Anda di halaman 1dari 25

NURSING LEADERSHIP, MANAGEMENT AND CHANGE

PROCCES

Disusun untuk memenuhi tugas Management keperawatan

Disusun oleh :

1. Ika Nur Aiyana (201604004)

2. Serviana Diaztiningrum (201604009)

3. Ahmad Ihya Ulumudin (201604010)

4. Annisa Dharma Puspha (201604014)

5. Mar’atus Sholikha (201604022)

6. Icus Istanti Mahanani (201604025)

7. Lhing Lhing Meilisa (201604025)

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperwatan melalui upaya staf keperwatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau
keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan
sesuai dengan pendekatan system terbuka. Oleh karena itu manajemen
keperawtan terdiri atas beberap komponen oleh tiap-tiap komponen saling
berinteraksi. Pada umumnya suatu system dicirikan oleh lima komponen, yaitu
input, proses, output, control,dan mekanisme umpan balik.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi
pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
melalui upaya mencegah, mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan.
Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan
baik selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang
pulang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah makalah ini
adalah :
A. Leadership (kepemimpinan)
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa saja gaya kepemimpinan?
3. Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
B. Management
1. Apa pengertian management?
2. Apa saja prinsip-prinsip pada management?
3. Bagaimana filosofi managemen?

2
4. Dimana saja ruang lingkup managemen?
C. Change Process
1. Apa pengertian change process?
2. Apa saja model dari change process?
3. Bagaimana langkah-langkah chang process?
4. Apa saja jenis dari change process?

3
BAB II
TINJAUAN TEORI LEADERSHIP

A. LEADERSHIP
1. Pengertian
Kepemimpinan adalah seni membuat orang lain melakukan sesuatu
yang Anda inginkan dilakukan karena dia ingin melakukannya (Successful
& Dynamics, n.d.). Sedangkan pengertian Kepemimpinan adalah kompleks
yang menggabungkan inovasi, ketrampilan, nilai, etika, perubahan, hasil,
dan dukungan pengikut (Successful & Dynamics, n.d.). Menurut (Patronis
Jones, 2007) Kepemimpinan sebagai proses membayangkan yang baru dan
lebih baik dunia, mengkomunikasikan visi itu kepada orang lain,
memotivasi orang lain dan menarik mereka untuk bergabung dalam upaya
untuk mewujudkan visi, berpikir dengan cara yang berbeda, menantang
status quo, mengambil risiko, dan memfasilitasi ubah, menurut (Rori Burke
AND Steve Barron 2007, n.d.) Kepemimpinan adalah proses dimana
pemimpin dapat mengarahkan ,memandu ,dan mempengaruhi perilaku
untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian pengertian Kepemimpinan
keperawatan adalah sejumlah energy yang sangat besar untuk mewujudkan
visi misi, pengikut terlibat secara efektif dalam pencarian, telah pasif
tentang masa depan mereka berharap untuk menciptakan dan menyerap
kritik, kemunduran, dan pertentangan pada jalan menuju kesuksesan.
Kepemimpinan Ditetapkan Inti, kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain. (Steven, R, & corvey)penulis beberapa buku
populer tentang kepemimpinan, mengatakan bahwa seorang pemimpin
"memungkinkan orang untuk bekerja lebih efektif bersama dalam keadaan
interdependensi ”. (Brryman, 1999) menemukan tiga elemen di sebagian
besar definisi kepemimpinan: pengaruh, kelompok, dan tujuan. Dengan
kata lain, kepemimpinan melibatkan mempengaruhi orang lain, biasanya
dalam beberapa tipe kelompok, untuk bekerja menuju pencapaian tujuan
grup. Selain itu, para pemimpin membantu yang lain mengembangkan

4
"rasa dari apa yang penting . . . rasa arah dan tujuan” Pemimpin perawat
yang efektif adalah mereka yang menginspirasi orang lain untuk bekerja
sama dalam mengejar yang dibagikan tujuan. Tujuan ini mungkin
memberikan yang terbaik perawatan pasien, merancang prosedur hemat
biaya, atau menantang etika kebijakan baru. Dia menyarankan agar kita
memikirkan kepemimpinan melalui perspektif baru. Kepemimpinan terdiri
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alami di mana para pemimpin
memiliki pengetahuan dan melayani sebagai pemimpin ketika dibutuhkan.
Jadi, tidak perlu orang lain mengarahkan dan mengendalikan apa yang kita
lakukan.(Parsons, 2009)
Kouzes dan Posner (1995) menegaskan bahwa pemimpin harus
mengikuti lima praktik kepemimpinan untuk membantu dalam mengubah
pengikut untuk mewujudkan visi mereka sendiri dan menjadi lebih
mandiri: menantang status quo, menginspirasi visi bersama,
memungkinkan orang lain untuk bertindak daripada bereaksi, menjadi
teladan, dan mendorong hati. Praktik-praktik ini diidentifikasi dari analisis
memori dari ratusan manajer, yang diminta untuk merefleksikan apa yang
mereka anggap sebagai pengalaman kepemimpinan terbaik mereka sendiri.
Temuan dari penelitian ini mirip dengan gagasan Bennis dan Nanus (1985)
tentang apa yang membentuk strategi kepemimpinan: manajemen risiko;
manajemen perhatian; manajemen komunikasi; manajemen kepercayaan,
atau kredibilitas; dan pengelolaan rasa hormat. Selain itu, karya Kouzes
dan Posner dan Bennis dan Nanus konsisten dengan Sashkin dan Sashkin
(2003) yang, setelah 20 tahun penelitian, merancang model kepemimpinan
transformasional empat dimensi yang membahas kepemimpinan
komunikasi, kepemimpinan yang kredibel, peduli kepemimpinan, dan
kepemimpinan risiko (konsep yang kemudian mereka ubah namanya:
menciptakan peluang). (Morrill, 2007)
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh
oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah

5
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.(Storey, 2004)

Berdasarkan literature diatas, dapat disimpulkan bahwa leadership


atau kepemimpinan adalah kumpulan karakter yang dapat mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing dan menjadi role mode disegala situasi yang
berorientasi pada tujuan dengan memiliki rasa tanggung jawab, berani
terhadap resiko dan menjadi panutan yang lain.

2. Gaya kepemimpinan
Menurut Lippits dan White dalam (Nursalam, 2007)
1) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan
dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas
yang telah diberikan.
2) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim
yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab
para bawahannya.
3) Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di
mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.
4) Gaya kepemimpinan karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang

6
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini
bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring
Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada
mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata
tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin
akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
(Nursalam, 2007)

3. Kepemimpinan yang efektif


Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang pemimpin yang
efektif adalah yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan
siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang
mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan
atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen yang
efektif.
Dari keempat gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya
tersebut akan disesuaikan dengan situas dan kondisi dari organisasi yang
dijalankan.
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
a. Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
b. Kematangan jiwa social (social Maturity)
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement
drives)
d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes).
(Sullivan, 2012)

7
4. Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient
Care " memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai
kepemimpinan yang efektif melalui :
1. Perencanaan dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh
perawat. Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan
dapat dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban
perawat menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan
keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang baik.
2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments
and giving directions)
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah
sakit maka diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.
3. Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat
kepuasan dalam asuhan keperawatan.
4. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and
participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat
berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan maka berikan
informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah
dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh
karena itu proses kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim
(team work) adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan kerja
sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan
merupakan kegiatan yang penting dalam kepemimpinan keperawatan.

8
diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada diruangan,
dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf
perawat.
6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan
tanggung jawab yang besar dari seorang pemimpin keperawatan.
Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang
dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan
juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik
tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi
asuhan keperawatan.
7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa
kekuatan dan kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat
mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga
harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun
sebagai peminpin secara jujur.
(D’Ortenzio, 2012)

9
BAB III
TINJAUAN TEORI MANAGEMENT
A. MANAGEMENT
1. Definisi
Manajemen adalah progam untuk mencapai tujuan strategis
dan manfaat progam itu tidak dapat dicapai melalui satu proyek. Ini
melibatkan beberapa proyek untuk mencapi tujuan. (Successful &
Dynamics, n.d.) sedangkan pengertian manajemen menurut (Garrison,
Morgan, dan Johnson). (Patronis Jones, 2007) Manajemen, salah satu
tanggung jawabnya kepemimpinan, adalah proses lima langkah yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi,
dan mengendalikan, menurut . (Rori Burke AND Steve Barron 2007,
n.d.) Manajemen adalah salah satu teknik manajemen khusus yang
memungkinkan manajer untuk memimpin dan mengolah tim ,
memangku kepentingan dan peserta lainnya, sedangkan menurut (Rori
Burke AND Steve Barron 2007, n.d.) Manajemen adalah sebuah
proses dimana seorang manajer dapat mengarahkan, memandu, dan
mempengaruhi perilaku dan pekerjaan untuk mencapai tujuan . oleh
karena itu, penting bahwa manajer memahami karakteristik dan fitur
manajemen untuk dapat menerapkan proses secara efektif. Menurut
(Patronis Jones, 2007) Manajemen keperawatan adalah peran informal
yang melibatkan pembentukan tim, pembuatan keputusan,
komunikasi, negosiasi, delegasi, dan bimbingan. Tugas-tugas ini
adalah untuk memimpin dan mengelola dengan sukses. Menurut
beberapa ahli, ada banyak definisi tentang manajemen.
Manajemen adalah ilmu yang mengandung gagasan atau ide 5 fungsi
utama yaitu merancang, memerintah, mengorganisir, mengendalikan
dan mengkoordinasi.(D’Ortenzio, 2012). Management adalah
sebuah proses dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi
dengan cara bekerja secara bersama dengan orang-orang dan sumber
daya yang dimiliki organisasi. (Sullivan, 2012)

10
Jadi management secara garis besar adalah sebuah proses
dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
bekerja secara bersama-sama dengan orang-orang dan sumber daya
yang dimiliki. Sedangkan untuk Manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui staff keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manager keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana
dan prasarana untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif
dan efisien. Manajemen keperawatan dapat berjalan dengan baik
apabila aspek-aspek pada teori yang mendasari tersebut terpenuhi,
diantaranya prinsip umum manajemen keperawatan, manajemen
keperawatan dan aturannya
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai asosiasi metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara professional sehingga saling mendukung. Dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Seorang pemimpin dalam
manajemen keperawatan tidak dipungk.iri adalah seorang perawat,
oleh karena itu harus mampu memiliki kompetensi sebagi manajer
keperawatan.Sebagai perawat professional diharapkan mampu
mengelola proses secara keseluruhan sehingga orang dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan
untuk meningkatkan kesehatan pasien. Ada dua aliran pemikiran
tentang apa manajemen adalah. Pada tahun 1916, Henri Fayol
didefinisikan manajemen sebagai perencanaan, pengorganisasian,
komandan, koordinasi, dan mengendalikan kerja dari satu set
karyawan tertentu (Whren, 1972) . Definisi ini telah mempengaruhi
pemikiran dalam manajemen, termasuk manajemen keperawatan,
selama bertahun-tahun. Namun, (Minzberg, 1989) mengatakan bahwa
daftar fungsi manajemen Fayol tidak benar-benar menggambarkan apa
yang dilakukan manajer. Sebaliknya, fungsi manajer adalah

11
melakukan apa pun diperlukan untuk memastikan bahwa karyawan
melakukan pekerjaan mereka dan melakukannya dengan baik. Ini
termasuk interpersonal, informasi, dan putusan tindakan. Kami
mempertimbangkan daftar manajemen Mintzberg

2. Prinsip
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat
pokok yang tidak boleh diabaikan okeh setiap pimpinan dalam prakteknya
harus diusahakan agar prinsip-prinsip hendaknya tidak kaku melainkan
harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai kebutuhan. Prinsip
manajemen terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat
kerja, semua manajer hendaknya bersifat adil yaitu harus bersikap
sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang
2. Pemberian kewenangan
Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas
setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang
sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan
bertanggung jawab kepada atasan secara langsung
3. Disiplin
Disiplin adalah kesediaan untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata
(bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu yang
telah ditetapkan
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu
jenis perintah dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa orang
yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabata kerja
tersebut

12
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan di pimpin oleh
seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang
sama (satu tujuan, satu rencana, satu pimpinan). (Degnegaard, 2010)

3. Filosofi
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang
keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang
digunakan untuk berfikir dan bertindak (chitty,1997). Filosofi
keperawatan di bangun diatas kepercayaan tentang manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan sebagaimana terdapat dalam paradigma
keperawatan. Dari pengertian filosofi tersebut, maka dalam manajemen
keperawatan juga menekankan pada unsur-unsur paradigma keperawatan
dalam melakukan pengelolaan terhadap pasien, ketenagaan, peralatan,
administrasi, dan lain-lain yang berhubungan dengan pengelolaan
organisasi dipelayanan, pendidikan dan atau institusi pemerintah.
Total quality menegement (TQM) menurut W. Edwars Deming
(2002) adalah suatu dari filosofi manajemen, karakteristik filosofi tersebut
meliputi :
1. Institusi diberikan keleluasaan, kewenangan dalam menentukan
tujuan yang hendak dicapai dan staf mempunyai otonomi dalam
pengambilan keputusan tentang tugas yang embankan
2. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan
kualitas kerja dan produktivitas kerja
3. Penekana TQM adalah memonitor kualitas dimana secara terus
menerus mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah kearah
peningkatan kualitas
4. Rencana strategis untuk masa depan dapat melalui pembentukan
suatu komitmen tentang kualitas dan produktifitas

13
5. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (Pasar) :
baik secara kualitas dan produktifitas untuk mencapai suatu
kesepakatan dengan pihak customer (internal dan eksternal)

Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit


ditentyukan pada :
1. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan
kehidupannya
2. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda bedakan agama,
suku, warna kulit, status dan jenis kelamin
3. Asuhan keperawatan yang diberikan harus dilanjutkan pada
pemenuhan kebutuhan individu
4. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dan
pelayanan kesehatan lainnya
5. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan sumber
daya yang ada dalam mencapai tujuan organisasi
6. Perlunya evaluasi secara terus menerus terhadap semua pelayanan
keperawatan yang diberikan. (Burke & Barron, 2007)

4. Ruang lingkup manajemen keperawatan


Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri
besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan
kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua
orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer
keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat
pelaksana meliputi:

14
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh
para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses
manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan
terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang
keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang – orang tersebut agar penatalaksanaannya
berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen
didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atau evaluasi.
(Joseph, 2012)

15
BAB IV
TINJAUAN TEORI CHANGE PROCESS

B. CHANGE PROCESS
1. Pengertian
Menurut wibowo, dalam bukunya manajemen perubahan,
manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang dipelukan untuk
mengetahui perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses
tersebut (Wibowo,2006) hlm.193). Menurut Prof. Dr. J. Winardi,
manajemen perubahan adalah upaya yang ditempur manajer untuk
memanajemen perubahan cara efektif , dimana diperlukan pemahaman
tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan
komunikasi. (Winardi, 2005) hlm. 61)
Proses perubahan pribadi mirip dengan proses yang dijelaskan di
seluruh bab ini: pertama-tama kenaliperlunya perubahan, kemudian belajar
bagaimana melakukannyahal-hal berbeda, dan kemudian menjadi
nyamandengan “kamu yang baru” (Gurhrie & king, 2004). Sebuah lebih
rinci proses langkah demi langkah diberikanTabel 8-2. Anda mungkin,
misalnya, memutuskan bahwa Andaharus berhenti mengganggu orang
ketika mereka berbicaradenganmu. Atau Anda mungkin ingin mengubah
kepemimpinan Andagaya dari laissez-faire ke partisipatif (Whiteheard, et,
& al, 2010).
Menurut Atkinson mendefinisikan proses perubahan adalah
kegiatan atau proses yang membuat sesuatuatau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya.(Degnegaard, 2010). Sedangkan menurut Brooten,
mendefinisikan proses berubah merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola, perilaku individu atau institusi dimana terkadang
melibatkan beberapa orang, terjadi dalam waktu yang lama baik perubahan
yang direncanakan maupun tidak. (Cook & Macaulay, n.d.)

16
2. Model-model proses perubahan
1) Model Perubahan Lewin Kurt Lewin (1951)
Mengembangan model perubahan terencana yang disebut
force-field model yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini
dibagi dalam tiga tahap, yang menjelaskan cara-cara mengambil
inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses perubahan, yaitu:
unfreezing, changing atau moving dan refreezing.
a. Pencairan (Unfreezing) Pencairan merupakan tahap pertama yang
fokus pada penciptaan motivasi untuk berubah.Pencairan
merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi individual
dan kesesuaian kelompok. Proses pencairan merupakan adu
kekuatan antara faktor pendorong dan faktor penghalang bagi
perubahan status quo. Pencairan dimaksudkan agar seseorang
tidak terbelenggu oleh keinginan untuk mempertahankan status
quo dan bersedia membuka diri.
b. Changing atau Moving Changing atau moving merupakan tahap
pembelajaran di mana karyawan diberi informasi baru, model
perilaku baru, atau cara baru dalam melihat sesuatu. Tujuannya
adalah membantu karyawan dalam mempelajari konsep atau titik
pandang baru.
c. Pembekuan kembali (Refreezing) Refreezing merupakan tahap
dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu
karyawan mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah
ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini
dilakukan dengan memberi karyawan kesempatan untuk
menunjukkan perilaku dan sikap baru.
2) Model Perubahan Tyagi Tyagi (2001)
Beranggapan bahwa model Lewin tersebut belum lengkap,
karena tidak menyangkut beberapa masalah penting. Pendekatan
sistem dalam perubahan akan memberikan gambaran menyeluruh

17
dalam perubahan organisasi. Beberapa komponen sistem dalam proses
perubahan dimulai dengan:
a. Adanya kekuasaan untuk melakukan perubahan
b. Mengenal dan mendefinisikan masalah
c. Proses penyelesaian masalah
d. Mengimplimentasikan perubahan
e. Mengukur, mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya
3) Model Perubahan Kreitner dan Kinicki Pendekatan sistem Kreitner
dan Kinicki (2001)
Merupakan kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari
tiga komponen, yaitu:
a. Inputs Merupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya
proses perubahan. Semua perubahan organisasional harus
konsisten dengan visi, misi, dan rencana strategis.Di dalamnya
terkandung unsur masukan internal dan masukan eksternal yang
keduanya memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
Kondisi masukan ini sangat mempengaruhi jalannya proses
perubahan.
b. Target element of change Mencerminkan elemen di dalam
organisasi yang dalam proses perubahan. Sasaran perubahan
diarahkan pada pengaturan organisasi, penetapan tujuan, faktor
sosial, metode, desain kerja dan teknologi, dan aspek manusia.
c. Outputs Merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu
perubahan.Hasil akhir ini harus konsisten dengan rencana
strategik.Hasil perubahan dapat diukur pada beberapa tujuan baik
pada tingkat organisasional, tingkat kelompok maupun tingkat
individual.
4) Model Perubahan Burnes Burnes (2001)
Mengemukakan tiga macam model perubahan organisasional
yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan besaran perubahan,
yaitu:

18
a. The increamental model of change Model ini berpandangan bahwa
perubahan merupakan suatu proses yang berlangsung secara
bertahap. Perubahan dapat terjadi secara bergantian pada masing-
masing bagian dalam organisasi secara terpisah.Pada saat
merespons suatu kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka
pada saat itu pula terjadi perubahan.
b. The punchtuated equilibrium model Model keseimbangan
terpotong terjadi bila aktivitas organisasi menunjukkan stabilitas
dalam jangka panjang sehingga disebut periode equilibrium.Situasi
tersebut kemudian terpotong oleh gonjangan perubahan
fundamental relatif jangka pendek, disebut sebagai periode
revolusioner.
c. The continuous transformation model Model transformasi
berkelanjutan merupakan model perubahan yang bertujuan untuk
menjaga organisasi agar tetap survive dengan mengembangkan
kemampuan untuk mengubah dirinya secara berkelanjutan.
Rasionalisasi model ini adalah di mana lingkungan telah berubah
dan akan terus berubah dengan cepat, radikal dan tidak dapat
diprediksi.
8. Model Perubahan Conner
a. Daya tahan (resilience)
b. Sifat perubahan (the nature of change)
c. Proses perubahan (process of change)
9. Model Perubahan Victor Tan Victor Tan (2002)
Mengemukakan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam
proses perubahan organisasi, pemimpin harus dapat menenangkan
pikiran dan hati orang. Victor Tan mengintroduksi empat tahapan
yang harus dilalui dalam proses perubahan, yaitu sebagai berikut :
a. Membuka pikiran
b. Menenangkan hati
c. Memungkinkan tindakan

19
d. Menghargai prestasi
10. Model Perubahan Bridges dan Mitchell Bridges dan Mitchell (dalam
Wibowo, 2006)
Berpendapat, bahwa perubahan memerlukan tahapan transisi
reorientasi psikologis yang berlangsung lambat, yaitu melalui tiga
proses, sebagai berikut :
a. Saying goodbye Mengucapkan selamat tinggal pada cara lama. Di
atas kertas adalah logis bergeser ke arah self-managed team, tetapi
hal ini mengakibatkan orang tidak percaya lagi pada supervisor
untuk membuat keputusan
b. Shifting into neutral Merupakan tahap yang sulit, penuh
ketidakpastian dan kabingungan.Tahap sulit selama ini merupakan
tahap yang sulit, terutama pada saat merger dan akuisisi, dimana
keputusan karier kebijakan dan aturan main ditinggalkan,
sedangkan dua kepemimpinan mengerjakan masalah kekuasaan
dan pengambilan keputusan.
c. Moving forward Merupakan tindakan bergeser ke depan dan
berprilaku dengan cara baru. Fase ini memerlukan orang yang
memulai berprilaku baru, meletakkan kompetensi dan nilai risiko.
11. Model Perubahan Kotter Untuk mengatasi kesalahan, proses
perubahan dilakukan melalui delapan tahap,yaitu sebagai berikut :
a. Menumbuhkan rasa urgensi
b. Menciptakan koalisi pengarahan
c. Membangin visi dan strategi
d. Mengkomunikasikan visi baru
(Nursalam, 2007), (Gurhrie & king, 2004), dan (Whiteheard, et, & al, 2010).

3. Step change process


1. Identify the problem or opportunity.
2. Collect necessary data and information.
3. Select and analyze data.

20
4. Develop a plan for change, including time frame and resources.
5. Identify supporters or opposers.
6. Build a coalition of supporters.
7. Help people prepare for change.
8. Prepare to handle resistance.
9. Provide a feedback mechanism to keep everyone informed of the
progress of change.
10. Evaluate effectiveness of the change and, if successful, stabilize the
change. (effective leadership and management in nursing).
(Degnegaard, 2010).

Proses perubahan langkah


1) Identifikasi masalah atau peluang.
2) Kumpulkan data dan informasi yang diperlukan.
3) Pilih dan analisis data.
4) Kembangkan rencana untuk perubahan, termasuk kerangka waktu dan
sumber daya.
5) Identifikasi pendukung atau penentang.
6) Bangun koalisi pendukung.
7) Bantu orang mempersiapkan diri untuk perubahan.
8) Bersiaplah untuk menangani resistensi.
9) Berikan mekanisme umpan balik untuk membuat setiap orang mendapat
informasi tentang kemajuan perubahan.
10) Evaluasi keefektifan perubahan dan, jika berhasil, stabilkan perubahan.
(kepemimpinan dan manajemen yang efektif dalam keperawatan).
(Cook & Macaulay, n.d.)

4. Jenis perubahan
a. Perubahan terencana (planned change) dan perubahan tidak terencana
b. Menurut sifatnya yaitu: increamental change dan fundamental change
c. Tempered radical change

21
d. Structural change dan cyclical change
e. Planned change dan emergechange. (Nasution, 2010)

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Leadership, management, dan change process akan selalu berkaitan,
karena sebuah kepemimpinan tidak akan berjalan dengan baik apa bila tidak
terdapat seorang pemimpin yang bertanggung jawab, ulet teliti dan tegas,
serta selalu mengikuti prinsip yang sudah ditetapkan. Selain itu sebuah proses
perubahan sangatlah penting terhadap kepemimpinan agar hasil yang sudah di
kerjakan seorang pemimpin dan juga timnya dapat lebih maju dan
berkembang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Confusion, T., Enabling, F., Practice, A., & Role, N. (2010). Nursing Leadership.

Patronis Jones, R. a. (2007). Nursing leadership and management: Theories,


processes and practices.

Rori Burke AND Steve Barron 2007. (n.d.). www.it-ebooks.info.

Successful, C., & Dynamics, T. (n.d.). Program Management Leadership.

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edidi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Ardianana. (2015). Manajemen Keperawatan, 1–5.

Dalkir, K. (2005). Knowledge Management in Theory and Practice.


ButterworthHeinemann (Vol. 4). https://doi.org/10.1002/asi.21613

Joseph, C. B. (2012). Change Leadership in Nursing: How Change Occurs in a


Complex Hospital System edited by Mairead Hickey and Phyllis Beck Kritek.
Journal of Hospital Librarianship (Vol. 12).
https://doi.org/10.1080/15323269.2012.719408

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan, 4.

Whitehead, D. k., Weiss, S. A., & Tappen, R. M. (2010). Essentials of nursing


leadership and management. F.A. Davis Company.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Zimbango, D. (2013). Leadership theories: Am investigation into the application of


leadership theories among Chief Executive Offices of Zimbabwe Stock
Exchange listed companies, 25. Retrieved from www.lis.zou.ac.zw

24
D’Ortenzio, C. (2012). Understanding Change and Change Management Processes :
A Case Study. Doctor of Philosophy at the University of Canberra, (August), 1–
332.

Degnegaard, R. (2010). Change Management Challenges in the Danish Police


Reform.

Morrill, R. L. (2007). Strategic Leadership: Integrating Strategy and Leadership in


Colleges and Universities.

Parsons, A. L. C. (2009). Leadership and Management for Every Nurse , 2nd Edition.

Storey, J. (2004). Leadership in Organizations - Current Issues and Key Trends.


Leadership in organizations: Current issues and key trends.
https://doi.org/10.1016/1048-9843(95)90027-6

Sullivan, E. J. (2012). Effective Leadership and management in nursing, 368.

Cook, S., & Macaulay, S. (n.d.). No Title.

25

Anda mungkin juga menyukai