PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
memberikan perluasan sudut pandang, yang dapat terwujud bila ada keterlibatan dengan
supervisor professional dan berefleksi terhadap praktek (Te Pou 2011). Supervise
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancer. Supervise secara langsung
factor-faktor yang mempengaruhinya dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari
Dalam supervise keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai
level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan
ataupun wakil direktur perawatan. Namun pada dasarnya seorang supervisor harus
melatih (coaching) bawahan, 6) membuat dan memelihara atmosfer kerja yang motivative,
mengetahui system manajemen perusahaan, 11) konseling karir, 12) komunikasi dalam
depkes RI bekerjasama dengan WHO tahun 2005menemukan kinerja perawat baik 50%
sedang 34,37%, dan kurang 15,63%. Kinerja keperawatan di rumah sakit dikatakan baik
Pelayanan keperawatan yang bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
didukung oleh faktor internal antara lain motivasi, pengembangan karir profesional dan
tujuan pribadi serta faktor eksternal, antara lain kebijakan organisasi, kepemimpinan,
peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus disertai dengan peningkatan mutu pelayanan
kasus,3 maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi kesehatan. Hal ini
ditopang dengan kenyataan bahwa 40% - 75% pelayanan di rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan, dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit baik di rumah sakit maupun di tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh
perawat.
rumah sakit, dikatan professional apabila rumah sakit dapat bersinergi dalam
pasiennya, bersinerginya hal tersebut tentu dibutuhkan satu kesatuan kerja yg baik dari
seluruh tenaga kesehatan, perawat juga merupakan personel terbanyak yang berada di
sebuah instansi kesehatan yang bekerja secara holistik untuk kesembuhan pasien yang
memandang pasien sebagai makhluk yang memiliki respon terhadap keadaan apapun
terhadap peruhbahan ditubuhnya. perawat juga dipandang memiliki tugas dan fungsi yang
sangat komplek mulai dari fungsi independent, fungsi dependent dan fungsi
interdependent, fungsi tersebut tentu harus dilaksanakan dengan sungguh sungguh untuk
mencapai tujuan mulia dan membangun citra perawat yang ideal yang identik
Keprofesionalan perawat harus ditunjang pula dengan kinerja yang baik dalam
menjalankan tugas dan fungsi dalam pelaksanaan asuhan terhadap pasien. Kinerja
merupakan suatu keadaan yang dapat terukur dari seseorang dalam melaksanakan tugas
dan fungsi dari pekerjaan yang mereka emban sesuai profesi masing-masing sehingga
mencapai hasil terukur baik barang ataupun jasa. Kinerja perawat dapat diukur dari jasa
yang diberikan, artinya sejauh mana perawat tersebut bertanggung jawab terhadap
pasiennya dengan memperkaya diri baik kompetensi pribadi yang ditandai dengan
pendidikan dan pelatihan ataupun dari sikap terhadap pasien yang ditandai dengan asuhan
dan komunikasi.
Salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam
dari kepala ruangan. Kepala ruangan merupakan manajer tingkat pertama yang
sakit. Menurut Marquis dan Huston (2006), kepala ruangan (head nurse) sebagai supervisit
unit mempunyai tanggung jawab utama mengatur aktivitas perawatan melalui pelaksanaan
porsi fungsi yang berbeda, porsi waktu terbesar adalah kegiatan memimpin atau
memotivasi mencapai 36% dari keseluruhan waktu kerjanya (Doughtrey & Ricks, 1994
dalam Rahmat, 2004). Kepala ruangan perlu melaksanakan fungsi komunikasi dan
Kemampuan manajer untuk dapat melaksanakan fungsi dari manajemen adalah untuk
kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan demi tercapainya tujuan,
makin tinggi motivasi kerja perawat makin baik mutu pelayanan terhadap pasien,
kinerja dari para bawahan serta mencerminkan kualitas dari pencapaian tujuan yang telah
dengan baik, dengan sikap professional, karna sikap professional merupakan suatu faktor
penting dalam meningkatkan tingkat kinerja karyawan dan kualitas pencapaian tujuan
keperawatan.
Berdasarkan hasil pengambilan data awal pada saat studi pendahuluan terkait dengan
bagaimanah sikap profesional kepalah ruangan dengan pewarat di RSU Al-Fatah Ambon,
terdapat keanekaragaman fakta yang berhasil diungkapkan, berdasarkan data penilain dari
kepalah kepewaratan RSU Al-Fatah Ambon yang dimana perawat yang memiliki sifat
profesional hanya ada (93%), dan yang kurang ada (7 %). Berdasarkan wawancara singkat
dengan beberapa perawat pelaksana, ada perawat mengatakan kurang nyaman dengan
manajemen kepala ruangan dan ada perawat juga yang mengatakan bahwa kepalah
ruangan suda bekerja sesuai dengan standart kepala ruangan dan menjalankan fungsi
supervisi.
Dalam hal ini Kepala ruangan harus dapat menjalankan fungsi manajerial yaitu
bimbingan dan pengarahan dengan melakukan supervisi terhadap perawat pelaksana agar
yang terbaik selama dirawat di ruang rawat inap. Untuk meningkatkan produktivitas kerja,
kinerja karyawan dan kualitas pencapaian tujuan keperawatan. Dari data yang ditemukan
pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah
Tujuan umum dari penulisan dalam penelitihan ini adalah untuk memperoleh
1.3.2.1 Mengetahui sikap professional perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU
Al-fatah Ambon
1.3.2.2 Mengetahui motivasi kepala ruangan dalam sikap perfesioanal perawat
1.4.1.2 Sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
pemikiran bagi peneliti lain yang berminat pada lingkup yang sama, terkait dengan
1.5 Relevansi
professional dan terstandar, dimana pelayanan berfokus pada pasien dan secara
komprehensif. Profesionalisme perawat diharapkan perawat mampu bersikap humanis
manusia yang harus diperhatiakan, dijaga dan dilayani setulus hati (Nursalam, 2011).
caring perawat. Caring merupakan suatu sikap yang penuh kepedulian dan perhatian
kepada pasien, sehingga pasien merasa dilindungi dan dihargai. Perawat harus dapat
melayani dengan sepenuh hati dan memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang
lain, keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku