Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948

menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik,

mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau

kelemahan. Sejalan dengan WHO pengertian sehat menurut UU Pokok

Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi

kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya

keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang-

Undang N0. 23 Tahun 1992, dimensi kesehatan mencakup 4 aspek, yakni:

fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.

Maka dari itu, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan

kesehatan pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang

harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu

mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus

mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan

masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang profesional (Jasun, 2006).

Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan

berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya

(Depkes RI,2002).
2

Keperawatan sebagai pelayanan atau asuhan profesional bersifat

humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu

dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif lain, mengacu

pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan

sebagai tuntutan umum.Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan

keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etika (Nursalam, 2007).

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif

dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Di dalam manajemen tersebut

mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi

(Nursalam, 2007).

Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan

yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan

mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang

lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi tujuan di tetapkan

pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat

professional, tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara

keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya dalam

memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan

pasien menuju kearah kesembuhan (Hardianti, 2012).


3

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika

Widya Sukmana (1996) dalam Nursalam (2010) mendefinisikan manajemen

sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain,

sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang

tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan

seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2010).

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional

untuk merencanakan, mengatur dan menggerakan karyawan dalam

memberikan pelayanan keperawatan sebaik-sebaiknya pada pasien melalui

manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan

keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien , diperlukan suatu standar yang

akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut

(Anonim, 2011).

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu

pelayanan keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan

menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,

pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Ke empat fungsi tersebut

saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,

hubungan antara manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan

yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini
4

menunjukan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama

dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karna berkaitan dengan

tuntutan profesi dan kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan

kesehatan, yang di laksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada

manajemen pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan

merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan (Nursalam, 2001).

Menurut Henry Faroy (dalam wanburg, 2000) fungsi-fungsi menajemen

terdiri dari perencanaa (planning), Pengorganisasian (organizing),

Pengkoordinasian (Coordinating), Pengendalian (Controling).Sedangkan

menurut George Terry (dalam Handoko, 1999) menyatakan fusngi manajemen

terdiri dari Planning, Organizing, Actualing, dan Controlling.

Adanya tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan

sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat.Pelayanan

keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam

pengembangan dunia keperawatan.Salah satu strategi untuk mengoptimalkan

peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan

manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal

mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan

sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan

(Jasun, 2006).

Rumah Sakit Umum daerah Palembang BARI sebagai salah satu

penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian, serta usaha


5

lain dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan

senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Seperti yang tertuang

dalam visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI yaitu visi

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI adalah Menjadi rumah sakit

unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia. Sedangkan misi yaitu

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima dengan berorientasi

pada keselamatan dan ketetapan sesuai standar mutu berdasarkan etika dan

profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, Meningkatkan

mutu manajemen sumber daya kesehatan dan Menjadikan RSUD palembang

BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan di Indonesia. Motto

RSUD Palembang Bari yaitu “Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah

kebahagiaan kami”.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan

kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk

menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa

adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta

peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan professional

hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu perawat perlu mengupayakan

kegiatan penyelenggaraan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

merupakan tahap awal untuk menuju model PKP. Model ini mampu

memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat pemula. Pada model ini

terdapat 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode


6

pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan

(Hardianti, 2012).

Begitu juga dengan posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan,

ketua tim atau perawat pelaksana dalam suatu bagian, memerlukan suatu

pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat

professional, tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara

keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya dalam

memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan

pasien menuju ke arah kesembuhan (Hardianti, 2012).

Kepala ruangan sebagai pemimpin pelayanan di ruang rawat inap

bertanggguang jawab merencanakan, mengorganisir, memotivasi dan

mengendalikan perawat serta tenaga panjang dalam memberikan pelayanan

keperawatan (La Monica, 2004). Kepala ruang adalah perawat profesional

yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan

perawatan di satu ruang perawatan.Fungsi manajerial yang menangani

pelayanan keperawatan di ruang perawatan di koordinatori oleh kepala

ruang.Kepala ruang menjadi ujung tombak tercapai nya mutu pelayanan rumah

sakit serta bertanggung jawab mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.Untuk itu seorang kepala ruang di tuntut memiliki

kompetensi yang lebih dalam melaksanakan fungsi manajerial nya. Kemampuan

manajerial yang harus di miliki oleh kepala ruang adalah perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian,

dan evaluasi.(Arwani & Supriyatno, 2006).


7

Hasil penelitian yang dilakukan Warsito (2006) mengenai persepsi perawat

terhadap fungsi manajerial kepala ruang di rumah sakit jiwa Dr. Amino

gondohutomo semarang bahwa perawat pelaksana yang mempunyai persepsi

tentang fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan

manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik, dan perawat pelaksana yang

mempunyai persepsi tentang fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik,

cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik

Dari beberapa fungsi manajerial kepala ruang tersebut salah satu yang

harus dijalankan oleh kepala ruang adalah fungsi pengawasan melalui supervisi

keperawatan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan.Supervisi

adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,

mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada

setiap perawat dengan adil dan bijaksana.Dengan demikian diharapkan setiap

perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik, cepat tepat sesuai

dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat yang bersangkutan.Tujuan

utama supervisi adalah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan bukan untuk

mencari kesalahan.Peningkatan kerja ini dilakukan dengan teknik langsung dan

langsung.Supervisi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan

berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan dan apabila di

temukan masalah segera di beri petunjuk atau bantuan untuk mengatasi nya

(Suarli & Bahctiar, 2009).

Praktek klinik keperawatan mata kuliah manajemen keperawatan yang

dilakukan oleh mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah di ruang Anak Rumah Sakit Umum


8

Daerah Palembang BARI tidak hanya menekankan proses pembelajaran

mahasiswa agar dapat menguasai ranah atau domain kognitif, tetapi juga

memberikan penekanan yang sama pada arah psikomotor dan afektif yang

akan didapatkan melalui praktek klinik. Mata kuliah ini diberikan untuk

membantu mahasiswa memperoleh pengalaman belajar manajemen

keperawatan yang dapat membantu dalam aplikasi ditatanan pelayanan

keperawatan nyata dengan peran sebagai manajer kepala ruangan, ketua tim,

serta perawat asosiasi. Dalam rangkaian praktek klinik keperawatan ini,

mahasiswa akan bermain peran atau role play sebagai Kepala Ruang Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek role play di ruang anak Rumah Sakit

Umum daerah Palembang BARI mahasiswa mampu memahami

manajemen keperawatan sebagai Kepala Ruangan.

2. Tujuan Khusus

a) Membuat perencanaan Tenaga Perawat Di Ruang Anak Rumah Sakit

Umum daerah Palembang BARI

b) Mengkoordinir pembagian beban kerja di ruang Anak Rumah Sakit

Umum daerah Palembang BARI


9

c) Mengobservasi kegiatan Katim, Perawat Pelaksana dalam melakukan

Asuhan Keperawatan di ruang Anak Rumah Sakit Umum daerah

Palembang BARI.

C. Gambaran Umum Ruang Anak Rumah Sakit Umum daerah Palembang

BARI

Ruang Anak RSUD Palembang BARI merupakan unit rawat inap anak

yang dibagi menjadi ruang anak kelas 1,2 dan 3. Setiap ruangan dibagi

menjadi 4 ruangan yaitu ruangan infeksi, non infeksi, GE dan isolasi. Ruangan

anak terdapat 42 bed pasien lengkap dengan tiang infuse dan hand rub disetiap

bed. Dan setiap ruangan pasien terdapat toilet, pispot, wastafel, kotak sampah,

kipas angin, dan rak sepatu atau sandal. Selain itu di ruang anak RSUD

Palembang BARI terdapat terdapat 4 ruangan yaitu ruang kepala ruangan,

ruang dokter, ruang tindakan dan gudang. Ruang Anak RSUD Palembang

BARI dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan 2 orang katim yang dibantu

oleh 16 perawat yang dibagi menjadi 2 tim yaitu tim I dan tim II.

D. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan Role Play ini

dilaksanakan di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang

BARI yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 14 Februari- 16

Februari 2018.
10
11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kepala Ruangan

Kepala ruangan sebagai pemimpin pelayanan di ruang rawat inap

bertanggguang jawab merencanakan, mengornasir, meotivasi dan

mengendalikan perawat serta tenaga panjang dalam memberikan pelayanan

keperawatan (La Monica, 2012).

Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan

koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan

kegiatan evaluasi.Keberhasilan suaturumah sakit bukan hanya di lihat dari

keberhasilan seorang kepala ruangan dalam memimpin ruangan, melainkan

juga peran seluruh perawat pelaksana.Dalam melakukan tugasnya perawat

harus dimotivasi untuk menambah semangat kerja.

B. Tugas Kepala Ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang

rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

C. Uraian Tugas

1. Perencanaan:

a. Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.

b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.


12

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktifitas

dan kebutuhan pasien.

e. Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.

f. Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.

g. Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan

kelolaan.Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

2. Pengorganisasian dan ketenagaan:

a. Merumuskan metode penugasan keperawatan.

b. Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.

c. Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.

d. Membuat rentang kendali diruang rawat.

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat


roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan

jumlah dan kondisi pasien.

f. Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam


bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi.

g. Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan

h. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.

i. Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.

j. Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.

k. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian


13

3. Pengarahan:

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

b. Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan


keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.

c. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan


dengan asuhan keperawatan pasien.

d. Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan


dan sikap.

4. Tanggung jawab kepala ruangan :

a. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala

bidang perawatan melalui kepala seksi perawatan

b. Secara tehnis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter

penanggung jawab / dokter yang berwewenang / kepala

c. Tanggung jawab kepala ruang pada penugasan tim :

d. Menetapkan standar kinerja staf

e. Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang

dipimpinnya

f. Memberikan kesempatan pada klien tim dan membantu untuk

mengembangkan ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.

g. Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tantang

prosedur tim keperawatan

h. Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf tempat diskusi

i. Memotivasi staf untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan


14

j. Melakukan kemunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya

k. Peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan

keperawatan,

l. Bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang

berkualitas,

m. Menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari

kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.

D. Fungsi kepala ruang

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2010)

sebagai berikut:

1. Perencanaan: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,

kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan: membuat perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,

organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta

merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan

perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai

tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan

menggunakan power serta wewengan dengan tepat.


15

3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview,

mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf,

dan sosialisasi staf.

4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya

manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,

pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.

5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan

etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam

mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak

dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan,

personalia dan lain – lain.


16

BAB III

PERENCANAAN

A. Uraian Tugas Tanggal 16 Februari 2018

1 Bertugas pada pagi hari

2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan tugas jaga dari yang

Perawat Pelaksana tugas malam.

3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan konfirmasi/supervise

tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga

malam.

4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a bersama sebagai

awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan tugas jaga

malam.

5 Melakukan pre conference dengan semua Perawat Pelaksana yang

ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.

6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana sesuai

kemapuan dan beban kerja.

7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnose dan

perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi

tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan.

8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat Pelaksana.

9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk kelancaran pelaksanaan

asuhan pasien.

10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan


17

keperawatan yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang ada di

bawah tanggung jawabnya.

11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang

ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam

rekam keperawatan.

12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan

menerima laporan akhir tugas jaga dari perawat pelaksana untuk

persiapan operan tugas jaga berikutnya.

13 Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga kepada

anggota tim yang tugas jaga berikutnya.

14 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu grup

atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada

pasien/keluarga baru.

15 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada sore malam

libur.

16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak

bertugas.

17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam rutin

keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali.

18 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada Perawat

Pelaksana minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side

teacshing).
18

Struktur Organisasi
Ruang Anak

Kepala Ruangan

Bella Dwi Audina, S.Kep

Ketua TIM I Ketua TIM II

Diah Larasati, S.Kep Hasyanul, S.Kep

Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana

Desis Effendo, S.Kep Dya Permata, S.Kep

Delfi Dwi Ikamadya, S.Kep Ahmad Riyadi, S.Kep

Ahmad Rian, S.Kep Afrianto, S.Kep

An “ J” An “ H ”

An “ E” An “G”

An “F”

B. Perencanaan Tenaga Perawat (SDM)

a. Menurut Depkes RI (2002)

Berdasarkan klasifikasi pasien cara penghitungan:

1. Rata-rata pasien/hari = 3

2. Rata-rata jam perawatan/pasien/hari = 4

3. Jam kerja efektif per shift = 3,5 jam

4. Jumlah jam perawatan = 3 x 3,5 = 10,4 menjadi 10 Jam


19

Formula penghitungan tenaga perawatan

jumlah jam perawatan di ruangan/hari 10


= = 2,85 dibulat menjadi 3
jam efektif perawatan 3,5

b. Untuk mengetahui jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi

dengan hari libur/cuti/hari besar (lossday).

jumlah hari minggu dalam 1 tahun+cuti+hari besar X jmlh perawat 52+12+3


= x 3 = 0,70 dibulatkan 1
jam kerja efektif perawat 287
Jumlah tenaga yang mengerjakan tugas-tugas non

c. keperawatan (non jabatan perawat) seperti tenaga administrasi, cleaning

service, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25%


100
= 3 + 2 x 25% = 1, 25 dibulatkan menjadi 1orang
100
Jadi tenaga perawat yang butuhkan di ruang Anak menurut Depkes
A+B+C = tenaga 3+1+2 = 6 orang.

b. Perencanaan Kebutuhan Alat

Peralatan terdiri dari:

1. Alat Tenun

Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah,

jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang memadai

untuk mencapai pelayanan keperawatan.


20

Tabel 2.13
Daftar Inventaris Alat Linen di Ruang Anak
Kapasitas 42 Orang

∑ KONDISI
LINEN
NO NAMA LINEN JUMLAH KET
TIDAK
BAIK
BAIK
1 Laken Besar Coklat 48 √ Baik
2 Laken Kecil Motif 23 √ Baik
3 Bed Cover 10 √ Baik
4 Sarung Bantal 44 √ Baik
5 Selimut Lurik 42 √ Baik
6 Stik Laken 53 √ Baik
7 Perlak 3 √ Baik
8 Baju Pasien OK 10 √ Baik
Laken Besar Motif Baik
9 32 √
Corak
Laken Kecil Motif Baik
10 32 √
Corak
Sarung Bantal Motif Baik
11 76 √
Corak
12 Mitela 10 √ Baik

2. Alat Keperawatan

Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis

dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai

untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

Tabel 2.14
Data Inventaris Alat Medis di Ruang Anak
Kapasitas 42 Orang

JUMLAH YANG
NO NAMA BARANG KET
ADA

1. Hospital Bed 42 Baik


2. Stetoskop 2 Baik
21

3. Tensi Meter 2 Baik


4. Laringoscop 2 Baik
5. Infarm warmer 1 Baik
6. Nebulizer 1 Baik
7. Baging ambubag 1 Baik
8. Kom betadine 1 Baik
9. Bak Instrumen Besar 2 Baik
10. Bak Instrumen Sedang 2 Baik
11. Bak Instrumen Kecil 2 Baik
12. Bengkok 6 Baik
13. Tromol besar 2 Baik
14. Tromol kecil 1 Baik
15. Urinal 4 Baik
16. Regulator dinding 15 Baik
17. Regulator tabung 2 Baik
18. Suction 1 Baik
19. Troli injeksi 1 Baik
20. Troli emergency 1 Baik
21. Troli tindakan 2 Baik
22. Restole 1 Baik
23. Skerem 1 Baik
24. Lampu rontgen 1 Baik
25. Gunting aj 1 Baik
26. Gunting jaringan 1 Baik
27 Gunting verban 1 Baik
27. Pinset chirugi 4 Baik
28. Pinset anatomi 4 Baik
29. Refleks hammer 3 Baik
30. Termometer air raksa 4 Baik
31. Termometer rectal 4 Baik
32. Tongspatel 2 Baik
33. Korentang 2 Baik
34. Wadah korental 2 Baik
35. Timbangan BB TB 2 Baik
36. Timbangan bayi 3 Baik
37. Bed tindakan 1 Baik
38. Brangkar 1 Baik
39. Lemari alkes 2 Baik
40. Alat UV 1 Baik
41. Alat cek BSS 1 Baik
42. Diagnostik set 1 Baik
22

43. Head box 2 Baik


44. Monitor 1 Baik
45. Termometer digital 2 Baik
46. Alat USG 1 Baik
47. Infus pump 3 Baik
48. Syring pump 1 Baik
49. AC 11 Baik
50. Lemari Es satu pintu 1 Baik
51. Kipas angin 3 Baik
52. Keranjang linen 1 Baik
53. Lemari alat tulis 2 Baik
54. Lemari besi laken 2 Baik
55. Komputer 2 Baik
56. Kursi bar 3 Baik
57. Televisi 3 Baik
58. Rak handuk 6 Baik
59. Gantungan baju 6 Baik
60. Dispenser 2 Baik
61. Baby table 1 Baik
62. Rak susun tiga 1 Baik
63. Meja belajar anak 1 Baik
64. Pagar taman bermain 1 set Baik
65. Perosostan anak 1 Baik
66. Aneka mainan 1 set Baik
67. Ayunan anak 3 set Baik
68. Meja fotobooth 2 Baik
69. Aksesoris fotobooth 2 Baik
70. Boneka 1 Baik
71. Aksesoris payung 2 Baik

Tabel 2.15
Data Inventaris Alat Medis di Ruang Anak
Kapasitas 42 Orang

JUMLAH YANG
NO NAMA BARANG KET
ADA

1 USG 1 Baik
2 Infus Pump 3 Baik
3 Syring pump 1 Baik
23

3 Nebulizer 1 Baik
4 Suction pump 1 Baik
Lampu Baca Rontgen 2
5 1
Film Baik

3. Perencanaan Kegiatan

No Waktu Kegiatan Keterangan

1. 07.30 Memimpin Meeting Morning Meeting morning

2. 07.45 Observasi kegiatan Pre conference membahas tentang

3. 07.50 Membahas tentang kejadian yang perlu Meeting morning

didiskusikan dan merumuskan masalah membahas tentang

keperawatan. SOP Perawatan

Mengikuti hand over dari jaga malam Luka

4. 08.00 Mengidentifikasi atau kunjungan ke pasien Mengucapkan

untuk validasi permasalahan pasien. sebelum tindakan

5. 08.35 Memonitor berlangsungnya asuhan keperawatan dan Hamdalah

dari ketua tim dan perawat pelaksana. Sesudah tindakan

6. 09.00 Membagi waktu istirahat, masing-masing tim bersama-sama

waktunya 1 jam, secara bergantian. dengan pasien

7. 12.00 Menerima laporan dari ketua tim tentang

evaluasi pemberian asuhan keperawatan.

8. 13.30 Observasi Kegiatan Post conference.

Metting Afternoon

9. 14.00 Hand Over


24

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi

Pada saat bertugas kepala ruangan melakukan implementasi:

1. Membuat atau menyusun uraian tugas kepala ruangan

2. Membuat struktur ruangan

3. Merencanakan SDM di ruangan yaitu tenaga perawat dan non medis

4. Membuat dan menyusun perencanaan alat di ruangan

5. Menyususn rencana kegiatan kepala ruangan

B. Evaluasi

1. Uraian tugas kepala ruangan sesuai dengan perencanaan yaitu (90%).

2. Penghitungan tenaga perawat dan medis sudah dilakukan

3. Peralatan yang telah di rencanakan semua ada di ruangan sesuai dengan

yang direncanakan, tetapi masih ada beberapa alat yang kondisinya tidak

baik, sehingga perlu di ganti dengan yang baru, agar proses tindakan

keperawatan berjalan dengan lancer sesuai prosedur.

4. Perencanaan kegiatan yang telah di susun telah laksanakan dengan baik.


25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada pelaksanaan menjadi kepala ruangan, semua kegiatan berjalan

dengan lancar mulai dari Meeting morning membahas tentang SOP

Pemasangan OGT (Mengucapkan Bismillah sebelum tindakan dan Hamdalah

Sesudah tindakan bersama-sama dengan pasien , akan tetapi masih banyak

terdapat kekurangan, sehingga perlu di lakukan bimbingann khusus

bagaimana menjadi kepala ruangan yang baik.

B. Saran

1. Mahasiswa

Dapat mengaplikasikan tugas sebagai kepala ruangan sesuai dengan

teori dan praktek.

2. Institusi

Dapat memberikan materi tentang manajemen keperawatan khususnya

uraian tugas sebagai kepala ruangan.

3. Ruang Anak RSUD Palembang BARI

Semoga dapat terus membimbing dan memberikan cotoh yang baik

dan sesuai dengan teori dan aplikasi mahasiswa praktik klinik keperawatan

manajemen.

Anda mungkin juga menyukai