Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EVALUASI DAN PENGUKURAN KINERJA PRAKTIK

KEPERAWATAN DAN LAYANAN KESEHATAN

OLEH

SARI PERTIWI (012022108)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN 2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawat merupakan “The Caring Profession” mempunyai kedudukan penting
dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang
unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri
dibanding pelayanan lainnya. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat
yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai
kepuasan pelanggan atau pasien
Kinerja perawat sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan
akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Melalui kinerja perawat,
diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, yang berdampak terhadap pelayanan
kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara
pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat (
Oleh karena itu, kinerja perawat di rumah sakitperlu diperhatikan agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dan sesuai dengan standar
keperawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui kinerja perawat di Rumah Sakit dalam hal menolong pasien
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengertian tentang kinerja perawat
b. Mendeskripsikan tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
c. Mendeskripsikan tentang penilaian kinerja perawat
d. Mendeskripsikan tentang manfaat penilaian kinerja perawat
e. Mendeskripsikan tentang faktor yang mempengaruhi kinerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KINERJA PERAWAT


Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik –
baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan
tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja perawat
sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya
berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat
diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk
mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi
Terdapat beberapa alasan penting terkait penerapan kualitas pelayan kesehatan
dalam organisasi pelayanan kesehatan, antara lain:
1. Dapat menjamin organisasi pelayanan kesehatan akan selalu menghasilkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2. Akan menjadikan organisasi pelayanan kesehatan semakin efesien.
3. Akan memperhatikan keluaran pelaynan kesehatan, sehingga setiap pelaksana tugas
harus dilakukan dengan benar agar pelayanan kesehatan benar – benar bermanfaat
bagi pasien.
4. Akan menumbuhkan kepuasan kerja, komitmen dan peningkatan moral profesi
pelayanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan pasien.

Sementara menurut Depkes RI , beberapa hal yang penting tentang kinerja


perawat antara lain:
1. Kinerja mencerminkan hasil akhir seseorang, yaitu perbandingan antara target dan
tingkat pencapaian.
2. Kinerja berkaitan dengan seluruh tugas – tugas yang diberikan kepada seseorang
3. Kinerja diukur dalam waktu tertentu
Pengelolaan kinerja dapat memenuhi sejumlah sasaran manajemen sumber daya
manusia yang mendasar, terutama yang terkait dengan :
1. Mencapai tingkat kinerja yang tinggi yang dapat dipertahankan dari sumber daya
manusia suatu organisasi
2. Mengembangkan karyawan sampai kepada kapasitas kerja serta potensinya
3. Menciptakan lingkungan dimana potensi laten dari para karyawan dapat direalisasi
4. Memperkuat atau mengubah budaya organisasi

Terdapat empat dimensi tolak ukur kinerja yaitu :


1. Kualitas, yaitu : tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan
2. Kuantitas, yaitu : jumlah pekerjaan yang dihasilkan
3. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu : tingkat ketidakhadiran, keterlambatan dan
waktu kerja efektif / jam kerja hilang
4. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja

B. KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT


Menurut PPNI dalam Nursalam Standar praktik keperawatan yang mengacu pada
tahapan proses keperawatan yaitu meliputi:
1. Standar I : Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,
meneluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian perawat
meliputi:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan
fisik, serta dari pemeriksaan penunjang.
b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis, dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: Status kesehatan
klien masa lalu dan masa kini, status (biologis, psikologis, social dan spiritual),
respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal.
d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat, relevan dan
baru)
2. Standar II : Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis
keperawatan. Kriteria proses:
a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien,
dan perumusan diagnosis keperawatan.
b. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala,
atau terdiri atas masalah dan penyebab.
c. Bekerja sama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosis keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
3. Standar III : Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan klien. Kriteria proses meliputi :
a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan
keperawatan.
b. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
d. Mendokumentasi rencana keperawatan.
4. Standar IV : Implementasi
Perawat mrngimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana
asuhan keperawatan. Kriteria proses meliputi:
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.
d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep ,
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang
digunakan.
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respons klien.
5. Standar V : Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan. Kriteria proses
meliputi:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat
waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan ke
arah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.
d. Bekerja sama dengan keluarga klien untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
e. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

C. PENILAIAN KINERJA PERAWAT


Menurut Swanburg dalam Nursalam Penilaian kinerja merupakan alat yang dapat
dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan
produktivitas. Untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing
perencanaan karier, serta member penghargaan kepada perawat yang berkompeten dapat
menggunakan proses operasional kinerja.
Sistem penilaian pelaksanan kerja perawat adalah satu ukuran pengawasan yang
digunakan oleh manajer perawat untuk mencapai hasil organisasi. Melalui evaluasi yang
rutin dari setiap pelaksanaan kerja pegawai, manajer harus dapat mencapai beberapa
tujuan. Hal ini berguna untuk membantu kepuasan dan untuk memperbaiki pelaksanaan
kerja mereka, memberitahu perawat, bahwa kerja mereka kurang memuaskan, serta
mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal perawat yang memenuhi syarat
penugasan khusus, memperbaiki komunikasi antara atasan dan bawahan serta
menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan karyawan yang memerlukan bimbingan
khusus
Menurut Gillies dalam Nursalam untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan
adil, manajer sebaiknya mengamati prinsip-prinsip tertentu yaitu:
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, dan orientasi
tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sampel tingkah laku perawat yang cukup representative sebaiknya diamati dalam
rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya.
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerjanya, standar pelaksanaan kerja, dan
bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi, sehingga baik
perawat maupun supervisor dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka kerja yang
sama.
4. Di dalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja pegawai, maajer menunjukkan
segi-segi dimana pelaksanaan kerja itu bias memuaskan dan perbaikan apa yang
diperlukan.
5. Jika diperlukan, manajer sebaiknya menjelaskan area mana yang akan di
prioritaskan, seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan pelaksanaan kerja.
6. Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat dan
manajer, dan diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cukup bagi
keduanya.
7. Baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaiknya disusun dengan terencana,
sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya sedang dianalisis.

D. MANFAAT PENILAIAN KINERJA


Manfaat penilaian kerja menurut Nursalam yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu atau kelompok, dengan
memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
dalam kerangka pencapaian tujuan pelayanan Rumah Sakit.
2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya akan
memengaruhi atau mendorong SDM secara keseluruhannya.
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil
karya dan prestasi, dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka tentang
prestasinya.
4. Membantu Rumah Sakit untuk dapat menyusun program pengembangan dan
pelatihan staf yang lebih tepat guna. Sehingga, RS akan mempunyai tenaga yang
cakap dan tampil untuk pengembangan pelayanan keperawatan dimasa depan.
5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan presasi kerja dengan
meningkatkan gaji atau sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk mengeluarkan perasaannya
tentang pekerjaannya, atau lain yang ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan
dialog, sehingga dapat mempererat hubungan antara atasan dan bawahan

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


Menurut Mathis dan Jackson faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga
kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi,
3. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Menurut Mangkunegara menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara


lain :

1. Faktor kemampuan
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
2. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi
situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara
maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
perawat memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
baik di rumah sakit. Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran
yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan dan kinerja perawat yaitu perilaku kerja
yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan perilaku seorang
perawat. Penilaian terhadap kinerja perawat harus mempunyai hubungan dengan
pekerjaan, adanya standar pelaksanaan kerja dan praktis.
Penilaian kinerja perawat sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan prestasi kerja,
merangsang minat dalam pengembangan pribadi. Prestasi kerja atau pencapaian kinerja
yang kurang baik karena kurangnya pengetahuan, kurangnya ketrampilan, kurangnya
motivasi dan kurangnya keyakinan diri.

B. SARAN
1. Rumah Sakit harus lebih memperhatikan kinerja para perawatnya dengan melihat
faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja para perawatnya sebagai cara untuk
menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Perawat,harus selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit, karena mutu pelayanan dikatakan baik,tergantung pada
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai