Anda di halaman 1dari 85

SISTEM PELAPORAN

ADVERSE DRUG EVENT


DALAM
STANDAR AKREDITASI BARU

Dr.
Luwiharsih,MSc
uwi 14-15 Agustus 2014

Standar MPO.7.1
Kesalahan yg terkait dgn manajemen obat
(medication errors) dila-porkan melalui proses
dan kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS
Elemen Penilaian MPO.7.1

1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses bersama


2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan dalam kerangka waktu
sesuai prosedur
3. Mereka yg bertanggungjawab untuk melaksanakan prosedur,
diidentifikasi
4. RS menggunakan informasi pelaporan kesalahan yg terkait
14-15 Agustus 2014
2
dgn manajemen obatuwidan
KNC untuk memperbaiki
proses

Standar PMKP.7.
Data dianalisis bila ternyata ada kecenderungan yg tdk
diinginkan maupun variasi dari data tersebut
Elemen Penilaian PMKP.7.
1 Analisis secara intensif terhadap data dilakukan jika terjadi
. penyimpangan tingkatan, pola atau kecenderungan dari KTD
2 Semua reaksi transfusi, jika terjadi di rumah sakit, dianalisis
.
3 Semua reaksi obat tidak diharapkan yang serius, jika terjadi
. sesuai definisi yang ditetapkan rumah sakit, dianalisis (lihat
juga MPO.7, EP 3) advers effect
4 Semua kesalahan obat (medication error) yang signifikan
. dianalisis (lihat juga MPO.7.1, EP 1) advers event
5 Semua ketidakcocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan
. pasca operasi dianalisis
6 KTD atau pola KTD selama sedasi moderat atau dalam dan
. anestesi dianalisis
uwi 14-15 Agustus 2014

7 Kejadian lainnya yang ditetapkan oleh rumah sakit dianalisis

Standar PMKP.8.
Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan
untuk melakukan identifikasi dan analisis kejadian nyaris
cedera / KNC (near-miss events)
Elemen Penilaian PMKP.8.
1.

Rumah sakit menetapkan definisi KNC

2.

Rumah sakit menetapkan jenis kejadian yang harus


dilaporkan sebagai KNC (lihat juga MPO.7.1, untuk KNC
obat/medikasi)

3.

Rumah sakit menetapkan proses untuk melakukan


pelaporan KNC. (lihat juga MPO.7.1, untuk KNC
obat/medikasi)

4.

Data dianalisis dan tindakan diambil untuk mengurangi KNC


uwi 14-15 Agustus 2014
(lihat juga MPO.7.1,
EP 3)

Penetapan definisi operasional KTD


& KNC obat pmkp 6, 7
Penetapan prosedur pelaporan KTD
& KNC obat
Analisa laporan risk grading
RCA/investigasi sederhana

Perbikan proses penggunaan obat


uwi 14-15 Agustus 2014

DEFINISI INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
adalah setiap kejadian yang tidak disengaja
dan kondisi yg mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian
Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera
(PMK 1691 tentang Keselamatan Pasien)
uwi 14-15 Agustus 2014

INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD
adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.

Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah


terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah


insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul
cedera.

Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah


kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.

Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan


kematian atau cedera yang serius.
uwi 14-15 Agustus 2014

AREAS OF
FOCUS

Prescribing
Preparation
Dispensing
Administrati
on
Monitoring

Sutoto.KARS

MEDICATION
ERROR
Prescribing Error
Preparation Error
Dispensing Error
Administration

Error
Monitoring Error

Medication Error
ORDERING ERROR
TRANSCRIBING ERROR
DISPENSING ERROR
ADMINISTERING ERROR

Wakefield.Douglas.,Implementing Shared Formulary and E-based Medication Order Review to Create "Closed
Loop" Medication Process in Critical Access Hospitals. September 16, 2009,. the 2009 AHRQ Annual
Conference.
uwi 14-15 Agustus 2014
9

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

DEFINISI

SIDE-EFFECT adalah efek yg sudah diketahui yg terkait


dengan farmacologi dari obat , dan sudah dicantumkan
oleh perusahan farmasi. Contoh : efek dari analgesik opiate
adalah naunsea

ADVERSE REACTION adalah cedera yang tidak


diharapkan yg timbul dari kegiatan yang dapat dibenarkan,
dimana proses yang dilakukan sudah benar, tetapi timbul
kejadian, Misalnya : reaksi alergi pada pasien yg menerima
obat pada pertama kali.

ERROR adalah kegagalan kegiatan diluar yang


direncanakan atau rencana pelaksanaan yang kurang baik
uwi 14-15 Agustus 2014

11

DEFINISI

Adverse event adalah : insiden yang menyebabkan


cedera pada pasien KTD

Adverse drug event adalah : insiden yang mungkin


dapat dicegah (biasanya karena hasil kesalahan) atau yang
tidak dapat dicegah

Medication error , mungkin menghasilkan :


o adverse event (KTD) jika pasien cedera
o near miss (KNC) jika pasien nyaris cedera
o tidak cedera dan juga tidak berpotensi untuk cedera
Medication error adalah cedera yang dapat dicegah
uwi 14-15 Agustus 2014

12

MEDICATION ERROR
Kejadian yang sesungguhnya dapat dicegah
yang bisa menyebabkan atau mendorong
kearah penggunaan obat yang tidak tepat
atau keadan yang membahayakan pasien.
Kejadian itu bisa terkait dengan praktek
profesional, prosedur dan sistem
peresepan; komunikasi, administrasi,
edukasi, monitoring dan penggunaan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

uwi 14-15 Agustus 2014

14

KESELAMATAN PASIEN
DALAM PELAYANAN
FARMASI

uwi 14-15 Agustus 2014

15

BUKU ACUAN
KESELAMATAN
PASIEN FARMASI DI
RUMAH SAKIT

uwi 14-15 Agustus 2014

16

Insiden Keselamatan
Pasien Dalam
Kejadian Tidak Diharapkan/KTD
(Adverse Event)
Kejadian Nyaris Cedera/KNC
(Near miss)
Kejadan Sentinel
Adverse Drug Event
Adverse Drug Reaction
Medication Error
Efek
samping
obat
Tanggung jawab
apoteker dalam KP
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

RINGKASAN DEFINISI YANG


BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA
AKIBAT OBAT
Istilah

Defini

Contoh

Terjadi
cedera
Kejadian
yang
tidak
diharapkan
(Adverse
Event)

Kejadian cedera pada pasien


selama proses
terapi/penatalaksanaan
medis.
Penatalaksanaan medis
mencakup seluruh aspek
pelayanan, termasuk
diagnosa,terapi, kegagalan
diagnosa/ terapi, sistem,
peralatan untuk pelayanan.
Adverse event dapat dicegah
atau tidak dapat dicegah.

Tanggung jawab apoteker dalam KP

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Iritasi pada
kulit karena
penggunaan
perban.
Jatuh dari
tempat tidur.

RINGKASAN DEFINISI YANG BERHUBUNGAN


DENGAN CEDERA AKIBAT OBAT
Istilah
Reaksi obat
yg tidak
diharapkan
(Adverse
Drug
Reaction)
Kejadian
tentang obat
yang tidak
diharapkan
(Adverse
Drug
Event)

Defini
Kejadian cedera pada pasien
selama proses terapi akibat
penggunaan obat.

Respons yg tdk diharapkan thd


Tx obat & mengganggu atau
menim bulkan cedera pada
pengguna-an obat dosis normal.
Reaksi Obat Yang Tidak
Diharapkan (ROTD) ada yang
berkaitan dengan efek
farmakologi/ mekanisme kerja
(efek samping) ada yang tidak
berkaitan dengan efek
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit
farmakologi
(reaksi
Tanggung jawab apoteker

Contoh
Steven-Johnson
Syndrom : Sulfa,
Obat epilepsi dll

Shock
anafilaksis
pada
penggunaan
antbiotik
golongan
penisilin
Mengantuk
pada
penggunaan
CTM

RINGKASAN DEFINISI YANG


BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA
AKIBAT OBAT
Efek obat

Respons yang tidak

Shok

yang tidak diharapkan terhadap

anafilaksis

diharapka

pada

terapi obat dan

n (Adverse mengganggu atau

penggunaan

drug

menimbulkan cedera

antbiotik

effect)

pada penggunaan obat

golongan

dosis lazim Sama

penisilin.

dengan ROTD tapi

Mengantuk

dilihat dari sudut

pada

pandang obat. ROTD

penggunaan

dilihat dari sudut

CTM

Tanggung jawab apoteker dalamKomisi


KP Akreditasi Rumah Sakit

RINGKASAN DEFINISI YANG


BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA
AKIBAT OBAT
Cedera dapat
terjadi
atau tidak terjadi
Medication

Kejadian yang dapat

Peresepan obat yang

Error

dicegah akibat

tidak rasional.

penggunaan obat,

Kesalahan perhitungan

yang

dosis pada peracikan.

menyebabkan

Ketidakpatuhan pasien

cedera.

sehingga terjadi dosis


berlebih.

Akreditasi Rumah Sakit


Tanggung jawab apoteker dalam Komisi
KP

RINGKASAN DEFINISI YANG


BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA
AKIBAT OBAT
Istilah
Efek Samping

Defini

Contoh

Efek yang dapat

(sebaiknya istilah

diprediksi, tergantung

ini

pada dosis, yang bukan dihindarkan)


efek tujuan obat. Efek
samping dapat
dikehendaki, tidak
dikehendaki, atau tidak
ada kaitannya.

Tanggung jawab apoteker dalam KP

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

medication error sesuai dampak


Error

Kategori

No error

Error, no harm

Error, harm

Error, death

Hasil
Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan
(KPC)
Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien (KNC)

Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum/digunakan pasien


tetapi tidak membahayakan pasien (KTC)

Terjadinya kesalahan, sehingga monitoring ketat harus


dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien (KTC)

Terjadi kesalahan, hingga terapi dan intervensi lanjut


diperlukan dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk
yang sifatnya sementara (KTD)

Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus dirawat


lebih lama di rumah sakit serta memberikan efek buruk yang
sifatnya sementara (KTD)

Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang bersifat


permanen (KTD)

Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh


syok anafilaktik (KTD)

uwi 14-15
Agustus 2014
Terjadi
kesalahan
dan pasien meninggal23dunia (Sentinel)

Pengelompokan medication error sesuai


dengan proses
Tipe

Keterangan

medication
errors
Unauthorized

Obat yang terlanjur diserahkan kepada pasien

drug

padahal diresepkan oleh bukan dokter yang

Improper

berwenang
Dosis, strength atau jumlah obat yang tidak

dose/quantity sesuai dengan yang dimaksud dalam resep


Wrong dose
Penyiapan/formulasi atau pencampuran obat
preparation

yang tidak sesuai

method
Wrong dose

Obat yang diserahkan dalam dosis dan cara

form

pemberian yang tidak sesuai dengan yang


uwi 14-15 Agustus 2014

diperintahkan di dalam resep

24

Tipe medication
Keterangan
errors
Wrong patient
Obat diserahkan atau diberikan pada pasien
yang keliru yang tidak sesuai dengan yang
tertera di resep
Omission error Gagal dalam memberikan dosis sesuai
permintaan, mengabaikan penolakan pasien
atau keputusan klinik yang mengisyaratkan
untuk tidak memberikan obat yang
bersangkutan
Extra dose
Prescribing
error
Wrong
administration
Technique

Memberikan duplikasi obat pada waktu yang


berbeda
Obat diresepkan secara keliru atau perintah
diberikan secara lisan atau diresepkan oleh
dokter yang tidak berkompeten
Menggunakan cara pemberian yang keliru
termasuk misalnya menyiapkan obat dengan
uwi 14-15
Agustus
2014dibenarkan (misalkan
25
teknik
yang
tidak
obat I.M

TUJUAN KESELAMATAN PASIEN


DALAM PELAYANAN FARMASI
menurunkan medication error
melalui penurunan risiko dan
promosi penggunaan obat yang
aman.
uwi 14-15 Agustus 2014

26

UPAYA MENURUNKAN MEDICATION


ERROR
1. Mendorong fungsi dan pembatasan (forcing function&
constraints) : suatu upaya mendesain sistem yang
mendorong seseorang melakukan hal yang baik, contoh :
sediaan potasium klorida siap pakai dalam konsentrasi
10% Nacl 0.9%, karena sediaan di pasar dalam konsentrasi
20% (>10%) yang mengakibatkan fatal (henti jantung dan
nekrosis pada tempat injeksi)
2. Otomasi dan komputer (Computerized Prescribing Order
Entry) : membuat statis /robotisasi pekerjaan berulang
yang sudah pasti dengan dukungan teknologi, contoh :
komputerisasi proses penulisan resep oleh dokter diikuti
uwi 14-15 Agustus jika
2014 di luar standar
27
dengan /tanda peringatan
(ada

UPAYA MENURUNKAN MEDICATION


ERROR
3. Standard dan protokol, standarisasi prosedur :
menetapkan standar

berdasarkan bukti ilmiah dan

standarisasi prosedur (menetapkan standar pelaporan


insiden dengan prosedur baku). Kontribusi apoteker dalam
Panitia Farmasi dan Terapi serta pemenuhan
sertifikasi/akreditasi pelayanan memegang peranan
penting.
4. Sistem daftar tilik dan cek ulang : alat kontrol berupa
daftar tilik dan penetapan cek ulang setiap langkah kritis
uwi 14-15 Agustus 2014

28

UPAYA MENURUNKAN MEDICATION


ERROR
5. Peraturan dan Kebijakan : untuk mendukung keamanan
proses manajemen obat pasien. contoh : semua resep rawat
inap harus melalui supervisi apoteker
6. Pendidikan dan Informasi : penyediaan informasi setiap
saat tentang obat, pengobatan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan tentang prosedur untuk meningkatkan
kompetensi dan mendukung kesulitan pengambilan
keputusan saat memerlukan informasi
7. Lebih hati-hati dan waspada : membangun lingkungan
kondusif untuk mencegah kesalahan, contoh : baca sekali lagi
nama pasien sebelum menyerahkan.
uwi 14-15 Agustus 2014

29

STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN
KESELAMATAN PASIEN :

a. Menggunakan obat dan peralatan yang aman

b. Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam


lingkungan yang aman
c. Melaksanakan manajemen risiko, contoh : pengendalian
infeksi
d. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat
menurunkan risiko yang berorientasi kepada pasien.
e. Meningkatkan keselamatan pasien dengan :
- mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse
event)
uwi 14-15 Agustus 2014

30

- membuat sistem identifikasi dan pelaporan adverse event

Peran Apoteker Pada Keselamatan


Pengobatan (Medication Safety
Pharmacist) meliputi :
1. Mengelola laporan medication error
Membuat kajian terhadap laporan insiden yang masuk
Mencari akar permasalahan dari error yang terjadi
2. Mengidentifikasi pelaksanaan praktek profesi
terbaik untuk menjamin
medication safety
Menganalisis pelaksanaan praktek yang menyebabkan
medication error
Mengambil langkah proaktif untuk pencegahan
Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk
uwi 14-15 Agustus 2014

31

menurunkan insiden yang sering terjadi atau berulangnya

Peran Apoteker Pada Keselamatan


Pengobatan (Medication Safety
Pharmacist) meliputi :
3. Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk
menggalakkan praktek pengobatan yang aman
Mengembangkan program pendidikan untuk
meningkatkan medication safety dan kepatuhan terhadap
aturan/SOP yang ada
4. Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan
dengan medication Safety
Komite Keselamatan Pasien RS
Dan komite terkait lainnya

uwi 14-15 Agustus 2014

32

Peran Apoteker Pada Keselamatan


Pengobatan (Medication Safety
Pharmacist) meliputi :
5. Terlibat didalam pengembangan dan pengkajian
kebijakan penggunaan obat
6. Memonitor kepatuhan terhadap standar
pelaksanaan Keselamatan Pasien yang ada

uwi 14-15 Agustus 2014

33

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
1. Pemilihan
Pada tahap pemilihan perbekalan farmasi, risiko
insiden/error dapat diturunkan dengan
pengendalian jumlah item obat dan penggunaan
obat sesuai formularium.
2. Pengadaan
Pengadaan harus menjamin ketersediaan obat
yang aman efektif dan sesuai peraturan yang
berlaku (legalitas)
dan dari distributor 34resmi.
uwi 14-15 Agustus 2014

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
3. Penyimpanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan untuk
menurunkan kesalahan pengambilan obat dan menjamin mutu
obat:
Simpan obat dengan nama, tampilan dan ucapan mirip (lookalike,
sound-alike medication names) secara terpisah.
Obat-obat dengan peringatan khusus (high alert drugs) yang
dapat menimbulkan cedera jika terjadi kesalahan
pengambilan, simpan di tempat khusus.
uwi 14-15 Agustus 2014

35

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
Misalnya :

o menyimpan cairan elektrolit pekat seperti KCl inj,


heparin, warfarin, insulin, kemoterapi, narkotik
opiat, neuromuscular blocking agents,
thrombolitik, dan agonis adrenergik.
o kelompok obat antidiabet jangan disimpan
tercampur dengan obat lain secara alfabetis,
tetapi tempatkan secara terpisah
Simpan obat sesuai dengan persyaratan
uwi 14-15 Agustus 2014

36

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
4. Skrining Resep
Apoteker dapat berperan nyata dalam pencegahan
terjadinya medication
error melalui kolaborasi dengan dokter dan pasien.
Identifikasi pasien minimal dengan dua identitas, misalnya
nama dan nomor rekam medik/ nomor resep,
Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat
melakukan interpretasi
resep dokter. Untuk mengklarifikasi ketidaktepatan atau
ketidakjelasan resep, singkatan, hubungi dokter penulis
resep.

uwi 14-15 Agustus 2014

37

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk
penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat, seperti :
o Data demografi (umur, berat badan, jenis kelamin) dan data
klinis (alergi, diagnosis dan hamil/menyusui). Contohnya,
Apoteker perlu mengetahui tinggi dan berat badan pasien
yang menerima obat-obat dengan indeks terapi sempit
untuk keperluan perhitungan dosis.
o Hasil pemeriksaan pasien (fungsi organ, hasil laboratorium,
tanda-tanda vital dan parameter lainnya). Contohnya,
uwi 14-15 Agustus data
2014
38 yang penting,
Apoteker harus mengetahui
laboratorium

Apoteker harus berperan di


semua tahapan proses
manajemen penggunaan obat :

Apoteker harus membuat riwayat/catatan pengobatan pasien.


Strategi lain untuk mencegah kesalahan obat dapat dilakukan
dengan penggunaan otomatisasi (automatic stop order), sistem
komputerisasi (e-prescribing) dan pencatatan pengobatan
pasien seperti sudah disebutkan diatas.
Permintaan obat secara lisan hanya dapat dilayani dalam
keadaan emergensi dan itupun harus dilakukan konfirmasi
ulang untuk memastikan obat yang diminta benar, dengan
mengeja nama obat serta memastikan dosisnya. Informasi obat
yang penting harus diberikan kepada petugas yang
meminta/menerima obat tersebut. Petugas yang menerima
uwi 14-15 Agustus 2014
39
permintaan harus menulis
dengan jelas instruksi
lisan setelah

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
5. Dispensing
Peracikan obat dilakukan dengan tepat sesuai dengan SOP.
Pemberian etiket yang tepat. Etiket harus dibaca minimum
tiga kali :
pada saat pengambilan obat dari rak, pada saat mengambil
obat dari wadah, pada saat mengembalikan obat ke rak.
Dilakukan pemeriksaan ulang oleh orang berbeda.
Pemeriksaan meliputi kelengkapan permintaan, ketepatan
etiket, aturan pakai, pemeriksaan kesesuaian resep terhadap
obat, kesesuaian resep terhadap isi etiket.
uwi 14-15 Agustus 2014

40

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Edukasi dan konseling kepada pasien harus diberikan mengenai
hal-hal
yang penting tentang obat dan pengobatannya. Hal-hal yang
harus
diinformasikan dan didiskusikan pada pasien adalah :
Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan
bagaimana
menggunakan obat dengan benar, harapan setelah
menggunakan obat,
uwi 14-15 Agustus 2014

41

lama pengobatan, kapan harus kembali ke dokter

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat


dengan obat lain dan makanan harus dijelaskan kepada pasien
Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction
ADR) yang mengakibatkan cedera pasien, pasien harus
mendapat edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi
kemungkinan terjadinya ADR tersebut
Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk
mengenali obat
yang sudah rusak atau kadaluarsa.
Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker mempunyai
kesempatan untuk menemukan
potensi
kesalahan42yang mungkin
uwi 14-15 Agustus
2014

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :

7. Penggunaan Obat

Apoteker harus berperan dalam proses penggunaan obat oleh


pasien rawat
inap di rumah sakit dan sarana pelayanaan kesehatan lainnya,
bekerja sama dengan petugas kesehatan lain. Hal yang perlu
diperhatikan adalah :
Tepat pasien
Tepat indikasi
Tepat waktu pemberian
Tepat obat
Tepat dosis
uwi 14-15 Agustus 2014

43

Apoteker harus berperan di semua


tahapan proses manajemen
penggunaan obat :
8. Monitoring dan Evaluasi
Apoteker harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk
mengetahui efek
terapi, mewaspadai efek samping obat, memastikan
kepatuhan pasien.
Hasil monitoring dan evaluasi didokumentasikan dan
ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan dan mencegah
pengulangan kesalahan.
uwi 14-15 Agustus 2014

44

Faktor-faktor lain yang


berkonstribusi pada medication
error antara lain :
Komunikasi (mis-komunikasi, kegagalan dalam
berkomunikasi )
Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan sumber utama
terjadinya kesalahan. Institusi pelayanan kesehatan harus
menghilangkan hambatan komunikasi antar petugas kesehatan
dan membuat SOP bagaimana resep/permintaan obat dan
informasi obat lainnya dikomunikasikan. Komunikasi baik antar
apoteker maupun dengan petugas kesehatan lainnya perlu
dilakukan dengan jelas untuk menghindari penafsiran ganda
atau ketidak lengkapan informasi dengan berbicara perlahan
uwi daftar
14-15 Agustus
2014
45
dan jelas. Perlu dibuat
singkatan
dan penulisan
dosis yang

Faktor-faktor lain yang


berkonstribusi pada medication
error antara lain :
Kondisi lingkungan
Untuk menghindari kesalahan yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan,
area dispensing harus didesain dengan tepat dan sesuai dengan
alur kerja,
untuk menurunkan kelelahan dengan pencahayaan yang cukup
dan
temperatur yang nyaman. Selain itu area kerja harus bersih dan
teratur
untuk mencegah terjadinya kesalahan. Obat untuk setiap pasien
perlu

uwi 14-15 Agustus 2014

46

Faktor-faktor lain yang


berkonstribusi pada medication
error antara lain :
Gangguan/interupsi pada saat bekerja
Gangguan/interupsi harus seminimum mungkin dengan
mengurangi interupsi baik langsung maupun melalui telepon.
Beban kerja
Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup penting untuk
mengurangi stres dan beban kerja berlebihan sehingga dapat
menurunkan kesalahan.
Meskipun edukasi staf merupakan cara yang tidak cukup kuat
dalam menurunkan insiden/kesalahan, tetapi mereka dapat
memainkan peran penting ketika dilibatkan dalam sistem
uwi 14-15 Agustus 2014
menurunkan insiden/kesalahan.

47

SISTEM PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN

uwi 14-15 Agustus 2014

48

PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden keselamatan
pasien yang selanjutnya disebut
pelaporan insiden adalah suatu
sistem untuk
mendokumentasikan laporan
insiden keselamatan pasien,
analisis dan solusi untuk
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS


DAN SOLUSI
(PMK 1691/2011, Pasal, 11 Keselamatan
(1) Sistem pelaporan insidenPasien)
dilakukan di internal RS dan kepada
KNKPRS
(2) Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah
Sakit (KNKPRS) mencakup KTD, KNC, dan KTC, dilakukan
setelah analisis dan
mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS.
(3) Sistem pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan
Pasien RS harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim
(tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.
(4) Pelaporan insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2)

uwi 14-15 Agustus 2014

50

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS


DAN SOLUSI
(PMK 1691/2011, Pasal, 12
Keselamatan Pasien)

(1) Setiap insiden harus dilaporkan secara internal


kepada TKPRS dalam waktu paling lambat 2x24
jam sesuai format laporan sebagaimana tercantum
pada Formulir 1 Peraturan ini.
(2) TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang
dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaporkan hasil

uwi 14-15 Agustus 2014

51

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS


DAN SOLUSI
(PMK 1691/2011, Pasal, 13
Pasien)
(1) RS harusKeselamatan
melaporkan insiden,
analisis,
rekomendasi dan solusi Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) secara tertulis kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai
format laporan sebagaimana tercantum pada
Formulir 2 Peraturan ini.
(2) Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit melakukan pengkajian dan memberikan
umpan balik (feedback) dan solusi atas laporan
uwi 14-15 Agustus 2014

52

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara

SISTEM PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
PADA PELAYANAN
FARMASI
uwi 14-15 Agustus 2014

53

PELAPORAN INSIDEN

Pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran utk


mencegah kejadian yg sama terulang kembali

Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah


terjadi, potensial terjadi, ataupun yang nyaris terjadi.

Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf


farmasi yang pertama kali menemukan kejadian atau
terlibat dalam kejadian.

Pelaporan dilakukan dengan mengisi Formulir Laporan


Insiden yang bersifat rahasia.

PERLUNYA PELAPORAN
menurunkan insiden patient safety
yang terkait KTD, KNC, KTC dan
kejadian sentinel,
meningkatkan mutu pelayanan,
memonitor upaya pencegahan
terjadinya kesalahan
Mendorong dilakukannya investigasi
lebih lanjut

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN


SOLUSI
Setiap insiden harus dilaporkan secara
internal kepada TKPRS dalam waktu paling
lambat 2x24 jam sesuai format laporan
sebagaimana tercantum pada Formulir 1.
TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang
dilaporkan
TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kepada
kepala rumah sakit.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Alur Pelaporan Insiden Ke Tim


Keselamatan Pasien (KP) Di
Rumah Sakit (Internal)
1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/Kejadian Sentinel)
terkait dengan pelayanan kefarmasian, wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi
dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya
dengan mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam
kerja/shift kepada Apoteker penanggung jawab dan jangan
menunda laporan (paling lambat 2 x 24 jam).
3. Laporan segera diserahkan kepada Apoteker penanggung
jawab
Komisi Akreditasi
Rumah
Sakit
4. Apoteker penanggung
jawab
memeriksa
laporan dan

Alur Pelaporan Insiden Ke Tim


Keselamatan Pasien (KP) Di
Rumah Sakit (Internal
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi
dan analisis yang akan dilakukan :
. Grade biru : Investigasi sederhana oleh Apoteker
penanggung jawab, waktu maksimal 1 minggu
. Grade hijau : Investigasi sederhana oleh
Apoteker penanggung jawab, waktu maksimal 2
minggu
. Grade kuning : Investigasi komprehensif/Root
Cause Analysis (RCA) oleh Tim KP di RS, waktu
maksimal 45 hari
Akreditasi Rumah komprehensif/Root
Sakit
. Grade merahKomisi
: Investigasi

Alur Pelaporan Insiden Ke Tim


Keselamatan Pasien (KP) Di
Rumah Sakit (Internal
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana,
laporan hasil investigasi dan laporan insiden
dilaporkan ke Tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan menganalis kembali hasil
investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan Root
Cause Analysis (RCA) dengan melakukan Regrading
8. Untuk Grade kuning/merah, Tim KP di RS akan
melakukan Root Cause Analysis (RCA)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Alur Pelaporan Insiden Ke Tim


Keselamatan Pasien (KP) Di
Rumah Sakit (Internal
9. Setelah melakukan Root Cause Analysis
(RCA), Tim KP di RS akan membuat laporan
dan Rekomendasi untuk perbaikan serta
pembelajaran berupa : Petunjuk / Safety
alert untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali
10.Hasil Root Cause Analysis (RCA),
rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
kepada Direksi

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Alur Pelaporan Insiden Ke Tim


Keselamatan Pasien (KP) Di
Rumah Sakit (Internal
11.Rekomendasi untuk Perbaikan dan
Pembelajaran diberikan umpan balik
kepada instalasi farmasi.
12.Apoteker penanggung jawab akan
membuat analisis dan tren kejadian di
satuan kerjanya
13.Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh
Tim KP di RS.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN


SOLUSI
Rumah sakit harus melaporkan insiden,
analisis, rekomendasi dan solusi Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis
kepada Komite Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit sesuai format laporan.
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit melakukan pengkajian dan
memberikan umpan balik (feedback) dan
solusi atas laporan secara nasional.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN


SOLUSI

Sistem pelaporan insiden dilakukan di internal rumah


sakit dan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.

Pelaporan insiden kepada Komite Nasional


Keselamatan Pasien Rumah Sakit mencakup KTD, KNC,
dan KTC, dilakukan setelah analisis dan mendapatkan
rekomendasi dan solusi dari TKPRS.

Sistem pelaporan insiden kepada Komite Nasional


Keselamatan Pasien RS harus dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak
mudah diakses oleh yang tidak berhak.

Tujuan PelaporanKomisi
insiden
Akreditasiadalah
Rumah Sakituntuk menurunkan

uwi 14-15 Agustus 2014

64

uwi 14-15 Agustus 2014

65

uwi 14-15 Agustus 2014

66

uwi 14-15 Agustus 2014

67

uwi 14-15 Agustus 2014

68

uwi 14-15 Agustus 2014

69

ALUR PELAPORAN INSIDEN KP ke


TIM KPRS (internal)
INSIDEN (KNC/KTC/KTD/Kejadian Sentinel)
Tindak lanjut
(dicegah/ditangani)

Buat laporan insiden ( isi


formulir pada akhir kerja
dan diserahkan ke Ka unit)

Ka IFR memeriksa laporan ( melakukan grading


risiko)
Dilihat hasil investigasi dan dilaporkan ke tim KP di
RS
Komisi Akreditasi lagi
Rumah Sakit
Tim KP RS menganalisis
hasil investigasi dan

Cont.....
Untuk grade kuning/merah, Tim KP di RS akan
melakukan Root Cause Analysis (RCA)
Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa: petunjuk/safety alert
Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana
kerja dilaporkan kepada direksi
Rekomendasi untuk Perbaikan dan Pembelajaran diberikan
umpan balik kepada instalasi farmasi
Apoteker akan membuat analisis dan tren kejadian di satuan
kerjanya, monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP di RS
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

ANALISIS MATRIKS
RISIKO
dilakukan untuk menentukan
seberapa besar risiko suatu insiden
berdasarkan dampak dan
probabilitasnya.
Penilaian dampak dapat diartikan
sebagai seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada
cedera sampai meninggal.
Penilaian tingkat probabilitas dapat
diartikan sebagai seberapa seringnya
insiden tersebut.

PENILAIAN DAMPAK
KLINIS/KONSEKUENSI/SEVERITY (1)
TK RIKS

Deskripsi

Dampak

Tdk
significant

Tidak ada cedera

Minor

Moderat

Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk
berhubungan dng penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan

Mayor

Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit

Katatropik

Kematian yg tdk berhubungan dng


perjalanan penyakit

Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

73

Setelah nilai dampak dan probabilitas


diketahui, masukkan ke dalam tabel matriks
grading risiko untuk menghitung skor risiko
dan mencari warna bands risiko.
Skor risiko ini ditentukan dengan
menggunakan tabel matriks grading risiko,
yaitu:
- Pada kolom kiri: frekuensi.
- Pada baris kearah kanan: dampak.
- Pertemuan antara frekuensi dan dampak:
ditetapkan untuk mendapatkan warna

PENILAIAN DAMPAK
KLINIS/KONSEKUENSI/SEVERITY (1)
TK RIKS

Deskripsi

Dampak

Tdk
significant

Tidak ada cedera

Minor

Moderat

Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk
berhubungan dng penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan

Mayor

Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit

Katatropik

Kematian yg tdk berhubungan dng


perjalanan penyakit

Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

75

Setelah nilai dampak dan probabilitas


diketahui, masukkan ke dalam tabel matriks
grading risiko untuk menghitung skor risiko
dan mencari warna bands risiko.
Skor risiko ini ditentukan dengan
menggunakan tabel matriks grading risiko,
yaitu:
- Pada kolom kiri: frekuensi.
- Pada baris kearah kanan: dampak.
- Pertemuan antara frekuensi dan dampak:
ditetapkan untuk mendapatkan warna

PENILAIAN DAMPAK
KLINIS/KONSEKUENSI/SEVERITY (1)
TK RIKS

Deskripsi

Dampak

Tdk
significant

Tidak ada cedera

Minor

Moderat

Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk
berhubungan dng penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan

Mayor

Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit

Katatropik

Kematian yg tdk berhubungan dng


perjalanan penyakit

Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

77

PENILAIAN
PROBABILITAS/FREKUENSI
TINGKAT
RISIKO

DESKRIPSI

1
2

Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

3
4
5

Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)

Jarang/unlikey (> 2 5 tahun/kali)

Sering/Likely (beberapa kali/tahun)


Sangat sering/ almost certain (tiap
minggu/ bulan)

SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY


dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

78

MATRIKS GRADING
RISIKO
Probabilitas

Tak
Significant
1

MINOR
2

Moderat
3

Sangat sering
terjadi
(Tiap
minggu/bulan)
5

Moderat Modera Tinggi


t

Mayor
4

Katatro
spik
5

Ekstri
m

Ekstri
m

Sering terjadi
Moderat
(bbrp kali/tahun)
4

Modera Tinggi
t

Ekstri
m

Ekstri
m

Mungkin terjadi
(1 - < 2
tahun/kali)
3

Rendah

Modera Tinggi
t

Ekstri
m

Ekstri
m

Jarang terjadi
(> 2 - < 5
th/kali)
2

Rendah

Rendah Moder
at

Tinggi

Ekstri
m

dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

79

CONTOH
Di RS X pasien salah obat dan meninggal, kejadian
seperti ini pernah terjadi kurang dari 2 tahun yang
lalu
Nilai dampak
: 5 (katastropik), karena pasien

meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena
pernah

terjadi kurang 2 tahun yang lalu


Skoring risiko
: 5 X 3 = 15
Warna Bands
: Merah (ekstrim)
Catatan : Form laporan Sentinel. KTD & KNC lihat
PMK 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
dr Luwi - PMKP 2 juni 2013

80

Tindakan sesuai Tingkat & Band


Risiko
LEVEL/BAND
S

TINDAKAN

EKSTREM
(SANGAT
TINGGI)

Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling


lama 45 hari, membutuhkan tindakan
segera, perhatian sampai ke Direktur
RS

HIGH
(TINGGI)

Risiko tinggi, dilakukan RCA paling


lama 45 hari, kaji dng detail & perlu
tindakan segera, serta membutuhkan
tindakan top manajemen

MODERATE
(SEDANG)

Risiko sedang dilakukan investigasi


sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya
menilai dampak terhadap bahaya &
kelola risiko

LOW
(RENDAH)

Risiko rendah dilakukan investigasi


dr Luwi - PMKP 2 juni
2013
sederhana
paling
lama 1 81
minggu

Skor risiko akan menentukan prioritas risiko.


Jika pada penilaian risiko ditemukan dua
insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya
sama, maka untuk memilih prioritasnya
dapat menggunakan warna bands risiko.
Bands risiko adalah derajat risiko yang
digambarkan dalam 4 warna yaitu biru,
hijau, kuning, merah.
Skala prioritas bands risiko adalah :
Bands
Bands
Bands
Bands

biru : rendah investigasi sederhana


hijau : sedang inv. sederhana
kuning : tinggi inv. komprehensif/RCA
merah : sngt tinggi inv. komprehensif/RCA

VALIDASI DAN ANALISIS DARI DATA


PENILAIAN
PMKP
SENTIN
6, 7,
RCA
EL
8

KTD
RISK
GRADING

KNC
dr Luwi - 2 Agust 2014

INVESTIG
ASI
SEDERHA
83
NA

Peran Apoteker Dalam


Penyusunan Laporan
Idealnya setiap KTD/KNC/Kejadian Sentinel
yang terkait dengan penggunaan obat
harus dikaji terlebih dahulu oleh apoteker
yang berpengalaman sebelum diserahkan
kepada Tim Keselamatan Pasien RS.
Tujuan pengkajian untuk memastikan bahwa
laporan tersebut sudah sesuai, nama obat
yang dilaporkan benar, dan memasukkan
dalam kategori insiden yang benar
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

PENUTUP
Apoteker memiliki peran yang sangat penting
dalam meminimalkan terjadinya medication
error dengan memberikan pelayanan
kefarmasian secara paripurna dengan
memperhatikan faktor keselamatan pasien.
Untuk dapat berperan secara profesional
dalam pelayanan kefarmasian diperlukan
dukungan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
yang memadai.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai