Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran strategis. Salah satu peran utamanya yaitu memberikan
pelayanan yang bermutu pada masyarakat. Berdasarkan peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia, Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Oleh karena itu fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan dapat
memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit pada
perorangan, kelompok atau masyarakat (UU Tentang RS No 44, 2009).
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan di Indonesia memerlukan suatu
sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan mencapai pembangunan kesehatan
yang efesien yang kemudian memenuhi hak dasar rakyat yaitu hak memperoleh
pelayanan kesehatan. (UU Kesehatan No.23, Tahun 1992 dan UUD 1945 pasal
28 H ayat 1). Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit, pelayanan keperawatan yaitu suatu bentuk
pelayanan profesional yang integral yang berdasar ilmu dan kiat keperawatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
sehat maupun sakit (UU NO 38, 2014).
Maka dari itu, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
kesehatan pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang
harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus
mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang profesional (Jasun, 2006).
Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

1
berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya
(Depkes RI,2002).
Keperawatan sebagai pelayanan atau asuhan profesional bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif lain, mengacu
pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntutan umum.Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etika (Nursalam, 2007).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Nursalam, 2007).
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan
yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan
mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang
lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi tujuan di tetapkan
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat
professional, tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara
keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan
pasien menuju kearah kesembuhan (Hardianti, 2012).
Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika
Widya Sukmana (1996) dalam Nursalam (2010) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang

2
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2010).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
untuk merencanakan, mengatur dan menggerakan karyawan dalam
memberikan pelayanan keperawatan sebaik-sebaiknya pada pasien melalui
manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien , diperlukan suatu standar yang
akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut
(Anonim, 2011).
Menurut Henry Faroy (dalam wanburg, 2000) fungsi-fungsi menajemen
terdiri dari perencanaa (planning), Pengorganisasian (organizing),
Pengkoordinasian (Coordinating), Pengendalian (Controling). Sedangkan
menurut George Terry (dalam Handoko, 1999) menyatakan fusngi manajemen
terdiri dari Planning, Organizing, Actualing, dan Controlling.
Adanya tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Pelayanan
keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam
pengembangan dunia keperawatan. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan
manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal
mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan
(Jasun, 2006).
RSUD Banyumas sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian, serta usaha lain dibidang kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam visi dan misi
RSUD Banyumas yaitu visi RSUD Banyumas adalah “Menjadi Rumah Sakit
pendidikan yang bermutu tinggi, seimbang dan komprehensif”. Sedangkan
misi RSUD Banyumas yaitu yang pertama menyelenggarakan pelayanan,
pendidikan dan riset bidang kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi dan

3
terjangkau bagi masyarakat.Yang kedua yaitu menyelenggarakan pelayanan,
pendidikan dan riset bidang kesehatan yang seimbang, komprehensif dan
terintegrasi. Yang ketiga yaitu mengembangkan profesionalisme sumber daya
manusia. Yang keempat yaitu meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang
terkait, yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Sedangkan moto RSUD
Banyumas “Memberikan pelayanan yang terbaik yang CEMERLANG
(Cermat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah, Lancar, Aman, Nyaman, dan
Gairah)
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta
peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan professional
hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu perawat perlu mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP) yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan
keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah.
Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang
berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penataan dan
fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengembalian keputusan,
sistem penugasan dan sistem penghargaan yang memadai (Hardianti, 2012).
Begitu juga dengan posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan,
ketua tim atau perawat pelaksana dalam suatu bagian, memerlukan suatu
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat
professional, tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara
keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan
pasien menuju ke arah kesembuhan (Hardianti, 2012).

4
Kepala ruangan sebagai pemimpin pelayanan di ruang rawat inap
bertanggguang jawab merencanakan, mengornasir, meotivasi dan
mengendalikan perawat serta tenaga panjang dalam memberikan pelayanan
keperawatan (La Monica, 2004). Kepala ruang adalah perawat profesional
yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan
perawatan di satu ruang perawatan. Fungsi manajerial yang menangani
pelayanan keperawatan di ruang perawatan di koordinatori oleh kepala ruang.
Kepala ruang menjadi ujung tombak tercapai nya mutu pelayanan rumah sakit
serta bertanggung jawab mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Untuk itu seorang kepala ruang di tuntut memiliki
kompetensi yang lebih dalam melaksanakan fungsi manajerial nya.
Kemampuan manajerial yang harus di miliki oleh kepala ruang adalah
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan, pengawasan
serta pengendalian, dan evaluasi. (Arwani & Supriyatno, 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan Warsito (2006) mengenai persepsi
perawat terhadap fungsi manajerial kepala ruang di rumah sakit jiwa Dr.
Amino gondohutomo semarang bahwa perawat pelaksana yang mempunyai
persepsi tentang fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik, dan perawat
pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengawasan kepala ruang
tidak baik, cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga
tidak baik
Dari beberapa fungsi manajerial kepala ruang tersebut salah satu yang
harus dijalankan oleh kepala ruang adalah fungsi pengawasan melalui
supervisi keperawatan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan
keperawatan. Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan adil dan
bijaksana. Dengan demikian diharapkan setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang baik, cepat tepat sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat yang bersangkutan. Tujuan utama supervisi adalah

5
untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan bukan untuk mencari kesalahan.
Peningkatan kerja ini dilakukan dengan teknik langsung dan langsung.
Supervisi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan dan apabila di
temukan masalah segera di beri petunjuk atau bantuan untuk mengatasi nya
(Suarli & Bahctiar, 2009).
Praktek klinik keperawatan mata kuliah manajemen keperawatan yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah di ruang Arjuna RSUD Banyumas tidak
hanya menekankan proses pembelajaran mahasiswa agar dapat menguasai
ranah atau domain kognitif, tetapi juga memberikan penekanan yang sama
pada arah psikomotor dan afektif yang akan didapatkan melalui praktek klinik.
Mata kuliah ini diberikan untuk membantu mahasiswa memperoleh
pengalaman belajar manajemen keperawatan yang dapat membantu dalam
aplikasi ditatanan pelayanan keperawatan nyata dengan peran sebagai manajer
kepala ruangan, ketua tim, serta perawat asosiasi. Dalam rangkaian praktek
klinik keperawatan ini, mahasiswa akan bermain peran atau role play sebagai
Kepala Ruang Arjuna RSDU Banyumas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek role play di ruang Arjuna RSUD Banyumas
mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan sebagai Kepala
Ruangan.
2. Tujuan Khusus
- Membuat perencanaan Tenaga Perawat Di Ruang Arjuna
- Mengkoordinir pembagian beban kerja di ruang Arjuna
- Mengobservasi kegiatan Katim, Perawat Pelaksana dalam melukan
Asuhan Keperawatan di Ruangan Arjuna

6
C. Gambaran Umum Ruang Arjuna
Ruang Arjuna merupakan satu ruangan perawatan di RSUD Banyumas
yang memberikan perawatan pasien dengan kasus Jiwa, untuk pasien laki-laki
dan perempuan. Jumlah SDM di ruang Arjuna adalah 11 orang yang terdiri
atas tenaga medis dan non medis dengan rincian sebagai berikut : 1 orang
kepala ruangan, 1 orang kepala tim, 8 orang perawat pelaksana dan 1 orang
petugas administrasi. Ruang Arjuna mempunyai kapasitas sebanyak 18 tempat
tidur yang terdiri dari VIP: yaitu kamar 1 dan kamar 6 dengan fasilitas tempat
tidur, sofa, tv, lemari, kulkas, AC dan kamar mandi sedangkan kamar kelas 1
yaitu kamar 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10 dengan fasilitas tempat tidur, lemari, sofa,
AC, dan kamar mandi kemudian untuk kamar kelas 2 GMO ( Gangguan
Mental Organik) yang terdiri dari GMO laki-laki ( 4 tempat tidur, 2 kipas
angin dan 1 lemari) sedangkan GMO perempuan dengan fasilitas 4 tempat
tidur , 2 kipas angin dan 1 lemari)

D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan Role Play ini
dilaksanakan di Ruang Arjuna RSUD Banyumas yang berlangsung selama
7 hari dari tanggal 4-11 Februari 2019.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kepala Ruangan

Kepala ruangan sebagai pemimpin pelayanan di ruang rawat inap


bertanggguang jawab merencanakan, mengornasir, meotivasi dan
mengendalikan perawat serta tenaga panjang dalam memberikan pelayanan
keperawatan (La Monica, 2012).
Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi. Keberhasilan suatu rumah sakit bukan hanya di lihat dari
keberhasilan seorang kepala ruangan dalam memimpin ruangan, melainkan
juga peran seluruh perawat pelaksana. Dalam melakukan tugasnya perawat
harus dimotivasi untuk menambah semangat kerja.

B. Tugas Kepala Ruangan


Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

C. Uraian Tugas
1. Perencanaan:
- Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
- Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien.
- Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
- Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

8
2. Pengorganisasian dan ketenagaan:
- Merumuskan metode penugasan keperawatan.
- Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.
- Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
- Membuat rentang kendali diruang rawat.
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat
roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan
jumlah dan kondisi pasien.
- Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam
bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi.
- Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
- Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
- Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
3. Pengarahan:
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
- Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
4. Tanggung jawab kepala ruangan :
- Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala
bidang perawatan melalui kepala seksi perawatan
- Secara tehnis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter
penanggung jawab / dokter yang berwewenang / kepala
- Tanggung jawab kepala ruang pada penugasan tim :

9
- Menetapkan standar kinerja staf
- Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang
dipimpinnya
- Memberikan kesempatan pada klien tim dan membantu untuk
mengembangkan ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.
- Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tantang prosedur
tim keperawatan
- Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf tempat diskusi
- Memotivasi staf untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
- Melakukan kemunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya
- Peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan
keperawatan,
- Bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang
berkualitas,
- Menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari
kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.

D. Fungsi kepala ruang


Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)
sebagai berikut:
1. Perencanaan: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan: membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,
organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai
tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan
menggunakan power serta wewengan dengan tepat.

10
3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview,
mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf,
dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan
etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak
dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan,
personalia dan lain – lain.

11
BAB III
PERENCANAAN
A. Uraian Tugas

1 Bertugas pada pagi hari


2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan tugas jaga dari yang
Perawat Pelaksana tugas malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan konfirmasi/supervise
tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga
malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a bersama sebagai
awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan tugas jaga
malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua Perawat Pelaksana yang
ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana sesuai
kemapuan dan beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnose dan
perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi
tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat Pelaksana.
9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan pasien.
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang ada di
bawah tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang
ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam
rekam keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari perawat pelaksana untuk

12
persiapan operan tugas jaga berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga kepada
anggota tim yang tugas jaga berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu grup
atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada
pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada sore malam
libur.
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak
bertugas.
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam rutin
keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali.
18 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada Perawat
Pelaksana minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side
teacshing).

B. Struktur Organisasi

Ka.Ru
Intan Buana, S.Kep

KATIM
Siti Julayha. S.Kep

PERAWAT PELAKSANA. PERAWAT PELAKSANA.

Nora Lafita. S.Kep Januari Ahmad. S.Kep

13
C. Perencanaan Tenaga Perawat (SDM)
- Menurut Depkes RI (2005)
Berdasarkan klasifikasi pasien cara penghitungan:
Jumlah perawatan/hari = jumlah klien x rata-rata perawatan

Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan diruangan/hari


Jam efektif perawat
- Kajian data
Jumlah perawatan/hari = jumlah klien x rata-rata perawatan
= 10 x 2,5
= 25 jam
Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan diruangan/hari
Jam efektif perawat
= 25 : 7
= 3.57
= 4 orang

Loss day =
( jumlah hari minggu dalam 3 bulan +cuti + hari besar) x keb.tenaga kerja
Jumlah hari kerja efektif/bulan
= 15 + 3+2
92
= 20/92
= 0,21
Non nursing job = jumlah tenaga keperawatan + lossday x 25
100
= (10 + 0,21) x 25 = 21 x 25
100 100
= 5,25
Faktor koreksi = loss day + non nursing job
= 0,21 + 5,25
= 5,46
Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi ( lossday + non job
nursing)
= 4 + 5,46
= 9,46 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan diruang arjuna adalah 10 orang.

14
D. Perencanaan Kebutuhan Alat
- Peralatan terdiri dari:
1. Alat Tenun
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah,
jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang memadai
untuk mencapai pelayanan keperawatan.
Tabel 3. 1
Standar Alat di Ruang Rawat Inap Dengan
Kapasitas 30 Orang Pasien/Ruangan
No Nama barang Ratio pasien alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1:5
Sumber : Depkes, 2001

2. Alat Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Tabel 2.2
Standar Alat di Ruang Rawat Inap Dengan
Kapasitas 30 Orang Pasien/Ruangan
No Nama Barang Ratio Pasien alat
1 Stetoskop 2/ruangan
2 Tensi meter 2/ruangan
3 Bak instrumen besar 2/ruangan
4 Bak instrumen kecil 2/ruangan
5 Bengkok 2/ruangan
6 Standar infus 1:2
7 Korentang 2/ruangan
8 Gunting perban 2/ruangan
Sumber : depkes, 2001

15
3. Alat Rumah Tangga
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah,
jenis, spesifikasi menjamin tersedianya alat rumah tangga yang
memadai untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Tabel 3.2
Standar Alat Rumah Tangga
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Nampan 1-3/ruangan
2 Plato/piring makan 1:1
3 Piring snack 1:1
4 Gelas 1:2
5 Tatakan dan tutup gelas 1:2
6 Sendok 1:2
7 Garpu 1:2
8 Kran air 1:1
9 Baki 5/ruangan
10 Tempat sampah pasien 1:1
11 Senter 2/ruangan
Sumber : depkes, 2001

4. Inventaris keperawatan
Tabel 3.3
Daftar Alat Medis
Ruang Arjuna RSUD Banyumas
standar Jumlah Mutasi Jumlah
No Uraian awal Tamb Kurang akhir keterang
ahan an

1 Tensimeter 1:2 1 1 2 cukup

2 Steteskop 1:2 4 1 3 Lebih

3 Thermometer digital 3 2 1 Rusak

4 Thermometer air raksa 1 1 Rusak

5 Bengkok stainlis 2 2

6 Sketsel 3 1 2

7 Bak instrumen 1 1

8 Baskom stainlis 4 1

16
9 Standart infuse 7 4 3

10 Torniquete 1 1

11 Urinal 5 2 3

12 Pispot 3 5 2 6

13 Senter 2 2

14 Beside monitor 2 1 Dipinjam

15 Tounge sputle 1 -

16 Tromol besar 1 1

17 Tromol kecil 1 1

18 Lampu baca rontgen 1 1 Dari bima

19 Timbangan 1 1

20 Ambu bag dewasa 1 1

21 Suction portable 1 1

22 EKG 1 1

23 Gunting verban 1:2 1 1 kurang

24 Syiring pump 2 2

25 Kursi roda 1:2 1 1 2 Cukup

26 Komp + tutup 2 2

27 Stamper 1 1

28 Mortir set 1 1

29 Nebulizier 1 1

30 Brankar 1 1

17
5. Inventaris alat tenun
Tabel 3.4
Daftar Alat Tenun
Ruang Arjuna RSUD Banyumas

No Nama Barang standar Jml Awal Mutasi Jml Akhir Ket

Tambah Kurang

1 Baju tindakan 20 20 40

2 Masker kain 14 14

3 Handuk kecil 1:3 400 150 250 300 lebih dari


kebutuhan

4 Stik laken 60 30 60

5 Selimut woll 30 30

6 Selimut GMO 20 20

7 Spre VIP 1:5 50 30 80 Lebih dari


kebutuhan

8 Spre GMO 1:5 80 30 50 Lebih dari


kebutuhan

9 Sarung bantal 1:6 40 30 70

10 Sarung guling 40 30 70

11 Sarban 40 30 70

12 Perlak 10 10

13 Sarung 20 20
instrument

14 Bantal dan 32 4 28
Guling

18
6. Inventaris Mebeler
Tabel 3.5
Daftar Mebeler Ruang Arjuna RSUD Banyumas
No Nama Barang Jml Mutasi Jml Ket
Awal Akhir
Tambah Kurang

1 Meja kerja 6 6

2 Kursi Meja 12 2 10

3 Kursi lipat 2 2

4 Kursi tunggu pasien 10 10

5 Kursi tunggu 5 5

6 Meja computer 1 1

7 Almari dokumen 2 2

8 Almari linen 3 3

9 Etalase kaca 1 1

10 Loker karyawan 1 1

11 Bed pasien 18 18

12 Almari pasien VIP 10 10

13 Almari pasien GMO 8 8

14 Sofa VIP 11 11

15 Troli besar 1 1

16 Troli kecil 3 3

17 Filing cabinet 2 2

18 Tempat sampah infeksius 2 2

19 Tempat sampah non infeksius 6 6

20 Ember besar 15 15

21 Gayung 20 20

22 Rak jemuran 10 10

23 Rak tempat sepatu 17 17

19
24 Troli Status 2 2

25 Baskom 18 18

7. Inventaris Alat listrik


Tabel 3.7
Daftar Alat Listrik & Elektronik
Ruang Arjuna RSUD Banyumas
No Nama Barang Jml Mutasi Jml Ket
Awal Akhir
Tambah Kurang

1 Pesawat telephone 1 1

2 Computer set 2 2

3 Televisi 4 4

4 Kulkas 2 pintu 1 1 Hibah

5 Kulkas kecil 3 3

6 Kipas angin dinding 5 2 2 5 1 rusak

7 Kipas angin standing 2 2

8 AC 12 12 1 rusak

8. Daftar Mesin
Tabel 3.8
Daftar Mesin Ruang Arjuna RSUD Banyumas
No Nama Alat standar Jumlah Jumlah keterangan
Awal Akhir
1. EKG 1:1 1 1 cukup
2. Syringe 1:2 2 2 cukup
Pump
3. Suction 1;1 1 1 cukup
4 Bedside 2 1 1 di Bon
Monitor pakai
radiologi
5 Nebulizer 1 1

20
9. Perencanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Keterangan
1. 07.15 Mengikuti Apel Pagi
2. 07.30 Memimpin Meeting Morning Meeting morning
3. 08.00 Observasi kegiatan Pre conference membahas tentang
Membahas tentang kejadian yang perlu keadaan pasien.
didiskusikan dan merumuskan masalah
keperawatan.
4. 07.45 Mengikuti hand over dari jaga malam
Mengidentifikasi atau kunjungan ke pasien
untuk validasi permasalahan pasien.
5. 08.35 Memonitor berlangsungnya asuhan keperawatan
dari ketua tim dan perawat pelaksana.
6. 09.00 Membagi waktu istirahat tim waktunya 1 jam,
secara bergantian.
7. 12.00 Menerima laporan dari ketua tim tentang
evaluasi pemberian asuhan keperawatan.
8. 13.30 Observasi Kegiatan Post conference. Post conference
membahas
mengenai segala
tindakan
keperwatan yang
sudah dilakukan.
9. 14.00 Hand Over

21
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi
Pada saat bertuga kepala ruangan melakukan implementasi:
1. Membuat atau menyusun uraian tugas kepala ruangan
2. Membuat struktur ruangan
3. Merencanakan SDM di ruangan yaitu tenaga perawat dan non medis
4. Membuat dan menyusun perencanaan alat di ruangan
5. Menyususn rencana kegiatan kepala ruangan

B. Evauasi
1. Uraian tugas kepala ruangan sesuai dengan perencanaan yaitu (90%).
2. Penghitungan tenaga perawat dan medis sudah dilakukan
3. Peralatan yang telah di rencanakan semua ada di ruangan sesuai dengan
yang direncanakan, tetapi masih ada beberapa alat yang kondisinya tidak
baik, sehingga perlu di ganti dengan yang baru, agar proses tindakan
keperawatan berjalan dengan lancar sesuai prosedur.
4. Perencanaan kegiatan yang telah di susun telah laksanakan dengan baik.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada pelaksanaan menjadi kepala ruangan, semua kegiatan berjalan
dengan lancar mulai dari membuat uraian tugas kepala ruangan, menyusun
struktur organisasi di ruangan, membuat perencanaan kebutuhan alat dan
membuat perencanaan kegiatan, semua kegiatan telah diaplikasikan atau
dilaksanakan dengan biak, akan tetapi masih banyak terdapat kekurangan
diantaranya merencakanan kebutuhan alat, sehingga perlu di lakukan
bimbingann khusus bagaimana menjadi kepala ruangan yang baik.

B. Saran
1. Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan tugas sebagai kepala ruangan sesuai dengan
teori dan praktek.
2. Institusi
Dapat memberikan materi tentang manajemen keperawatan khususnya
uraian tugas sebagai kepala ruangan.
3. Ruang Arjuna
Semoga dapat terus membimbing dan memberikan contoh yang baik
dan sesuai dengan teori dan aplikasi mahaiswa praktik klinik keperawatan
manajemen.

23

Anda mungkin juga menyukai