Anda di halaman 1dari 18

1

Safety devices pada Rumah Sakit Pendidikan


Definisi
Rumah sakit adalah institusi pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang pelayanan
jasa kesehatan dengan penggunaan peralatan tekhnologi tinggi, bahan bahan, dan obat obatan
berbahaya bagi kesehatan untuk tindakan diagnostik. Semua kegiatan perawat, dokter,
mahasiswa kedokteran (pada rumah sakit pendidikan) dan tenaga profesi lainnya yang langsung
terjun mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya, mempunyai resiko tinggi
terhadap status kesehatan tenaga kesehatan.
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga
pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba
berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh
pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri
Dharma perguruan tinggi.
Menurut UU NO 44 TAHUN 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah sakit pendidikan :
a. merupakan RS yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam
bidang profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan tenaga profesi lain.
Pasal 23(1)
b. Dalam penyelenggaraan RS pendidikan dapat di bentuk jejaring Rumah Sakit pendidikan
Pasal 23(2)
c. Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi RS Pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan
standar RS Pendidikan Pasal 22(1)
d. RS pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan Pasal 22(1)
Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di rumah sakit, maka perlu
dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau traumatic akibat lingkungan
kerja dan faktor manusianya. Salah satu diantaranya adalah penggunaan APD. Standar
penggunaan alat pelindung diri membutuhkan adanya pengawasan dari pihak rumah sakit sesuai
dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2010 tentang rumah sakit yang tercantum pada pasal
54 mengenai pembinaan dan pengawasan.
2

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang
pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris
dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal"
pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si
pemakainya. APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap. APD merupakan
solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat
bahan kimia.
Menurut Budiono (2003), alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja.

Syarat APD
Menurut Sumamur (1996), syarat-syarat alat pelindung diri yang baik antara lain :
a. Alat pelindung diri tersebut harus enak dipakai.
b. Alat pelindung diri tersebut harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.
c. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang dihadapinya.
etentuan penggunaan APD
Menurut Budiono, dkk (2003), alat pelindung diri yang telah dipilih hendaknya
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya
yang dihadapi oleh pekerja.
b. Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang
berlebihan.
c. Harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Tidak mudah rusak.
f. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya.
g. Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat pelindung diri dapat
dilakukan dengan mudah.
h. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
3

i. Pemeliharaannya mudah
j. Tidak membatasi gerak
Rasa tidak nyaman tidak berlebihan (rasa tidak nyaman tidak mungkin hilang sama
sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi).
Oleh sebab itu pemeliharaan dan control terhadap alat pelindung diri penting karena alat
pelindung diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat
menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

Kelemahan penggunaan APD
1. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna
a. Memakai alat pelindung diri tidak tetap.
b. Cara memakai alat pelindung diri yang salah.
c. Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.
2. Alat pelindung diri tidak enak dipakai.

Jenis Alat Pelindung Diri
Menurut Sumamur (1996), alat pelindung diri beraneka ragam macamnya, jika
digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindungi maka jenis proteksi diri adalah :
a. Perlindungan Mata Dan Wajah.
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh
pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan
wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi.
Secara umum perlindungan mata terdiri dari Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung wajah,
Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi
mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).

4

b. Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang
wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat
pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan
ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan
dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan
api sebelum mengenai kulit pemakainya.
Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas secepatnya.
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron
digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi, yang
berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari
plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan
kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut
ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi Bahan dari peralatan
perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium
dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.
c. Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar
bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya
melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga
dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin. Sarung tangan harus secara
periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang
ditangani.
Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan
karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan
pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC
5

(Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang
akan ditangani.
APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini
adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk
melindungi dari bahan kimia.
Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak Mesh, Sarung metal mesh tahan
terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung tangan
yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar, Sarung tangan
Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun, Sarung tangan
Padded Cloth Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi,
Sarung tangan Heat resistant Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan
penghantar listrik), Sarung tangan Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan
bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai,Sarung tangan lead lined Digunakan
untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
d. Perlindungan Pernafasan
-Respirator yang sifatnya memurnikan udara
-Respirator yang dihubungkan dengan supply udara bersih
-Respirator dengan supply oksigen
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat
pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang
sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa
6

pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut
harus diganti.
Menurut Notoadmodjo (1974), faktor yang mempengaruhi bersedia atau tidaknya
menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan adalah :
1. Sejauh mana orang yang memakai alat itu mengerti akan kegunaannya.
2. Kemudahan dan kenyamanan apabila dipakai dengan gangguan yang paling minimum
terhadap prosedur kerja yang normal.
3. Sangsi-sangsi ekonomi, social dan disiplin yang dapat digunakan untuk mempengaruhi
attitude mereka.
Menurut Siswanto (1991), alat pelindung diri antara lain :
1. Alat pelindung tangan
Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Hal ini
tidaklah mengherankan karena kecelakaan pada tangan sering terjadi. Dalam memilih sarung
tangan yang tepat, perlu mempertimbangkan faktor-faktor antara lain :
a. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan
yang halus dimana pemakaiannya harus membedakan benda-benda yang halus,
pemakaian sarung tangan yang tipis akan memberikan kepekaan (sensibilitas) yang
lebih besar dari sarung tangan yang berukuran tebal.
b. Bagian tangan yang harus dilindungi, apakah tangan saja atau tangan dan lengan bawah.
Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi :
a. Sarung tangan biasa
b. Gaunlets atau sarung tangan yang dilapisi oleh plat logam
c. Mitts atau sarung tangan dimana keempat jari pemakainya dibungkus menjadi satu
kecuali ibu jari yang mempunyai pembungkus sendiri (bentuknya seperti sarung petinju)


7

Macam-macam sarung tangan antara lain :
a. Sarung tangan karet
b. Sarung tangan kulit

2. Alat pelindung kaki atau sepatu boot
Sepatu keselamatan kerja (Sefety Shoes) digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya
tertusuk benda-benda tajam. Sepatu pelindung kaki ini terbuat dari kulit.
3. Pakaian kerja
Pakaian pelindung atau pakaian kerja ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari
benda yang kotor.
Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber sumber bahaya tertentu seperti :
-Terhadap radiasi panas
-Terhadap radiasi mengion
-Terhadap cairan dan bahan bahan kimia
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron (penutup / menahan
radiasi), yang berfungsi untuk menutupi sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan
api, pada suhu dingin, cairan kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar
radiasi






8

Penggunaan APD pada rumah sakit pendidikan
Rumah Sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan program
Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan untuk berbagai profesi, seperti dokter, apoteker,
perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit.
Semua tenaga kesehatan tersebut termasuk didalamnya mahasiswa praktik (keperawatan
maupun kedokteran) pada rumah sakit pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menjaga
keselamatan dan kenyamanan dalam menjalankan tindakan medis, serta memilki peran yang
besar dalam upaya pengendalian infeksi. Penggunaan APD wajib dilaksanakan oleh semua
tenaga kesehatan termasuk mahasiswa praktik. Penerapan standard precaution bagi mahasiswa
praktik bertujuan untuk melatih dan membiasakan diri selalu mengutamakan kesehatan dan
upaya pengendalian infeksi dirumah sakit.
Penerapan APD untuk semua tenaga kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya yaitu faktor prilaku dalam penggunaan APD. Prilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. faktor predisposisi berupa pengetahuan
dan sikap tentang APD, sedangkan faktor pendukung mengacu pada daya dukung lingkungan
secara fisik meliputi ketersediaanalat APD. Faktor terakhir faktor pendorong yaitu daya dukung
sumber daya manusia disekitar individu yan selalu melakukan pengawasan penggunaan APD
saat praktik.
Oleh karena itu semua profesi kesehatan untuk berbagai profesi, seperti dokter, apoteker,
perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit,
diharapakan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik ketika menggunakan APD dalam
memberikan tindakan medis atau asuhan keperawatan dan lain-lain.
o Masker
o Fasilitas cuci tangan
o Fasilitas menggantung jas operasi
a. Masuk langsung ke Ruang rawat kasus suspek / probabel /konfirmasi.
b. Prosedur keluar Ruang Perawatan isolasi
o Perlu disediakan ruang ganti khusus untuk melepaskan Alat Perlindungan Diri
(APD).
9

o Pakaian bedah / masker masih tetap dipakai.
o Lepaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti pakaian umum, masukkan dalam
kantung binatu berlabel infeksius.
o Mandi dan cuci rambut (keramas)
o Sesudah mandi, kenakan pakaian biasa.
o Pintu keluar dari Ruang Perawatan isolasi harus terpisah dari pintu masuk.

Penerapan Safety Devices pada rumah sakit : terutama bagi keselamatanmencakup lima
halutamayangsalingterkait, yaitu Keselamatanbagi Pasien, Petugas, Institusi/Program,
LingkungandanAnggaran.Bagi keselamatan Pasien dapat mencegah penyakitBlood-borne
danIatrogenic serta pencegahan terhadap KTD/KNC yang terjadi karena berbagai filter gagal
mencegah terobosan risiko medical errors.Bagi Petugas bermanfaat mencegah Luka Tusuk.
KTD Luka Tusuk/NSI paling sering terjadi pada:
Saat/ sesudah menyuntik/memasang IV-Cathether
Saat memasang kembal (re-cap) penutup jarum suntik
Akibat gerak pasien tidakter kontrol (paediatri& psikiatri)
Saat pemindahan cairan tubuh kedalam alat suntik atau alat pengumpul lain
(dilaboratorium)
Pembuangan alat suntik bekas yg tidak sesuai aturan
Kenacipratan darah (blood splatter) dari ujung jarum atau dari tempat sampah
SPO(StandarProsedurOperasional)yang benar dan mutakir,harus dilaksanakan dengan
tepat dan disiplin oleh tenaga yang tepat dan kompeten, terutama dalam penggunaan alat yang
menjamin keselamatan pasien.







10

Safety Devices : Simple Taxonomi






























Intervention SafetyTools
IV-Cathether
Medical
Therapy
Diagnostic
Intervention SafetyTools
Medicine
Delivery
Syringes
Non-Syringes
ImageCapture
IV-Cathether
ADS
RUPS
Non-IV Cathether
SpecimenCapt
ure
Blood Vacuum Tubes
Non-
Blood
Other Tubes/
devices
Non-Medical
Care Related
Non-Care
Related
Food, Linen, Gas etc.
WasteManagement
Medical(Bio)
Waste
SharpsWaste
Building
Others
11

Safety Devices dan PelayananKesehatan memiliki kriteria-kriteria utama yaitu :
1. AspekKlinis(Clinical Value) :
Aspek Klinis terbagi dua yaitu : klinis umum dan klinis khusus, kedua aspek ini bermanfaat
bagi kuantitas pasien dan kualitas petugas serta dipengaruhi oleh penggunaan dan
ketersediaan bahan dan teknologi.
a. AspekKlinisUmum:
Terapi/Diagnostik(Apa? Tujuan?)
Klinisi (Siapayang memakai/melakukan?)
Peraturan(SOP? Standar? Hukum?)
Pasien(Kondisi? Umur? Sex?)
b. AspekKlinisKhusus:
Lokasi(Dimana? KondisiArea?)
Alat(Bahan/Teknologi/Type/Kemampuan/Mutu/Biaya?)
PersiapanObat(Macam/Dosis/Fisikokimia/Kecepatan?)
PersiapanLokasi(Disinfeksi)
Cara (Safety Technique/Angle/Speed? etc.)
Perawatan(Aseptic/Monitor/Flushing/Stabilisasi/Disposal?)
2. Aspek Ekonomis (Economic Value)
Aspek ekonomis merupakan Total Cost Analisis, meliputi Risk, Price, Opportunity Cost,
TOP, Service Contracts dan lain lain, yang terkaitdenganhasilanalisaaspekklinis.

Pemakaian Safety Device dalam pelayanan Rumah Sakit terbukti sangat efektif/efisien
untuk keselamatan pasien karena langsung dapat mencegah KTD. Safety Device sangat
diperlukan dalam setiap bagian pelayanan rumah sakit, meliputi :
1. UGD
2. ICU
3. OK
4. Laboratorium(Klinik/Mikro/Rad.)
5. Poliklinik
6. BangsalBedah
7. BangsalPaediatri
12

8. VIP Unit
9. BagianGizi
10. SemuaBangsal/Unit Pelayanan
Pemakaian Safety Device mencegah KTD dan mengurangi biaya total Rumah Sakit
dengan mencegah risiko pemborosan biaya pelayanan/pengobatan dan biaya akibat KTD.
Menurut Gaukroger, P.B. et al, dalam Infusion Thrombophlebitis: A prospective
comparison, AnaesthIntenscare (1988), 16, 265-271, mengenai pengalaman StudiKlinis,
menyatakan bahwa:
a. Komplikasi IV yang paling sering: thrombophlebitis,(sakit, erythema, bengkak dan
thrombosis pada vena)
b. Bahankateterterbuktimerupakanpenyebabpaling signifikaninfusion thrombophlebitis leading
to BSI
c. Kateter Biomaterial mengurangithrombophlebitishingga46%dibandingkandengankateter
biasa.
d. Kerusakanujungkateterbiasamencapai37.3%, padakateterBiomaterial hanya16.6%.Tingkat
kerusakanujungkateterterkaitsignifikandengan kasusphlebitis yanglebih tinggi.
Sedangakan secara PengalamanPraktis/Ekonomis menyebutkan bahwa:
a. Penggunaan IV Cathbio-material menurutkan total cost 15% karena kasus flebitis turun 7%
dengan semua konsekwensi biaya ikutannya meskipun harga/price IV Cathbio material11%
lebih mahal.
b. Penggunaan Alat Suntik dan IV Cath. yang aman (Safety Syringe/IV CATH) menurunkan
total cost sebesar 22% karena KTD Luka Tusuk turun dengan semua konsekwensi biaya
ikutannya, meskipun harga/price Safety Syringe/IV Cath10% lebih tinggi.
c. Pemakaian Vacuum Tubes untuk mengambil darah menurunkan total cost sebesar12% karena
KTD Luka Tusuk turun dan hasil Lab lebih akurat dengan semua konsekwensi
biayaikutannya, meskipun harga/price vacuum Tubes 10% lebihtinggi.
d. Perbaikan TOP and service Contractalatmonitor pasiendiICU, OK dan UGD menurunkan
total cost sebesar9%karenapenurunancost of money, biayastaff training & perawatanalat,
dengan semuakonsekwensibiayaikutannya meskipun hargaperalatanitubisamencapai42%
lebihmahal.
Dalam melakukan Device Value Audit, hal perlu diperhatikan adalah:
13

1. Fokus pada peralatan habis pakai/consumables (Syringes, IV Catheter, Gloves, Alcohol
Swabs, dll) dan peralatan high Capital Investment (Diagnostik, Infrastructure, transport,
dll).
2. Fokus pada unit-unit dengan high production pressure, high infection-riskdan high
image-and-legal-risk(OK, ICU, OK, Lab, Poliklinik, BangsalPaediatri, BedahdanVIP)

Jenis alat medis yang sering digunakan oleh pasien dan petugas medis dengan material
yang aman dalam rumah sakit pendidikan.
Kateter urin, drain, shunt, kateter IV, kanul nasal dan NGT
Silikon
Silikon, salah satu bahan yang paling diuji secara global dan kelompok biomaterial yang paling
banyak digunakan,yang terkenal dengan biokompatibilitas dan biodurabilitas intrinsiknya. Ciri
khas ini telah dikaitkan dengan material yang stabil terhadap suhu dan kimia,tegangan
permukaan rendah dan hidrofobik. Akibat sifat ini, silikon mempunyai keuntungan untuk
digunakan secara global dan untuk produk medis lainnya. Silikon telah digunakan dalam bentuk
kateter pendek dan panjang, drain, dan shunt selama lebih dari enam puluh tahun Elastomer
silikon adalah material yang tahan dalam berbagai suhu, kateter silikon stabil terhadap suhu
( berkisar dari -80 C sampai +230 C), pada dasarnya tidak terpengaruh oleh autoklaf
berulang. Kateter ini juga biasanya dapat disterilkan dengan pemanasan kering.

Polivinil klorida
Polivinil klorida umumnya disingkat dengan PVC dan memiliki nama IUPAC polychloroethene
. Hal ini disebabkan oleh penambahan polimerisasi monomer vinil klorida . suatu inisiator kimia
digunakan untuk memfasilitasi reaksi dengan membuka ikatan ganda , sehingga menimbulkan
tempat inisiasi lain disisi berlawanan dari ikatan monomer untuk melanjutkan pertumbuhan
molekul. PVC adalah termoplastik , meskipun polimer murni keras dan kaku, penambahan bahan
kimia yang dikenal sebagai plasticizer diperlukan untuk membuat PVC yang lembut dan
fleksibel . Plasticizers ini sepertiganya terdiri dari plastik, tidak terikat secara kimia dalam
polimer molekul . Dengan demikian ,penambahan molekul ini dapat diekstraksi secara in vivo
14

sehingga menyebabkan beberapa masalah : induksi reaksi inflamasi akut dengan plasticizer,
meningkatkan kekakuan / kerapuhan polimer dan tingkat kegagalan meningkat akibat kerusakan
bila dibandingkan dengan biomaterial lainnya. Pada tahun 2002 , FDA AS mengeluarkan
Pemberitahuan Kesehatan Masyarakat tentang PVC. Badan ini menjelaskan tentang paparan
PVC plasticizer DEHP ( di ( 2 - ethylhexyl ) phthalate ) yang digunakan dalam berbagai
peralatan medis termasuk kateter , kantong darah , dan extracorporealtubing . Paparan DEHP
telah menghasilkan berbagai efek samping pada hewan laboratorium , sebagian besar terutama
toksisitas hati dan atrofi testis .
Latex Rubber
Latex Rubber adalah istilah yang sering digunakan untuk suspensi koloid tebal berwarna putih
susu dari bahan alami yang mengandung hidrokarbon polimer. Getah karet paling sering
diperoleh secara langsung dari getah dari pohon karet (Hevea brasiliensis) , Nama tersebut
berasal dari bahasa Brazil dimana pohon tersebut ditemukan. Komposisi kimia dari bahan lateks
bervariasi.Sejak ditemukannya pandemi human immunodeficiency virus ( HIV ) , penggunaan
sarung tangan karet dan kondom meningkat tajam di tahun 1980-an . ini meningkat
penggunaannya bertepatan dengan laporan peningkatan alergi lateks , terutama di kalangan
petugas kesehatan. Prevalensi alergi lateks di kalangan profesional medis sejak itu telah
diperkirakan antara 8 dan 17 %. Penyakit lain juga berisiko , seperti pasien yang mengalami
spina bifida dan spinal cord injury yang telah terpapar dengan kateter lateks berulang dan kronis.
Studi telah melaporkan prevalensi sensitivitas lateks pada anak-anak dengan spina bifida berkisar
antara 30 sampai 41% .Dalam sebuah studi pasien dewasa yang cedera tulang belakang dengan
inkontinesia, 47 % memiliki respon alergi terhadap lateks Prevalensi populasi umum diyakini
lebih rendah , berkisar antara 1 sampai 6%.

Bagi sebagian orang , kontak dengan produk lateks seperti kateter dapat mengancam hidup
Misalnya , kematian memiliki kaitan dengan anafilaksis retensi balon lateks yang digunakan
dalam uji barium enema. Alergi lateks biasanya hadir sebagai Tipe I ( IgE -mediated ) yang
merupakan reaksi alergi langsung terhadap protein yang mengandung rubber alami . Pelumas
bubuk seperti saripati jagung dapat berikatan dengan protein lateks alami dan dengan demikian
15

menyebabkan paparan yang berulang. Selain protein , beberapa bahan tambahan yang digunakan
selama pembuatan juga telah menjadi penyebab. Sebagai contoh, jumlah sisa beberapa
akselerator (mis. , karbamat ,Tiarum , mercaptobenzo - thiazole ) mungkin menyebabkan reaksi
hipersensitivitas lambat tipe IV ( T - sel mediated ). Alergi lateks sekarang dianggap sebagai
masalah kesehatan utama dan banyak rumah sakit memiliki kebijakan manajemen mengurangi
risiko penggunaan produk yang mengandung lateks produk lateks yang untuk melindungi pasien
dan juga kesehatan pekerja. Mengubah fasilitas medis untuk "keamanan-lateks" dapat
mengurangi sensitisasi karyawan , penyakit , dan kecacatan . fasilitas kesehatan, terlepas dari
ukuran, dengan demikian mungkin memperoleh manfaat finansial karena keamanan-lateks.

Hand scoon
Ada 3 bahan material yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk membuat sarung tangan atau
biasanya banyak yang bilang Handscoon. Mari kita bahas yang pertama yaitu :
1. Vinyl
Sarung tangan vinyl terbuat dari bahan sintesis non-biodegradable, polyvinyl klorida dan
plasticizer (plastik PBC). Sarung tangan vinyl adalah salah satu sarung tangan yang berbahan
murah untuk penanganan bahan kimia dan bahan yang tidak berbahaya lainnya.
Kekurangan untuk sarung tangan vinyl adalah perlindungan yang sangat minim terhadap bahan
kimia berbahaya dan mikro-organisme. Sarung tangan vinyl ini agak longgar, dan kurang
nyaman sehingga tidak dapat pas digunakan juga tidak dapat membentuk tangan terlebih lagi
sarung tangan ini juga kurang elastis bila dibandingkan dengan latex dan nitrile. Sarung tangan
ini biasanya berwarna putih natural dan lebih cenderung hampir krem.
2. Latex
Sarung tangan latex terbuat dari karet alam yang berasal dari pohon karet. Sampai saat ini latex
masih tetap yang paling elastis, sarung tangan latex ini juga pas dan dapat membentuk tangan.
Kekurangan sarung tangan latex ini adalah ada beberapa orang yang alergi terhadap karet alam,
jadi tidak semua orang bisa tahan. Alergi juga bisa disebabkan oleh penggunaan sarung tangan
16

latex yang dipakai terus menerus. Ketahanan sarung tangan latex terhadap bahan kimia dan objek
tajam masih kurang bila dibandingkan dengan nitrile.
Sarung tangan ini merupakan powdered. Yaitu di dalamnya sudah ada bubuk seperti bedak yang
biasanya wanginya mint.

3. Nitrile
Nitrile merupakan synthetic polymer yang memiliki banyak karakteristik latex karet alam.
Keuntungan utama adalah bahwa nitrile bebas dari protein latex (latex free), sehingga tidak
menimbulkan alergi. Sarung tangan nitrile memberikan perlindungan lebih baik terhadap bahan
kimia dan biohazard dibandingkan dengan sarung tangan latex. Juga, sarung tangan nitrile 3x
lebih tahan terhadap objek tajam dan tidak mudah sobek dibandingkan dengan latex alami.
Sarung tangan nitrile lebih elastis dibandingkan dengan vinyl. Dikarenakan terbuat dari bahan
sintesis, nitrile memiliki daya tahan simpan yang lebih lama daripada karet alam. Kekurangan
pada sarung tangan nitrile adalah tidak biodegradable.
Berbeda dengan latex, sarung tangan nitrile powder free. Yaitu di dalam sarung tangan tidak ada
bubuk seperti bedak, jadi benar benar steril.
Sarung tangan biasanya ada dua pilihan ada yang tebal ada yang tipis. Untuk pemilihan sarung
tangan yang tebal diujung jari dan ada bintik bintik yang timbul biasa digunakan untuk
laboratorium karena lebih kesat sehingga untuk memegang tabung yang permukaannya halus dan
bahan kimia lainnya lebih aman. Sedangkan untuk perawat, dokter, bidan biasanya menggunakan
yang lebih tipis, supaya bisa merasakan denyut nadi.
Jarum suntik
Bahan baku
Sejak jarum suntik kontak langsung dengan bagian tubuh, peraturan pemerintah mengharuskan
jarum tersebut dibuat dari bahan biokompatibel yang layak secara farmakologi. Selain itu,jarum
harus steril dan tidak beracun. Banyak jenis bahan yang digunakan untuk merancang berbagai
macam sediaan jarum suntik. Jarum umumnya terbuat dari stainless steel atau karbon yang tahan
17

panas. Untuk mencegah korosi, banyak yang berlapis nikel. Tergantung pada jenis perangkat
yang digunakan, bagian utama dari tabung dapat terbuat dari plastik, kaca, atau keduanya. Plastik
juga digunakan untuk membuat pegangan plunger dan karet sintetis yang fleksibel untuk kepala
plunger.









18

Kesimpulan
o Keselamatan pasien mencakup 5 hal utama yg saling terkait keselamatan pasien,
petugas, institusi/program, lingkungan dan anggaran.
o Inti keselamatan pasien mencegah KTD/KNC.
o KTD/KNC terjadi karena berbagai filter gagal mencegah terobosan risiko medical
errors.
o Safety Device penangkal KTD/KNC yg paling efektif/efisien karena merupakan
filter terdepan yang langsung dapat mencegah KTD/KNC.
o Pemakaian Safety Device cara tercepat dan termudah mencapai keselamatan
pasien RS
o Pemakaian Safety Device dalam pelayanan RS terbukti sangat efektif/efisien utk
keselamatan pasien karena langsung dapat mencegah KTD.
o Pemakaian Safety Device mencegah KTD dan pengurangan biaya total RS dg
mencegah risiko pemborosan biaya pelayanan/pengobatan & biaya akibat KTD

Anda mungkin juga menyukai