Anda di halaman 1dari 5

Renny Triwijayanti, Romiko, Selvia S.D. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.

1 (2020) 95-99 | 95

HUBUNGAN MASALAH TIDUR DENGAN KINERJA PERAWAT DI


RUMAH SAKIT
Renny Triwijayanti1, Romiko2, Selvia Siska Dewi 3
1
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
Jl A.Yani 13 Ulu Plaju Palembang
2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
Jl A.Yani 13 Ulu Plaju Palembang
3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
Jl A.Yani 13 Ulu Plaju Palembang
e-mail : renny.reiqisaisy@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan : Kinerja perawat adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang perawat dalam bentuk
prestasi kerja, tanggung jawab, kejujuran dan ketaatan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja perawat salah satunya adalah masalah tidur. Masalah Tidur adalah suatu kondisi menurunnya
kualitas tidur seseorang yang dapat mengakibatkan gangguan pada pola tidur yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti insomnia, sleep apnea, narkolepsi, night teror, dan restless legs syndrome (RLS).
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan masalah tidur dengan kinerja perawat di Rumah sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2018. Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif corelatif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 57 perawat pelaksana. Alat pengumpulan data
berupa kuesioner pertanyaan masalah tidur dan pernyataan kinerja perawat. Hasil : Masalah tidur yang
bermasalah sebanyak 35 responden (61,4%) dan yang tidak bermasalah sebanyak 22 responden (38,6%)
sedangkan kinerja perawat yang baik sebanyak 25 responden (43,9%) dan kurang baik sebanyak 32
responden (56,1%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan masalah tidur dengan kinerja
perawat (p value 0,035). Kesimpulan : Masalah tidur sangatlah berpengaruh terhadap kinerja seorang
perawat, sehingga disarankan seorang perawat perlu memenejemen waktu yang baik yang kemudian
dapat menyesuaikan diri terhadap jadwal kerja dan upaya peningkatan sistem reward seperti halnya
perawat yang baik diumumkan setiap bulan/tahun yang diiringi dengan pembagian bonus dan hadiah
penghargaan sehingga perawat yang lain akan termotivasi.
Kata Kunci : Masalah Tidur, Kinerja Perawat

Abstract

Background: Nurse performance is the work achieved by a nurse in the form of work performance,
responsibility, honesty and obedience, there are several factors that influence the performance of nurse
one of them is sleep problem. Sleep Problems is a condition of decreased quality of sleep a person can
cause sleep disorders caused by several factors such as insomnia, sleep apnea, narcolepsy, night terrors,
and restless legs syndrome (RLS). Research Objectives: To determine the relationship of sleep problems
with the performance of nurses at Muhammadiyah Palembang Hospital Year 2018. Research Methods:
Descriptive research design Corelatif with cross sectional approach. The sample amounted to 57
executing nurses. Data collection tools are questionnaire of sleep problem question and nurse
performance statement. Results: Problematic sleep problems were 35 respondents (61.4%) and non-
problematic were 22 respondents (38.6%) while good nurse performance was 25 respondents (43.9%)
and 32 respondents , 1%). The results of statistical tests indicate that there is a relationship of sleep
problems with the performance of nurses (p value 0.035). Conclusion: Sleep problems are very influential
on the performance of a nurse, so it is advisable that a nurse needs to memenejemen a good time which
can then adjust to the work schedule and efforts to improve the reward system as well as a good nurse
announced every month / year accompanied by the distribution of bonuses and prizes award so that other
nurses will be motivated.
Keywords : Sleep Problems, Nurse Performance
96 | Renny Triwijayanti, Romiko, Selvia S.D.. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 95-99
diobservasi terhadap pelaksanaan tugasnya,
PENDAHULUAN dan Penilaian akan lebih disenangi dan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan memperoleh hasil positif jika penilai
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan meyakini dan respek terhadap profesinya.
kesehatan perorangan secara paripurna yang Kemampuan seorang pekerja dipengaruhi
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat oleh banyak faktor salah satunya adalah
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan tingkat pendidikan dan lama kerja mereka
kesehatan merupakan hak setiap orang. (Notoatmodjo, 2009). Tidur yang kurang dan
Upaya pemerintah untuk mendukung hal kualitas tidur yang tidak memadai
tersebut adalah dengan menyediakan instansi memberikan dampak yang buruk terhadap
kesehatan yaitu rumah sakit (Undang- kinerja pekerjaan mereka, serta pada
Undang Republik Indonesia Nomor 44 keselamatan pasien dan keselamatan perawat
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, 2009). itu sendiri (Potter & Perry, 2006 ; Mari &
American Nurses Association (ANA) telah Kuntarti, 2014). Baru-baru ini, sebuah
menetapkan 2017 sebagai "Tahun Perawat penelitian longitudinal terhadap perawat
Sehat" dengan tagline "Keseimbangan hidup menemukan bahwa kerja malam dan stres
Anda untuk kesehatan Anda." Setiap bulan kerja dikaitkan dengan kekurangan tidur,
akan menyoroti berbagai topik kesehatan, kurang olahraga, dan peningkatan risiko
keselamatan, dan kesehatan penting tidak kardiometabolik (Jacobsen et al., 2015).
hanya untuk perawat, tapi untuk rekan kerja, Masalah tidur saat ini menjadi isu yang
keluarga, pasien, dan komunitas tempat penting di masyarakat terutama bagi perawat
mereka tinggal, bekerja, dan bermain. ( (Bartlett, Marshall, Williams & Grunstein,
Perawat berjuang dengan berbagai tantangan 2007 ; Rahmi & Kuntarti, 2016).
kesehatan, keselamatan, dan kesehatan (ANA, Berdasarkan fenomena yang ada di atas
2017). Perawat adalah tenaga pelayanan peneliti merasa tertarik untuk meneliti
kesehatan yang paling lama berinteraksi mengenai Hubungan Masalah Tidur Dengan
dengan pasien. Rumah sakit harus selalu Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap tahun
beroperasi 24 jam. 2018.
Dengan pelayanan dan dedikasi perawat Adapun manfaat dalam penelitian ini
yang di berikan kepada pasien perawat harus untuk profesi Perawat sehingga berguna bagi
rela melaksanakan kerja secara shift, perkembangan profesi keperawatan
meskipun hal ini dapat menyebabkan khususnya di Indonesia sehingga membentuk
gangguan tidur pada perawat itu sendiri perawat yang lebih profesional lagi dalam
(Saftarina & Hasanah, 2013). melaksanakan kinerja dengan baik dan
Berdasarkan (Peraturan Menteri masalah tidur pada perawat diharapkan
Kesehatan Repeblik Indonesia No. 40, 2017) berkurang di Indonesia.
Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
dan Supervisi Penilaian kinerja adalah METODE
menilai seberapa baik kinerja tugas- tugas Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif
perawat dalam melaksanakan asuhan dengan desain deskriptif korelatif dan
keperawatan seperti yang dijabarkan pada pendekatan cross sectional. Populasi pada
uraian tugas. Penilaian kinerja yang penelitian ini adalah perawat ruang rawat
dilaksanakan dengan benar dan tepat dapat inap berjumlah 59 perawat. Teknik
meningkatkan motivasi dan produktifitas pengambilan data dengan total sampling
kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi sebanyak 57 responden di ruang rawat inap,
efektifitas penilaian kinerja perawat antara sisanya tidak diikut sertakan karena tidak
lain : Penilaian harus berdasarkan standar memenuhi kriteria inklusi.
yaitu indikator kinerja individu perawat, Penelitian ini dilaksanakan ditiga Ruang
Perawat harus memahami dan Rawat Inap. Alat pengumpulan data
mengimplementasikan standar secara benar, menggunakan kuesioner sebanyak 27 item
Perawat harus mengetahui sumber data yang pertanyaan masalah tidur dan 17 item
dikumpulkan untuk penilaian, Penilaian pernyataan kinerja perawat. Penelitian ini
harus ditujukan kepada seseorang yang
Renny Triwijayanti, Romiko, Selvia S.D. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 95-99 | 97

menggunakan uji Chi Square dengan derajat yang bermasalah berjumlah 35 orang perawat
kepercayaan 95% (α 0,05). (61.4 %).
HASIL Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kinerja di Rumah Sakit Tahun 2018 (n=57)
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Masalah Tidur di Rumah Sakit Tahun 2018 (n=57) Kinerja Frekuensi Persentase
Baik 25 43.9 %
Masalah Kurang 32 56.1 %
Frekueni Persentase
tidur baik
Bermasalah 35 61.4 % Jumlah 57 100 %
Tidak
22 38.6 % Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil
Bermasalah
Jumlah 57 100 % distribusi frekuensi responden kinerja
perawat kurang baik mencapai 32 orang
Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil
perawat (56.1 %).
distribusi frekuensi responden memiliki tidur
Tabel 3 Hubungan Antara Masalah Tidur dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Tahun 2018 (n = 57)
Masalah tidur Kinerja Total Nilap P Nilai OR
Baik Kurang Baik (P Value)
N % N % N %
Bermasalah 11 31.4 24 68.6 35 100
Tidak 14 63.6 8 36.4 22 100 0.035 0.262
bermasalah
Total 25 43.9 32 56.1 57 100

dan tujuan organisasinya. Kualitas sumber


Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil
daya manusia atau karyawan tersebut
bahwa ada hubungan antara masalah tidur
diukur dari kinerja karyawan tersebut
dan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
(performance) atau produktivitasnya.
Rumah Sakit, dibuktikan dengan hasil uji
Kinerja menurut Maier (1965) merupakan
statistik Chi square didapatkan nilai ρvalue
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan
= 0,035 (ρ value> 0,05) dengan nilai OR =
suatu pekerjaan yang dibebankannya
0,262.
(Notoamojo, 2015).
PEMBAHASAN Masalah tidur berkesinambungan
Berdasarkan analisis hubungan antara dengan kinerja seseorang karena
masalah tidur dengan kinerja perawat hasil berdampak pada kualitas kerja, secara
uji statistik chi square didapatkan nilai ρ umum kesulitan tidur dapat mengakibatkan
value = 0,035 yang jika dibandingkan penurunan kinerja, ingatan, dan
dengan nilai ρ value > α 0,05 sehingga dari kemampuan kognitif serta peningkatan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan ansietas dan penurunan kesejahteraan
bahwa ada hubungan antara masalah tidur (Rahmi, 2016). Hal tersebut dapat
dengan kinerja perawat di Ruang Rawat memperburuk kinerja perawat dan
Inap tahun 2018. meningkatkan angka terjadinya kesalahan
medis yang berpengaruh terhadap
Kinerja merupakan hasil kerja dan keamanan dan keselamatan pasien (Chien,
bagaimana proses pekerjaan berlangsung et al., 2013).
(Wibowo, 2010 dalam Kurniawati, Tidur yang kurang dan kualitas tidur
Solikhah 2012). Secanggih dan selengkap yang tidak memadai memberikan dampak
apapun fasilitas pendukung yang dimiliki yang buruk terhadap kinerja pekerjaan
suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber mereka, serta pada keselamatan pasien dan
daya yang memadai, baik jumlah keselamatan perawat itu sendiri (Potter &
(kuantitas) maupun kemampuannya Perry, 2006 ; Mari & Kuntarti, 2014).
(kualitas), maka niscaya organisasi tersebut Waktu tidur dokter dan perawat sangat
tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi, tidak tercukupi karena bekerja dalam jam
98 | Renny Triwijayanti, Romiko, Selvia S.D.. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 95-99

kerja yang panjang dan rotasi jam dinas. baik (56.1%) dan Ada hubungan antara
Kurang tidur dapat menyebabkan kinerja masalah tidur dengan kinerja perawat di
psikomotor yang buruk dan peningkatan ruang rawat inap dengan nilai ρ value =
kesalahan. (Johnson, 2006 ; Mari & 0,035 (ρ value > α 0,05).
Kuntarti, 2014).
Saran
Menurut Teori Hirarki Maslow Masalah tidur sangatlah penting di atasi,
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas perawat hendak menyadari bahwa perlu
tertinggi dalam hirarki maslow. Seseorang manajemen waktu yang baik sehingga
individu yang memiliki beberapa dapat menyesuaikan diri terhadap jadwal
kebutuhan yang tidak terpenuhi secara kerja. Selain itu perawat diharapkan tidak
umum lebih dulu mencari pemenuhan menambah jam kerja di luar jam kerja
kebutuhan fisiologi (Potter & Perry, 2005) yang telah ditentukan di rumah sakit
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sehingga waktu untuk tidur dan istirahat
Kuntarti dan Mari (2014) yang perawat tidak berkurang guna
menyatakan bahwa ada hubungan antara menciptakan kinerja yang optimal.
kualitas tidur dengan kinerja perawat dalam Penurunan kinerja perawat dapat terjadi
melakukan asuhan keperawatan dengan sewaktu-waktu oleh karena itu kinerja yang
nilai ρ value = 0,02 (ρ value > α 0,05). baik harus selalu dipertahankan dan di
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan tingkatkan agar pelayanan akan selalu baik.
penelitian yang saya lakukan yaitu pada Harus ada pengkajian pengaturan shift
variabel masalah tidur dengan kinerja dengan beban kerja perawat yang
perawat, berdasarkan hasil penelitian serta berdampak pada perubahan pola tidur yang
teori yang ada maka peneliti menyimpulkan mengakibatkan masalah pada kulitas tidur,
bahwa adanya hubungan antara masalah Kemudian dari hasil identifikasi rumah
tidur dengan kinerja perawat di ruang rawat sakit yang mengacu pada hasil penelitian,
inap rumah sakit muhammadiyah Rumah Sakit memfasilitasi terciptanya
palembang tahun 2018 dengan nilai ρ value pengaturan shift dan beban kerja yang
= 0,035 (ρ value > α 0,05). memungkinkan perawat bisa istirahat
Peneliti menyimpulkan bahwa masalah cukup, Perlu meningkatkan motivasi
tidur sangatlah berpengaruh terhadap perawat dan memperhatikan fasilitas dan
kinerja seorang perawat, oleh karena itu pendukung untuk tenaga keperawatan, agar
perawat hendak menyadari bahwa perlu meningkatnya kinerja perawat. Diikut
manajemen waktu yang baik sehingga sertakan jika ada pelatihan dan simulasi
dapat menyesuaikan diri terhadap jadwal yang berhubungan dengan keperawatan.
kerja. Selain itu perawat diharapkan tidak Bagi peneliti selanjutnya yang ingin
menambah jam kerja di luar jam kerja meneliti permasalahan yang sama
yang telah ditentukan di rumah sakit menggunakan desain kualitatif, diharapkan
sehingga waktu untuk tidur dan istirahat mendapatkan populasi yang lebih banyak
perawat tidak berkurang guna dan metode yang berbeda, agar dapat lebih
menciptakan kinerja yang optimal. menggali faktor–faktor terjadinya masalah
SIMPULAN DAN SARAN tidur dan kinerja perawat.
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan Abdullah. (2014). Kebutuhan Kasar
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Manusia (pertama). Jakarta: Trans Info Media
Sebagian besar perawat di ruang rawat inap ANA. (2017). 2017: year of the healthy
memiliki masalah tidur dengan kategori nurse, (2016).
bermasalah (61.4 %), Sebagian besar Chien, P.-L., Su, H.-F., Hsieh, P.-C., Siao,
perawat di ruang rawat inap memiliki R.-Y., Ling, P.-Y., & Jou, H.-J. (2013).
kinerja perawat dengan kategori kurang Sleep Quality among Female Hospital
Renny Triwijayanti, Romiko, Selvia S.D. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 95-99 | 99

Staff Nurses. Sleep Disorders, 2013, Nursalam. (2016). Manajemen


1–6. Keperawatan. (P. P. Lestari, Ed.) (edisi
https://doi.org/10.1155/2013/283490 5). Jakarta: Salemba Medika.
Jacobsen, H. B., Reme, S. E., Sembajwe, Peraturan Menteri Kesehatan Repeblik
G., Hopcia, K., Stiles, T. C., Sorensen, Indonesia No. 40. (2017). Peraturan
G., … Buxton, O. M. (2015). Work Menteri Kesehatan Repeblik Indonesia
stress, sleep deficiency and predicted No. 40 Tentang Pengembangan
10-year cardiometabolic risk in a Jenjang Karir Profesional Perawat
female patient care worker population. Klinis.
American Journal of Industrial Potter, & Perry. (2005). Buku Ajar
Medicine, 57(8), 940–949.
Fundamental Keperawatan. (A.
https://doi.org/10.1002/ajim.22340.Wo Bahasa, et al Yasmin Asih, B. I. Edisi,
rk D. Yulianti, & M. Ester, Eds.) (Edisi 4).
Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Jakarta: EGC.
Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan Rahmi, Z., & Kuntarti. (2016). Masalah
(Pertama). Yogyakarta: Nuha Medika. Tidur dan Strategi Koping pada,
Mari, Y. R. D., & Kuntarti. (2014). (September 2017), 14–23.
Penurunan kualitas tidur pada perawat https://doi.org/10.7454/jki.v19i1.428
dengan kinerja yang kurang baik dalam Saftarina, F., & Hasanah, L. (2013).
melaksanakan asuhan keperawatan, (1), Fakultas Kedokteran Universitas
110.
Lampung Hubungan Shift Kerja
Maryunani, A. (2014). Kebutuhan Dasar dengan Gangguan Pola Tidur pada
Manusia. Bogor: In Media. Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD
Abdul Moeloek Fakultas Kedokteran
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi
Universitas Lampung, 2, 28–38.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Notoatmojo, S. (2012). Metodologi
Sakit. (2009). www.hukumonline.com.
Penelitian Kesehatan (Kedua). Jakarta:
RINEKA CIPTA. WHO. (2015). Safe Hospitals Initiative.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian
Ilmu keperwatan (Edisi 3). Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai