Latar Belakang
Milennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan
Milenium ialah sebuah target pembangunan global yang dideklarasikan
Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara
yang berpartisipasi dalam deklarasi ini berkomitmen untuk mengembangkan
MDGs sebagai sebuah paket arah pembangunan global yang berisi beberapa
tujuan yang mencakup kesehatan, pendidikan, keamanan, perdamaian, dan
kebebasan hak asasi manusia. Salah satu fokus pemerintah untuk memenuhi target
MDGs dalam bidang ini ialah dengan menekan angka kematian ibu dan anak
(AKI). Dalam mencapai target MDGs di bidang kesehatan ini, pemerintah
tampaknya menemui tantangan yang cukup besar. Data ini menunjukkan bahwa
Indonesia masih harus berpikir lebih keras dan mencari inovasi cara yang lebih
efektif untuk mencapai target optimal MDGs di tahun 2015. Angka kematian yang
tinggi ini dikarenakan banyak keluarga di Indonesia terutama di daerah tertinggal
yang tidak memiliki wawasan cukup mengenai pentingnya asupan gizi. MDG-5
yang diantaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Angka Kematian Ibu (AKI) yang semakin tinggi adalah masalah serius
yang telah mendapat perhatian sejak tahun 1990. Indonesia belum mampu
mencapai target MDGs dalam kesehatan ibu. Menurut hasil survey demografi dan
kependudukan, angka kematian ibu pada tahun ini menjadi 359 per 100 ribu
kelahiran.
Data kemenkes menunjukkan ada sekitar 82 persen kematian karena
melahirkan terjadi pada usia muda, yaitu kurang lebih sekitar 15 sampai 20 tahun.
Kualitas hidup yang rendah, rata-rata pendidikan yang rendah, derajat kesehatan
dan gizi yang rendah, anemia, kurang zat besi, pendek dan stunting adalah
penyebab tingginya angka kematian ibu.
1
kasus-kasus
ekstraksi.
Pelayanan neonatal, yaitu resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian
antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian
2
bic-nat
intraumbilical/Phenobarbital
pelaksanaan
thermal
control
untuk
untuk
mengatasi
mencegah
ikterus,
hipotermia
dan
wewenang
Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan
penanganan pra hospital.
2. Tujuan Ponek
Mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program
rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau
provinsi.
Dapat mewujudkan Mdgs Pada Tahun 2015 sesuai dengan target MDGs
4 dan 5.
3
Development Goals)
bawah 5 tahun.
b. Mengurangi tiga perempat rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
pengaruh
keadaan
dan
kejadian
yang
mendahului
perinatal
Dimana dan
mencegah kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan
dan sistem rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat
pelayanan kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan
cara otopsi verbal, yaitu wawancara kepada keluatga atau orang lain
yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang
diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui
perkiraan sebab kematian.
Jangka Panjang
Peningkatan mutu SDM (preservice training) perbaikan mutu
pendidikan kesehatan
Standarisasi alat
Standarisasi obat
Standarisasi prosedur operasional
5
2. Jangka Pendek
Peningkatan jejaring rujukan mulai dari Pra-Puskesmas, Puskesmas
mutu
pelayanan
perlu
menyesuaikan
dengan
487
Total Puskesmas
9.323
Puskesmas perawatan
3.109
Jumlah PONED
2.037
PONED Aktif
1.429
Kendaraan
Motor
: 4.179
Perahu
: 1.081
Ambulans
: 3.325
Puskesmas
Total
: 9.133
Perawatan
: 2.929
Non Perawatan
: 6.208
PONED
: 1.579
Puskesmas Pembantu
Total
: 22.237
4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan minimal yang perlu tersedia: seorang
dokter (sebagai penanggung jawab), seorang bidan terlatih GDON, dan
perawat terlatih PPGDON (Pertolongan Pertama pada kegawat daruratan
obstetric dan neonatal), dimana tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar
lokasi Puskesmas PONED.
5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan minimal yang tersedia: Alat dan obat,
ruangan tempat menolong persalinan , air bersih, kamar mandi/WC. Jenis
Diseminasi informasi
Membangun kesepakatan
2. Tahap Pelaksanaan
Sosialisasi
Dalam pemasaran sosial ini yang perlu diketahui oleh masyarakat
antara lain adalah jenis pelayanan yang diberikan dan tarif pelayanan.
Pemasaran sosial dapat dlaksanakan antara lain oleh petugas kesehatan
dan sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, antara lain
kader dan satgas GSI melalui berbagai forum yang ada seperti rapat
koordinasi tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok
pengajian dan lain-lainnya.
Referensi
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
Pelayanan Obsetri dan Neonatal Emergensi Dasar.
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/01/Factsheet_PONED.pdf), diakses pada
tanggal 7 Mei 2015.
Marisakprissila. 2012. Pengertian Poned dan Ponek.
(https://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-poned-ponek/),
diakses pada tanggal 11 Mei 2015.
Nasution, Chairul Radjab. 2012. Pedoman Penyelenggaraan PONEK 24 jam di
Rumah Sakit. (https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/pedomanponek-24-jam-2012.pdf), diakses pada tanggal 11 Mei 2015.
Siswati, S. 2014. Makalah Poned dan Ponek.
(http://srisiswatytahir.blogspot.com/2014/01/makalah-poned-ponek_5.html),
diakses tanggal 6 Juni 2015.