Anda di halaman 1dari 8

PT.

BINA KASIH PEKANBARU


RUMAH SAKIT BINA KASIH
PEKANBARU - RIAU

PANDUAN
OPPE KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT BINA KASIH PEKANBARU


Jl. Samanhudi No. 3 – 5 Kel. Sago – Kec. Senapelan
Telp. 0761 – 21718, 32195 – Fax. 0761 – 28803
Email : rsbinakasih_pku@yahoo.com
PEKANBARU – RIAU - INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan jiwa
manusia sebagai sasaran kegiatannya, maka mutu pelayanan medic menjadi indicator penting
untuk menilai baik buruk nya pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu
pelayanan medis yang bermutu sangat diperlukan adanya tata pengaturan yang baik terhadap
kegiatan pelayanan medis yang dilaksanakan oleh para dokter, perawat dan tenaga klinik lainnya.
Sebagai mana sistem governance di bidang managemen, pada saat ini telah dikembangkan sistem
governance di bidang klinik dengan menggunakan istilah clinical governance, yaitu suatu kerangka
kerja yang bertujuan untuk menjamin agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan baik
berdasarkan standard pelayanan yang tinggi serta dilakukan padal ingkungan kerja yang memiliki
tingkat profesionalisme tinggi.
Evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang efektif dalam suatu organisasi.
Hal ini suatu proses bantuan kepada staf untuk mencapai tujuano rganisasi. Hasil yang diharapkan
dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan kesehatan akan bermakna apabila
tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat tergantung pada kualitas kinerja
yang ditampilkan oleh klinisi, termasuk perawat dan bidan. Oleh sebab itu salah satu bagian yang
penting dalam proses manajemen adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana
perawat dan bidan melakukan pekerjaannya.
Dalam melakukan monitoring kinerja perawat dan bidan, perlu ada seorang coordinator
untuk perawat dan bidan. Dengan demikian diharapkan kinerja perawat dan bidan dapat
dipertanggung jawab kan dan segera diketahui bila terjadi penyimpangan, namun keputusan harus
dibuat berdasarkan informasi yang lengkap. Hasil monitoring ini harus dilaporkan dan bila terdapat
penyimpangan segera ditindak lanjuti tetapi sebaliknya bila terdapat peningkatan kinerja perlu
diberikan penghargaan. Monitoring merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan dalam proses
kegiatan/evaluasi formatif. Sedangkan evaluasi selain berisi monitoring juga melihat kembali
kegiatan yang dilakukan secara keseluruhan/evaluasi sumatif.
Perubahan yang begitu cepat dalam pelayanan kesehatan, peningkatan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan dan keterbatasan sumber daya, telah mendorong kearah tersedianya
pelayanan yang berkualitas dengan melaksanakan sesuatu yang benar pada saat yang tepat
dengan upaya yang sesuai. Prinsip ini perlu diterapkan sehingga diperlukan adanya jaminan mutu,
standar, indicator kinerja, uraian tugas serta sistem monitoring dan evaluasi yang berdasarkan
standard dan kebutuhan pelayanan.
Monitoring kinerja klinis bagi perawat dan bidan merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan mutu kinerja itu sendiri dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
umumnya. Kinerja mengandung komponen kompetensi professional dan produktifitas dalam
kaitannya dengan pelayanan keperawatan/kebidanan, maka kompetensi perawat dan bidan dalam
pelaksanaan tugas pelayanan didasarkan atas standard profesi masing-masing. Sebagai profesi
perawat atau bidan bekerja secara professional sehingga layanan yang diberikan bermutu tinggi.
Kita ketahui banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang, namun harus disadari
bahwa profesi perawat dan bidan berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan orang lain.
Tanggung jawab dan akuntabilitas perawat dan bidan akan tercermin dalam deskripsi pekerjaannya
dan diterjemahkan ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Fungsi akan
mengarah pada kegiatan-kegiatan spesifik dan menentukan kinerja klinis tiap perawat dan bidan.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Untuk pegangan Direktur & Manager Keperawatan dalam melaksanakan penilaian kepada
staf keperawatan dan kebidanan.
2) Untuk mengontrol praktek staf keperawatan dan bidan agar mutu pelayanan dan
keselamatan pasien terjaga dengan baik.
3) Untuk digunakan sebagai salah satu perangkat pembinaan staf keperawatan dan bidan.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan penjabaran yang jelas dan seragam mengenai proses yang dipakai untuk
melakukan evaluasi berkelanjutan pada setiap perawat dan bidan.
2) Menentukan criteria atau indicator sebagai data yang harus dikumpulkan untuk evaluasi
ada OPPE.
3) Untuk memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dari OPPE digunakan untuk
menentukan kelanjutan dari kewenangan klinis yang telah diberikan (dilanjutkan, dibatasi
atau dicabut).
4) Untuk menentukan proses pengumpulan, investigasi dan menentukan masalah pada
praktik klinis, termasuk menentukan proses untuk identifikasi trend yang mempengaruhi
kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.
5) Memastikan bahwa laporan terhadap evaluasi dari perawat/ bidan professional yang sudah
diberikan kewenangan klinis dilakukan dengan cara yang seragam dan ditentukan oleh
kebijakan Rumah sakit..
6) Untuk menentukan tingkat kepedulian dari masing-masing staff keperawatan dan bidan
terhadap peningkatan pelayanan, terkait dengan performa dari dokter dan memastikan
bahwa temuan yang ada relevan dengan performa masing-masing individu staff perawat
dan bidan dan sesuai dengan standard yang ditentukan.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini ditujukan untuk mengevaluasi praktik semua perawat/bidan yang telah diberikan
kewenangan klinis sesuai Surat Penugasan klinis masing-masing;
2. Ruang lingkup penilaian untuk evaluasi praktik perawat dan bidan berkelanjutan meliputi aspek:
a. Asuhan Pasien (Patient Care)
b. Pengetahuan Klinik (Clinical Knowledge)
c. Pembelajaran dan Peningkatan Berbasis Praktik (Pactice base learning Improvement)
d. Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
e. Profesionalisme
f. Praktik Berbasis Sistem (System Base Practice)
3. Definisi Operasional dari istilah yang digunakan dalam panduan ini meliputi :
Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) merupakan kesimpulan yang didokumentasikan dari
pengumpulan data secara berkesinambungan yang bertujuan untuk menilai kompetensi dan
profesionalisme praktisi. Informasi yang didapatkan dari proses ini merupakan factor untuk
pengambilan keputusan mengenai kewenangan klinis yang sudah diberikan untuk dilanjutkan, direvisi
atau dicabut.
4. Evaluasi Praktik Profesional Terfokus (Focused Profesional Practice Evaluation / FPPE) adalah
kegiatan evaluasi praktik yang terfokus pada masalah tertentu dalam jangka waktu / periode tertentu
BAB III
TATA LAKSANA

1. Alat ukur/ kompetensi/ indicator yang dipakai


1.1 Asuhan Pasien:
a.Ketepatan asesmen keperawatan
b.Melakukan edukasi pasien
c. Memahami dan menghargai hak dan kewajiban pasien dan keluarga
1.2 Pengetahuan klinik
a.Kemampuan menegakkan diagnose keperawatan
b.Kemampuan merencanakan asuhan keperawatan
1.3 Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktik
a.Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan catatan keperawatan
1.4 Keterampilan interpersonal dan komunikasi
a.Komunikasi dengan pasien
b.Komunikasi dengan keluarga pasien
1.5 Profesionalisme
a.Ketepatan waktu timbang terima shift jaga
b.Mengikuti seminar 5 SKP tiap pertahun
c. Mengikuti/ menghadiri rapat/pertemuan bidang keperawatan
1.6 Praktik berbasis system
a.Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pelayanan di rumah sakit
b.Kepatuhan menggunakan metode SBAR
2. Kriteria Penilaian/Skoring
Kriteria penialaian/scoring dilakukan sebagai berikut:
No Kriteria Skoring
1 Sangat Baik (SB) >95
2 Baik (B) 86-95
3 Cukup (C) 66-85
4 Kurang (K) 51-65
5 Sangat Kurang (SK) < 50
3. Pejabat penilai/penanggung jawab evaluasi
a.Kepala ruangan
b.Manager Keperawatan
4. Waktu periode penilaian
Periode I : 1 Januari s/d 30 Juni
Periode II : 1 Juli s/d 31 Desember
5. Prosedur penilaian
a. Kepala ruangan mengumpulkan data terkait indicator evaluasi yang berupa: data dari rekam
medis/catatan keperawatan yang disediakan, survey kepuasan pasien, hasil audit kasus komite
keperawatan, dan pertemuan focus group discussion oleh perawat/bidan.
b. Setiap akhir periode penilaian Kepala Ruangan menyampaikan pemberitahuan disertai formulir
penilaian kinerja perawat (formulir terlampir).
c. Kepala Ruangan memberikan nilai pada form berdasarkan masukan data tersebut
d. Setelah formulir di tanda tangan oleh Kepala Ruangan dan staf yang nilai, form diserahkan ke
Maneger keperawatan untuk di tanda tangani dan di ketahui oleh Ketua Komite Keperawatan. Bila
diperlukan minta konfirmasi kepada pejabat penilai/ Kepala Ruangan.
e. Setelah ditanda tangani seluruh pejabat penilai diserahkan kebagian SDM
f. Bagian SDM menyimpan form asli di file kepegawaian masing-masing dan menyampaikan
copynya kepada bagian sub komite kredensial.
BAB IV
DOKUMENTASI

a. Setiap aktifitas perawat/ bidan dicatat pada rekam medis pasien/catatan yang disediakan
b. Setiap aktifitas perawat/bidan yang diperlukan untuk penilaian kinerja profesi direkap tiap bulan oleh
Kepala Ruangan/petugas yang ditunjuk.
c. Penialaian oleh pejabat penilai dilakukan pada formulir OPPE perawat/bidan
d. Hasil evaluasi didokumentasikan/ disimpan di file kepegawaian masing-masing di bagian HRD

Anda mungkin juga menyukai