Zulkarnain
STIKES Yahya Bima
Email: ijhulriestq @gmail.com
variabel
memilikiconfounding
hubungan (umur, jenis
terhadap kelamin,
kinerja status perkawinan,
perawat. Kesimpulan:lama kerja danperawat
Mayoritas pendidikan) tidak
pelaksana
mempersepsikan fungsi pengarahan kepala ruangan baik memiliki kinerja baik. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap
te rhadap kinerja perawat dalam
dal am menerapkan asuhan keperawatan adalah fungsi
manjemen konflik.
Abstract; Quality health services can only be realized with the benefits of professional
health services, as well as nursing care should be done with professional nursing practice. The
function of motivation, communication, supervision, delegation and conflict management function
can improve nurse's performance in applying nursing care. This research can be done by
overcoming the nursing care in hospital wards RSUD Bima. This research use descriptive research
design with cross sectional approach. The instrument used is questionnaire. The number of research
samples was 86 nurses who were in 7 inpatient wards taken at random. The data analysis process
used a chi-square test to determine the relationship with performance, and some lig- istical
regression tests applied the most severe variables associated with nurse performance. The results
showed that the variable of directive function (motivation pv = 0,005, communication pv = 0,019
supervision pv = 0,006 delegate pv = 0,026, conflict management pv = 0,004) relate to nurse
performance with confounding variable (age, sex, marital status,
st atus, occupation and Education) has no
relationship with the performance of nurses. The majority of nurses apply a well-headed room head
function. The most severe variable to the performance of the nursing service is the conflict
management function.
suatu
tenaga rumah sakit termasuk
keperawatan didalamnya
dituntut untuk pengarahan yang
ruangan antara laindilakukan olehmotivasi,
memberikan kepala
memberikan pelayanan kesehatan yang membina komunikasi, menangani konflik,
keinginan pribadi,
khusus. Oleh sebab sikap dan perilaku yang
itu, kepemimpinan yang Informasi
khususnya tentang
tenaga kinerja saat
keperawatan kehatan
ini
dapat meningkatkan motivasi dan sikap kerja bervariasi. Sebagian besar masih di dominasi
bawahan menjadi hal yang penting. Salah satu pada aspek persepsi kierja oleh personel
cara untuk meningkatkan mutu pelayanan perawat, meskipun ada beberapa peneliti
asuhan keperawatan adalah peningkatan menilai dari aspek dokumentasi dan
kemampuan dan kinerja perawat melalui observasi. Persepsi kinerja ini meliputi
fungsi pengarahan atau koordinasi ketua tim persepsi kinerja perawat sesuai dengan
kepada perawat pelaksana dalam bentuk standar praktik keperawatan Standar penilaian
kegiatan menciptakan iklim motivasi, kinerja yang lain yang sering digunakan
komunikasi efektif, pendelegasian dan adalah berdasarkan standar kinerja
supervisi atau bimbingan kepada perawat profesional perawat yang disusun oleh PPNI
pelaksana. (2010) yang dijajabarkan menjadi delapan
Fungsi pengarahan dapat meningkatkan elemen yaitu jaminan mutu, pendidikan,
kenerja perawat. Kinerja adalah seperangkat penilaian kinerja, kesejawatan, kolabrasi, etik,
hasil yang dicapai untuk merujuk pada riset, dan pemanfaatan sumber-sumber.
tindakan pencapaian serta pelaksanaan Dalam penelitian ini, kinerja perawat lebih di
sesuatu pekerjaan yang diminta. Perawat yang fokuskan pada penilaian kinerja sesuai dengan
merasa puas dengan aktivitasnya berpeluang standar praktik keperawatan (Kemenkes RI
4,448 kali berkinerja baik dibanding perawat No 1239) yaitu kinerja perawat ditinjau dari
yang tidak merasa puas dengan aktivitas kemampuan melaksanakan asuhan
kerjanya sebagai perawat yang pekerja di keperawatan, meliputi pengkajian, penetapan
Rumah Sakit (Suroso.J. 2011). Kinerja yang diagnosa keperawatan, perencanaan,
baik sangat ditentukan kemampuan perawat pelaksanaan tindakan keperawatan, dan
dalam memberikan pelayanan keperawatan. evaluasi keperawatan (PPNI, 2010).
Kemampuan merupakan variabel yang terkuat RSUD Bima merupakan rumah sakit
mempengaruhi kinerja, semakin baik tipe C milik pemerintah daearah yang sedang
kemampuan perawat
kinerja perawat maka semakin
(Hafizurachman, baik pula
2011). berkembang, memiliki
inap, IGD, ICU, rawat
Radologi, jalan, rawat
laboratorium dan
farmasi. Jumlah tenaga keperawatan sebanyak
belum sepenuhnya
optimal oleh dilaksanakan
kepala ruangan secara
pada setiap unit pekerjaannya
terkait dengansaat ini adalah
kinerja fakto-faktor
dan faktor yang
pengarahan
pelayanan karena di sebabkan keterbatasan dari kepala ruangan. Penelitian ini berupaya
setiap ruanganrandom
proportional dengan sampling
tehnik , simple
yaitu fungsi
terhadappengarahan yang paling berpengaruh
kinerja perawat.
sebanyak 126 perawat pelaksana yang
tersebar dari 8 ruang rawat inap. Namun tidak Hasil penelitian
menutup kemungkinan jumlah sampel Karakteristik Perawat Karakteristik perawat
tersebut akan berkurang sehubungan dengan berdasarkan usia perawat sebagian besar rata-
kriteria sampel yang diajukan oleh peneliti. rata mean umur perawat pelaksana adalah
Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah 32.12 tahun, karakteristik jenis kelamin
kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi menggambarkan sebagian besar berjenis
pada penelitian ini adalah perawat pelaksana kelamin wanita sebesar 94,2%, status
di ruang rawat inap RSUD Bima, bersedia perkawinan lebih dominan yang sudah
menjadi responden, tidak sedang menjalani menikah sebanyak 81,4%, tingkat pendidikan
cuti/pendidikan, lama kerja lebih dari satu mayoritas perawat adalah DIII Keperawatan
tahun, sedangkan kriteria ekslusi adalah sebesar 86%, sedangkan masa kerja sebagian
perawat pelaksana yang menolak besar perawat masa kerjanya ≥ 6 tahun nilai
berpartisipasi, maupun terdapat gambatan – rata
rata –
rata rata mean 9.21 tahun.
etis.Dan pada akhir pengumpulan data Berdasarkan Tabel 2 dapat diprediksi dengan
penelitian total sampel yang terkumpul
te rkumpul untuk menggunakan tingkat kepercayaan 95% skor
dilakukan analisis adalah sebanyak 86 fungsi pengarahan kepala ruangan yang
responden. dipersepsikan oleh perawat pelaksana skornya
107,54-110.41, sementara dari sub variabel
Penelitian ini akan dilaksanakan pada ruang pengarahan meliputi (motivasi = 52,14-54,35,
rawat inap RSUD Bima. Penelitian komunikasi = 20,39-21,42, supervisi = 35,51-
dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan 34,38, delegasi = 43,46-45,40, manajemen
juni – 17
yakni dari tanggal 15 juni –
17 Juli 2017. konflik = 47,77-49,98) sedangkan kinerja
perawat, tingkat kepercayaan skornya berkisar
Pengumpulan data yang digunakan dalam 197,17-204,62.
penelitian
langsung ini dari
adalah data primer diperoleh
responden dengan Berdasarkan
persentase tabel pengarahan
fungsi 5.4 diperoleh data ruangan
kepala tentang
menggunakan instrumen peneltian berupa yang baik sebanyak (59.2%) perawat, kurang
Dengan
Menerapakan Kinerja
Asuhan Perawat
KeperawatanDalam
Di ruangan
sedangkan baik merasa
diantara kinerjanya
perawat baik,
yang merasa
Ruangan Rawat Inap RSUD Bima Tahun kurang baik dengan kinerjanya sebanyak
2017. (52,8%) mempersepsikan fungsi supervisi
Hasil analisis hubungan antara fungsi kepala ruangan kurang baik. Hasil uji statistik
motivasi kepala ruangan dengan kinerja diperoleh pvalue=0,006, maka disimpulkan
perawat diperoleh bahwa perawat yang terdapat perbedaan yang bermakna, artinya
mempersepsikan motivasi kepala ruangan ada hubungan antara pelaksanaan fungsi
baik memiliki persepsi yang baik tentang supervisi kepala ruangan dengan kinerja
kinerjanya lebih banyak (73,2%) perawat pelaksana. Hasil analisis juga
dibandingkan dengan perawat yang menunjukkan nilai odd ratio (OR) sebesar
mempersepsikan motivasi kurang sebanyak 3.963 artinya perawat pelaksana yang
(50%). Perbedaan ini tidak bermakna secara mempersepsikan fungsi supervisi kepala
statistik dengan pvalue = 0,055 maka dapat ruangan baik mempunyai peluang 3.963 kali
disimpulkan bahwa secara statistik terdapat lebih besar untuk merasa puas dengan
perbedaan yang bermakna, artinya ada pekerjaannya dibanding perawat pelaksana
hubungan antara pelaksanaan fungsi motivasi yang mempersepsikan kurang baik.
kepala ruangan dengan kinerja perawat Hasil analisis hubungan antara fungsi delegasi
pelaksana. Selanjutnya nilai odd rati (OR) kepala ruangan dengan kinerja perawat
yang didapat sebesar 2,733 hal ini pelaksana di diperoleh bahwa (76,6%)
menunjukkan perawat pelaksana yang perawat pelaksana yang mempersepsikan
mempersepsikan fungsi motivasi kepala fungsi delegasi kepala ruangan baik dengan
ruangan baik mempunyai peluang 2,733 kali kinerjanya baik, sedangakan memiliki
lebih besar untuk memiliki kinerja baik dalam persepsi kinerjanya kurang sebanyak
s ebanyak (48,7%)
bekerja dibandingkan dengan perawat mempersepsikan fungsi delegasi kepala
pelaksana yang mempersepsikan kurang baik. ruangan kurang baik. Hasil uji statistik
Hasil analisis hubungan antara fungsi diperoleh pvalue= 0,026, maka dapat
komunikasi
perawat kepala
bahwa ruangan (77,8%)
ada sebanyak dengan perawat
kinerja disimpulkan artinya
bermakna, bahwa terdapat perbedaanantara
ada hubungan yang
pelaksana yang mempersepsikan fungsi penerapan fungsi delegasi kepala ruangan
ruangan dengan
Hasil analisis kinerja
juga perawat nilai
menunjukkan pelaksana.
odds ruang
variabelrawat inappengarahan
fungsi RSUD Bima adalah
manajemen
ratio (OR) sebesar 4,222 artinya perawat konflik.
pelaksana yang mempersepsikan fungsi Hubungan Karakteristik Dengan Kinerja
manajemen konflik sepala ruangan baik Perawat Dalam Menerapkan Asuhan
mempunyai peluang 4,222 kali lebih besar Keperawatan Di Ruanga Rawat Inap
untuk merasa baik dengan pekerjaannya RSUD Bima Tahun 2017.
dibanding perawat pelaksana yang Hasil analisis hubungan karakteristik umur
mempersepsikan kurang baik. dengan kinerja perawat dalam menerapkan
Kesimpulan asuhan keperawatan di ruang rawat ianap
Berdasarkan hasil analisis peneltian ini dapat RSUD Bima. Diperoleh rata – rata rata perawat
ditarik beberapa kesimpulan hasil pelaksana merasa kinerjanya baik sekitar
pembahasan yang merupakan upaya dalam 32,52 perawat. dengan standar deviasi 5,543,
menjawab tujuan dan hipotesis penelitian sedangkan untuk perawat dengan kinerja
sebagai berikut: kurang sebanyak 31,37 dengan standar
1. Karakteristik perawat pelaksan di ruangan deviasi 4,944. Hasil uji statistik didapatkan
rawat inap RSUD menunjukkan bahwa pvalue = 0,995, berarti pada α=0,05% terlihat
sebagian besar berumur ≥ 30 tahun, jenis tidak terdapat hubungan antara karakteristik
kelamin terbanyak perempuan, dengan umur dengan kinerja perawat dalam
status perkawinan lebih banyak menerapkan asuhan keperawatan.
dibandingkan belum kawain, tingkat Hasil analisis hubungan lama kerja dengan
pendidikan paling banyak adalah DIII kinerja perawat diperoleh perawat yang
keperawatan. mempersepsikan baik kinerjanya adalah 56
2. Fungsi pengarahan kepala ruangan di perawat dengan standar deviasi 9,41,
ruang rawat inap RSUD Bima pada sedangkan untuk perawat yang merasa kurang
masing-masing sub variabel secara umum dengan kinerjanya sebanyak 30 perawat
baik. dengan standar deviasi 8,80 hasil uji statistik
3. Kinerja perawat dalam
asuhan keperawatan di ruangmenerapkan
rawat inap diperoleh
terliahat p = 0,287,
tidak berarti
terdapat pada α=0,05%
hubungan antara
RSUD Bima rata-rata menunjukkan baik. karakteristik lama kerja dengan kinerja
yang baik
pelaksana yangdibanding dengan
berjenis kelamin perawat
laki-laki. variabel karakteristik
kelamin status variabel
perkawianan, umur, jenis
pendidikan dan
a. Hasil analisis hubungan antara status lama kerja tetap dimasukkan dalam model
perkawinan dengan kinerja perawat multivariat karena merupakan confounding,
pelaksana didapatkan ada sebanyak selain itu secara substansi juga dianggap
(65,7%) perawat pelaksana yang berstatus penting.
sudah kawin menunjukkan kinerja baik. Hasil analisis multivariat pemodelan awal
Sedangkan (62,5%) perawat pelaksana pada tabel 5.12 bahwa semua variabel
yang belum kawin menunjukkan kinerja memiliki pvalue ≥ 0,05. Variabel dikeluarkan
baik, semenntara perawat yang sudah secara bertahap mulai dari variabel dengan
kawin memiliki kinerja kurang sebanyak nilai p paling besar dan apabila didapatkan
(34,3%), perawat yang belum kawin perbedaan nilai
nil ai OR variabel lain > 10% pada
sebanyak (37,5%) memiliki kinerja saat salah satu variabel dikeluarkan maka
kurang. Hasil uji statistik diperoleh pvalue= variabel tersebut dimasukkan kembali
1,000 nilai ini lebih besar (α=0,05%) kedalam model (Hastono, 2007).
sehingga tidak terdapat hubungan yang Dari hasil analisis pemodelan yang dilakukan
signifikan antara jenis kelamin dengan selama 4 kali pengeluaran variabel yang
kinerja perawat dalam menerapkan asuhan memiliki pvalue ≥ 0,05 dan pada saat
keperawatan. Hasil analisis juga pengeluaran variabel tidak terdapat nilai OR
menunjukkan nilai odd ratio (OR) sebesar variabel yang berubah > 10% suhingga
0,333 artinya perawat pelaksana dengan analisis tetap dilanjutkan dengan
jenis kelamin perempuan mempunyai menegluarkan satu demi satu variabel yang
peluang 0,333 kali lebih besar untuk memiliki pvalue ≥ 0,05 sampai pada tahap
memiliki kinerja yang baik dibanding analisis terakhir hasil analisis multivariat
dengan perawat pelaksana yang berjenis regresi logistik berganda terdapat pada
laki – laki.
kelamin laki – laki. lampiran.
Hasil analisis hubungan antara karakteristik Berdasarkan hasil analis pemodelan akhir
pendidikan dengan(64,9%)
diperoleh bahwa kinerja perawat
perawat pelaksana
pelaksana multivariat
bahwa enamyang
variabel tahapan,
paling menunjukkan
berhubungan
yang berlatar pendidikan DIII keperawatan secara bermakna dengan kinerja perawat
Inap
Hasil RSUD Bimaunivariat
analisis Tahun 2017.
menunjukkan pula teorinya
Marquis Swansburg
dan Huston (2000)
(2010) dalam
pengarahan
bahwa proporsi perawat yang yang efektif akan meningkatkan dukungan
mempersepsikan fungsi pengarahan baik perawat untuk mencapai tujuan manjemen
memiliki presntasi lebih tinggi dari ada keperawatan dan tujuan asuhan
proporsi perawat yang mempersepsikan keperawatan. Penelitian Sigit. A (2009)
fungsi pengarahan kurang. Sementara menemukan fungsi pengarahan kepala
hasil analisis bivariat menunjukkan ada ruangan mampu meningkatkan
hubungan antara pelaksanaan fungsi kemampuan perawat dan memberikan
pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan dalam memberikan pelayanan
kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan. Hasil penelitian ini
keperawatan di ruang rawat inap RSUD didukung dengan pernyataan yang
Bima dengan nilai pv = 0,048 dan nilai dijelaskan oleh Kurniadi (2013) kinerja
Odss Ratio (OR) = 2,761, berarti perawat keperawatan merupakan prestasi kerja
pelaksana yang mempersepsikan fungsi yang ditunjukkan oleh perawat pelaksana
pengarahan kepala ruangan baik dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan
mempunyai peluang 2.761 kali lebih besar keperawatan sehingga mengahsilkan
untuk merasa baik dengan pekerjaannya ouput yang baik kepada kostumer
dibanding perawat pelaksana yang (organisasi, pasien, dan perawatan sendiri)
mempersepsikan kurang baik.. Hal ini dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
mengidentifikasikan bahwa semakin baik menurut Triwibowo (2013) kinerja
persepsi perawat pelaksana terhadap merupakan pencapaian/prestasi seseorang
pelaksanaan fungsi pengarahan kepada berkenaan dengan seluruh tugas yang
ruangan maka akan semakin besar dibebankan kepadanya, lebih lanjut
kemungkinan perawat pelaksana memiliki dijelaskan bahwa kinerja mengandung dua
kinerja yang baik terhadap pekerjaannya. komponen penting yaitu kompentensi
begitu juga sebaliknya. Penetian ini berarti individu atau organisasi memiliki
variabel
hubungandependen.
masing Berikut akan variabel
– masing dibahas fungsi pengarahan
mempengaruhi yangpelaksana.
kinerja perawat dapat
penelitian. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja
pencapaian
orang lain seseorang dan pengakuan dari
terhadap pencapaiannya dan dalam
tujuan memotivasi staf untuk
organisasi. Untuk mencapai
melaksanakan
untuk kebutuhan terakhir adalah tugas tersebut manajer harus
perawat mempersepsikan
kepala ruangan fungsikinerjanya
baik dengan supervisi Hawkins
merupakan&upaya shohetuntuk
(2006) Supervisi
meningkatkan
baik lebih besar dibandingkan dengan kinerja atau keterampilan seseorang pada
perawat yang mempersepsikan fungsi pekerjaan tertentu. Tujuan supervisi
supervisi kepala ruangan kurang dengan adalah memberikan pengajaran dengan
kinerjanya kurang. Sementara hasil langkah – langkah tertentu dalam upaya
analisis bivariat menunjukkan ada perbaikan kinerja. Kegiatan supervisi
hubungan antara pelaksanaan fungsi mencakup perencanaan bimbingan dan
supervisi kepala ruangan dengan kinerja melaksanakannya pada individu perawat
perawat pelaksana di ruang rawat inap pelaksana agar keterampilannya optimal
RSUD Bima (pvalue=0,006). Analisis dalam memberikan asuhan keperawatan
selanjutnya disimpulkan bahwa persepsi sesuai dengan kewenangannya,
perawat yang kurang baik terhadap memfasilitasi penggunaan sumber –
pelaksanaan fungsi supervisi kepala sumber untuk pemberian asuhan
ruangan mempunyai peluang 3,963 kali keperawatan, mendisiplinkan pelaksanaan
lebih besar menyebabkan kinerja kurang tugas, memeriksa dan mengevaluasi hasil
dibandingkan dengan perawat yang kerja. Sedangkan menurut Suarli (2008)
mempersepsikan kinerjanya baik. Hal ini tujuan supervisi yaitu memeberikan
mengindikasikan bahwa semakin baik bantuan kepada bawahan secara langsung
persepsi perawat pelaksana terhadap sehingga dengan bantuan tersebut
pelaksanaan fungsi supervisi kepala bawahan akan memiliki
memil iki bekal yang cukup
ruangan maka akan semakin besar untuk melakasnakan tugas atau pekerjaan
kemungkinan perawat pelaksana memiliki dengan hasil yang baik, sepervisi yang
kinerja baik. Hal ini menunjukan bahwa baik adalah supervisi yang dilakukan
tingkat kemampuan yang dimiliki kepala secara berkala.
ruang dalam melaksanakan fungsi Adanya supervisi yang optimal dapat
supervisi di instalasi rawat inap RSUD meningkatkan kemampuan perawat
Bima cukup
landasan bagibaik.
rumahHalsakit
ini dapat
utnuk dijadikan
menaruh pelaksana
Perawat pada satu keterapilan
pelaksana yang tertentu.
mampu
perhatian lebih terhadap fungsi supervisi mengerjakan pekerjaannya dengan
keperawatan.
kualitas Kompetensi merupakan
pribadi/kemampuan untuk dokumentasi
pekerjaan asuhan
yang baikkeperawatan.
seharusnya Desain
sudah
melaksanakan tugas yang diperlukan. bisa menjiwai diri para perawat tanpa
Analisis selanjutnya
persepsi disimpulkan
perawat yang kurang bahwa
baik kapalalebih
baik ruangan baik dibandingkan
banyak menyebabkan dengan
kinerja
terhadap pelaksanaan fungsi delegasi perawat yang mempersepsikan fungsi
perawat, namun
waktu yang cukupperlu
bagi diingat
perawat bahwa
untuk yang baik
lengkap dan
dan berkualitas
sesuai standar.haruslah akurat,
melakukan pekerjaanyanya merupakan
masalah,
dorongan kemmapuan
kepemeimpinan analitik,
atau kinerja perawat menunjukkan bahwa
Hasil analisis
kemampuan bertumbuh dan responden dengan status perkawinan
lebih tinggi
pekerja dibandingkan
yang belum menikah. sesorang
Berbeda pekerjaan,
kemungkinanmaka orang
semakin tersebut
kecil
hanya dengan pekerjaan pria. Pria mengundurkan diri dari pekerjaan dan