Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi dalam Pembelajaran di

Kelas

A.    PENDAHULUAN
Dewasa ini, para guru hampir saja kewalahan menghadapi perubahan berbagai
sistem dalam dunia pendidikan. Perubahan ini memang tidak dapat dihindari
mengingat adanya hasil penelitian terbaru. Biasanya penelitian itu berhubungan
dengan psikologi peserta didik, atau lebih umum psikologi pendidikan. 
Harus dipahami bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang
mengkaji tentang aspek fisiologi dan psikologis peserta didik maupun pendidik demi
menunjang keefektifan proses belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan
lain. Psikologi pendidikan menguraikan dan meneliti masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Aspek mental dan fisik yang dikaji
dalah terutama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap proses belajar daan
mengajar.
Maka saat ini, dikenal adanya istilah-istilah baru. Istilah tersebut diubah sesuai
perubahan paradigma pendidikan. Paradigma pendidikan berkembang seiring
berkembangnya pola pikir manusia terhadap peserta didik sebagai subjek
pendidikan, maupun terhadap guru selaku pendidik. Istilah-istilah (baru, perubahan)
tersebut misalnya, sebutan pengajaran diubah menjadi pembelajaran. Perubahan ini
mengacu pada perubahan paradigma bahwa siswa datang ke sekolah bukan untuk
mendengar dan mengikuti apa yang telah dietahui guru. Akan tetapi, siswa hadir
sebagai makhluk berakal-budi, yang mampu berpikir dan mampu mengembangkan
pikrannya. Dengan demikian, sekolah seharusnya memberi kesempatan kepada
pseserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Siswa hadir untuk aktif
berpikir dan berbuat. 
Bagaimana cara guru agar siswa aktif berpikir dan berbuat? Pada prinsipnya,
pembelajaran di kelas adalah suatu kegiatan yang secara sengaja dirancang agar
siswa leluasa belajar dan mudah memahami materi pelajaran. Apa saja aspek yang
harus diperhatikan dalam suatu kegiatan pembelajaran di kelas? 
Ada tiga aspek penting dalam suatu pembelajaran di kelas yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Ini merupakan urutan ‘alamiah’. Artinya, pertama-tama,
siswa harus diberi untuk bereksplorasi, diikuti kegiatan elaborasi dan terakhir
kegiatan konfirmasi. Mewujudkan ketiga aspek ini dalam suatu pembelajaran, berarti
mengupayakan pembelajaran bermutu.

B.     EKSPLORASI
Secara harafiah, eksplorasi berarti (1) penyelidikan; penjajakan; penjelajahan
lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan),
terutama sumber sumber alam yg terdapat di tempat itu; (2) Kegiatan untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru (KBBI, 2008:379).
Jadi, dalam kaitan dengan pembelajaran, eksplorasi adalah tahapan
pembelajaran di mana siswa diminta aktif menelaah dan mencaritemukan informasi
suatu pengetahuan/konsep ilmu baru, tekhnik baru, metode dan rumus baru, atau
menyelidiki pola hubungan antar unsur konsep ilmu, sambil berusaha
memahaminya. Inti kegiatan eksplorasi adalah pelibatan siswa dalam menelaah
sesuatu hal baru, entah berhbubungan dengan materi pelajaran sebelumnya
maupun yang benar-benar baru bagi siswa. 
Perwujudan kegiatan eksplorasi dalam kelas antara lain adalah:
(1)   menelaah materi dalam buku pelajaran dengan cara membaca pemahaman
(2)   membuat praktikum/peragaan/melakukan ujicoba di lapangan atau laboratorium
(3)   mengamati benda dan gejala-gejala alam (misalnya tumbuhan, anatomi tubuh,
resapan air pada kertas) dan mencatat hasil pengamatan sebagai laporan. 
Dalam kegiatan eksplorsi, siswa harus mencatat hasil eksplorasinya. Catatan
bisa berupa gambar, sketsa, tabulasi data dan grafik, dan sebagainya. Dipayakan
agar ekspolrasi juga membuat siswa bebas mengungkapkan idenya. Dalam kegiatan
eksplorasi selain mempelajari hal-hal yang belum duketahui, juga memberi
kesempatan agar siwa mampu menempa kemampuan (abillity) pribadinya. Ini
merupakan inner eksploration. Sebab, dengan demikian siswa akan tahu, apa saja
kelemahan dirinya dalam kegiatan belajar.

C.     ELABORASI
Elaborasi berarti penggarapan secara tekun dan cermat (KBBI, 2008:387). Maka
dalam suatu kegiatan pembelajaran, elaborasi adalah kegiatan di mana siswa
mengerjakan suatu tes secara cermat atau siswa menyimpulkan suatu konsep ilmu
(hasil eksplorasi) secara cermat. Misalnya, setelah kegiatan peragaan dengan
persegi satuan, siswa menetukan bagaimana rumus luas bangun datar segi persegi
panjang yang sebenarnya. Sisa harus memahami, mencermati semua hal, sehingga
ia berani menyatakan rumusan tersebut.
Pada tahap elaborasi, image abstrak dalam pikiran menjadi panduan utama,
berdasarkan kegiatan ekslorasi sebelumnya. Di sini, siswa tidak bisa hanya
mengandalkan kemapuan motorik saja. Kemampuan kognitif siswa harus
diandalkan, dimana siswa mengutamakan penalaran dalam menarik kesimpulan dari
apa yang telah dieksplorasinya. Jika secara nalar tidak bisa diterima, maka siswa
pasti terdorong untuk mengulangi percobaan/eksplorasi.
Dalam kegiatan elaborasi, siswa dapat dituntun untuk:
1.      Mengerjakan suatu soal tes
2.      Diminta membuat kesimpulan
3.      Menentukan rumus
4.      Menjelaskan pola hubungan antar variabel atau antar konsep

D.    KONFIRMASI
 
Kata konfirmasi sering didengar, misalnya seorang ditemukan tewas di jalan di
mana seluruh tubuhnya tidak dikenali lagi. Dari beberapa keterangan saksi mata
dicurigai dia berasal dari keluarga X. Maka, pihak kepolisian melakukan konfirmasi
bagaimana ciri-ciri atau hal-hal lain yang berhubungan dengan korban. Demi
kepastian, maka polisi melakukan tes DNA. Berdasarkan data yang valid, polisi
dapat mengkonfirmasi lagi, siapa sebenarnya korban. Konfirmasi secara umum
adalah meminta penjelasan detail dari sumber yang ahli dan dianggap tahu secara
detail, tahu dengan tingkat kebenaran mutlak. Contoh: konfirmasi hasil tes DNA.
Secara harafiah, konfirmasi diartikan sebagai pembenaran, penegasan, dan
pengesahan (KBBI, 2008:746). Dalam pembelajaran, konfirmasi adalah penegasan
kebenaran tentang suatu konsep berdasarkan rujukan resmi. Misalnya,
membandingkan rumus yang disimpulkan siswa dengan merujuk pada rumus dalam
buku pelajaran resmi. 
Tahapan kegiatan konfirmasi dapat diwujudkan dalam bentuk siswa
mempresentasikan pekerjaanya dan mempertahankan kebenaran kesimpulan yang
dibuat dengan sesuai hasil elaborasi dan eksplorasi dan membandingkannya
dengan konsep yang telah dinyatakan dalam sumber belajar resmi (misalnya buku).
Kegiatan menjelaskan hasil pekerjaan dilakukan secara mendetail, semua
argumen/pengamatan disampaikan secara mendetail sehingga secara logika
mendukung kebenaran kesimpulan akhir.
Tahapan elaborasi adalah 
1)      Mempresentasikan hasil pekerjaan (individual atau kelompok)
2)      Siswa yang lain diminta memberi tanggapan
3)     Menentukan apakah salah atau benar, berdasarkan eksplorasi dan penalaran
(elaborasi) dengan merujuk pada sumber ilmiah resmi 
Misalnya, seorang siswa yang mempelajari konsep luas persegi panjang. Jika ia
menyimpulkan bahwa Luas = panjang x lebar, maka harus dijelaskan (konfirmasi),
mengapa kesimpulannya seperti itu. Kepastian benar atau tidak, dibandingkan
dengan rujukan yang telah diakui kebenarannya. Guru harus mengaskan, apakah
benar atau salah. Jika salah, maka perbaiki langkah-langkah ya ng salah atau
perbaiki keseluruhan.

Demikian juga, jika siswa diberi latihan (tes) dalam pembelajaran. Maka, jawaban
akhir dikonfirmasi dengan melihat langkah-langkah penyelesaian dan ketepatan
pemilihan rumus, atau pemilihan kata kunci, dan kebenaran logika sesuai konsep
yang telah diketahui kebenarannya (sesuai narasumber). Konfirmasi merujuk pada
kunci jawaban tes tersebut.

Secara umum ketiga hal di atas digambarkanb sebagai berikut

PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2008. Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai