba. Perspektif
pendek dan hal ini akan mendorong proses bisnis internal mengidentifikasi
manajer lebih banyak memperbaiki kinerja berbagai proses bisnis yang harus dikuasai
perusahaan jangka pendek. Kelemahannya dengan baik oleh perusahaan, sedangkan
adalah terbatas dengan waktu, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
mengungkapkan prestasi keuangan yang berfokus pada kemampuan sumber daya
nyata tanpa dengan adanya suatu manusia, dalam hal ini adalah karyawan
pengharapan yang dapat dilihat dari faktor- karena karyawanlah yang bertugas
faktor yang menyebabkan terjadinya melayani dan memuaskan pelanggan.
prestasi itu sendiri, dan ketidakmampuan Saat ini balanced scorecard juga
dalam mengukur kinerja harta tak tampak dapat diterapkan di rumah sakit. Rumah
dan harta intelektual (sumber daya Sakit Umum Shanti Graha merupakan
manusia) perusahaan (Soetjipto, 1997). salah satu rumah sakit swasta yang berada
Menurut Kaplan dan Norton di Dusun Taman Sari, Desa Sulanyah,
terjemahan Yosi Pasla (2000), berdasarkan Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng
tidak relevannya penilaian kinerja yang Provinsi Bali. Penelitian pendahuluan yang
hanya didasari oleh aspek keuangan maka dilakukan mendapatkan data sebagai
muncullah solusi dalam penilaian kinerja berikut. Untuk perspektif keuangan, Return
yang tidak hanya terpaku pada keuangan, On Investment (ROI) merupakan rasio yang
melainkan termasuk pula tentang kinerja dihitung dengan membagi laba bersih
non keuangan. Sistem penilaian kinerja dengan total aktiva kemudian dikalikan
yang lebih komprehensif tersebut disebut 100%, total aktiva yang dimiliki Rumah
dengan balanced scorecard. “Sistem Sakit Umum Shanti Graha selama tahun
pengukuran kinerja yang 2012 adalah sebesar Rp 6.447.357.132,00
mempertimbangkan ukuran-ukuran dan laba bersih yang didapatkan selama
keuangan dan non keuangan dikenal tahun 2012 adalah Rp 244.238.257,00
dengan balanced scorecard, yang cukup maka setelah dilakukan perhitungan maka
komprehensif untuk memotivasi eksekutif didapatkan hasil 3,80% dan ini kurang dari
5% sehingga dinyatakan cukup baik. ini, yaitu untuk kinerja perspektif keuangan
Current Ratio merupakan rasio yang dengan indikator Return On Investment
dihitung dengan cara membagi antara (ROI), Current Ratio dan Rasio Solvabilitas.
aktiva lancar dengan hutang lancar dan Perspektif pelanggan akan digunakan
dikalikan 100%. Aktiva lancar yang dimiliki indikator tingkat kepuasan pelanggan yakni
rumah sakit pada tahun 2012 adalah menggunakan tolak ukur indeks kepuasan
sebesar Rp 426.406.226,00 sedangkan pelanggan (IKP). Indikator-indikator yang
hutang lancarnya adalah sebesar Rp terdapat dalam kuesioner dalam
815.544.252,00 dan setelah dilakukan menentukan IKP adalah bukti fisik,
perhitungan didapatkan hasil 52,28% dan kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan
kurang dari 125% sehingga termasuk empati. Untuk mengukur kinerja perspektif
kurang baik. Peneliti juga melakukan proses bisnis internal indikator yang
observasi terhadap sepuluh pasien di digunakan yaitu MCE (Manufacturing Cycle
rumah sakit yang ditentukan secara acak Effectiveness) dan inovasi-inovasi yang
dan menghasilkan informasi bahwa mereka dilakukan oleh pihak rumah sakit. Untuk
merasa cukup puas terhadap pelayanan mengukur kinerja dalam perspektif
yang diberikan oleh karyawan rumah sakit pertumbuhan dan pembelajaran indikator
baik dari segi pelayanan dan efektivitas yang akan digunakan adalah tingkat
waktu pelayanannya namun masih terdapat kepuasan karyawan yakni menggunakan
kekurangan dalam hal keadaan fisik dari kuesioner yang tolak ukurnya
rumah sakit. Dalam perspektif pertumbuhan menggunakan indeks kepuasan karyawan
dan pembelajaran juga dilakukan observasi (IKK) dan retensi karyawan.
terhadap lima karyawan dan menghasilkan
informasi bahwa karyawan merasa kurang METODE
puas terhadap pihak rumah sakit atas balas Penelitian ini berjenis penelitian
jasa atau gaji yang diberikan, sehingga deskriptif. Subjek penelitian ini adalah
berdampak pada tingkat retensi karyawan Rumah Sakit Umum Shanti Graha,
pada tahun 2012 yang sangat kurang sedangkan objek penelitian adalah kinerja
karena terdapat 38 dari 85 karyawan yang Rumah Sakit Umum Shanti Graha yang
mengundurkan diri atau berhenti bekerja. diukur dengan empat perspektif balanced
Menurut Agnes Sawir (2005) untuk scorecard yaitu perspektif keuangan,
menganalisis kinerja keuangan dapat perspektif pelanggan, perspektif proses
dilakukan dengan melihat nilai dari current bisnis internal dan perspektif pembelajaran
ratio, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan pertumbuhan.
dan Return On Investment (ROI). Menurut Jenis data dalam penelitian ini
Kaplan dan Norton diterjemahkan oleh Yosi adalah kuantitatif berupa Laporan Neraca,
Pasla (2000), ukuran-ukuran yang Laporan Laba Rugi (Aktivitas), jumlah
digunakan untuk menilai persepektif pelanggan, jumlah karyawan serta waktu
pelanggan, persepektif proses bisnis dalam pelayanan jasa terhadap pasien dan
internal, dan persepektif pertumbuhan dan data kualitatif berupa inovasi-inovasi yang
pembelajaran adalah sebagai berikut. dilakukan oleh rumah sakit. Penetuan
Persepektif pelanggan yakni pangsa pasar jumlah sampel untuk pelanggan
(market share), retensi pelanggan menggunakan rumus Slovin yang
(customer retention), akuisisi pelanggan menghasilkan sampel sebanyak 98 orang,
(customer acquisition), kepuasan sedangkan untuk karyawan akan diambil
pelanggan (Customer Satisfaction). seluruh datanya. Metode pengumpulan
Persepektif proses bisnis internal yaitu data yang digunakan (1) wawancara,
proses inovasi, proses operasional, dan dipergunakan untuk memperoleh data
pelayanan purna jual, sedangkan untuk mengenai sistem pelayanan dari rumah
persepektif pertumbuhan dan pembelajaran sakit serta inovasi-inovasi yang dilakukan
yaitu kepuasan karyawan, retensi oleh Rumah Sakit Umum Shanti Graha, (2)
karyawan, dan produktivitas karyawan. dokumentasi, dilakukan dengan melihat
Mengacu pada pendapat para ahli maka catatan-catatan berupa laporan Neraca,
indikator yang digunakan dalam penelitian laporan Laba Rugi, jumlah karyawan,
jumlah pelanggan, dan data mengenai Kriteria penilaian dalam Ellya (2009)
waktu pelayanan rumah sakit, (3) adalah sebagai berikut.
kuesioner, diberikan kepada pelanggan dan Menentukan IKP tertinggi dan terendah
karyawan untuk mengukur tingkat yang mungkin dicapai
kepuasan pelanggan dan kepuasan Misal: IKP tertinggi = a
karyawan pada Rumah Sakit Umum Shanti IKP terendah = b
Graha. Menentukan interval (c)
Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitaif dan kualitatif. Untuk Menentukan rentang nilai untuk tiap kriteria
mengkuantitatifkan data penilaian penilaian nampak pada tabel 1.
responden yang sebelumnya bersifat Tabel 1. Rentang Nilai Kriteria Penilaian
kualitatif, maka pengukuran dilakukan Kepuasan Pelanggan
dengan menggunakan skala likert. Kriteria Kategori
Perspektif keuangan dianalisis b + 4c ≤ IKP ≤ a Sangat Puas
dengan rasio keuangan, b + 3c ≤ IKP < b + 4c Puas
(1) Return On Investment, b + 2c ≤ IKP < b + 3c Cukup Puas
b + c ≤ IKP< b + 2c Tidak Puas
b ≤ IKP < b + c Sangat Tidak Puas
(Agnes Sawir, 2005)
(2) Current Ratio, (Sumber : Ellya Radminiwati, 2009)
Teknik analisis yang digunakan
dalam penilaian kinerja proses bisnis
(Agnes Sawir, 2005) internal yaitu: (1) Inovasi, dilakukan dengan
(3) Rasio Solvabilitas, melihat data dari Rumah Sakit Umum
Shanti Graha dan inovasi-inovasi yang
dilakukan oleh pihak rumah sakit pada
(Agnes Sawir, 2005) tahun tersebut, (2) Efektivitas Waktu Proses
Analisis untuk menilai kinerja menggunakan rumus MCE (Manufacturing
perspektif pelanggan adalah dengan Cycle Effevtiveness).
menganalisis kepuasan pelanggan. Tolak
ukur yang dipakai adalah indeks kepuasan
pelanggan (IKP). Pengolahan data (Kaplan dan Norton diterjemahkan oleh
dilakukan dengan cara sebagai berikut. Yosi Pasla, 2000)
Menghitung Skor Nyata Rata-rata Waktu pengolahan adalah waktu
standar yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen rumah sakit, sedangkan waktu
X = Skor nyata rata-rata penyelesaian adalah waktu sebenarnya
= Jumlah skor yang diperlukan untuk menyelesaikan
n = Jumlah sampel setiap pelayanan.
Q = Jumlah pertanyaan Kriteria penilaiannya, jika MCE < 1,
Menghitung Derajat Kepentingan Tiap maka kinerja proses bisnis internal Rumah
Dimensi Sakit Umum Shanti Graha dikatakan tidak
berjalan dengan efektif, sedangkan jika
MCE ≥ 1, maka kinerja proses bisnis
Menghitung Indeks Kepuasan Pelanggan internal Rumah Sakit Umum Shanti Graha
IKP = IM x (PP – EX) dikatakan berjalan dengan efektif.
Keterangan: Analisis untuk menilai kinerja
IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
IM = Importance (derajat kepentingan), dengan menganalisis kepuasan karyawan
PP = Perceived Performance (kinerja dan retensi karyawan. Kepuasan karyawan
sesungguhnya), diukur dengan menghitung indeks
EX = Expectation (harapan pelanggan). kepuasan karyawan (IKK). Cara
(Tjiptono, 1997) menghitung IKK sebagai berikut.
Menghitung Skor Nyata Rata-rata

= 3,8 %
X = Skor nyata rata-rata Berdasarkan hasil perhitungan
= Jumlah skor Return On Investment pada Rumah Sakit
n = Jumlah sampel Umum Shanti Graha adalah 3,8% sehingga
Q = Jumlah pertanyaan termasuk ke dalam kriteria antara 0%
Nata Wirawan (dalam Ellya Radminiwati, sampai 5% (0%-5%) atau kemampuan dari
2009) modal yang diinvestasikan untuk
Menghitung Derajat Kepentingan Tiap menghasilkan keuntungan bersih pada
Dimensi Rumah Sakit Umum Shanti Graha
tergolong cukup baik.
Current Ratio
Menghitung Indeks Kepuasan Pelanggan
IKK = IM x (PP – EX)
Keterangan:
IKK = Indeks Kepuasan Karyawan,
IM = Importance (derajat kepentingan), = 52,28%
PP = Perceived Performance (kinerja Berdasarkan hasil perhitungan
sesungguhnya), didapatkan current ratio Rumah Sakit
EX = Expectation (harapan). Umum Shanti Graha adalah 52,28% yang
(Fandy Tjiptono, 1997) tergolong ke dalam kriteria penilaian kurang
Kriteria penilaian dalam Ellya (2009) adalah dari 125% (52,28% > 175%) atau
sebagai berikut. kemampuan Rumah Sakit Umum Shanti
Menentukan IKK tertinggi dan terendah Graha dalam memenuhi kewajiban jangka
yang mungkin dicapai pendeknya adalah kurang baik.
Misal: IKK tertinggi = a Rasio Solvabilitas
IKK terendah = b
Menentukan interval (c)

Menentukan rentang nilai untuk tiap kriteria = 790,56%


penilaian nampak pada tabel 2. Berdasarkan hasil perhitungan rasio
Tabel 2. Rentang Nilai Kriteria Penilaian solvabilitas Rumah Sakit Umum Shanti
Kepuasan Karyawan Graha adalah 790,56% yang tergolong ke
Kriteria Kategori dalam kriteria penilaian lebih dari 150%
(790,56% > 150%) atau kemampuan
b + 4c ≤ IKK ≤ a Sangat Puas
perusahaan dalam memenuhi seluruh
b + 3c ≤ IKK < b + 4c Puas
kewajibannya adalah sangat baik.
b + 2c ≤ IKK < b + 3c Cukup Puas
Penilaian kinerja yang ditinjau dari
b + c ≤ IKK< b + 2c Tidak Puas
perspektif pelanggan akan dinilai dengan
b ≤ IKK < b + c Sangat Tidak Puas
mengukur tingkat kepuasan dari pelanggan
(Sumber : Ellya Radminiwati, 2009) atau pasien. Untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan menggunakan
HASIL perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan
Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti (IKP). Penentuan IKP dilakukan dengan
Graha untuk tahun 2012 pada perspektif menyebarkan kuesioner kepada para
keuangan akan diukur menggunakan rasio- pasien rumah sakit sejumlah 108 orang
rasio keuangan guna mengetahui kondisi yang dijadikan sebagai sampel sehingga
keuangan yang sebenarnya pada rumah didapatkan data sebagai berikut.
sakit.
Return On Investment
Tabel 3. Hasil Perhitungan Skor Nyata Rata-rata
Dimensi Skor Nyata Rata-rata (PP)
Bukti Fisik 3,47
Keandalan 3,48
Daya Tanggap 3,38
Jaminan 3,79
Empati 3,69
Hasil Perhitungan Derajat
Kepentingan Tiap Dimensi nampak pada
tabel 4.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Derajat Kepentingan Tiap Dimensi
Dimensi Bobot (IM) (%)
Bukti Fisik 21,38
Keandalan 19,55
Daya Tanggap 20,24
Jaminan 19,55
Empati 19,28
Setelah diketahui skor nyata rata- besarnya IKP dengan asumsi bahwa skor
rata dan derajat kepentingan dari masing- harapan yang dicapai adalah 5.
masing dimensi selanjutnya dihitung IKP = IM x (PP – EX) (14)
Tabel 5. Perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP)
Skor Harapan Rata-rata Selisih IKP=IM x (PP-EX)
Dimensi
(EX) (PP-EX)
Bukti Fisik 5,00 -1,53 -0,33
Keandalan 5,00 -1,52 -0,30
Daya Tanggap 5,00 -1,61 -0,33
Jaminan 5,00 -1,21 -0,24
Empati 5,00 -1,31 -0,25
Total -1,44
Rata-rata -0,29
Sumber: Tabel 3 dan tabel 4
Berdasarkan tabel 5 maka tertinggi dan terendah yang mungkin
didapatkan rata-rata Indeks Kepuasan dicapai. Nilai tertinggi diasumsikan bernilai
Pelanggan (IKP) adalah sebesar -0,29. 5 sedangkan nilai terendah diasumsikan 1.
Selanjutnya akan ditentukan besar IKP
Tabel 6. IKP tertinggi yang mungkin dicapai (a)
Dimensi (PP) (PP-EX) IKP=IM x (PP-EX)
Bukti Fisik 5,00 0,00 0,00
Keandalan 5,00 0,00 0,00
Daya Tanggap 5,00 0,00 0,00
Jaminan 5,00 0,00 0,00
Empati 5,00 0,00 0,00
Rata-rata a =0,00
Untuk perhitungan nilai Indeks mungkin dicapai oleh pihak rumah sakit
Kepuasan Pelanggan (IKP) terendah yang adalah sebagai berikut.
Tabel 7. IKP terendah yang mungkin dicapai (b)
Dimensi (PP) (PP-EX) IKP=IM x (PP-EX)
Bukti Fisik 1,00 -4,00 -0,86
Keandalan 1,00 -4,00 -0,78
Daya Tanggap 1,00 -4,00 -0,81
Jaminan 1,00 -4,00 -0,78
Empati 1,00 -4,00 -0,77
Rata-rata b =0,80
Dari hasil perhitungan diperoleh IKP
tertinggi (a) yang mungkin dicapai adalah
0,00 sedangkan IKP terendah (b) yang c = 0,16
mungkin dicapai adalah -0,80 sehingga Rentang nilai serta kriteria penilaian
intervalnya (c) akan dapat dihitung sebagai telah diketahui maka tingkat kepuasan
berikut. pelanggan Rumah Sakit Umum Shanti
Graha dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil perhitungan tingkat kepuasan pelanggan


Dimensi IKP Rentang Nilai Kategori
Bukti Fisik -0,33 -0,48 ≤ IKP < -0,32 Cukup Puas
Keandalan -0,30 -0,32 ≤ IKP < -0,16 Puas
Daya Tanggap -0,33 -0,48 ≤ IKP < -0,32 Cukup Puas
Jaminan -0,24 -0,32 ≤ IKP < -0,16 Puas
Empati -0,25 -0,32 ≤ IKP < -0,16 Puas
Rata-rata -0,29 -0,32 ≤ IKP < -0,16 Puas
Sumber: Tabel 5
Rata-rata yang didapat dari hasil dilakukan adalah dikembangkannya pusat
perhitungan untuk Indeks Kepuasan laboratorium milik rumah sakit sendiri yang
Pelanggan (IKP) adalah sebesar -0,29 dulunya bekerjasama dengan pihak lain.
sehingga rentang nilai yang dipakai yakni Peralatan bedah juga dilengkapkan serta
IKP yang didapat lebih dari atau sama bertambahnya dokter-dokter spesialis
dengan -0,32 dan kurang dari -0,16 bedah dan penyakit dalam. Di bidang
sehingga termasuk ke dalam kategori puas pelayanan rumah sakit juga sudah
atau dapat dikatakan bahwa pelanggan bekerjasama dengan pihak ASKES dan
atau pasien merasa puas memakai jasa penerimaan pasien yang memiliki jaminan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Shanti kesehatan masyarakat juga telah dilayani.
Graha. Dalam kegiatan operasional pihak rumah
Penilaian kinerja rumah sakit sakit telah mengadakan inovasi dengan
berdasarkan persektif proses bisnis pengadaan mobil operasional yang baru.
internal, yaitu (1) inovasi, berdasarkan hasil (2) Efektivitas Waktu Proses, pengukuran
wawancara dengan kepala bagian efektivitas waktu proses menggunakan
marketing maka didapatkan hasil bahwa rumus MCE (Manufacturing Cycle
Rumah Sakit Umum Shanti Graha Effevtiveness).
melakukan inovasi-inovasi baru untuk lebih
meningkatkan pelayanannya kepada
pelanggan. Proses inovasi ini dilakukan Jenis pelayanan yang diukur atau
dengan memperhatikan pada besarnya dinilai dalam hal ini adalah pelayanan yang
permintaan pasar dan kemampuan yang diberikan oleh tenaga keperawatan untuk
dimiliki oleh rumah sakit. Sejak mulai pasien yang melakukan rawat inap. Berikut
berdirinya rumah sakit sampai sekarang ini disajikan rincian waktu standar yang
telah dilakukan berbagai macam inovasi- ditetapkan oleh rumah sakit dan waktu
inovasi yang baru guna menunjang sebenarnya yang diperlukan oleh pihak
kegiatan operasional yang dijalankan. rumah sakit dalam melakukan pelayanan.
Salah satu contoh proses inovasi yang
Tabel 9. Waktu Pengolahan dan Penyelesaian Pelayanan oleh Perawat
Jenis /kategori Waktu Pengolahan Waktu Penyelesaian
Pasien Internal 510 menit 425 menit
Pasien Bedah 240 menit 240 menit
Pasien gawat 60 menit 70 menit
Pasien Anak 60 menit 70 menit
Jumlah 870 menit 805 menit
MCE = 1,08
Diketahui hasil MCE ≥ 1 atau 1,08 ≥ 1 Tingkat kepuasan karyawan pada
sehingga dapat dikatakan kinerja proses Rumah Sakit Umum Shanti Graha diukur
bisnis internal Rumah Sakit Umum Shanti dengan dengan menggunakan Indeks
Graha berjalan dengan efektif. Keuasan Karyawan (IKK). Untuk
Dalam perspektif pembelajaran dan mengetahui besarnya IKK tersebut maka
pertumbuhan, penilaian kinerja rumah sakit dilakukan penyebaran kuesioner kepada
didasarkan pada tingkat kepuasan para karyawan rumah sakit.
karyawan dan retensi karyawan.
Tabel 10. Hasil Skor Nyata Rata-rata
Dimensi Skor Nyata Rata-rata (PP)
Kompetensi yang memadai dan wajar 3,17
Kondisi kerja yang nyaman 3,49
Kesempatan mengembangkan kapasitas karyawan 3,36
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan yang seimbang 2,96
Perasaan dalam kelompok 3,14
Hak karyawan 3,06
Kerja dan kehidupan pribadi 3,10
Relevansi sosial 3,45
Untuk besarnya derajat kepentingan
atau bobot dari masing-masing dimensi
berasal dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Derajat Kepentingan Tiap Dimensi
Dimensi Bobot (IM) (%)
Kompetensi yang memadai dan wajar 12,84
Kondisi kerja yang nyaman 12,62
Kesempatan mengembangkan kapasitas karyawan 12,24
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan yang seimbang 12,36
Perasaan dalam kelompok 12,24
Hak karyawan 13,28
Kerja dan kehidupan pribadi 11,99
Relevansi sosial 12,43
Diketahui skor nyata rata-rata dan harapan yang dicapai oleh karyawan
derajat kepentingan dari masing-masing adalah 5.
dimensi tersebut selanjutnya akan dihitung IKK = IM x (PP – EX) (17)
besarnya IKK dengan asumsi bahwa skor
Tabel 12. Perhitungan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK)
Skor Harapan Selisih IKK = IM x
Dimensi
Rata-rata (EX) (PP-EX) (PP-EX)
Kompetensi yang memadai dan wajar 5,00 -1,83 -0,23
Kondisi kerja yang nyaman 5,00 -1,51 -0,19
Kesempatan mengembangkan kapasitas 5,00 -1,64 -0,20
karyawan
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan 5,00 -2,04 -0,25
yang seimbang
Perasaan dalam kelompok 5,00 -1,86 -0,23
Hak karyawan 5,00 -1,94 -0,26
Kerja dan kehidupan pribadi 5,00 -1,90 -0,23
Relevansi sosial 5,00 -1,55 -0,19
Total -1,78
Rata-rata -0,22
Sumber: Tabel 10 dan tabel 11 Karyawan (IKK) adalah sebesar -0,22
Berdasarkan tabel 12 didapatkan selanjutnya akan ditentukan IKK tertinggi
rata-rata nilai dari Indeks Kepuasan dan terendah yang mungkin dicapai dengan
menggunakan asumsi nilai tertinggi yang dicapai adalah 5 dan terendah adalah 1.
Tabel 13. IKK tertinggi yang mungkin dicapai (a)
Dimensi (PP) (PP-EX) IKK =IM x (PP-EX)
Kompetensi yang memadai dan wajar 5,00 0,00 0,00
Kondisi kerja yang nyaman 5,00 0,00 0,00
Kesempatan mengembangkan kapasitas 5,00 0,00 0,00
karyawan
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan 5,00 0,00 0,00
yang seimbang
Perasaan dalam kelompok 5,00 0,00 0,00
Hak karyawan 5,00 0,00 0,00
Kerja dan kehidupan pribadi 5,00 0,00 0,00
Relevansi social 5,00 0,00 0,00
Rata-rata a =0,00
Selanjutnya ditentukan nilai
terendah yang mungkin dicapai.
Tabel 14. IKK terendah yang mungkin dicapai (b)
Dimensi PP PP-EX IKK= IMx (PP-EX)
Kompetensi yang memadai dan wajar 1,00 -4,00 -0,51
Kondisi kerja yang nyaman 1,00 -4,00 -0,50
Kesempatan mengembangkan kapasitas 1,00 -4,00 -0,49
karyawan
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan 1,00 -4,00 -0,49
yang seimbang
Perasaan dalam kelompok 1,00 -4,00 -0,49
Hak karyawan 1,00 -4,00 -0,53
Kerja dan kehidupan pribadi 1,00 -4,00 -0,48
Relevansi social 1,00 -4,00 -0,48
Total -3,97
Rata-rata b =-0,50
Dari hasil perhitungan diperoleh IKK
tertinggi (a) yang mungkin dicapai adalah
0,00 dan IKK terendah (b) yang mungkin c = 0,10
dicapai adalah -0,50 sehingga interval (c) Setelah diketahui rentang nilai serta
akan dapat dihitung. kriteria penilaian, maka tingkat kepuasan
karyawan Rumah Sakit Umum Shanti
Graha akan dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Hasil Penilaian Tingkat Kepuasan Karyawan
Dimensi IKK Rentang Nilai Kategori
Kompetensi yang memadai dan wajar -0,23 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
Kondisi kerja yang nyaman -0,19 -0,20 ≤ IKK < -0,10 Puas
Kesempatan mengembangkan kapasitas -0,20 -0,20 ≤ IKK < -0,10 Puas
karyawan
Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan -0,25 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
yang seimbang
Perasaan dalam kelompok -0,23 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
Hak karyawan -0,26 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
Kerja dan kehidupan pribadi -0,23 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
Relevansi sosial -0,19 -0,20 ≤ IKK < -0,10 Puas
Rata-rata -0,22 -0,30 ≤ IKK < -0,20 Cukup Puas
Sumber: Tabel 12
Rata-rata yang didapat dari hasil Karyawan (IKK) adalah sebesar -0,22
perhitungan untuk Indeks Kepuasan sehingga rentang nilai yang dipakai yakni
IKK yang didapat lebih dari atau sama pelanggan berdasarkan tingkat kepuasan
dengan -0,30 dan kurang dari -0,20 pelanggan. Pengukuran ini dilakukan
sehingga termasuk ke dalam kategori dengan melihat Indeks Kepuasan
cukup puas atau dapat dikatakan bahwa Pelanggan (IKP), ditentukan berdasarkan
karyawan cukup puas bekerja di Rumah selisih skor harapan dengan skor nyata
Sakit Umum Shanti Graha. rata-rata, dikalikan derajat kepentingan tiap
Retensi karyawan diukur untuk dimensi. Skor nyata rata-rata didapatkan
mengetahui kemampuan dari rumah sakit dari hasil penyebaran kuesioner kepada
dalam mempertahankan karyawannya. para pasien dari Rumah Sakit Umum Shanti
Graha. Hasil perhitungan IKP menyebutkan
penilaian yang dilakukan pelanggan
Penelitian yang berlangsung terhadap kinerja rumah sakit ditinjau dari
mendapatkan hasil bahwa jumlah karyawan bukti fisik bernilai -0,33 yang tergolong ke
rumah sakit yang keluar pada tahun 2012 dalam kategori cukup puas. Penilaian
adalah sebanyak 38 orang sehingga tingkat pelanggan ditinjau dari dimensi keandalan
retensi karyawan dapat diketahui sebagai memiliki nilai IKP -0,30 yang termasuk ke
berikut. dalam kategori puas. Penilaian pelanggan
dilihat dari dimensi daya tanggap
memperoleh nilai IKP -0,33 yang tergolong
Retensi Karyawan = 44,7 % cukup puas. Penilaian pelanggan dilihat
dari dimensi jaminan pada Rumah Sakit
PEMBAHASAHAN Umum Shanti Graha juga tergolong puas
Berdasarkan hasil pengukuran dari karena mempunyai nilai IKP sebesar -0,24.
return on investment (ROI) didapatkan nilai Penilaian pelanggan berdasarkan dimensi
dari ROI adalah 3,8% sehingga berada empati juga tergolong puas karena
dalam kriteria 0% sampai dengan 5%, mempunyai nilai IKP sebesar -0,25. Secara
dalam rasio ini kondisi keuangan Rumah keseluruhan didapatkan nilai rata-rata IKP
Sakit Umum Shanti Graha dikatakan cukup sebesar -0,29 yang tergolong ke dalam IKP
baik. Setelah diadakan penelitian lebih lebih dari atau sama dengan -0,32 dan IKP
lanjut maka didapatkan informasi bahwa kurang dari -0,16 yang termasuk kategori
penyebab kecilnya nilai ROI adalah puas yang berarti bahwa kinerja dari rumah
pendapatan yang dihasilkan oleh rumah sakit adalah baik.
sakit belum sesuai dengan yang ditargetkan Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti
sebelumnya sehingga laba bersih yang Graha ditinjau dari perspektif proses bisnis
didapatkan belum sesuai dengan total internal diukur berdasarkan adanya inovasi-
aktiva yang dimiliki. Berdasarkan hasil inovasi dari rumah sakit serta dihitung
pengukuran current ratio, kondisi keuangan berdasarkan MCE (Manufacturing Cycle
Rumah Sakit Umum Shanti Graha Effevtiveness). Hasil penelitian
tergolong ke dalam kurang baik. Hal ini menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum
dikarenakan pihak rumah sakit mempunyai Shanti Graha selama tahun 2012 juga
hutang lancar yang jumlahnya jauh lebih melakukan inovasi-inovasi yang baru
besar dari aktiva lancar yang dimiliki terhadap pelayanan yang diberikan kepada
sehingga hasil perhitungan didapatkan nilai pasien ataupun dalam hal kegiatan
dari current ratio hanya 52,28% yang operasional rumah sakit. Proses inovasi
tergolong ke dalam kategori kurang baik. yang dilakukan adalah dikembangkannya
Hal ini disebabkan karena rumah sakit pusat laboratorium milik rumah sakit sendiri
belum mampu membayar hutang obat yang dulunya bekerjasama dengan pihak
farmasi serta hutang jasa medis. Hasil lain dan peralatan bedah juga dilengkapkan
pengukuran dalam rasio solvabilitas kondisi serta bertambahnya dokter-dokter spesialis
keuangan rumah sakit tergolong sangat bedah dan penyakit dalam. Dalam kegiatan
baik karena didapatkan untuk rasio operasional pihak rumah sakit telah
solvabilitas adalah 790,56%. mengadakan inovasi dengan pengadaan
Pengukuran kinerja Rumah Sakit mobil operasional yang baru. Dengan
Umum Shanti Graha ditinjau dari perspektif adanya inovasi yang dilakukan selama
tahun tersebut maka kinerja rumah sakit Shanti Graha adalah cukup puas. Hasil
termasuk baik. Hasil perhitungan MCE pengukuran tingkat retensi karyawan
menghasilkan nilai MCE sebesar 1,08 yang didapatkan 44,7% atau mendekati 50%
termasuk ke dalam kriteria MCE lebih dari sehingga dapat dikatakan bahwa
atau sama dengan satu sehingga kinerja kemampuan rumah sakit dalam
proses bisnis internal Rumah Sakit Umum mempertahankan karyawannya adalah
Shanti Graha dapat dikatakan berjalan kurang baik.
dengan efektif. Dengan melihat adanya
inovasi dan hasil perhitungan MCE maka SIMPULAN DAN SARAN
secara umum dapat disimpulkan bahwa Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti
kinerja Rumah Sakit Umum Shanti Graha Graha tahun 2012 ditinjau bedasarkan
ditinjau dari proses bisnis internal termasuk return on investment yang tergolong cukup
baik. baik, current ratio tergolong kurang baik
Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti dan rasio solvabilitas tergolong sangat baik.
Graha ditinjau dari perspektif pembelajaran Ditinjau dari perspektif pelanggan
dan pertumbuhan diukur berdasarkan diukur berdasarkan tingkat kepuasan
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) dan pelanggan menggunakan Indeks Kepuasan
tingkat retensi karyawan. IKK akan Pelanggan (IKP) dengan nilai IKP adalah -
menunjukkan tingkat kepuasan karyawan 0,29 yang termasuk ke dalam kategori puas
rumah sakit terhadap Rumah Sakit Umum yang berarti bahwa kinerja dari rumah sakit
Shanti Graha sedangkan retensi karyawan adalah baik.
akan menunjukkan kemamuan dari rumah Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti
sakit dalam mempertahankan Graha tahun 2012 ditinjau dari perspektif
karyawannya. IKK ditentukan berdasarkan proses bisnis internal diketahui bahwa
selisih dari skor harapan dengan skor nyata rumah sakit telah melakukan inovasi-
rata-rata kemudian dikalikan dengan derajat inovasi terhadap pelayanan kepada pasien
kepentingan tiap dimensi. Pembahasan dan dalam hal kegiatan operasional rumah
untuk hasil tersebut yakni untuk dimensi sakit, sedangkan untuk MCE memperoleh
kompetensi yang memadai dan wajar nilai 1,08 yang berarti bahwa kinerja proses
memperoleh nilai IKK sebesar -0,23 bisnis internal Rumah Sakit Umum Shanti
sehingga tegolong cukup puas. Dimensi Graha dikatakan berjalan dengan efektif.
kondisi kerja yang nyaman memperoleh Kinerja Rumah Sakit Umum Shanti
nilai IKK sebesar -0,19 yang tergolong Graha tahun 2012 ditinjau dari perspektif
puas. Dimensi kesempatan pembelajaran dan pertumbuhan
mengembangkan kapasitas karyawan menggunakan tolak ukur tingkat kepuasan
mendapatkan nilai IKK -0,20 yang tergolong karyawan (IKK) memperoleh nilai rata-rata
puas. Dimensi kesempatan pertumbuhan sebesar -0,22 yang termasuk ke dalam
dan jaminan yang seimbang memperoleh kategori cukup puas, sedangkan retensi
nilai IKK -0,25 yang tergolong kategori karyawan memperoleh nilai 44,7%
cukup puas. Dimensi perasaan dalam sehingga dapat dikatakan bahwa
kelompok mendapatkan nilai IKK -0,23 kemampuan rumah sakit dalam
yang termasuk cukup puas. Dimensi hak mempertahankan karyawannya adalah
karyawan memperoleh nilai IKK -0,26 yang kurang baik.
termasuk ke dalam kategori cukup puas. Selanjutnya disarankan untuk
Dimensi kerja dan kehidupan pribadi perspektif pelanggan, rumah sakit perlu
mendapatkan nilai IKK -0,23 yang tergolong meningkatkan promosinya dengan
cukup puas serta yang terakhir dimensi menyediakan dana khusus untuk promosi
relevansi sosial memperoleh nilai IKK dengan tujuan untuk memperluas pangsa
sebesar -0,19 yang tergolong puas. pasarnya. Selain itu rumah sakit dituntut
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai untuk meningkatkan pelayanan kepada
rata-rata dari IKK sebesar -0,22 yang pelanggan agar loyalitas pelanggan
termasuk ke dalam kategori cukup puas bertahan. Rumah sakit juga sebaiknya
yang berarti bahwa penilaian karyawan menambah serta memperbaharui sistem
terhadap kinerja dari Rumah Sakit Umum informasinya agar dapat meningkatkan
pelayanan kepada para pasien dan Radminiwati, Ellya. 2009. Penilaian Kinerja
memperlancar aktivitas dari rumah sakit. dengan Menggunakan Metode
Rumah sakit juga sebaiknya lebih Balanced Scorecard pada LPD
meningkatkan perspektif proses Desa Adat Kalisada Kecamatan
pembelajaran dan pertumbuhan untuk Seririt Tahun 2008. Skripsi (tidak
meningkatkan kualitas dengan memberikan diterbitkan). Jurusan Pendidikan
pelatihan kepada karyawan terutama untuk Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial
karyawan yang memegang peranan penting UNDIKSHA Singaraja.
bagi kegiatan operasional rumah sakit,
serta rumah sakit hendaknya memberikan Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja
motivasi kapada para karyawan dengan Keuangan dan Perencanaan
lebih memperhatikan tingkat kepuasan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT
karyawan agar tingkat retensi karyawan Gramedia Putaka Utama.
dapat mencapai nilai yang maksimal.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Arifin, Johar dan Heru A.P. 2006. Bandung: Alfabeta.
Manajemen Rumah Sakit Modern
Berbasis Komputer Mencakup Tjiptono, Fandy. 1997. Manajemen Jasa
Aspek Pemasaran dan Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi
Keuangan. Jakarta: Elex Media Yogyakarta.
Komputindo.
Ulum, Ihyaul M.D. 2006. Audit Sektor Publik
Dally, Dadang. 2010. Balanced Scorecard: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi
Suatu Pendekatan dalam Aksara.
Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: Rosda. Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Gaspersz, Vincent. 2011. Sistem Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Manajemen Kinerja Terintegrasi
Balanced Scorecard dengan Yuwono, Sony dkk. 2002. Petunjuk Praktis
Malcolm Baldrige dan Lean Six Penyusunan Balanced Scorecard
Sigma Supply Chain Management: Menuju Organisasi Yang Berfokus
Contoh Implementasi pada Pada Strategi. Jakarta: PT
Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Gramedia Pustaka Utama.
Bogor: Vinchristo Publication.

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton.


2000. Balanced Scorecard:
menerapkan Strategi Menjadi Aksi.
Terjemahan oleh Peter R. Yosi
Pasla. Balanced Scorecard
Translating Strategy Into Action.
1996. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi dan Johny Setyawan. 2000. Sistem


Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: Aditya
Media.

Anda mungkin juga menyukai