Dhevi S A Siloto, Annisa Rahma Putri, Orien Florensia Hattu, Siendy Clara Sopacua,
Gracelia Niantry Sitania, Jubelina Tsugumol, Yaser Arivudin Ampugo, Andreas Christian
Adi, Kurniadi L. Gaol
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Kristen Satya Wacana
Abstrak
Pelayanan yang diberikan oleh seorang perawat didasari dari pengarahan manajemen
keperawatan yang terintegrasi dengan menerapkan prosedur manajemen untuk mencapai
target keefektifan. Hal tersebut diberikan kepada perawat agar dapat memenuhi fungsi dari
manajemen pengarahan keperawatan. Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa fungsi
manajemen pengarahan rumah sakit di ruangan inap masih belum baik. Kondisi ini harus
mendapat perhatian kepala ruangan sebagai manajer yang bertanggung jawab langsung
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana. Tujuan dari Literature
review adalah menganalisis kinerja perawat pelaksana melalui pengarahan kepala ruangan
dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan review study dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi dari
beberapa jurnal. Penelusuran jurnal diambil dari Portal Garuda dan Google Scholar sebanyak
8 jurnal dari tahun 2013 sampai 2021. Hasil dari penelitian ini berdasarkan penelusuran 8
jurnal didapatkan bahwa proses manajemen keperawatan melalui proses pengarahan dan
perencanaan oleh kepala ruangan memiliki dampak terkait motivasi kinerja perawat, fungsi
manajemen pengarahan, kompetensi kepala ruangan, pelatihan dan supervisi, serta
keberhasilan asuhan keperawatan dari perawat pelaksana. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah kepala ruangan harus memiliki kompetensi dan supervisi dalam melakukan
pengarahan agar kinerja perawat pelaksana akan semakin meningkat dan berkualitas dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Abstract
The services provided by a nurse are based on integrated nursing management direction by
applying management procedures to achieve effectiveness targets. It is given to nurses in
order to fulfill the function of nursing direction management. However, in this study it was
found that the hospital directive management function in the inpatient room was still not
good. This condition must get the attention of the head of the room as a manager who is
directly responsible for the nursing care provided by the implementing nurse. The purpose of
the literature review is to analyze the performance of implementing nurses through the
direction of the head of the room in the management of nursing care in the inpatient room.
This research method uses a review study approach by identifying and evaluating several
journals. Journal searches were taken from the Garuda Portal and Google Scholar as many
as 8 journals from 2013 to 2021. The results of this study based on a search of 8 journals
found that the nursing management process through the process of direction and planning by
the head of the room had an impact on the motivation of nurses' performance, the
management function of direction, the competence of the head of the room, training and
supervision, as well as the success of nursing care from the implementing nurse. The
conclusion of this study is that the head of the room must have competence and supervision in
carrying out directives so that the performance of implementing nurses will increase and be
of high quality in providing nursing care.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menjamin pelayanan yang bermutu sesuai standar, serta memberikan pelayanan jasa sosial
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, berupa pelayanan yang berkualitas
dengan biaya yang memadai, Aspek tersebut menjadi penguat dalam kepuasan pasien dan
keluarga pengguna layanan (Nova, 2010). Rumah sakit juga memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi
medik, dan pelayanan keperawatan (Herlambang, 2012).
Salah satu unsur utama pendukung kualitas layanan kesehatan yang ada di Rumah
Sakit adalah sumber daya manusia tenaga kesehatan yang termasuk di dalamnya adalah SDM
Keperawatan. Seorang perawat menjadi pusat terhadap keberlangsungan kualitas pelayanan
dengan memberikan layanan sepenuh hati akan memberikan citra yang baik di mata pasien
dan keluarga serta masyarakat, (Herawati et al, 2017).
Salah satu aspek yang terpenting dalam kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang
profesional adalah manajemen keperawatan yang memiliki pengaturan berintegrasi dari
sumber daya keperawatan dengan menerapkan prosedur manajemen untuk mencapai target
keefektifan asuhan keperawatan serta pelayanan keperawatan. Proses manajemen terdiri atas
5 bagian yaitua Perencanaan, Organisasi, Ketenagaan, Pengarahan, serta pengawasan. Dalam
mengaplikasikan manajemen keperawatan di ruang rawat inap dibutuhkan peran kepala ruang
yang memimpin langsung serta mengendalikan sumber daya keperawatan.
Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah review study, yaitu
dengan cara mengindentifikasi beberapa jurnal, mengevaluasi, dan memberikan hasil dan
kesimpulan dalam penelitian tentang mengalisis kinerja perawat pelaksana melalui
pengarahan kepala ruangan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap. yang
tersedia dan relevan dengan melakukan penelusuran pada jurnal publikasi pada Portal Garuda
dan Google Schoolar dengan kata kunci “Pengarahan, Kinerja, Perawat Pelaksana”. Pada
tahap awal pencarian jurnal diperoleh 18 jurnal dari 2013 sampai 2021. Kemudian dilakukan
identifikasi dan dilakukan analisa untuk mencari keterkaitan dengan topic yang akan di
review. Kami mengidentifikasi, menilai, memilih dan mensintesa semua bukti penelitian dan
pendapat setiap penulis jurnal dalam penelitian yang mereka lakukan.
Langkah selanjutnya membuat resensi matriks yang terdiri dari kolom-kolom yang
memuat data jurnal yang terdiri dari nama, judul, dan tanggal penelitian, metode penelitian
serta hasil penelitian pada setiap literatur. Langkah terakhir adalah melakukan pembahasan
jurnal dengan cara membuat ringkasan berbagai literature dalam berbentuk matriks,
melakukan analisis dengan membahas kesamaam (Compare), ketidaksamaan (Contrast),
memberikan pandangan (Criticize) terhadap sumber yang di baca dan membandingkan
(Synthensiz).
Hasil Penelitian
Pada penelitian Zulkarnain (2017) dan Perceka (2017) memiliki masalah yang sama yang
diangkat sebagai poin penting dalam penelitiannya yaitu bagaimana pengarahan dan
perencanaan yang disusun oleh kepala ruangan memiliki dampak terkait motivasi kinerja
perawat pelaksana. Akan tetapi penelitian yang dilakukan Perceka (2017) lebih
mengidentifikasi terkait hubungan perencanaan dan pengarahan kepala ruangan yang
mempengaruhi kinerja motivasi perawat pelaksana.
Wijayanti & Rizal (2019) menekankan penelitian pada aspek faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. Sedangkan, Jakri & Timun (2019) selain terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana juga menuliskan
bagaimana hubungan fungsi manajemen pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan
terhadap keefektifan kinerja perawat pelaksana. Hal ini lebih ditegaskan pada penelitian yang
dilakukan oleh Purwanto & Pradipta (2020) yang menekankan kepada hubungan kompetensi
kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan asuhan keperawatan,
yang dimana kemampuan yang dimiliki oleh kepala ruangan akan berpengaruh terhadap
kinerja bawahannya. Kemudian dipertegas lagi oleh penelitian yang dilakukan Aeni (2019)
yang menekankan bahwa keberhasilan seorang perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan tidak akan terlepas dari peran seorang ketua tim yang memberikan pengarahan
serta koordinasi.
Majid dan Sani (2016) melakukan penelitian yang menekankan bahwa selain ketua tim atau
kepala ruangan yang harus memiliki kompetensi, namun seorang perawat pelaksana juga
membutuhkan pelatihan dan supervisi agar kinerja yang dilakukan juga semakin meningkat.
Safitri, 2016 mempertegas bahwa perlu adanya komunikasi kepala ruangan maupun kepala
bidang pelayanan dengan perawat pelaksana agar kinerja dalam menerapkan asuhan
keperawatan juga semakin meningkat. Jadi, tidak hanya dibutuhkan kompetensi antara kepala
ruangan maupun ketua tim dan perawat pelaksana, tetapi dibutuhkan komunikasi yang tepat
agar keduanya saling sinkron.
Zulkarimin (2017), Jakri & Timun (2019), Wahyuningsih (2016), Purwanto & Pradiptha
(2020) menggunakan desain penelitian yang sama yaitu kuantitatif dengan pendekatan yang
digunakan adalah cross sectional. Zulkarimin (2017) menggunakan teknik sampling
probability sampling. Jakri & Timun (2019) menggunakan alat ukur uji chi-square dengan
teknik sampling adalah total sampling. Wahyuningsih (2016) menggunakan alat ukur product
moment dengan teknik sampling purposive sampling. Wijayanti (2019), Majid & Sani (2016)
menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah cross
sectional. Wijayanti (2019) menggunakan alat ukur kuesioner dan pengarahan uji statistik
menggunakan chi-square dengan teknik sampling proportional stratified. Majid & Sani
(2016) menggunakan alat ukur uji validitas, uji reliabilitas dengan teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling. Sedangkan Perceka (2017), dan Aeni (2019) menggunakan
desain penelitian korelasi dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Perceka
(2017) menggunakan alat ukur kuesioner. Aeni (2019) menggunakan alat ukur chi-square
dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Pembahasan
Menurut Handoko (2012) motivasi adalah dorongan individu untuk mencapai tujuan.
Motivasi timbul dalam diri seseorang untuk memperoleh kepuasan atau keberhasilan yang
dicapainya. Terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi internal yang merupakan dorongan
serta kemauan yang kuat timbul dalam diri seseorang, kemudian yang kedua ada motivasi
eksternal yang memiliki keterkaitan dan merupakan pengembangan dari motivasi internal.
Motivasi eksternal didukung oleh faktor-faktor yang berasal dari luar yang dikendalikan oleh
manajer , meliputi suasana kerja seperti gaji, penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung
jawab. Bila proporsi pengarahan kerja dari kepala ruangan kurang baik maka motivasi kerja
sebagian perawat juga akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. Pengarahan organisasi
dari seorang manajer yang baik akan berdampak positif serta dapat membangun motivasi dan
komunikasi yang baik serta efektif antara pimpinan dan stafnya. Bila perencanaan kerja yang
disusun oleh manajer baik, maka motivasi kerja perawat pelaksana juga akan meningkat, hal
ini disampaikan oleh Yulia, Devi Putri 2015 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
antara fungsi manajemen pengarahan dan motivasi perawat pelaksana.
Seorang kepala ruangan yang efektif diruang rawat inap adalah seseorang yang tidak hanya
berusaha mencapai tujuan ruangan tetapi juga mempertahankan tingkat kompetensi serta
komitmen dan antusias para stafnya. Keberhasilan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan tidak terlepas dari peran pengarahan seorang kepala ruangan atau ketua tim, jika
pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan atau ketua tim baik dan terperinci, maka
kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan asuhan keperawatan juga akan menjadi baik.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi fungsi pengarahan yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal diantaranya pengetahuan ketua tim tentang fungsi pengarahan,
pernah mengikuti pelatihan manajemen bangsal, pengetahuan tentang sistem pemberian
pelayanan keperawatan profesional. Menurut Oyoh, 2017 Faktor eksternal diantaranya
kurangnya dukungan dan kepedulian kepala ruangan dalam pemberian pelayanan
keperawatan, serta kurangnya kepedulian perawat pelaksana di ruangan yang bersangkutan.
Selain kedua faktor diatas, menurut Armstrong & Baron (1998) dalam Wibowo (2011), ada
lima faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, selain faktor kepemimpinan terdapat faktor
personal atau individu, yaitu kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang
dimiliki oleh setiap individu. Hal inilah yang mempengaruhi kinerja perawat baik dalam
melaksanakan asuhan keperawatan meskipun fungsi manajemen kepala ruangan kurang baik.
Pelatihan adalah suatu bentuk invesitasi jangka pendek untuk membantu meningkatkan
kemampuan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya (Siagian, 2009). Supervisi adalah
alat untuk memastikan, menjamin penyelesaian tugas sesuai dengan tujuan dan standar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.
Melalui pelatihan yang baik, maka perawat pelaksana dapat meingkatkan kinerja kerja
mereka. Selain itu, supervisi juga berpengaruh positif terhadap kinerja perawat pelaksana
melalui supervisi yang baik, perawat pelaksana akan mendapatkan dorongan yang positif
sehingga perawat mau belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Perawat pelaksana dengan kepala ruangan seringkali mengalami perbedaan persepsi tentang
komunikasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pelaku persepsi,
faktor situasi, konteks antar pribadi, konteks latar belakang, dan faktor organisasi. Suasana
kerja yang ramah dan menyenangkan yang didalamnya terdapat kerjasama yang baik antar
perawat dengan manajer keperawatan juga sangat berpengaruh terhadap persepsi perawat
dengan komunikasi manajer keperawatan (Pande, 2009). Kemampuan berkomunikasi kepala
ruangan yang tinggi dan baik akan berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
menerapkan asuhan keperawatan, hal ini akan memberikan dampak yang positif atau searah
terhadap kinerja perawat. Begitupun sebaliknya, jika kemampuan berkomunikasi kepala
ruangan buruk maka kinerja perawat pelaksana juga akan menjadi buruk. Komunikasi yang
disampaikan oleh seorang pemimpin dalam memberikan informasi harus mudah dipahami,
komando, arahan, serta instruksi harus jelas dan terperinci. Menurut Clampitt, 1993 dengan
adanya hubungan yang akrab antara perawat dan kepala ruangan pelayanan keperawatan serta
didudukung oleh sikap yang ramah, membangun kepercayaan, serta adanya keterbukaan,
menumbuhkan rasa saling membutuhkan, adanya umpan balik yang konstruktif, saling
mendukung dan saling pengertian akan menjadikan komunikasi antar atasan dan bawahan
semakin kuat dan baik. Selain itu, kinerja perawat pelaksana juga akan meningkat dengan
baik.
Kelebihan :
Kekurangan : Hasil dan pembahasan dalam jurnal terdapat tulisan tabel, tetapi tidak
menunjukkan adanya tabel .
2. Majid, A., & Sani, A. (2016). Pengaruh Pelatihan dan Supervisi Kepala Ruangan
terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Diruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit TK. II
Pelamonia Makassar.
Kelebihan :
Kekurangan :
Abstrak yang terdapat dalam jurnal kurang jelas sehingga pembaca perlu melihat
semua isi jurnal agar dapat mengetahui hasil dari penelitian.
Pada jurnal tidak terdapat variabel bebas (independent) yang lain, seperti mengenai
pembahasan kepuasan pasien, dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dengan kinerja.
Tidak dilengkapi dengan pengimplementasian terhadap saran yang disampaikan
3. Jakri, Y., & Timun, H. (2019). Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Waelengga Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2019.
Kelebihan :
Abstrak yang terdapat dalam jurnal jelas, sehingga dengan membaca abstaraknya saja
pembaca dapat mengetahui mengenai hasil penelitian tersebut.
Memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai latar belakang permasalahan
Metode penelitian yang digunakan jelas
Hasil dan pembahasan yang dipaparkan dalam jurnal lengkap dan jelas.
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Jurnal ini memiliki abstrak yang tidak terlalu jelas sehingga pembaca perlu untuk
membaca isi dari jurnal.
Tujuan dari jurnal ini juga belum diketahui
Bagian daftar pustakanya kadang ada beberapa sumber yang tidak dicantumkan di
bagian daftar pustaka namun ada di dalam isi di atas. 4. untuk kesimpulan sudah
dipaparkan dengan baik namun masih kurang lengkap dan jelas.
5. Wijayanti, O., & Rizal, A. A. F. (2019). Hubungan Fungsi Pengarahan Kepala
Ruangan dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap RSUD Samarinda
Kelebihan :
Abstrak pada jurnal sudah sangat tersusun dan jelas,apa saja yang ada pada jurnal
Pendahuluan pada jurnal bisa di mengerti dan pahami,sudah menjelaskan beberapa
hal penting seperti pelayanan kesehatan,dimana menjelaskan bahwa pengarahan yang
baik adalah faktor penting dalam meningkatkan kinerja perawat
Metode jurnal sangat tersusun dan juga sudah dipersiapkan dengan maksimal dimana
pada jurnal menjelaskan bahwa metode yang digunakan terstruktur apa-apa saja yang
akan dilaksanakan dan apa saja yang akan dilakukan juga gunakan pada penelitian ini
Kekurangan :
Hasil pada jurnal sudah menjelaskan dengan baik setiap tabel yang ada tetapi pada
bagian akhir pembahasan hasil menjelaskan bahwa tidak ada kaitannya dengan
pencapaian akhir dengan judul atau topik jurnal.
Pembahasan jurnal cenderung terlalu bertele-tele dan terlalu banyak pembahasan
sehingga mengakibatkan penjelasan yang berulang terus menerus
Kesimpulan jurnal terkesan singkat dan hanya menjelaskan hasil tetapi tidak
memberikan penjelasan yang lebih jelas dan hanya memberikan saran saja
6. Safitri, Wahyuningsih. (2016). Hubungan Persepsi Tentang Komunikasi Kepala
Bidang Pelayanan Keperawatan dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Kelebihan :
Kelebihan dari jurnal ini yaitu peneliti sudah bisa menjelaskan mengenai hubungan
persepsi tentang komunikasi kepala bidang pelayanan keperawatan dengan kinerja
perawat pelaksana.
Pada bagian abstrak peneliti juga sudah mengutip mengenai kinerja perawat dan
tujuan peneliti.
Pada bagian pendahuluan juga peneliti menjelaskan mengenai pengertian pelayanan
keperawatan juga menjelaskan sedikit mengenai bagaimana peneliti melihat langsung
kinerja dari perawat itu sendiri.
Pada jurnal peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian tentang analisa faktor-
faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat.
Kekurangan :
Kekurangan pada jurnal ini yaitu ada beberapa pembahasan yang membuat penulisan
jurnal menjadi tidak teratur salah satunya pada bagian pendahuluan yang menjelaskan
mengenai hasil analisis faktor yang mana ada beberapa perhitungan di situ sebaiknya
di gabung di bagian hasil dan pembahasan agar penulisan jurnal menjadi rapi.
Penulisan pada jurnal kurang rapi dan sulit untuk dipahami karna beberapa penjelasan
yang sudah digabung dengan penjelasan lain dan menjadi penulisan jurnal tidak
teratur.
7. Purwanto, I., & Pradiptha, I. D. A. G. F. (2020). Hubungan Kompetensi (Pengarahan)
Kepala Ruang Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak
Kelebihan :
Kelemahan :
Tidak terdapat kalimat metode yang digunakan, namun dari hasil penelitian yang ada
sudah bisa ditebak metode yang digunakan seperti apa.
8. Aeni, W. N., (2019). Pengaruh Fungsi Pengarahan Ketua Tim Terhadap Kinerja
Perawat di Kabupaten Indramayu
Kelebihan :
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa artikel yang direview terdiri dari jurnal tahun 2016 hingga tahun 2020. Hasil dari beberapa
penelitian tersebut menunjukkan bahwa fungsi pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana di ruang rawat inap
dalam menerapkan asuhan keperawatan salah sartunya dipengaruhi oleh motivasi yang baik dari kepala ruangan. Selain itu, kinerja perawat
pelaksana dalam menerapkan asuhan keperawatan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat tersebut
diantaranya terdapat faktor individu, faktor kepemimpinan, faktor team, faktor sistem, dan faktor situasional. Komunikasi antara kepala ruangan
dan perawat pelaksana juga sangat berpengaruh penting dalam keberhasilan menerapkan asuhan keperawatan, jika kemampuan berkomunikasi
kepala ruangan baik, maka kinerja perawat pelaksana akan menjadi baik, begitupun sebaliknya. Fungsi pengarahan yang tepat juga lebih baik
dilaksanakan setiap waktu disetiap ruangan , karena tujuan dari manajemen pengarahan ialah memberikan layanan keperawatan yang berkualitas
kepada pasien selama di rawat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan hasil penelitian dari 8 jurnal yang telah dipaparkan didapatkan
bahwa keberhasilan dalam suatu pemberian asuhan keperawatan tidak terlepas dari peran
pengarahan seorang kepala ruangan atau ketua tim, jika pengarahan yang diberikan oleh
kepala ruangan terperinci dan jelas maka kinerja dalam penerapan asuhan keperawatan juga
akan jelas dan benar. bila perencanaan kerja yang sudah disusun dan dibuat dengan baik,
maka motivasi dari kerja perawat juga dapat meningkat (Yulia, Devi Putri 2015).
Kemudian kepala ruangan atau ketua tim juga harus memiliki kompetensi dalam melakukan
pengarahan, dikarenakan perawat pelaksana juga membutuhkan pelatihan dan supervisi agar
kinerja yang akan dilakukan juga semakin meningkat dan berkualitas.
Saran
Dari hasil Literatur review yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengelolah
komunikasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana agar kinerja dalam menerapkan
asuhan keperawatan semakin meningkat, bukan hanya saja tentang kompetensi dari kepala
ruang dan perawat pelaksana tetapi perlu adanya komunikasi yang tepat agar adanya
hubungan serta pemikiran yang sinkron dari kedua pihak. Kepala ruangan juga dapat
melakukan pelayanan keperawatan yang melibatkan perawat pelaksana dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan dan dapat melakukan pertemuan rutin dengan perawat pelaksana sehingga
capaian asuhan keperawatan yang diinginkan dapat berjalan dengan lancar.