Anda di halaman 1dari 17

Latar Belakang

Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi diantaranya adalah faktor Man, Money,
Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan
memberikan kepuasan kepada customer baik internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah
terakreditasi seharusnya memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima faktor tersebut.
Pada kesempatan ini kami akan membahas secara khusus tentang logistik rumah sakit.

Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah
sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi,
merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik
yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar
kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.

Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta
melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajer logistik
juga harus mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah
atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat yang akan memiliki dampak
kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit. Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat
yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (obat, bahan kimia, gas
medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa konsep manajemen logistik?

2. Apa fungsi manajemen logistik rumah sakit?

3. Apa peran logistik rumah sakit?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui manajemen logistik.

2. Untuk mengetahui manajemen logistik rumah sakit.

3. Untuk mengetahui peran logistik rumah sakit.

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 KONSEP MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Fungsi logistik:

Fungsi Perencanaan

Fungsi Penganggaran

Fungsi Pengadaan

Fungsi Penyimpanan

Fungsi Penyaluran

Fungsi Penghapusan

Fungsi Pengendalian

Siagian: 1992, menyatakan manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya
habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan
dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan
dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Dalam sistem administrasi manajemen logistik, Subagya
menyatakan sebagai berikut:
Gambar 1. Sistem Administrasi Manjemen Logisik

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan
dan mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W.Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.

Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dn
penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan
atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).

Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur manajemen diproses melalui fungsi manajemen dan
fungsi tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi logistik.

2.1.1 Tujuan Manajemen Logistik

Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa dan pihak
perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki,
secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:

a. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang
memadai.

b. Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya paling rendah.

c. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan
tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.

Dalam menjalankan suatu perusahaan atau organisasi tidak dapat melepaskan peran logistik. Dua
alasan utama mengapa logistik diperlukan dalam menjalankan usaha :

a. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit operasional untuk mendukungkegiatan
operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
b. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan
efesiensi perusahaan dan akhirnya akan menentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan.

2.2 FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut (Mustiksari:
2007):

Penghapusan

Penganggaran

Penyimpanan

Pendistribusian

Gambar 2. Siklus Logistik

Setiap fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu akan dibahas satu
persatu fungsi logistik tersebut.

2.2.1 Fungsi Perencanaan

Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan
logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon
pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di setiap organisasi
(Mustikasari:2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok,
gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana
dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit
dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai
umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi yang terjadi.

Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan
dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Dibawah ini akan
dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994).

Pengkajian Pengendalian

Sasaran

Persiapan Pelaksanaan
Pengawasan

Pengawas

Gambar 3. kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (sasaran)
diperlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas
dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.

Perencanaan dapat dibagi kedalam periode sebagai berikut:

a. Rencana jangka panjang (Long range)

b. Rencana jangka menengah (Mid range)

c. Rencana jangka pendek (Short range)

Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara
menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:

a. Rencana Pembelian

b. Rencana Rehabilitasi
c. Rencana Dislokasi

d. Rencana Sewa

e. Rencana Pembuatan.

Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan
sebagai berikut:

a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat

b. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat

c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat

d. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat

e. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang
tepat

f. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat

g. Mengapa dibutuhkan (why) untuk memeriksa apakah keputusan yang diambil sudah tepat.

2.2.2 Fungsi Penganggaran

Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu
kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya &
Mustikasari).

Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji
lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana yang tersedia. Dengan mengetahui
hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran
yang dapat dipercaya.

Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa berulang kali dan diketahui untung
ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak
boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.

Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan. Dalam
menyusun anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah:

a. Peraturan terkait

b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi


c. Beberapa hal yang berhubungan dengan anggaran

d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik

Sumber anggaran di suatu rumah sakit beragam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik
pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana
Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit
swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan
Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).

Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 %-50 % dalam bentuk obat dan bahan farmasi, alat tulis
kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

2.2.3 Fungsi Pengadaan

Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan
jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam
batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan
kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya.

Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai
alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara yang dapat dilakukan untuk
menjalankan fungsi pengadaan adalah:

a. Pembelian

b. Penyewaan

c. Peminjaman

d. Pemberian ( hibah )

e. Penukaran

f. Pembuatan

g. Perbaikan

Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:

a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan

b. Penyususnan dokumen tender


c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang

d. Pemasukan dan pembukuan penawaran

e. Evaluasi penawaran

f. Pengusulan dan penentuan pemenang

g. Masa sanggah

h. Penunjukan pemenang

i. Pengaturan kontrak

j. Pelaksanaan kontrak

Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi teknis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian
fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai
dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres
No. 80 tahun 2003.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:

a. Kode etik pengadaan

Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:

1) Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak
berpihak dalam semua tahap perdagangan

2) Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.

3) Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika

b. Pelelangan pengadaan barang

Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan
milik negara yang ditentukan sebagai berikut:

1) Keanggotaan panitia minmal lima orang terdiri dari unsur: perencana, pemikir pekerjaan yang
bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab teknis.

2) Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: kepala kantor atau satuan pekerja atau pemimpin
proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.

3) Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor atau satuan pekerja atau pemimpin proyek

4) Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk
(Subagya:1994)
2.2.4 Fungsi Penyimpanan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan barang persediaan di
tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang
telah ditetapkan dalam fungsi sebelumya dengan pemenuhan yang tepat dan biaya serendah mungkin.
Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang.
Fungsi yang lain adalah: kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,
pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.

Faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:

a. Pemilihan lokasi

Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan
dan sirkulasi udara yang baik.

b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)

Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:

1) Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulan, alat berat, brankas, kursi roda dll.

2) Barang khusus: Obat, alat medis dll.

c. Pengaturan ruang

Bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan
ruangan.

d. Prosedur atau sistem penyimpanan

Formulir transaksi, kartu catatan, kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll.

e. Penggunaan alat bantu

f. Pengamanan dan keselamatan

Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap
penyimpanan dan tindakan keamanan.
2.2.5 Fungsi Penyaluran (Distribusi)

Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari
satu tempat ketempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara
lain:

a. Proses Administrasi

b. Proses penyampaian berita (data informasi)

c. Proses pengeluaran fisik barang

d. Proses angkutan

e. Proses pembongkaran dan pemuatan

f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat
penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2.2.6 Fungsi Penghapusan

Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antara
lain:

a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer
atau tidak ditemukan

b. Teknis dan ekonomis: setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut
disebabkan beberapa faktor: kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi
atau efektivitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu
yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling,
Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.

c. Surplus dan ekses

d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus

e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara


Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:

a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur

Dalam aspek yuridis mencakup pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan
yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban
sebelum barang dihapus.

b. Aspek rencana pelaksana teknis

Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara penghapusan yang
lazim dilakukan antara lain:

1) Pemanfaatan langsung: usaha merehabilitasi atau merekondisi komponen yang masih dapat
digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.

2) Pemanfaatan kembali: usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi
barang lain

3) Pemindahan: mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung

4) Hibah: pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi
(Pemerintah)

5) Penjualan atau Pelelangan: dijual baik di bawah tangan atau dilelang

6) Pemusnahan: menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan

2.2.7 Fungsi Pengendalian

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan
terhadap tahapan manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk
kegiatan pengendalian antara lain:

a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain

b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan
informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana

c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan

d. Melakukan supervisi

Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana pengendalian sebagai
berikut:
a. Struktur organisasi yang baik

b. Sistem informasi yang memadai

c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi

d. Pendidikan dan pelatihan

e. Anggaran yang cukup memadai

2.3 PERAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga logistik dalam rumah sakit
bukan logistik pendistribusian barang, tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang
serta peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut. Logistik dalam rumah sakit bermula
dari perolehan (procurement) dan berakhir dengan dokumen penuh dari usaha pembedahan dan
pengobatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah
suatu proses pengolahan secara strtegis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, serta
pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory, etc) yang diperlukan bagi produksi
jasa rumah sakit.

Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang harus disediakan di rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi :

a. Logistik Obat

Meliputi aktivitas logistik yang terkait dengan obat yang digunakan dalam proses pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Obat merupakan salah satu komponen utama pendapatan rumah sakit. Tantangan dalam
melaksanakan logistik obat di rumah sakit secara baik tergolong tinggi. Berbagai pihak terlibat dalam
logistik obat di rumah sakit.

b. Logistik Alat Kesehatan

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Masalah utama yang sering terjadi adalah manajemen inventaris yang kurang baik,
sehingga mengakibatkan alat kesehatan yang disimpan berlebihan.

c. Logistik Food and Baverages

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk pasien atau untuk karyawan
rumah sakit. Masalah yang sering muncul adalah barang hilang atau berkurang dan mutu proses yang
bervariasi.

d. Logistik Bahan Habis Pakai


Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang dikategorikan sebagai bahan habis pakai.
Masalah yang paling sering dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang berlebihan.

e. Logistik Barang Kuasi

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan barang kelengkapan administrasi rumah sakit. Masalah
yang sering terjadi adalah sediaan barang kuasi ynag terlalu banyak.

f. Logistik Peralatan Medis dan Non Medis

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non medis yang digunakan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Masalah yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat dan
persediaan suku cadang.

g. Logistik Sarana dan Prasarana Gedung

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung rumah sakit. Nilai sarana dan
prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar 40% dari nilai aset total rumah sakit. Masalah
yang sering muncul :

1) Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien

2) Pemeliharaan saran dan prasarana yang tidak sesuai standar yang tidak ditentukan.

h. Logistik Linen

Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok linen. Masalah yang dihadapi adalah
sediaan yang berlebihan dan proses yang bervariasi.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan
dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material atau alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan
bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan
dipergunakan secara efisien dan efektif.

Fungsi manajemen logistik adalah Fungsi Perencanaan, Fungsi Penganggaran, Fungsi Pengadaan, Fungsi
Penyimpanan, Fungsi Penyaluran, Fungsi Penghapusan dan Fungsi Pengendalian.

Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang harus disediakan di rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi : Logistik Obat, Logistik Alat Kesehatan, Logistik Food and Baverages, Logistik
Bahan Habis Pakai, Logistik Barang Kuasi, Logistik Peralatan Medis dan Non Medis, Logistik Sarana dan
Prasarana Gedung dan Logistik Linen.

Mutu pelayanan logistik dapat dinilai dari dua hal yaitu prestasi yang dicapai dan biaya yang dikeluarkan.
Penilaian atas prestasi yang dicapai dapat berupa penyediaan barang, kemampuan waktu pengantaran,
konsistensi, dan mutu dari usaha. Biaya logistik berhubungan langsung dengan kebijakan prestasi. Makin
tinggi biaya logistik yang dikeluarkan, makin tinggi prestasinya. Kunci untuk mencapai prestasi logistik
yang efektif adalah mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan
dengan biaya yang dikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mustikasari.2007. Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, (Tidak di Publikasikan)

S, Subagya M. 1994 .Manajemen Logistik.Jakarta : PT Gunung Agung


Viewed November 16th 2011,
http://www.fik.ui.ac.id%2Fpkko%2Ffiles%2FMANAJEMEN%2520LOGISTIK%2520KEPERAWATAN.doc&ei=
9DPFToiJHsTSrQfX_NTADw&usg=AFQjCNEauMweX8EAQAazN9njt3ulL8YyEg&sig2=up8pnDsvcc33X_YfJL
O81w

Mutu pelayanan logistic sendiri diukur dari total biaya yang dikeluarkan dan prestasi yang dicapai.
Pengukuran prestasi menyangkut tersedianya (availability) barang, kemampuan (capability) dilihat dari
waktu pengantaran da konsistensi, serta mutu (quality) dari usaha. Biaya logistik mempunyai hubungan
langsung dengan kebijakan prestasi. Makin tinggi masing-masing prestasi ini, maka semakin tinggi pula
total biaya logistiknya. Kunci bagi prestasi logistik yang efektif adalah mengembangkan usaha yang
seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan dengan biaya yang dikeluarkan.

Fungsi seorang manajer logistik di rumah sakit utamanya adalah menjamin mutu pelayanan yang baik.
Penyediaan barang dalam proses logistik harus dapat memuaskan konsumen, baik karyawan rumah
sakit yang membutuhkannya maupun pasien/ masyarakat yang dilayani. Untuk ini diperlukan adanya
kualitas manajemen logistik yang baik. Kunci keberhasilan pelayanan logistik dengan kualitas yang baik
adalah dengan melakukannya secara baik, secara terus menerus dalam berbagai keadaan dan sedapat
mungkin mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk ini diperlukan tenaga yang terampil, sarana dan
prasarana yang baik serta system pengawasan berkala yang memadai.

Karyawan rumah sakit yang menggunakan hasil pelayanan logistik rumah sakit merupakan pihak yang
tepat yang amat berperan dalam penilaian hasil pelayanan logistik. Komentar mereka perlu mendapat
perhatian seksama, dan perlu pula dilakukan penelitian berkala tentang kualitas pelayanan logistic yang
diberikan.

Koordinasi dan pengaturan waktu merupakan tugas penting yang harus dilakukan dalam pelayanan
logistic. Praktis semua kegiatan pelayanan logistik berinteraksi dengan kegiatan lain di rumah sakit.
Semua ini membutuhkan koordinasi antara berbagai pelayanan dilingkungan logistik maupun antara
logistik dengan pihak lain di rumah sakit. Pengaturan waktu juga memegang peranan amat penting di
rumah sakit, karena beberapa hasil tindakan pengobatan yang mungkin menyelamatkan nyawa manusia
akan amat bergantung dari waktu ketersediaan pelayanan logistik. Penyediaan bahan logistik yang tepat
dan cepat tentu akan amat membantu keberhasilan penanganan pasien.

Keterlambatan pelayanan logistik tentu akan mengakibatkan keterlambatan pelayanan pengobatan


pasien, dan bahkan bukan tidak mungkin berakibat fatal. Ketersediaan bahan logistik selama 24 jam
penuh sesuai kebutuhan pelayanan merupakan kebutuhan bagi berbagai rumah sakit besar dewasa ini.

Di bidang manajemen, manajer logistik perlu memperhatikan adanya skala prioritas dan penyediaan
pelayanan dalam waktu yang tepat. Manajer logistik juga mempunyai peran untuk melakukan
perencanaan pengembangan dengan mengidentifikasi kesempatan yang ada, mengevaluasi manfaat
bagi pelayanan pasien, penghitungan laba rugi pengembangan, dan penilaian terhadap faktor
lingkungan yang terkait. Yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan hubungan antar manusia,
mengingat kendati bannyak berhubungan dengana barang, kegiatan logistik sehari-hari pada
kenyataannya juga berhubungan dengan berbagai kalangan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai