Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT

DALAM MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


DALAM MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DIRUMAH SAKIT
Sri Lailan Nazmi Saragih

Email : lailansaragih9@gmail.com

ABSTRAK

Era globalisasi menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tak terlepas dari upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak
jumlahnya di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara kontinyu selama 24 jam. Mutu
pelayanan keperawatan menggambarkan kinerja perawat. Kinerja seorang perawat dapat di
nilai dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Kinerja perawat dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah motivasi, etos kerja, lingkungan kerja,
kompetensi, kepuasan kerja. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan guna
meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit.

Kata Kunci : Kinerja, Perawat, Implementasi

ABSTRACT

Increasing the professionalism of a nurse's performance can be seen from the level education
and training for nursing personnel that have been attended. Get reliable nursing personnel
through improved performance nurses are determined by how the level of education of the
nurse and often the nurse has nursing training. The results of research conducted by Awases
(2009) on Affecting Factors Not all of the Performance of Professional Nurse in Namibia is
obtained nurses who attend training can perform nursing actions based on the nursing
process properly. This is possible due to less experience than the nurse herself, new or a
guide inadequate and lack of confidence.

Key Words : Performance, Nurse, Implementation


LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang dalam perkembangan dan persaingan


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun rumah sakit adalah peningkatan kinerja
1992 tentang Kesehatan, bahwa untuk pelayanan dengan memberikan
mewujudkan derajat kesehatan yang pelayanan yang berkualitas.
optimal bagi masyarakat diadakan upaya
kesehatan mencakup upaya peningatan Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari suatu kinerja
kesehatan (promotif), pencegahan
pelayanan kesehatan. Profesi perawat
penyakit (preventif), penyembuhan
sebagai pemberi pelayanan jasa berada
penyakit (kuratif) dan pemulihan
digaris terdepan dan merupakan
kesehatan (rehadolitatif) yang
dilaksankan secara menyeluruh, terpadu, komponen yang sangat menentukan
dan berkesinmabungan dan dilaksanakan baik buruknya citra rumah sakit. Citra
bersama antara pemerintah dan pelayanan kesehatan akan dinilai oleh
masyarakat yang didukung oleh sumber customer berdasarkan kesan terhadap
daya kesehatan termasuk tenaga mutu pelayanan kesehatan
keperawatan, selama menerima jasa
kesehatan. Tenaga kesehatan bertugas
pelayanan di rumah sakit. Dengan kata
menyelenggarakan atau melakukan
lain mutu asuhan keperawatan
kegiatan pelayanan kesehatan yang
merupakan salah satu faktor penentu
berkualitas sesuai dengan bidang
citra rumah sakit di mata masyarakat.
keahlian dan atau kewenangannya, salah
satu di antaranya adalah tenaga Gronross dalam Kotler (1997)
keperawatan. Rumah Sakit merupakan mengatakan bahwa ada tiga unsur
salah satu komponen system pelayanan pokok yang saling berinteraksi dalam
kesehatan yang mempunyai peranan masalah mutu pelayanan terhadap
penting dalam mening-katkan derajat kinerja yaitu pelanggan (customer),
kesehatan masyarakat. Beberapa tahun petugas pelayanan (customer service)
terakhir ini rumah sakit di Indonesia dan manajeman (management). Salah
mengalami perkembangan, sejalan satu hal yang penting dalam mencapai
dengan kemajuan teknologi, ilmu mutu pelayanan ialah kinerja petugas
pengetahuan dan sistem informasi. pelayanan dalam proses interaksi
Peningkatan ini berdampak pada dengan pelanggan (pasien). Interaksi
persaingan antar rumah sakit, sehingga antara petugas dengan pasien
rumah sakit saling berlomba untuk merupakan hal yang sangat mendalam
meningkatkan kualitas jasa pelayanan yang dirasakan pasien saat menerima
yang diberikan kepada masyarakat. pelayanan. Proses ini sangat
Menghadapi era globalisasi saat ini, dipengaruhi oleh perilaku petugas
tuntutan kinerja pelayanan merupakan dalam melaksanakan pelayanan.
hal yang sangat penting. Rumah sakit Perbaikan mutu di rumah sakit melalui
harus memberikan pelayanan yang kinerja pelayanan kepada pasien pada
paripurna dan bermutu untuk dapat umumnya dimulai oleh perawat
memberikan kepuasan kepada pasien melalui berbagai bentuk kegiatan,
sebagai pelanggannya. Issue strategis seperti gugus kendali mutu, penerapan
standar asuhan keperawatan, Buku Teks, Buku Referensi, Jurnal
pendekatan-pendekatan pemecahan Elektronik, Reasearch, dan hasil
masalah, maupun peningkatan kinerja skripsi. Dengan kata kinerja, perawat,
keperawatan. Perawat sebagai suatu dan implementasi. Dan Literature View
profesi harus dapat mempertahankan yang digunakan dalam metode ini
dan meningkatkan mutu asuhan adalah sebanyak 11 Literature View
keperawatan dengan standar. Standar yang diterbitkan 8 tahun terakhir.
merupakan level kinerja yang
diinginkan dan dapat dicapai dimana
kerja aktual dapat dibandingkan. Ia HASIL
memberikan petunjuk kinerja mana
yang tidak cocok atau tidak dapat Berdasarkan literature view yang saya
diterima. Standar praktek keperawatan baca, ada beberapa faktor yang
adalah pernyataan tentang apa yang mempengaruhi kinerja perawat dalam
dibutuhkan oleh registered nursed melaksanakan asuhan keperawatan.
untuk dijalankan sebagai profesi
A. Motivasi
keperawatan. Secara umum standar ini
Motivasi bertujuan untuk
mencerminkan nilai profesi
memberikan daya perangsang
keperawatan dan memperjelas apa
kepada karyawan yang
yang diharapkan profesi keperawatan
bersangkutan agar perawat tersebut
dari para anggotanya. Dari beberapa
bekerja dengan segala daya dan
uraian di atas berarti bahwa kinerja
upayanya (Manullang, 2004).
perawat sangat memegang peranan
Tujuan yang lebih lengkap dari
penting dalam meningkatkan mutu
motivasi adalah :
pelayanan keperawatan menuju
1. Meningkatkan moral dan
pelayanan prima dan lebih khusus lagi
kepuasan kerja perawat
untuk meningkatkan kinerja
2. Meningkatkan produktivitas
keperawatan di rumah sakit.
kerja perawat
3. Mempertahankan kestabilan
perawat
METODE PENELITIAN 4. Meningkatkan loyalitas,
kreativitas, dan partisipasi
Pengkajian ini menggunakan metode
perawat
kualitatif yang dilakukan dengan cara
5. Mempertinggi rasa tanggung
mengumpulkan sebanyak-banyaknya
jawab perawat terhadap tugas-
data untuk dianalisis, yaitu dengan
menggunakan literature view yang tugasnya dirumah sakit.
berkenaan dengan judul pembahasan
yaitu mengenai factor-faktor yang B. Fasilitas Kerja
mempengaruhi kinerja perawat dalam Fasilitas adalah “suatu bentuk
pelayanan perusahaan terhadap
melaksanakan implementasi
karyawan agar menunjang kinerja
keperawatan guna meningkatkan mutu
pelayanan dirumah sakit. Adapun dalam memenuhi kebutuhan
karyawan, sehingga dapat
Literature View yang digunakan adalah
meningkatkan produktivitas kerja sendiri, pedoman atau panduan
karyawan.” (Husnan, 1992 dikutip yang kurang memadai serta kurang
dalam Hapsari, 2008). percaya diri.
Fasilitas kerja adalah sarana dan
prasarana untuk membantu D. Imbalan Jasa
karyawan menyelesaikan
Imbalan jasa adalah sesuatu yang
pekerjaannya dan membuat
dibayarkan atau pemenuhan dari
karyawan bekerja lebih produktif.
Kendala yang sering ditemukan suatu janji, reward, atau membalas
dalam institusi rumah sakit adalah jasa. Motivasi eksternal terbesar
kendala fasilitas kerja yang kurang dari kinerja seseorang adalah
memadai yang mengakibatkan imbalan jasa (Rahayu, 2008).
kinerja perawat juga menurun. Imbalan jasa yang layak akan
memberikan rangsangan serta
Kesediaan fasilitas sangat
memotivasi karyawan untuk
mempengaruhi kinerja
memberikan kinerja terbaik dan
seseorang, fasilitas merupakan
menghasilkan produktivitas kerja
penunjang kelancaran, seperti
pelengkapan dan peralatan kerja, yang optimal (Suwatno, 2013).
serta jaminan keselamatan kerja. Sebaliknya menurut teori Victor
Vroom dalam Suwatno (2013)
C. Fasilitas yang menyatakan jika seseorang
menginginkan sesuatu dan harapan
Peningkatan profesionalisme
untuk memperoleh sesuatu itu
kinerja seorang perawat dapat
cukup besar, yang bersangkutan
dilihat dari tingkat pendidikan dan
akan sangat terdorong untuk
pelatihan-pelatihan tenaga
keperawatan yang pernah diikuti. memperoleh hal yang
Mendapatkan tenaga keperawatan diinginkannya itu. Sebaliknya jika
yang handal melalui peningkatan harapan itu tipis, motivasinya
kinerja perawat ditentukan oleh untuk berupaya akan menjadi
rendah.
bagaimana tingkat pendidikan
perawat tersebut dan seberapa
sering perawat itu mengikuti
pelatihan keperawatan. Hasil PEMBAHASAN
penelitian yang dilakukan oleh
Kinerja sebagai hasil–hasil fungsi
Awases (2009) tentang Factors
pekerjaan/kegiatan seseorang atau
Affecting Performance of
kelompok dalam suatu organisasi yang
Professional Nurse in Namibia
dipengaruhi oleh berbagai factor untuk
didapatkan tidak semua perawat
mencapai tujuan organisasi dalam
yang mengikuti pelatihan dapat
periode waktu tertentu (Pabundu,
melakukan tindakan keperawatan
2006). Sedangkan Mangkunegara
yang berdasarkan proses
(2009) Kinerja (prestasi kerja) adalah
keperawatan dengan benar. Hal ini
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
dimungkinkan akibat kurang
yang dicapai seorang pegawai dalam
pengalaman dari perawat itu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan (Nurachmah, 2009). Sebagai
tanggung jawab yang diberikan pemimpin, hendaknya seseorang
kepadanya. Menurut Prawirosentono, menempatkan dirinya sebagai
kinerja atau performance adalah usaha orang yang bermanfaat untuk orang
yang dilakukan dari hasil kerja yang lain. Hasil penelitian menunjukkan
dapat dicapai oleh seseorang atau bahwa perilaku kepemimpinan
sekelompok orang dalam suatu pada kategori kurang baik (74,2%)
organisasi sesuai dengan wewenang dengan kinerja perawat yang
dan tanggung jawab masing–masing kurang baik pula. Hal ini tidak
dalam rangka mencapai tujuan memberikan intepretasi tentang
organisasi bersangkutan secara legal, kemampuan pemimpin dalam
tidak melanggar hukum dan sesuai menjalankan tugas dan tanggung
dengan moral maupun etika (Usman, jawabnya. Kemudian diperoleh
2011). juga hasil perilaku kepemimpinan
baik dengan kinerja perawat
1. Motivasi dengan Kinerja Perawat
kategori kurang. Kepemimpinan
Menurut Sbortell & Kaluzny dalam bidang keperawatan
(dikutip dalam Mustikasari, 2010), merupakan salah satu faktor
motivasi adalah perasaan atau penting karena faktor
pikiran yang mendorong seseorang kepemimpinan dapat memberikan
melakukan pekerjaan atau pengaruh yang berarti terhadap
menjalankan kekuasaan terutama kinerja perawat karena pimpinan
dalam berperilaku. Perawat yang yang merencanakan,
motivasi kerja pada kategori rendah menginformasikan, membuat, dan
sebagian besar terdistribusi pada mengevaluasi berbagai keputusan
kinerja kurang (71,9%), dimana yang harus dilaksanakan dalam
angka pencapaian ini tidak dapat organisasi tersebut. Kepemimpinan
memberi interpretasi bahwa dapat memotivasi perawat untuk
motivasi dapat meningkatkan bekerja dengan penuh semangat
kualitas kerja, yang dilaksanakan sehingga hasil yang ingin dicapai
perawat dalam rangka dapat memuaskan perawat maupun
penyelenggaraan asuhan rumah sakit.
keperawatan dengan hasil yang 3. Status Pelatihan dengan Kinerja
maksimal dan memuaskan Perawat
kebutuhan pasien dan keluarganya.
Pelatihan merupakan proses
2. Kepemimpinan dengan Kinerja pendidikan jangka pendek
Perawat
menggunakan prosedur sistematis
Kepemimpinan merupakan seni dan terorganisir yang pernah diikuti
untuk seorang pemimpin dalam oleh responden dengan tujuan
melayani orang lain untuk meningkatkan mutu, keahlian dan
memberikan apa yang dimiliki kemampuannya sehingga terampil
untuk kepentingan orang lain dalam melaksanakan tugas. Hasil
pengamatan dilapangan bahwa namun kinerjanya tetap baik karena
perawat yang pernah mengikuti individu bekerja bukan semata-
pelatihan dengan kinerjanya cukup mata hanya untuk menerima
baik disebabkan karena pelatihan imbalan jasa saja tetapi juga untuk
tentang asuhan keperawatan pernah mencari kepuasan kerja tersendiri.
diikuti sesuai dengan tugasnya.
Perawat yang pernah mengikuti
pelatihan dengan kinerjanya kurang KESIMPULAN
baik disebabkan karena materi
pelatihan yang diberikan tidak Mutu pelayanan keperawatan
sesuai dengan tugasnya sehingga menggambarkan kinerja perawat.
apa yang diperoleh tidak cocok Kinerja seorang perawat dapat di nilai
diterapkan dalam seksinya ( dari mutu asuhan keperawatan yang
Handoko, 2011). Factors Affecting diberikan kepada pasien. Kinerja
Performance of Professional Nurse perawat dapat dipengaruhi oleh
in Namibia didapatkan tidak semua berbagai faktor diantaranya adalah
perawat yang mengikuti pelatihan motivasi, etos kerja, lingkungan kerja,
dapat melakukan tindakan kompetensi, kepuasan kerja.
keperawatan yang berdasarkan
proses keperawatan dengan benar.
Hal ini dimungkinkan akibat SARAN
kurang pengalaman dari perawat
itu sendiri, pedoman atau panduan Untuk seorang perawat agar lebih
yang kurang memadai serta kurang meninmgkatkan kinerja nya dalam
percaya diri menjalankan tugas. Hal ini dapat
meningkatkan kepuasan pasien, dan
4. Imbalan jasa dengan Kinerja mutu rumah sakit tempat dimana
Perawat perawat bekerja.
Imbalan jasa adalah sesuatu yang
dibayarkan atau pemenuhan dari
suatu janji, reward, atau membalas
jasa. Motivasi eksternal terbesar
dari kinerja seseorang adalah
imbalan jasa (Rahayu, 2008).

Menurut penelitian Harapan


(2004), yang bertujuan untuk
mengidentifikasi tentang kepuasan
kerja dan hubungannya dengan
kinerja perawat tetap baik dalam
memberikan asuhan keperawatan
di Rumah Sakit Permata Bunda,
menginformasikan imbalan jasa
yang diterima perawat rendah
Markuis, B. (2010). Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA (4 ed.). JAKARTA: EGC.
Bawono, D. C., & Nugraheni, R. Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi
(2015). Analisis Pengaruh Penelitian Kesehatan . Jakarta:
Pemberian Insentif , Rineka Cipta.
Kepemimpinan , dan Beban
Kerja Terhadap Kinerja Ratanto, Sari, M., & Kuntarti. (2013).
Perawat. Diponegoro Journal Pengembangan Karier Sebagai
of Management, 4(3), 3. Faktor Paling Mempengaruhi
Kinerja Perawat Pelaksana
Butar-Butar, J., & Simamora, R. (Vol. 16).
(2016). Hubungan Mutu
Pelayanan Keperawatan dengan Rebanti, L. J., Untari, J., & Agni, M.
Tingkat Kepuasan Pasien G. (2017). Faktor - Faktor
Rawat Inap di RSUD Pandan yang Berhubungan Dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah. Tingkat Kinerja Perawat di
Jurnal Ners Indonesia, 6(1), Ruang Rawat Inap RSUD
50-63. Panembahan Senopati Bantul
(Vol. 2).
Desrison, & Ratnasari, S. L. (2018).
Faktor yang mempengaruhi Sabarulin, Darmawansyah, &
Kinerja Perawat di Instlasi Abdullah, R. (2013). Faktor
Rawat Inap RSUD Sawah yang Mempengaruhi Kinerja
Lunto (Vol. 5). Perawat dalam
Mendokumentasikan Asuhan
Mahyar, S., Ermawati, & Rusmiyati. Keperawatan di Rumah Sakit
(2013). Konsep Dasar Woodward Palu (Vol. 2).
Keperawatan. JAKARTA:
TIM. Simamora, R. (2005). Hubungan
Persepsi Perawat Pelaksana
Maimun, N., & Yelina, A. (2016). Terhadap Penerapan Fungsi
Kinerja Keperawatan di Rumah Pengorganisasian yang
Sakit Bhayangkara Pekan Baru. Dilakukan Oleh Kepala
Jurnal Kesehatan Komunitas, Ruangan Dengan Kinerjanya
3(2).
Diruang Rawat Inap RSUD
Mandagi, F. M., Umboh, J. M., & Koja Jakarta Utara (Doctoral
Rattu, J. A. (2015). Analisis dissertation, Tesis FIK UI,
Faktor-Faktor yang Tidak dipublikasikan)
berhubungan dengan kinerja
Perawat dalam Menerapkan
Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit Umum Bethesda GMIM
Tomohon (Vol. 3).

Anda mungkin juga menyukai