ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional dan
teknik sampling yaitu purposive sampling. Sampel penelitian yaitu sebagian perawat yang
bertugas di Ruang Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu sebanyak 33 orang. Hasil
penelitian menunjukkan perawat pelaksana yang menyatakan fungsi pengarahan kepala ruangan
dengan kategori baik sebesar 57.6% dan kategori kurang sebesar 42.4%, sedangkan perawat
pelaksana yang merasa puas dengan kinerjanya sebesar 66.7% dan kurang puas sebesar 33.3%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diketahui nilai p=0.001 atau p < α=0.005.
Oleh karena itu, disarankan agar kepala ruangan sebaiknya sering melibatkan perawat pelaksana
dalam aktivitas sehari-hari terkait dengan fungsi pengarahan sebagai upaya untuk meningkatkan
kepuasan kerja perawat.
ABSRACT
This study aimed to analyze the correlation function of the direction of head room with the job
satisfaction of nurses in the Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu. The method used is
the analytic survey with cross sectional approach and the sampling technique is purposive
sampling. The research sample is partially nurse on duty at the Interna RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu many as 33 people. The results showed nurses who stated function heads
briefing room with good category as 57.6% and less category amounted to 42.4%, while the
nurses are satisfied with its performance by 66.7% and amounted to 33.3% dissatisfied. Results
of statistical test by using chi-square test known the value of p = 0.001 or p <α = 0.005.
Therefore, it is recommended that the head of the room should be frequently involve nurses in
daily activities associated with the function of directing their efforts to increase job satisfaction
of nurses.
18
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
19
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
20
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Demogradi Responden
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, Jenis
Kepegawaian dan Masa Kerja
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 12.1
Perempuan 29 87.9
Umur
≤ 31 tahun 21 63.6
> 31 tahun 12 36.4
Pendidikan
DIII Keperawatan 14 42.4
S1 Keperawatan/Ners 19 57.6
Jenis Kepegawaian
PNS 10 30.3
Honor daerah 7 21.2
Sukarela 16 48.5
Masa Kerja
1-5 tahun 20 60.6
> 5 tahun 13 39.4
Total 33 100
Sumber: Data Primer, 2017
2. Analisis Univariat
Tabel 2
Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
Variabel n %
Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan
Baik 19 57.6
Kurang 14 42.4
Kepuasan Kerja Perawat
Puas 22 66.7
Kurang Puas 11 33.3
Total 33 100
Sumber: Data Primer, 2017
21
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
p=0.001 OR=15.30
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui di Rumah Sakit Haji Jakarta berada pada
bahwa dari 19 orang responden yang kategori baik sebesar 54.1%, sedangkan
menyatakan fungsi pengarahan kepala kategori kurang sebesar 45.9%.
ruangannya baik, sebagian besar merasa Menurut Sitorus (2006) bahwa dalam
puas dengan kinerjanya (89.5%) dan melakukan kegiatan pengarahan, kepala
sebagian kecil merasa kurang puas ruangan dapat melakukannya melalui saling
(10.5%), sedangkan dari 14 orang memberi motivasi, melakukan supervisi,
responden yang fungsi pengarahan kepala melaksanakan pendelegasian, membantu
ruangannya kurang, lebih banyak merasa memecahkan masalah, dan menggunakan
kurang puas dengan kinerjanya (64.3%) komunikasi efektif. Sejalan dengan hasil
dibanding yang merasa puas (35.7%). Hasil penelitian Astuty (2011) yang menyatakan
uji statistik dengan menggunakan chi- bahwa lebih banyak perawat pelaksana
square test dikatahui nilai p=0.001; mempersepsikan fungsi pengarahan kepala
OR=15.3. ruangan di Rumah Sakit Haji Jakarta
dengan kategori baik, karena kepala ruangan
PEMBAHASAN mampu melaksanakan fungsi motivasi
1. Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan (54.1%), melakukan supervisi (50.0%),
mendelegasikan tugas dengan baik
Hasil penelitian yang dilaksanakan di
(56.8%), menerapkan manajemen konflik
Ruang Interna RSUD Batara Guru
dengan baik (54.8%) dan memiliki
Kabupaten Luwu diketahui lebih banyak
kemampuan komunikasi yang efektif
perawat pelaksana menyatakan fungsi
(50.0%).
pengarahan kepala ruangan dengan kategori
Melihat hasil penelitian tersebut di
baik (57.6%) dibanding kategori kurang
atas, dapat diasumsikan bahwa fungsi
(42.4%). Penelitian ini sejalan dengan
pengarahan kepala ruangan di Ruang Interna
penelitian Astuty (2011) menunjukkan
RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu masih
bahwa fungsi pengarahan kepala ruangan
perlu ditingkatkan. Dalam hal ini,
yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
pelaksanaan fungsi pengarahan kepala
22
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
ruangan yang diharapkan oleh setiap seperti ketentraman bekerja dan interaksi
perawat pelaksana di ruang perawatan sosial. Pada aspek ketentraman kerja,
mencakup kemampuan saling memberi perawat yang merasa puas dikarenakan
motivasi, melaksanakan supervisi, delegasi, sebagian besar mengatakan bahwa kondisi
menerapkan manajemen konflik dan lingkungan pekerjaan perawat membuat
komunikasi efektif. Apabila kepala ruangan perawat merasa aman dalam melaksanakan
mampu menjalankan kelima item tersebut, pekerjaannya. Menurut Purnomo dan Cholil
maka fungsi pengarahan akan (2010), keamanan dalam bekerja merupakan
dipersepsikan oleh perawat pelaksana penunjang kepuasan bekerja baik bagi
dengan baik. Begitupun sebaliknya, apabila karyawan pria maupun wanita. Lebih lanjut
kepala ruangan tidak mampu menjalankan dijelaskan bahwa keadaan yang aman akan
kelima item tersebut, maka fungsi mempengaruhi perasaan karyawan selama
pengarahan akan dipersepsikan oleh bekerja.
perawat pelaksana kurang baik. Pada aspek interaksi sosial perawat
Peneliti menganalisis bahwa pada dengan atasan, responden yang puas
fungsi motivasi, hal-hal yang perlu dikarenakan atasan mereka selalu
dilakukan oleh kepala ruangan adalah selalu memberikan arahan dan informasi dalam
memberikan reinforcement terhadap hal-hal bekerja. Begitupun halnya dengan interaksi
yang positif, memberikan umpan balik, sosial antar perawat, responden yang puas
memanggil perawat yang kurang dikarenakan sebagian besar komunikasi dan
termotivasi, dan mungkin prestasi yang kerjasama perawat berjalan dengan baik
dicapai perlu diberikan penghargaan. Selain dalam unit mereka bekerja, seperti mereka
itu, untuk meningkatkan mutu pelayanan saling membantu dalam menghadapi pasien
keperawatan, seorang kepala ruangan perlu yang sulit. Menurut Purnomo dan Cholil
melakukan supervisi kepada perawat (2010), hubungan dengan atasan yang
pelaksana dan mendelegasikan tugas sesuai harmonis akan membuat bawahan menjadi
dengan kemampuan stafnya. Seorang respek terhadap atasan dan setiap tugas
kepala ruangan juga tidak bisa membiarkan yang diberikan akan dikerjakan dengan baik
konflik yang terjadi berkepanjangan dan dan penuh kesungguhan sehingga proses
harus diselesaikan secara konstruktif, serta pendelegasian tugas berjalan dengan baik.
mengupayakan menggunakan komunikasi Pada penelitian ini, juga ditemukan
yang efektif agar hubungan dalam beberapa perawat kurang puas dengan
organisasi tetap harmonis. kinerjanya (33.3%). Ketidakpuasan perawat
2. Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana dengan kinerjanya dapat terjadi karena
kondisi kerja yang tidak mendukung dan
Hasil penelitian yang dilaksanakan di kualitas mutu pengawasan yang kurang
Ruang Interna RSUD Batara Guru baik. Berdasarakan hal tersebut, bahwa
Kabupaten diketahui lebih banyak perawat perawat di RSUD Batara Guru Luwu
pelaksana merasa puas dengan kinerjanya menginginkan pekerjaan yang bervariasi,
(66.7%) dibanding kurang puas (33.3%). kondisi kerja yang mendukung, diberi
Penelitian ini sejalan dengan hasil kebebasan yang seluas-luasnya untuk
penelitian Astuty (2011) diketahui perawat menggunakan keterampilan dan
pelaksana yang merasa puas dengan kemampuan ketika melaksanakan kerja
kinerjanya sebesar 54.8%, sedangkan serta umpan balik terhadap hasil kerja yang
perawat pelaksana yang merasa kurang dinilai baik. Selanjutnya perawat sangat
puas dengan kinerjanya sebesar 45.2%. mendambakan sitem promosi yang jelas
Melihat hasil penelitian tersebut di sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
atas, menunjukkan lebih banyak perawat memenuhi rasa keadilan.
yang merasa puas dengan kinerjanya. Hal Herzberg (1966 dalam Marquis dan
ini dapat didukung oleh beberapa aspek Huston, 2013) mengemukakan bahwa
23
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
sumber kepuasan kerja terdiri dari kurang puas dengan kinerjanya (64.3%)
tanggung jawab, prestasi, penghargaan, dibanding yang merasa puas (35.7%).
promosi, dan pekerjaan itu sendiri. Hasil penelitian tersebut di atas
Sedangkan sumber ketidakpuasan kerja sejalan dengan hasil penelitian Astuty
terdiri dari kondisi kerja, gaji, teman kerja, (2011) yang menunjukkan ada hubungan
kebijakan admininistrasi, keamanan dan antara pelaksanaan fungsi pengarahan
kualitas pengawasan. Kondisi kerja kepala ruangan dengan kepuasan kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji
perawat di dalam melaksanakan asuhan Jakarta dengan tingkat signifikansi
keperawatan yang pada akhirnya akan p=0.000. Perawat yang mempersepsikan
meningkatkan kinerja, baik kinerja individu fungsi pengarahan kepala ruangan baik
ataupun kinerja rumah sakit. Keadaan mempunyai peluang 4.362 kali lebih besar
kondisi kerja yang baik dan nyaman akan untuk merasa puas dengan pekerjaannya
memudahkan perawat untuk mengerjakan dibanding dengan perawat pelaksana yang
tugas dengan baik sehingga dapat mempersepsikan kurang baik. Penelitian
memberikan kepuasan kerja bagi perawat. yang sama dilakukan oleh Firman (2015)
Peneliti menganalisis bahwa untuk diketahui bahwa pelaksanaan fungsi
meningkatkan kepuasan kerja perawat pengarahan kepala ruangan yang baik dapat
pelaksana, ada beberapa hal yang perlu meningkatkan kemampuan kerja perawat
dilakukan oleh kepala ruangan. Dalam dalam mendokumentasikan asuhan
meningkatkan kenyamanan kerja, kepala keperawatan di RSUD Kepulauan
ruangan perlu lebih hati-hati terhadap Mentawai.
pembagian kerja kepada perawat pelaksana. Melihat hasil penelitian tersebut di
Kepala ruangan juga perlu memberi atas, dapat diasumsikan bahwa fungsi
masukan secara intens kepada rumah sakit pengarahan kepala ruangan yang baik dapat
untuk melengkapi fasilitas di ruangan agar meningkatkan 15.3 kali kepuasan kerja
perawat lebih nyaman bekerja. Selain itu, perawat pelaksana. Semakin baik fungsi
sistem penggajian yang jelas dari rumah pengarahan yang dilakukan kepala ruangan,
sakit karena sebagian besar tenaga perawat maka kepuasan kerja perawat pelaksana
yang bekerja di Ruang Interna dengan akan semakin meningkat. Begitupun
status sebagai tenaga sukarela (48.5%) sebaliknya, semakin kurang fungsi
yang gajinya tidak menentu. pengarahan yang dilakukan kepala ruangan,
maka kepuasan kerja perawat pelaksana
3. Hubungan Fungsi Pengarahan
akan semakin menurun. Kepuasan kerja
Kepala Ruangan dengan Kepuasan
perawat pelaksana dapat mempengaruhi
Kerja Perawat Pelaksana
performa kerja perawat, dan untuk
Hasil penelitian yang dilaksanakan di mencapai kepuasan kerja perawat yang
Ruang Interna RSUD Batara Guru tinggi dapat dilakukan dengan
Kabupaten Luwu diketahui ada hubungan meningkatkan pelaksanaan fungsi
yang signifikan antara fungsi pengarahan pengarahan yang optimal dari kepala
kepala ruangan dengan kepuasan kerja ruangan.
perawat pelaksana (p=0.001). Perawat Banyaknya perawat pelaksana
pelaksana yang menyatakan fungsi (89.5%) yang menyatakan fungsi
pengarahan kepala ruangannya baik, pengarahan kepala ruangan baik dan
sebagian besar merasa puas dengan meningkatkan rasa puas terhadap
kinerjanya (89.5%) dan sebagian kecil kinerjanya dapat dikaitkan dengan
merasa kurang puas (10.5%). Begitupun kemampuan saling memberi motivasi.
sebaliknya, perawat pelaksana yang Dimana kita ketahui bahwa salah satu unsur
menyatakan fungsi pengarahan kepala dari fungsi pengarahan adalah fungsi
ruangannya kurang, lebih banyak merasa motivasi seorang manajer. Dalam
24
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
25
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
26
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 18-27, 2020
Sugiharto, A.S., Keliat, B.A., & Sri, T. 2013. Warsito, B. E., dan Mawarni, A. 2007.
Manajemen Keperawatan: Aplikasi Pengaruh Persepsi Pelaksana Tentang
MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: EGC Fungsi Manajerial Kepala Ruang
Terhadap Pelaksanaan Manajemen
Swanburg, C.R. 2010. Pengantar Asuhan Keperawatan di Ruang Inap Dr.
Kepemimpinan dan Manajemen Amino Gondohutomo Semarang.
Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. Semarang: Universitas Negeri
Jakarta: EGC. Semarang.
Triwibowo, C. 2013. Manajemen Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta:
Trans Info Media
27