Anda di halaman 1dari 15

PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian;

2022; Volume 18; No 111.


Website: journals.itspku.ac.id

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


RUANG RAWAT INAP DALAM RANGKA PENINGKATAN
MUTU ASUHAN KEPERAWATAN

Em winarto¹, Rizki Yeni Wulandari²


1
Prodi Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu
2
Prodi Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu
*Email: emwinarto@gmail.com / qeewrizki14@gmail.com

Kata Kunci: Abstrak


Motivasi Kerja, Peningkatan produktivitas dan kinerja perawat sangat penting dalam upaya
Kinerja meningkatkan mutu asuhan keperawatan, dikarenakan masa saat ini telah
Perawat, Mutu terjadi penurunan mutu asuhan keperawatan baik ditingkat lokal, regional
Asuhan maupun global. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi
Keperawatan kerja dengan kinerja perawat ruang rawat inap dalam peningkatan mutu asuhan
keperawatan. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif, menggunakan
desain korelasi melalui pendekatan Cross Sectional di ruang rawat inap
Puskesmas Kabupaten Tanggamus, dengan populasi adalah seluruh perawat
rauang rawat inap dengan jumlah 123 orang. Jumlah sampel 94 orang yang
didapatkan dengan teknik random sampling, dan cara pengambilan sampel
dengan cluster, menggunakan 2 kuesioner motivasi kerja dan kinerja perawat.
Analisis data yang digunakan adalah uji statistik somers’d. Hasil penelitian
menunjukkan Sig = 0,00 < 0,05, artinya ada hubungan signifikan antara
motivasi kerja dengan kinerja perawat, dengan value = 0,610 yang berarti
tingkat hubungan kedua variabel adalah kuat dan arah korelasi positif, setiap
peningkatan motivasi kerja diikuti dengan peningkatan kinerja perawat. Hasil
analisis menunjukkan bahwa diperlukan peningkatan motivasi kerja perawat
dalam peningkatan produktivitas dan kinerja perawat .
Correlation Between Work Motivation With Nurse Performance Of Inpatient Room
In Improving The Quality Of Nursing Care
Keyword: Abstract
Work Improving productivity and nursing performance is very important to improve
Motivation, the quality of nursing care because at this time there has been a decline in the
Nurse quality of nursing care at the local, regional and global levels. The research
Performance, objective was to know the correlation between work motivation with nurse
Quality of performance of inpatient rooms in improving the quality of nursing care. The
Nursing Care research was conducted by using quantitative methods, it is using a correlation
design through a Cross-Sectional in the inpatient room of the public health
center in Tanggamus regency, with a population of 123 nurses. The number of
samples of 94 people was obtained by random sampling technique, and the way
of sampling with clusters, using two questionnaires of work motivation and
nurse performance. Analysis of the data used is Somers’d statistical test. The
results showed Sig = 0.00 <0.05, it is meaning that there was a significant
correlation between work motivation and nurse performance, with a value =
0.610 which means that the level of the relationship between the two variables is
strong and the direction of the correlation is positive, every increase in work
motivation is followed by an increase in nurse performance. The results of the
analysis show that it is necessary to increase the work motivation of nurses in
increasing the productivity and performance of nurses.
1
Pendahuluan mengelola orang tetapi sebuah proses secara
Mutu pelayanan keperawatan merupakan keseluruhan yang memungkinkan orang dapat
suatu pelayanan yang menggambarkan produk menyelesaikan tugasnya dalam memberikan
dari pelayanan keperawatan itu sendiri yang asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan
meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan
spiritual pada individu sakit maupun yang sehat (Nursalam, 2014).
dan dilakukan sesuai standar keperawatan Kinerja yang baik merupakan tujuan
(Asmuji, 2012), Mutu asuhan keperawatan yang ingin dicapai oleh setiap fasilitas pelayanan
sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan kesehatan. Kinerja fasilitas pelayanan kesehatan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu tidak terlepaskan dari kinerja para pegawai
citra institusi pelayanan di mata masyarakat. kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan tanggung jawabnya. Puskesmas di wilayah
diperlukan adanya standar praktik keperawatan Kecamatan memberikan pelayanan seluruh
yang menjadi pedoman bagi perawat dalam masyarakat yang berada di wilayah kerjanya,
melaksanakan asuhan keperawatan yang diharapkan para pemberi pelayanan kesehatan
diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan mempunyai kinerja yang baik sebagai target
dimulai dari pengkajian sampai evaluasi serta yang ingin dicapai untuk mewujudkan visi
pendokumentasian asuhan keperawatan Puskesmas yang menjadikan Kecamatan yang
(Nursalam, 2014). Sehat sebagai Centre of Excellence (Cut Arni
Permasalahan mengenai mutu pelayanan Nazira, 2019).
keperawatan tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam hal upaya peningkatan kinerja
Akan tetapi juga terjadi dibelahan dunia perawat, sumber daya manusia sangatlah
(Wanjau,2012 dalam Sitti Fajriah, 2021). berpengaruh khususnya dalam tingkat
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, kompetensi perawat, motivasinya dalam bekerja
baik di dunia maupun di Indonesia, di Indonesia dan juga beban pekerjaan yang dipikulnya.
mutu pelayanan keperawatan yang baik sekitar Kemampuan perawat dalam melaksanakan
70,1% dengan tingkat kepuasan pasien 64,3% pekerjaan dengan penuh tanggung jawab sesuai
(Ratnawati, 2015). Rendahnya mutu pelayanan dengan standar profesi keperawatan dapat
keperawatan sejalan dengan rendahnya kepuasan memberikan dukungan dalam memberikan
pasien sehingga perlu meningkatkan mutu perawatan kepada pasien. Selain itu motivasi
pelayanan keperawatan guna meningkatkan yang tinggi juga akan memberikan dampak
kepuasan pasien (Dini, 2018). Salah satu yang positif dalam melaksanakan pekerjaan dengan
menjadi faktor rendahnya mutu dan cakupan penuh semangat untuk mengoptimalkan potensi
pelayanan kesehatan antara lain disebabkan oleh perawat dan bersedia untuk melakukan
kinerja petugas yang belum optimal, hal ini kerjasama dengan perawat lain. Kekompakan
terjadi sebagai akibat dari rendahnya motivasi antara perawat satu dengan yang lainnya dapat
kerja dan disiplin tenaga kerja, kedua hal ini menunjang tercapainya tujuan pelayanan rumah
sangat berperan dalam meningkatkan efesiensi sakit (Hidayat, 2017 dalam Nova Maulana,
dan efektifitas dari organisasi dalam 2021).
menjalankan kegiatan dan pekerjaan yang telah Menurut Donsu (2017) dalam Busro
direncanakan dan diprogramkan (Apnamulsan (2018), dalam meningkatkan kinerja
Ibisurtu,2008 dalam R. Amir at al, 2021). karyawan, motivasi memegang peran yang
Dalam menyelenggarakan pelayanan sangat penting, motivasi menjadi pendorong
perawatan di ruang rawat inap selama 24 jam seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna
tenaga keperawatan memberikan pelayanan mendapatkan hasil yang baik, motivasi kerja
kepada pasien, perawat memegang peranan karyawan perlu dibangkitkan agar karyawan
penting yang cukup dominan dalam rangka
dapat melaksanakan kinerja yang terbaik,
memberikan kepuasan kepada pelanggan atau
pasien. Agar pelayanan keperawatan dapat sebaliknya karyawan yang tidak mempunyai
berjalan dengan optimal maka perawat sangat motivasi yang tinggi dalam melakukan
berpengaruh terutama dalam memberikan pekerjaannya akan sulit untuk bekerja
pelayanan prima, perawat menjadi sebagai ujung dengan baik dan cenderung tidak
tombak karena langsung berhubungan dengan bertanggung jawab, sekalipun karyawan
pasien. Sebagai Perawat profesional, tidak hanya tersebut memiliki kemampuan yang baik.
2
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian;
2022; Volume 18; No 111.
Website: journals.itspku.ac.id

Rendahnya kinerja pegawai diduga variabel dependent dan independent satu kali
disebabkan oleh rendahnya motivasi pada satu saat (Nursalam 2014).
pegawai. Motivasi sebagai daya penggerak Pada penelitian ini menggunakan
dari dalam individu untuk melakukan sampel menurut teori slovin yang merupakan
pekerjaan tertentu guna mencapai tujuan bagian dari populasi seluruh perawat yang
yang diinginkan. bekerja di ruang rawat inap Puskesmas di
Motivasi merupakan segala sesuatu yang Kabupaten Tanggamus, yang didapatkan
mendorong seseorang melakukan pekerjaan sampel berjumlah 94 Responden dari 123
terutama dalam berperilaku. Motivasi Populasi yang ada.
mempunyai tiga unsur utama yaitu kebutuhan, Teknik sampling dilakukan dengan
dorongan dan tujuan. Motivasi terdiri atas cara cluster random sampling merupakan
motivasi internal dari dalam dan motivasi teknik sampling yang dilakukan dengan
eksternal berasal dari luar, motivasi terdesak
memberikan peluang atau kesempatan
yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi
terjepit secara serentak. Pemberian motivasi
kepada seluruh anggota populasi untuk
dimaksudkan pemberian dorongan kepada menjadi sampel menurut Sugiyono (2017).
perawat yang bersangkutan agar perawat Kemudian penentuan besarnya
tersebut bekerja dengan segala upayanya dan sampel tiap ruangan menggunakan tehnik
meningkatkan mutu pelayanan (Nursalam, population random sampling yang
2016). tujuannya agar jumlah sampel yang diambil
Melalui wawancara terhadap Kepala besarannya sesuai dengan jumlah populasi
Puskesmas dan Kepala Tata Usaha di sebagaian dalam setiap puskesmas.
Puskesmas di Kabupaten Tanggamus bahwa Agar karakteristik sampel tidak
Kinerja pegawai termasuk perawat akhir–akhir menyimpang dari populasi maka sebelum
ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya mengambil sampel perlu ditentukan kriteria
ditandai dengan sering terlambat, pulang cepat, inklusi maupun enklusi. Menurut Notoatmojo
terkadang ada beberapa pegawai yang (2018) dalam Purwaningsih (2019) kriteria
meninggalkan tugas tanpa izin kepada atasan inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
terlebih dahulu. Selain itu juga peneliti dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
melakukan wawancara terhadap 8 perawat dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi
secara acak di ruang rawat inap Puskesmas yang pada penelitian ini adalah:
tersebar di Kabupaten Tanggamus menyatakan a. Perawat yang bekerja di ruang rawat inap di
belum maksimalnya dalam melakukan asuhan Puskesmas wilayah Kabupaten Tanggamus.
keperawatan di rawat inap Puskesmas sesuai b. Bersedia berpartisipasi dalam mengisi
dengan prosedur yang ditetapkan profesi, yang kuesioner.
disebabkan kurangnya motivasi kerja. Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria yang
Berdasarkan fenomena dan latar merupakan keadaan yang menyebabkan subyek
belakang tersebut peneliti merasa tertarik dan memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikut
terpanggil untuk melakukan penelitian yang sertakan dalam penelitian (Nursalam, 2014),
berkenaan dengan kinerja perawat melalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
motivasi kerja di ruang rawat inap Puskesmas. a. Perawat yang menolak berpartisipasi dalam
dengan mengambil judul “Hubungan Motivasi mengisi kuisioner
Kerja dengan Kinerja Perawat Ruang Rawat b. Perawat yang telah dilakukan survey
Inap Dalam Peningkatan Mutu Asuhan pendahuluan.
Keperawatan Di Puskesmas Kabupaten c. Perawat yang pada saat pengambilan
Tanggamus”. kuesioner masih cuti.
Penelitian ini dilaksanakan di ruang
Metode Penelitian rawat inap Puskesmas di Kabupaten Tanggamus
pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
desain korelasi menggunakan pendekatan Cross
menggunakan kuesioner berupa google form.
Sectional dengan melakukan pengukuran data

3
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian;
2022; Volume 18; No 111.
Website: journals.itspku.ac.id

Kuesioner dalam penelitian ini mengkaji meneganai kinerja perawat yang mencakup
tentang karakteristik responden yang berisi; tentang kualitas kerja, ketepatan waktu,
nama initial, asal puskesmas, umur, jenis inisiatif, kemampuan serta komunikasi
kelamin, status kepegawaian, pendidikan dalam melakukan proses (asuhan)
perawat, lama bekerja, dan status keperawatan dari mulai pengkajian,
kepegawaian, beberapa pernyataan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
mengenai motivasi kerja yang mencakup Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa
dimensi motivasi internal dan ekternal, untuk mengetahui distribusi frekuensi
diantarnya; tanggung jawab dalam tugas, variabel motivasi kerja dan kinerja perawat,
tujuan jelas dan menantang, umpan balik, selanjutnya data dilakukan uji Somers’d
senang dalam bekerja, berusaha untuk mengetahui hubungan /korelasi antara
mengungguli orang lain dan diutamakan variabel independent motivasi kerja dengan
prestasi kerja. kebutuhan, pujian, insentif variabel dependent kinerja.
dan perhatian, serta beberapa pernyataan

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan di
mengetahui hubungan antara motivasi kerja Puskesmas Kabupaten Tanggamus.
dengan kinerja perawat ruang rawat inap dalam

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan dan Status Kepegawaian

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Jenis kelamin
Laki – laki 50 53,2
Perempuan 44 46,8
Pendidikan Perawat
D III Keperawatan 66 70,2
D IV/S1/Ners Keperawatan 28 29,8
Status Kepegawaian
Non ASN 68 72,3
ASN 26 27,7
Umur
1. Remaja ( 17- 25 tahun) 11 11,7
2. Dewasa Awal (26 – 35 tahun) 55 58,5
3. Dewasa Akhir (36 -45 tahun) 20 21,3
1. Lansia (46 -55 tahun) 8 8,5
Lamanya bekerja
1. Kerja Baru ( < 6 tahun) 58 61,7
1. Kerja Sedang (6-10 tahun) 29 30,9
2. Kerja Lama ( > 10 tahun) 7 7,4
Total 94 100

4
Karakteristik perawat berjenis kelamin sedangkan yang berstatus PNS sebanyak 27,7%,
laki–laki mendominasi sebanyak 53,2% rata – rata yang bekerja di ruang rawat inap
dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perawat berumur 30 – 40 tahun berjumlah 51,07
perempuan, untuk tingkat pendidikan %, berumur < 30 tahun 35,1%,40-50 tahun
keperawatan responden rata–rata berpendidikan sebanyak 11,7% dan > 50 tahun 2,13 %, dengan
DIII Keperawatan sebanyak 70,2% sedangkana lamanya bekerja di ruang rawat inap Puskesmas
untuk pendidikan DIV Keperawatan/S1/Ners 5 – 10 tahun berjumlah 51,06 %, < 5 tahun
sebanyak 29,8% dan status kepegawaian sebanyak 44,68% dan > 10 tahun 4,26 %.
mayoritas Non ASN/Non PNS sebanyak 72,3%,
1. Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat

Motivasi Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 68 72.3 72.3 72.3
Sedang 26 27.7 27.7 27,7
Rendah 0 0 0 0
Total 94 100.0 100.0 100.0

Motivasi Kerja perawat dengan kriteria tinggi serta tidak ada perawat bekerja dengan motivasi
sebanyak 72,3 % dengan kriteria sedang 27,7 % rendah.

2. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Yang Bekerja Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Kabupaten Tanggamus

Kinerja Perawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 74 78.7 78.7 78.7
Cukup 20 21.3 21.3 21.3
Kurang 0 0 0 0
Total 94 100.0 100.0 100.0

Jumlah perawat bekerja dengan kinerja baik tabulasi silang hubungan antara motivasi kerja
sebanyak 78,7 %, bekerja dengan kinerja cukup dengan kinerja perawat yang bekerja di ruang
sebanyak 21,3 % serta tidak ada perawat bekerja rawat inap Puskesmas Kabupaten Tanggamus
dengan kinerja kurang. Hasil analisa data disajikan pada tabel berikut:

3. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat


Tabel 4 Tabulasi Silang antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Dalam
Rangka Peningkatan Mutu Asuhan keperawatan Di Puskesmas Kabupaten Tanggamus

Kinerja Perawat
Total
Baik Cukup Kurang
Motivasi Kerja Rendah 0 0 0 0
Sedang 9 17 0 26
Tinggi 65 3 0 68
Total 74 20 0 94

Dalam tabel tabulasi silang (Crosstab) hubungan ruang rawat inap, didapatkan hasil bahwa jumlah
antara motivasi kerja dengan kinerja perawat Responden yang dilakukan penelitian berjumlah
94 perawat, perawat dengan motivasi kerja motivasi kerja sedang dengan hasil kinerja
tinggi dan dengan hasil kinerja perawat baik perawat dengan hasil cukup sebanyak 17
sebanyak 65 (69,14%) orang, motivasi kerja (18,08%) perawat. Untuk uji statistik Somers’d
tinggi dengan kinerja perawat sedang sebanyak 3 hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
(3,19%) orang, motivasi kerja sedang dengan perawat ruang rawat inap dapat dilihat dalam
kinerja baik sebanyak 9 (9,57%) orang dan tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Somer’d antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap
Dalam Rangka Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan Di Puskesmas Kabupaten Tanggamus

Directional Measures
Asymptotic Approximate
  Value Standard Errora Approximate Tb Significance
Somers' d
Symmetric 0.664 0.087 5.293 0.000
Ordinal by ordinal

Motivasi
Kerja 0.728 0.088 5.293 0.000
Dependent
Kinerja
Perawat 0.610 0.097 5.293 0.000
Dependent
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Dari hasil uji Somers’d didapatkan nilai significance sebesar 0,00 < 0,05 dan nilai
Significance = 0,00 < 0,05 yang berarti adanya Value 0,610 yang berararti ada hubungan yang
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja signifikan antara variabel motivasi kerja dengan
dengan kinerja perawat. Dan nilai Value sebesar kinerja perawat yang bekerja di ruang rawat inap
0,610 yang berarti keeratan hubungan variabel dalam rangka peningkatan mutu asuhan
motivasi kerja dengan kinerja perawat tersebut keperawatan di Puskesmas Kabupaten
adalah kuat. Tanggamus, dengan keeratan hubungan kuat dan
Kesimpulan bahwa mayoritas perawat arah yang positif, yang berarti semakin tinggi
bekerja dengan motivasi tinggi dan kinerja baik. motivasi kerja akan dapat menghasilkan kinerja
Jumlah perawat dengan motivasi kerja tinggi yang semakin baik pula dan secara bersama-
disertai kinerja baik berjumlah 65 perawat sama akan dapat meningkatkan mutu asuhan
(69,14%). Untuk uji hipotesis H0 ditolak dengan keperawatan .

PEMBAHASAN

1. Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja menurut Hamzah B uno (2017). Hamzah B Uno
Dari hasil penelitian motivasi kerja (2017) juga berpendapat bahwa dimensi
perawat dengan kriteria tinggi sebanyak 72,3 % motivasi kerja dapat dikelompokkan menjadi 2,
dengan kriteria sedang 27,7 % serta tidak ada yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal,
perawat bekerja dengan motivasi rendah. sebagai berikut:
Motivasi merupakan dorongan yang 1). Motivasi Internal, diantarnya;
timbul oleh adanya rangsangan atau kekuatan a. Tanggungjawab melaksanakan tugas
dari dalam maupun dari luar yang dengan target yang jelas.
mempengaruhi arah, intensitas, dan ketekunan b. Memiliki Tujuan yang jelas dan
perilaku sukarela sehingga seseorang menantang
berkeinginan untuk mengadakan perubahan c. Ada umpan balik atas hasil
tingkah laku atau aktifitas atau pekerjaan pekerjaannya.
tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya d. Memiliki rasa senang dalam bekerja.
e. Selalu berusaha mengungguli orang lain. ruangan maupun kepala Puskesmas, melatih
f. Diutamakan prestasi dari apa yang untuk dapat menyenangi pekerjaan yang
dikerjakan. dilakukan oleh perawat dengan melakukan
2) Motivasi Eksternal, diantarnya; breefing dan dukungan kepada perawat dalam
a. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup peningkatan mutu asuhan keperawatan, berusaha
dan kerjannya. untuk menjadi contoh dari tenaga lainnya,
b. Senang memperoleh pujian dari apa motivasi untuk meningkatkan prestasi seperti
yang dikerjakan. memberikan reward dan punishment, sehingga
c. Bekerja dengan ingin memperoleh perawat akan berusaha meningkatkan
insentif. prestasinya, memberikan insentif yang sesuai
d. Bekerja dengan harapan ingin sehingga kebutuhan perwat dalam sehari -hari
memperoleh perhatian dari teman dan dapat terpenuhi serta dengan memberikan
atasan. pujian bagi perawat yang berkinerja baik atau
Penelitian ini sejalan dengan penelitian hasil kerja perawat lainnya sehingga akan
yang dilakukan oleh Heti Rusfianti Putri tentang meningkatkan penghargaan perawat akan hasil
hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat kerjanya oleh pimpinan baik dilevel middle
di RS Islam Siti Aisyah Madiun tahun 2018 manager maupun di level top manager.
didapatkan hasil rata-rata perawat bekerja
dengan motivasi cukup sebanyak 74,7 %. 2. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat
motivasi kerja perawat ruang rawat inap RSI Siti Dari hasil penelitian distribusi frekuansi
Aisyah Madiun cukup disebabkan karena kinerja perawat dengan kinerja baik sebanyak
kurangnya tanggung jawab pekerjaan yang harus 78,7 %, sedangkan dengan kinerja sedang 21,3
dilakukan, bekerja dengan tujuan merawat % serta tidak ada perawat dengan Kinerja
pasien dengan baik, senang dalam melakukan Perawat nilai kurang.Berdasarkan indikator
pekerjaan yang telah di serahkan sebagai kinerja perawat di ruang rawat inap Puskesmas
tanggung jawab perawat, kurangnya motivasi Kabupaten Tanggamus sebagaian besar dengan
diri untuk meningkatkan kemampuan dalam kriteria kinerja baik, sebagai berikut : Indikator
melakukan pekerjaan, dan kurang terpenuhinya berdasarkan kualitas, dengan kriteria kinerja
kebutuhan selama bekerja disini. Karena dengan baik sebanyak 87,2 %, ketepatan dalam bekerja,
adanya motivasi kerja yang baik maka hasil yang dengan kriteria kinerja baik sebanyak 80,9 %,
akan didapat akan menjadi baik. Seseorang yang inisiatif, dengan kriteria kinerja baik sebanyak
memilki motivasi tinggi dalam bekerja akan 72,3%, kemampuan, dengan kriteria kinerja baik
mengupayakan melakukan semua pekerjaan 61,7%, dan komunikasi, dengan kriteria kinerja
dengan semangat dan berhati – hati agar baik sebanyak 80,9%.
mencapai tujuah yang ia rencanakan. Perawat Menurut Hidayat dalam Nova maulana
yang memiliki motivasi tinggi akan cenderung (2021 mengatakan bahwa dalam hal upaya
berkinerja maksimal dari pada pegawai yang peningkatan kinerja perawat, sumber daya
mempunyai motivasi kerja rendah. manusia sangatlah berpengaruh khususnya
Berdasarkan kesimpulan peneliti, bahwa dalam tingkat kompetensi perawat, motivasinya
motivasi kerja perawat ruang rawat inap di dalam bekerja dan juga beban pekerjaan yang
Puskesmas Kabupaten Tanggamus dengan dipikulnya. Kemampuan perawat dalam
kategori tinggi, oleh karena adanya kekuatan melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung
atau dorongan dalam diri perawat untuk bekerja, jawab sesuai dengan standar profesi keperawatan
dan adanya daya dukungan dari luar termasuk dapat memberikan dukungan dalam memberikan
dari teman sejawat maupun dari pimpinan untuk perawatan kepada pasien. Selain itu motivasi
lebih bersemangat dalam bekerja. yang tinggi juga akan memberikan dampak
Dalam meningkatkan motivasi kerja positif dalam melaksanakan pekerjaan dengan
dapat dilakukan seperti halnya untuk lebih penuh semangat untuk mengoptimalkan potensi
bertanggungjawab dengan memberikan tugas perawat dan bersedia untuk melakukan
dan tanggungjawab secara tertulis kepada setiap kerjasama dengan perawat lain. Kekompakan
perawat yang bekerja di ruang rawat inap, baik antara perawat satu dengan yang lainnya dapat
tanggungjawab dalam pelayanan terhadap pasien menunjang tercapainya tujuan pelayanan di
maupun pekerjaan lainnya, melatih memberikan Puskesmas atau di Rumah sakit.
feedback atau umpan balik terhadap pimpinan
dengan melakukan rapat rutin ditingkat kepala
Menurut TR Mitchell dalam Agustina signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 artinya adalah
Susanti (2018) bahwa kinerja meliputi beberapa ada hubungan yang signifikan antara motivasi
aspek antara lain: kerja dengan kinerja perawat, dan kekuatan
a. Kualitas kerja (Quality of work) hubungan di tunjukkan dengan hasil korelasi
b. Ketepatan waktu ( Promptness) koefisien 0,610 dengan arah positif yang artinya
c. Inisiatif (Initiative) mempunyai hubungan kuat (0,600 – 7,99)
d. Kemampuan /Kapabilitas (Capability) antara motivasi kerja dengan kinerja perawat,
e. Komunikasi (Comunication) semakin tinggi motivasi kerja akan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian menghasilkan kinerja perawat yang semakin
yang dilakukan oleh Agustina Susanti tentang baik pula.
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja Kinerja seorang perawat yang bekerja di
Perawat di ruang rawat inap RSUD Deli Serdang rumah sakit, dipengaruhi oleh motivasi kerjanya.
tahun 2018, didapatkan rata–rata perawat dengan Menurut (Nursalam, dalam Ni Putu Raka Wirati
kinerja tidak baik 66 %. Penelitian menunjukkan 2019) motivasi dan kemampuan melaksanakan
kinerja yang dimiliki perawat berada dalam tugas merupakan unsur utama didalam kinerja
kategori kurang baik, dikarenakan karena seorang perawat, penampilan kerja adalah akibat
kurangnya motivasi, perhatian dan kepedulian interaksi antara kemampuan melaksanakan tugas
dari pimpinan seperti tidak adanya arahan, merupakan unsur tugas dan motivasi.
dukungan dan pelatihan yang diberikan kepada Kemampuan melaksanakan tugas merupakan
perawat dalam mendukung pekerjaan yang unsur utama didalam menilai kinerja seseorang
dilakukannya, tidak adanya motivasi yang tinggi tetapi tanpa didukung oleh adanya suatu
dari dalam diri perawat. kemauan dan motivasi, maka tugas tidak akan
Berdasarkan kesimpulan peneliti bahwa dapat diselesaikan
kinerja perawat ruang rawat inap Puskesmas di Motivasi kerja yang tinggi baik Internal
Kabupaten Tanggamus rata-rata dengan kriteria maupun eksternal terbukti memiliki dampak
baik. Perawat dengan kinerja baik disebabkan yang besar terhadap peningkatan kerja seseorang
oleh karena perawat bekerja dengan motivasi dan pada gilirannya mendorong pertumbuhan
tinggi dalam melaksanakan tugas. kinerja organisasi. Artinya bahwa, makin besar
Namun ada beberapa perawat dengan motivasi kerja seseorang maka akan semakin
kriteria sedang/cukup. Ada beberapa kinerja positif kinerja seseorang dalam organisasi
yang perlu ditingkatkan dalam hal kualitas (Yusuf, 2014, dalam Ni Putu Raka Wiranti
pelayanan, inisiatif perawat dalam melaksanakan 2019).
tindakan. keperawatan, peningkatan kemampuan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Heti Rusfianti Putri di RSI
melalui peningkatan pengetahuan dan pelatihan Siti Aisyah Madiun 2018, didapatkan hasil ada
serta melatih perawat dalam komunikasi hubungan yang signifikan antara Motivasi kerja
terapeutik terhadap pasien maupun keluarga dengan Kinerja perawat dengan nilai sig = 0,042
sehingga pasien maupun keluarga merasa < 0,05. Setiap rumah sakit mengharapkan suatu
diperhatikan dan dilayani oleh petugas keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan
kesehatan. Disamping itu juga perawat perlu tersebut membutuhkan adanya perawat yang
menadapt pelatihan dalam menentukan prioritas berkualitas. Untuk menciptakan perawat yang
masalah dalam penyelesaikan masalah yang ada berkualitas, dibutuhkan suatu dorongan yang
sehingga perawat dapat melakukan tindakan kuat dari pihak RSI Siti Aisyah Madiun.
dengan tepat/sesuai kebutuhan pasien saat ini. Dorongan tersebut dapat berupa pemberian
motivasi, yang bertujun untuk meningkatkan
3. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja kinerja perawat.
Perawat Ruang Rawat Inap Dalam Dari hasil penelitian diatas dan dikaitkan
Rangka Peningkatan Mutu Asuhan dengan beberapa teori dan jurnal yang terkait
Keperawatan Di Puskesmas Kabupaten dalam mengoptimalkan motivasi kerja melalui
Tanggamus beberapa dimensi indikator dalam meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan kinerja perawat yang menghasilkan asuhan
antara motivasi kerja dengan kinerja perawat keperawatan yang bermutu, peneliti berpendapat
ruang rawat inap dalam rangka peningkatan bahwa beberapa dimensi motivasi dapat
mutu asuhan keperawatan di Puskesmas ditingkatkan melalui sebagai berikut:
Kabupaten Tanggamus didapatkan hasil
a. Tanggung jawab merupakan kesanggupan tersebut belum menghasilkan kinerja yang
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diharapkan.
dibebankan dengan sebaik-baiknya dan tepat f. Seseorang yang sudah memiliki dorongan
pada waktunya serta berani menanggung yang kuat untuk melakukan sesuatu, akan
resiko atas keputusan yang diambilnya. berusaha mendapatkan prestasi dari apa yang
Dalam melakukan penanganan terhadap dikerjakannya. Tinggi rendahnya suatu
pasien, tidak merugikan pasien, memberikan prestasi kerja seorang perawat tidak diperoleh
pelayanan yang optimal kepada pasien, begitu saja, tetapi harus melalui proses yang
mengkoordinasikan dalam sumber daya panjang. Prestasi kerja merupakan sebuah
organisasi, mengerjakan pekerjaannya sebaik hasil kerja seseorang selama batas periode
mungkin, dengan standar di atas rata-rata, tertentu, ketika suatu prestasi kerja tidak
dan dengan hasil yang sangat baik. dapat memenuhi syarat yang sudah di
b. Mensosialisasikan dan mengarahkan tujuan tetapkan, maka manager harus mengambil
dalam visi dan misi ruang rawat inap agar tindakan dalam menindaki hal tersebut,
perawat dapat memberikan arah dan tujuan demikian juga apabila prestasi kerja pegawai
yang jelas yang digariskan oleh institusi tersebut bagus maka perilakunya perlu
dalam peningkatan mutu asuhan dipertahankan dalam meningkatkan prestasi
keperawatan, seperti dalam breefing, rapat dapat dilakukan melalui pengembangan dari
ruangan, supervisi, monitoring dan evaluasi diri perawat seperti memberikan pelatihan
dan kegiatan lainnya. Dalam mencapai tujuan kepada seluruh perawat dan diharapkan
yang jelas perawat akan tertantang untuk atasan memberikan dukungan kepada
mendapat tugas yang lebih sulit, tertantang perawat agar mau berusaha lebih keras untuk
untuk mencapai tujuan tersebut. maju.
c. Perawat akan bekerja dengan baik apabila g. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan
ada feedback (timbal balik) yang bagus dari kerjanya seseorang memiliki kebutuhan
pekerjaannya, berupa kompensasi, hidup akan berusaha mencukupinya sehingga
penghargaan atau pujian atas prestasi akan muncul dorongan untuk bekerja lebih
kerjannya sehingga akan lebih terdorong keras guna mencukupi kebutuhannya. Bila
untuk bekerja lebih baik lagi, memberikan kebutuhan hidupnya dapat sudah terpenuhi
reward bagi perawat yang telah melakukan maka perawat tersebut tidak lagi berpaling
kerja sesuai dengan harapan dan punishment mencari pekerjaan yang baru dan akan fokus
bagi perawat yang belum melaksanakan dengan pekerjaan yang sekarang dilakukan,
sesuai dengan yang diharapkan. begitu pula sebaliknya bila belum dapat
d. Ketika seseorang sudah merasa senang dalam memenuhi kebutuhannya maka perawat
pekerjaannya maka akan terdorong untuk bisa tersebut tidak terfokus dengan pekerjaannya
menyelesaikan tugas dengan baik, dengan sekarang, sehingga kinerja yang dihasilkan
bekerja baik sesuai Standar Operasional tidak sesuai dengan harapan.
Prosedur maka akan menghasilkan kinerja h. Seseorang yang memperoleh pujian akan
yang baik pula dan pengguna pelayanan akan lebih bersemangat dalam melaksanakan
merasa puas terhadap mutu asuhan yang tugasnya, karena pujian tersebut adalah
diberikan. wujud penghargaan yang di peroleh dari
e. Berusaha mengungguli orang lain dalam orang lain yang akan mendorongnya bekerja
pekerjaan merupakan suatu dorongan untuk lebih baik lagi.
bisa melebihi orang lain dalam i. Pemberian insentif dapat menjadi dorongan
tugas/pekerjaannya (hal positif) sehingga orang bekerja dengan baik, karena tujuan
akan bekerja semaksimal mungkin agar utama orang bekerja adalah memperoleh
menjadi yang terbaik diantara teman sejawat / imbalan, atas jasa yang telah dilakukan.
orang lain, tidak semua perawat yang Apabila insentif sudah terpenuhi maka orang
berusaha mengungguli orang lain akan akan berusaha bekerja dengan lebih keras.
mendapatkan hasil kinerja yang baik, bisa Insentif berfungsi sebagai jaminan
jadi yang melakukan hal tersebut tidak kelangsungan kehidupan yang layak bagi
didasari oleh dorongan yang murni dari kemanusiaan dan produksi dinyatakan atau
perawat tersebut, bisa karena persaingan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
gengsi, sehingga walau dengan dimensi menurut suatu persetujuan. Insentif perawat
dapat dikatakan sebagai dorongan, bertujuan
untuk memberikan semangat yang dapat keperawatan. Memberikan motivasi yang tinggi
meningkatkan suatu kinerja perawat. Dalam kepada perawat, baik motivasi Internal maupun
meningkatkan kinerja perawat hendaknya eksternal, dengan adanya dorongan atau
lebih memperhatikan besarnya pemberian motivasi tersebut dalam bekerja baik dalam segi
komisi yaitu imbalan yang diberikan tanggung jawab, mempunyai tujuan yang jelas
berdasarkan pada persentase hasil kerja dan dan menantang, mendapatkan umpan balik
kualitas kerja, agar hasil kerja perawat dalam (feedback) dari pekerjaanya, menyenangi
bekerja dapat dihargai dan mampu pekerjaan, berusaha mengungguli/bersaing
meningkatkan loyalitas perawat terhadap dengan oran lain dalam bekerja, berprestasi,
fasilitas pelayanan kesehatan. berusaha memenuhi kebutuhan, pujian, insentif
j. Perhatian pimpinan terhadap kinerja dan mendapat perhatian dalam meningkatkan
merupakan suatu hal yang perlu bagi sebuah kinerja perawat akan meningkatkan mutu asuhan
organisasi ataupun perusahaan. Perawat keperawatan yang menghasilkan kepuasan bagi
butuh perhatian dari pimpinan mengenai pengguna pelayanan (pasien dan keluarga).
karier dalam pekerjaanya, meningkatkan
karier dapat dilakukan seperti pemberian
promosi jabatan, reward, ataupun perhatian KESIMPULAN
yang lainnya seperti asuransi kesehatan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
maupun apresiasi bagi perawat yang maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
menunjukkan kinerja yang baik, dengan 1. Distribusi frekuensi motivasi kerja Perawat
begitu perawat akan merasa nyaman dan yang bekerja di ruang rawat inap Puskesmas
bersemangat dalam bekerja. Hubungan kerja di wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki
perawat antara atasan dan juga kepada rekan motivasi kerja yang tinggi sebanyak 68
kerja seperti bekerja dalam satu tim, sesama perawat (72,3% ), motivasi sedang sebanyak
rekan kerja selalu mengingatkan untuk 26 perawat (27,7%) dan dengan motivasi
melaksanakan asuhan keperawatan secara rendah tidak ada.
baik dan menciptakan hubungan antara rekan 2. Distribusi frekuensi Kinerja Perawat yang
kerja untuk saling melengkapi apabila terjadi bekerja di ruang rawat inap Puskesmas di
kekurangan dalam menyelesaikan pekerjaan. wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki
Berdasarkan kesimpulan dari peneliti kinerja yang baik sebanyak 74 perawat
bahwa Perawat yang bekerja melaksanakan (78,7% ), kinerja cukup sebanyak 20 perawat
asuhan keperawatan di ruang rawat inap (21,3 %) dan dengan kinerja kurang tidak
puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan ada.
Kabupaten Tanggamus secara uji statistik 3. Terdapat hubungan yang signifikan motivasi
mayoritas mempunyai motivasi yang tinggi dan kerja dengan kinerja perawat ruang rawat
menghasilkan hasil kinerja perawat yang tinggi inap dalam peningkatan mutu asuhan
pula, setiap perawat yang mempunyai motivasi keperawatan di Puskesmas wilayah
tinggi dalam bekerja akan dapat menghasilkan Kabupaten Tanggamus dengan nilai Sig 0,00
kinerja perawat yang baik pula, dan secara < 0,05 dan koefisiensi korelasi dengan nilai
bersamaan akan dapat meningkatkan mutu Value 0,610 (memiliki hubungan yang kuat)
asuhan keperawatan. Untuk perawat yang dengan arah positif, semakin tinggi motivasi
belum mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja kerja akan dapat menghasilkan kinerja yang
perlu adanya dorongan baik internal maupun semakin baik pula dan secara bersama-sama
eksternal sehingga akan mempunyai motivasi akan dapat meningkatkan mutu asuhan
tinggi dan menghasilkan kinerja yang baik pula. keperawatan .
Setiap asuhan keperawatan seperti
Puskesmas mengharapkan suatu keberhasilan,
untuk mencapai keberhasilan tersebut SARAN
membutuhkan adanya perawat yang berkualitas Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan bermutu. Untuk menciptakan perawat yang disajikan maka ada beberapa saran yang
berkualitas dan bermutu dibutuhkan suatu disampaikan kepada beberapa pihak yang terkait
dorongan yang kuat dari pihak pimpinan. yaitu:
Dorongan tersebut dapat berupa pemberian
motivasi, yang bertujun untuk meningkatkan 1. Bagi Dinas Kesehatan
kinerja perawat dalam meningkatan mutu asuhan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi / meningkatkan kekompakan tim kerja
masukan dalam pengelolaan manajemen untuk menampung permasalahan baik
keperawatan khususnya analisis tingkat terhadap pasien, keluarga maupun
motivasi dan kinerja perawat yang bekerja di pelaksana keperawatan sendiri, sehingga
ruang rawat inap Puskesmas di Kabupaten masukan atau feedback yang disrankan
Tanggamus dan dapat dijadikan analisis oleh perawat pelaksana dapat ditampung
dalam menentukan kebijakan yang berkaitan sebagai masukan yang bernilai positif atas
dengan penelitian tersebut. Dalam perhatian dari pimpinan.
meningkatkan kembali motivasi kerja dan
kinerja perawat melalui pembentukan tim 3. Bagi Praktisi Kesehatan
kerja ruangan dalam rangka meningkatkan Bagi Perawat dan manajer di lingkungan
kolaborasi dan kekompakan, peningkatan kesehatan dapat berperan dalam
supervisi secara berjenjang, rutin dan berkala meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan
dalam menilai kinerja perawat, adanya mutu pelayanan kesehatan di ruang rawat
perlakuan pemberian reward dan punishman inap Puskesmas sesuai dengan
dalam meningkatkan motivasi dalam bekerja. profesionalisme tenaga kesehatan.

2. Bagi Institusi Puskesmas 4. Bagi Akademik


a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan Untuk bidang Kepustakaan Universitas
sebagai masukan tentang motivasi dan Aisyah agar hasil penelitian ini dapat
kinerja perawat diruang rawat inap dijadikan referensi ilmu pendidikan dan
masing-masing Puskesmas, peran tambahan kepustakaan Universitas Aisyah
pimpinan sangat menentukan peningkatan khususnya tentang hubungan motivasi kerja
motivasi kerja dalam peningkatan hasil dengan kinerja perawat rawat inap dalam
kinerja perawat, Pimpinan di tingkat top peningkatan mutu asuhan keperawatan di
manager (kepala Puskesmas) maupun Puskesmas.
Middle manager (Kepala ruangan) untuk
dapat melakukan dorongan atau motivasi 5. Bagi Masyarakat
bekerja melalui peran pimpinan seperti Dengan adanya penelitian ini dapat
dalam kegiatan pertemuan dalam rapat menambah pengetahuan bagi masyarakat
koordinasi, rapat kerja atau breefing, yang berada dilingkungan Puskesmas di
meningkatkan supervisi secara berjenjang, wilayah Kabupaten Tanggamus. Diharapkan
monitoring dan evaluasi disetiap lini masyarakat dapat memenfaatkan fasilitas
perawatan rawat inap secara rutin dan pelayanan kesehatan terdekat milik
berkala sehingga akan dapat cepat pemerintah yang mutunya setiap saat dinilai
diketahui performance masing-masing dan dipertahankan.
perawat pelaksana, disamping
menyediakan kotak saran, melakukan 6. Bagi Peneliti
survei kepuasan dan dapat juga Untuk terus menambah pengetahuan dan
melakukan pengamatan langsung terhadap menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam
perawat pelaksana, ruangan serta pasien rangka mengembangkan diri sesuai dengan
dan keluarga. bidang ilmu Manajemen Keperawatan dalam
b. Dalam meningkatkan kinerja perawat agar pengelolaan dan pengembangan Sumberdaya
mampu melakukan asuhan keperawatan manusia.
yang bermutu, perawat harus dapat
meningkatkan performance melalui 7. Bagi Peneliti selanjutnya
peningkatan pengetahuan dan pelatihan, a. Peneliti selanjutnya untuk terus
melatih dalam komunikasi terapeutik melakukan penelitian di Puskesmas
terhadap perawat dan keluarga, melatih sebagai penelitian lanjutan dengan
menentukan prioritas masalah pasien dan menggunakan metode penelitian yang
membuat perencanaan dalam penyelesaian berbeda sehingga dapat melengkapi hasil
masalah tersebut dan melakukan tindakan penelitian yang telah ada.
yang tepat sesuai kebutuhan pasien b. Melakukan perbaikan dan penambahan
c. Dalam bekerja kepala ruangan dapat pertanyaan pada kuesioner yang telah
melakukan koordinasi dalam digunakan sehingga responden lebih
memahami dan menjawab dengan tepat Busro, Muhammad. (2018). Teori-Teori
sesuai harapan peneliti. Manajemen Sumber Daya Manusia.
c. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner Jakarta: Prenadameidia Group.
responden diberikan informasi terlebih
dahulu dan bila menggunakan kuesioner Cindi Ismi Januari, Hamidah Nayati Utami dan
dalam bentuk google form pastikan yang Ika Ruhana. (2015). Pengaruh
mengisi kuesioner adalah sampel terpilih Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan
dan mengerti serta memahami arti dari Kerja dan Prestasi Kerja. Jurnal
setiap pernyataan. Administrasi Bisnis, 1-8.
d. Jawaban dalam kuesioner belum tentu
sesuai dengan keadaan sebenarnya karena Delfi Gunawaty, (2018). Pengaruh Motivasi
perlu pendampingan langsung oleh Terhadap Mutu Pelayanan
peneliti disetiap pengisian kuesioner, Keperawatan Rumah Sakit Umum
tanpa mengabaikan etika peneliti dalam Imelda Pekerja Indonesia
pengisian kuesioner oleh responden. Medan,Universitas Sumatera Utara.

Donsu. (2017). Psikologi Keperawatan. Pustaka


DAFTAR PUSTAKA Baru Perss

Anna Kurniati , Ferry Efendi, (2012), Kajian Erita, S.Kep., Ners., M.Kep, (2019).
Sumberdaya Manusia Kesehatan Manajemen Keperawatan,
Indonesia, Salemba Medika.Jakarta BMP.UKI :ES-040-MKep-PK-VI-201,
Jakarta
Abdul Muhfith Dan Nursalam. (2016).
Pendidikan Keperawatan (1st Ed.; M. Evita Muslima Isnanda Putri, (2020). Sistem
Bendetu, Ed.). Yogyakarta. Penilaian Kinerja Perawat
Pelaksana Berbasis Caring,CV. Pena
Aditya Septiadinata, Enok Sureskiarti dan Persada, Purwokerto Selatan, Kab.
Milkhatun (2020). Analisis Kinerja Banyumas Jawa Tengah
Perawatterhadap bukti fisik Mutu
Asuhan Keperawatan di RSIA Qurrata Finarti, D. R, (2016). Hubungan Gaya
A’yun, Samarinda, Borneo Student Kepemimpinan, Motivasi, Stres Kerja
Research, eISSN: 2721-5725, Vol 2, dengan Kinerja Perawat. Jurnal 1
No 1, 2020.
Gustin, Yuhendri dan Novia Delita (2017).
Abdullah, Asiah Hamzah & Hadi Mulyono Faktor-faktor yang Berhubungan
(2013). Faktor yang berhubungan dengan Motivasi Kerja Pegawai
dengan kinerja perawat di Rumah Puskesmas Kuamang Kecamatan
Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Panti. Vol 8 No.1 Jurnal Stikes Prima
Jurnal AKK, Vol 2 No (I), januari Nusantara Bukit Tinggi.
2013 18-26
Hasibuan, malayu, (2016). Manajemen Sumber
Amalia fardana (2018). Hubungan Quality of Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta:
Nursing Work Life Dengan Kinerja PT Bumi Aksara
Perawat di RSUD Syarifah Ambami
Rato Ebu Kabupaten Bangkalan. Hamzah, B. Uno,(2017). Teori Motivasi dan
Skripsi thesis, Universitas Airlangga. Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara.

Agustina Susanti (2018). Pengaruh Motivasi Heti Rusfianti Putri, (2018). Hubungan Antara
Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Motivasi Kerja Dengan Kinerja
Ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Daerah Deli Serdang tahun 2018, Sakit Islam Siti Aisyah
Institut Kesehatan Helvita, Medan. Madiun 2018. STIKES BHM Madiun.
(Unpublished)
Kadarisman, (2012). Manajemen Kompensasi, Community of Publishing In Nursing
jakarta, PT Raja Grafindo Persada. (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-
ISSN 2715-1980.Vol8 No.2 Agustus
Kemenkes. (2019, Oktober 28). Peraturan 2020
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019. Diambil kembali dari Ogy Mardi Syahputra, Risa Kartika Lubis
peraturan.bpk.go.id: (2019). Pengaruh Pemberian Insentif
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Detai Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan
ls/138635/permenkes-no-43-tahun- Pada Server Pulsa Easytronik SRB
2019 Ponsel Tanjung Morawa, Journal
Management Science (JMAS),
Muhlisin, (2011). Penerapan Proses https://iocscience.org/ejournal/
Keperawatan, Jakarta. index.php/JMAS, e-ISSN: 2684-9747,
Volume 1 No 3. September 2019, pp
Muninjaya, A. (2011). Manajemen Mutu 26-31
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Egc
Rizki, M.Hadi Dan Rohadi Haryanto, (2018).
M. Sopiyudin Dahlan, (2013.) Statistik Untuk Analisis Beban Kerja Dan Budaya
Kedokteran dan Kesehatan, Seri Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Evidence Based Medicine 1, Edisi 3, Melaksanakan Assesment Pasien
jakarta, Salemba Medika. https:E\ Dalam Peningkatan Mutu Asuhan
SEKOLAH S1 KEPERAWATAN\ Keperawatan Di RSUD Pasar Minggu,
BIOSTATISTIK\statistik-untuk- Jakarta Selatan, Medisina Jurnal
kedokteran-dan-kesehatan- Keperawatan Dan Kesehatan Akper
msopiyudin-dahlan_compress.pdf Ypib Majalengka Vol.V No.9 Pebruari
2019
Mangkunegara. (2011). Manajemen Sumber
Daya Perusahaan. PT.Remaja R.Amir, et al (2020) Hubungan Motivasi dan
Rosdakarya. Bandung. disiplin kerja dengan kinerja Tenaga
Perawat di Puskesmas Lakessi,
Nursalam. (2014). Aplikasi dalam Praktik Vol.4,No.2 Mei 2021 Jurnal Ilmiah
Keperawatan Profesional Edisi ke 4. Manusia Dan Kesehatan
Jakarta Selatan 12610: Salemba Medika.
Suarli, S dan Yanyan Bahtiar, (2012).
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Manejemen Keperawatan Dengan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Pendekatan Praktis.
Profesional Edisi 5. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika Sukardjo, (2012). Hubungan mutu pelayanan
keperawatan dengan kepuasan
Nova Maulana, (2021). Beban Kerja pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam
Berhubungan Dengan Kinerja Sultan Agung Semarang
Perawat. Program Studi Sarjana
Keperawatan, STIKes Surya Global Sugihartono, (2018). Jurnal Hubungan Persepsi
Yogyakarta, Volume 13 Nomor 2 , Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
Juni 2021, e-ISSN 2549-8118; p-ISSN Dengan Minat Pemanfaatan ulang
2085-1049 Rawat jalan Umum Dipuskesmas
http://journal.stikeskendal.ac.id/ Ciputar. Jurmakemas e-ISSN 2808-5264
index.php/keperawatan Vol.1 No.1

Ni Putu Emy Darma Yanti, Ida Ayu Md Vera Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya
Susiladewi, Hary Pradiksa, (2020). Manusia. Kencana, Jakarta
Gambaran Motivasi Bekerja Perawat
Dalam Masa Pandemi Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya
Coronavirus Disease (Covid-19) Di Manusia, Reformasi Birokrasi
Bali.Universitas Udayana Bali,
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Bandung : Rafika Aditama
Suharsimi Arikunto, S. (2013). Prosedur 2016/10/19/tugas-dan-tanggungjawab-
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. seorang-perawat/ [diakses : 19 oktober
Jakarta: Rineka Cipta 2016]

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Veithzal Rivai, (2013). Manajemen Sumber
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktek, Rajagrafindo
Sabri, Luknis dan Hastono, Sutanto Priyo, persada, Bandung
(2019). Statistik Kesehatan. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Perkasa. Veithzal Rivai, (2014). Manajemen Sumber
Daya Manusia Dari Teori Praktik,
Undang–Undang (Nomor 36 Tahun 2009), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Tentang Kesehatan, 13 Oktober
2009.Jakarta Wuryanti Dan Maya (2020). Hubungan Beban
Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Undang–Undang Republik Indonesia (Nomor 38 Melakukan Asuhan Keperawatan Di
Tahun 2014), tentang Keperawatan Ruang Rawat Inap

Ulya. (2018). Tugas dan Tanggung Jawab


Seorang Perawat.
http://
ulyaemyu.mahasiswa.unimus.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai