Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu komponen

kesejahteraan yang wajib dilaksanakan oleh negara untuk mewujudkan

kehidupan yang bermatabat dan produktif. Sebagaimana diatur dalam UU No

36 Republik Indonesia Tahun 2009, ditekankan bahwa setiap orang

mempunyai hak yang sama atas akses sumber daya di bidang kesehatan dan

atas pelayanan kesehatan yang aman, baik, dan terjangkau (Agustina, 2015).

Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu yaitu kuratif

(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan

rehabilitatif (memulihkan kesehatan). Pelayanan ini ditawarkan kepada semua

penduduk tanpa memandang jenis kelamin dan kelompok usia, dari dalam

kandungan sampai meninggal (Agustina, 2015)

Salah satu pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan kesehatan yang unik dan

berbeda dengan yang diberikan oleh dokter atau tenaga profersional lainnya.

Filosofi keperawatan adalah humanisme, keutuhan & kepedulian (Nursalam,

2014). Keperawatan sebagai profesi yang mengedepankan sikap ‘’ caring”,

dan sikap perhatian & kasih sayang kepada pasien (Perry, 2012).

Perawat merupakan profesi yang memiliki tugas dan peran yang

paling penting yaitu menolong pasien dalam kondisi sakit ataupun sehat

untuk dapat meningkatkan kesehatannya dalam sebuah layanan keperawatan


2

(Nisya, 2013). Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang

memiliki peran yang penting dalam pelayanan kesehatan Rumah Sakit.

Perawat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas

karena perawat dan pasien berinteraksi langsung 24 jam. Perawat yang

mempunyai kontrol yang besar terhadap pelayanan kesehatan harus mampu

memberikan pelayanan keperawatan yang baik (Sugiyono, 2014 ) . Perawat

selalu berhubungan dengan pasien atau tenaga kesehatan lainnya, sehingga

perawat perlu mengembangkan peran profesionalnya salah satunya dengan

meningkatkan perilaku caring (Kemenkes, 2022).

Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai kepedulian. Caring

Secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berkomitmen pada

orang lain, pengamatan yang penuh perhatian dan sikap empati pada orang

lain, dan perasaan cinta atau kasih sayang, rasa hormat dan menghargai orang

lain. caring dapat diartikan sebagai sikap atau perilaku yang tulus yang

ditunjukkan perawat kepada pasien dengan penuh perhatian, kepeduliaan dan

perhatian terhadap perasaan pasien guna terciptanya hubungan terapeutik.

Dengan cara ini pasien merasa nyaman, aman dan tenang, karena stress

akibat penyakit berkurang (Gultom, 2014).

Teori Caring (Watson 2012) mengungkapkan bahwa terdapat sepuluh

factor carrative yang dapat mencerminkan perilaku caring seorang perawat.

Kesepuluh faktor tersebut adalah membentuk sistem nilai humanistik-

altrustik, menanamkan keyakinan dan harapan, mengembangkan kepekaan

terhadap diri sendiri dan orang lain, meningkatkan rasa saling percaya dan

saling tolong-menolong, meningkatkan dan menerima ekspresi emosi positif


3

dan negatf, mengunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam

pengambilan keputusan, meningkatkan pengajaran dan pembelajaran

interpersonal, menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan

memperbaiki mental, sosial budaya dan spiritual, membantu memenuhi

kebutuhan dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial

fenomenologis (Firmansyah, et al .2019)

Perilaku caring yang diberikan perawat membuat pasien merasa puas,

tidak hanya sembuh dari masalah kesehatannya, tetapi juga pasien

merasannyaman dan senang ketika diberi asuhan keperawatan (Amali, 2019).

Caring memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh seseorang baik perawat

maupun pasien ketika mereka menerapkan sikap caring dalam asuhan

keperawatan sehingga klien akan menunjukan umpan balik positif dan

sebaliknya. (Rahmayani, 2020).

Kepuasaan pasien akan terwujud ketika pasien merasa senang, puas

karena kesenjangan antara harapan pasien dengan kenyataan pelayanan

Rumah Sakit telah terpenuhi atau bahkan melebihi harapan.(Anik Tri Palupi

et al, 2013) .Kepuasaan pasien adalah tingkat kesesuaian antara harapan

pasien terhadap layanan keperawatan yang diharapkan dan persepsi yang

mereka alami terhadap perawatan rasakan (Fristiohady,2020).

Di Indonesia caring merupakan evaluasi pengguna pelayanan

kesehatan. Berdasarkan hasil survey kepuasaan klien di beberapa Rumah

Sakit di Jakarta, ditemukkan 14% pasien yang tidak puas dengan pelayanan

kesehatan yang diberikan karena perilaku caring perawat yang kurang baik

(Kemenkes RI, dalam Firmasyah, et al. 2019)


4

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI)

mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 masih terdapat keluhan

ketidakpuasam pasien terhadap pelayanan medis termasuk keperawatan, hal

ini menandakan masih adanya keluhan ketidakpuasan pasien terhadap

pelayanan keperawatan. Rata-rata di beberapa Rumah Sakit di Indonesia

menunjukkan masih 67% pasien yang mengeluhkan adanya ketidakpuasaan

dalam menerima pelayanan keperawatan.

Berdasarkan latar belakang, tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasaan Pasien di RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat memuculkan

rumusan masalah yaitu “ Apakah Ada Hubungan Perilaku Caring Perawat

Pelaksana dengan Kepuasaan Pasien di RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat pelaksana

dengan kepuasaan pasien di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.
5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat pelaksana di ruang

rawat inap di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan .

b. Mengetahui gambaran kepuasaan pasien di ruang rawat inap di RSI

PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan .

c. Mengetahui hubungan perilaku caring perawat pelaksana dengan

kepuasaan pasien di ruang rawat inap di RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan .

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini bermanfaat bagi profesi keperawatan sebagai bahan

kajian untuk meningkatkan caring perawat pelaksana dan kepuasaan

pasien.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai penerapan mata

kuliah biostastik dan metodologi penelitian, serta mata kuliah terkait dan

untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai hubungan perilaku

caring dengan kepuasaan pasien .

3. Bagi Institusi Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan pelayanan keperawatan. Tentang hubungan perilaku caring

perawat pelaksana dengan kepuasaan pasien.


6

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian (Tjoko, dkk 2021) yang berjudul “ Hubungan Perilaku Caring

Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Orthopedi Spinal

Anastesi di Instalasi Bedah Rumah Sakit William Booth Surabaya”.

Persamaan penelitian (Tjoko, dkk 2021) dengan penelitian yang

akan dilakukan peneliti yaitu variabel (Independen) perilaku caring

perawat pelaksana.

Namun ada perbedaan pada variabel (Dependen) yaitu kepuasaan

pasien, penelitian (Tjoko, dkk 2021) variabel (Dependen) yaitu tingkat

kecemasan operasi.

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain deskriptif

korelatif penelitian (Tjoko, dkk 2021) menggunakan desain korelasi

analitik, teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti

menggunakan accidental sampling penelitian (Tjoko, dkk 2021)

menggunakan total sampling, metode pengumpulan data yang akan

dilakukan peneliti menggunakan kuisioner Caring Behaviours Assesment

Tool (CBAT) dan kuesioner SERVQUEL penelitian (Tjoko, dkk 2021)

menggunakan observasi kepada perilaku perawat dan kuesioner

kecemasan pada pasien pre operasi orthopedi spinal anastesi, analisa data

yang akan dilakukan peneliti menggunakan uji chi square penelitian

(Tjoko, dkk 2021) menggunakan uji sperman rho. Penelitian ini

bertempat di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

penelitian (Tjoko, dkk 2021) di Rumah Sakit William Booth Surabaya.


7

2. Penelitian (Jannah, dkk 2020) yang berjudul “ Hubungan Perilaku

Caring Perawat dengan Tingkat Harapan Sembuh Pada Pasien Kanker

yang Menjalani Program Kemoterapi di Rumah Sakit Baladhika Husada

Jember”.

Persamaan penelitian (Jannah, dkk 2020) dengan penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu variabel (Independen) perilaku caring perawat

pelaksana

Namun ada perbedaan pada variabel (Dependen) yaitu kepuasaan

pasien, penelitian (Jannah, dkk 2020) variabel (Dependen) yaitu tingkat

harapan sembuh pada pasien kanker.

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain deskriptif

korelatif penelitian (Jannah, dkk 2020) menggunakan desain cross

sectional, teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti

menggunakan accidental sampling pada penelitian (Jannah, dkk 2020)

menggunakan uji purpose sampling, metode pengumpulan data pada

penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuisioner Caring

Behaviours Assesment Tool (CBAT) dan Kuesioner SERVQUEL

penelitian (Jannah, dkk 2020) menggunakan kuisioner CBI-24 dan skala

harapan, analisa data yang akan akan dilakukan peneliti mengunakan uji

chi square penelitian (Tjoko, dkk 2021) menggunakan korelasi kendall

tau B. Penelitian ini bertempat di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan penelitian (Jannah, dkk 2020) di Rumah Sakit Baladhika

Husada Jember.
8

3. Penelitian (Purwaningsih, dkk 2013) yang berjudul “ Hubungan Perilaku

Caring Perawat dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Pasien

Rawat inap di Rumah Sakit Umum Kaliwates Jember”

Persamaan penelitian (Purwaningsih, dkk 2013) dengan penelitian

yang dilakukan yaitu variabel (Independen) perilaku caring perawat .

Namun ada perbedaan pada variabel (Dependen) yaitu kepuasaan

pasien, penelitian (Purwaningsih, dkk 2013) variabel (Dependen)

Pemenuhan kebutuhan spiritual .

Peneliti yang akan dilakukan menggunakan desain korelatif

penelitian (Purwaningsih, dkk 2013) menggunakan deskriptif

observasional analitik teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan

peneliti menggunakan accidental sampling penelitian (Purwaningsih, dkk

2013) menggunakan Purpose Sampling, metode pengumpulan data yang

akan dilakukan peneliti menggunakan kuisioner Caring Behaviours

Assesmen Tool (CBAT) dan Kuesioner SERVQUEL penelitian

(Purwaningsih, dkk 2013) menggunakan kuisioner dengan

memperhatikkan etika penelitian, analisa data yang dilakukan peneliti

menggunakan uji chi square penelitian (Purwaningsih, dkk 2013)

menggunakan uji Fisher’s exact. Penelitian ini bertempat di RSU PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan penelitian (Purwaningsih, dkk

2013) di Rumah Sakit Kaliwates Jember.


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasaan Pasien

1. Pengertian

Kepuasaan Pasien adalah output (hasil) pelayanan kesehatan dari

perubahan-perubahan yang diinginkan untuk dilakukan dalam sistem

layanan kesehatan dan merupakan tujuan akhir pelayanan rumah sakit.

Kepuasaan pasien tercapai ketika memperoleh hasil optimal untuk setiap

pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikkan kemampuan pasien

atau keluargannya, memperhatikan keluhan, kondisi lingkungan fisik dan

rmenanggapi atau memprioritaskan kebutuhan pasien (Noviyanti 2020

dalam Pranata ,dkk 2021 h 57). Kepuasaan pasien adalah kesesuaian

antara harapan dan kenyataan yang di rasakan dan diterima pasien

(Mu’ah 2014 h 148).

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan kepuasaan

pasien dapat diartikan sebagai perasaan pasien yang muncul melalui cara

membandingkan harapan dengan pelayanan yang diterima dari suatu

pelayanan kesehatan.

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasaan Pasien

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasaan pasien (Nursalam

dalam Siregar, 2021, h 41)

a. Kualitas produk atau jasa

10
11

Pasien merasa puas jika hasil evaluasi terhadap pelayanan atau

pelayanan yang digunakan berkualitas tinggi. Persepsi pasien

terhadap suatu produk atau jasa dapat dipengaruhi oleh dua hal,yaitu

produk atau jasa & komunikasi perusahaan dalam hal ini rumah

sakit dalam mengiklankan lokasinya.

b. Kualitas pelayanan

Pasien merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik

dan sesuai dengan harapanya.

c. Faktor emosional

Pasien akan merasa bangga, puas dan kagum pada rumah sakit

yang dianggap sebagai “rumah sakit mahal’’

d. Harga

Semakin mahal harga perawatannya, semakin tinggi harapan

pasien. Rumah Sakit dengan kualitas yang sama tetapi harga yang

murah menawarkan nilai yang besar bagi pasien.

e. Biaya

Tidak mengelurkan biaya ekstra dan tidak perlu membuang

waktu untuk mendapatkan pelayanan, dan pasien biasannya puas

dengan pelayanan yang mereka terima.

3. Dimensi Kepuasaan Pasien

(Parasuratman 2001 dalam Nursalam 2014 hh 302-308) ada lima

dimensi untuk mengukur kepuasaan pasien sebagai berikut :

a. Bukti Fisik (Tangibles)


12

Bentuk pelayanan yang diperoleh berdasarkan bukti fisik

biasanya merupakan operasi dari penyedia pelayanan sesuai dengan

karakteristik sarana dan prasarana pelayanan yang ada, teknologi

layanan yang digunakan, aktivitas penyedia pelayanan yang sesuai

dengan karakteristik pelayanan yang ditawarkan.

b. Keandalan (Realibity)

Setiap pelayanan yang diberikan membutuhkan bentuk

pelayanan yang andal, yaitu pemberian pelayanan yang memerlukan

kemampuan pengetahuan, kompetensi, kemandirian, pengendalian

profesionalisme kerja yang tinggi untuk memperoleh bentuk

pelayanan yang baik dan memuaskan atas pelayanan yang diterima.

c. Daya Tanggap (Responsiveness)

bentuk pelayanan ketika permintaan diberikan sehingga

penerima layanan menerima dan bereaksi terhadap pelayanan yang

diterima.

d. Jaminan (Assurance)

Setiap pelayanan membutuhkan kepercayaan terhadap

pelayanan yang ditawarkan. Bentuk jaminan pelayanan sangat

ditentukan oleh jaminan pemberian layanan, agar setiap orang bisa

mendapatkan pelaayanan dan merasa puas, mempercayai semuannya

bahwa setiap segala persoalan berkaitan dengan pelayanan akan

terselesaikan secara tuntas dan ditangani secara cepat, tepat,

sederhana dan lancar untuk memberikan kualitas layanan yang

ditawarkan.
13

e. Empati (Emphaty)

pelayanan yang diberikan dengan penuh perhatian, keseriusan,

kasih sayang, pemahaman dan keikutsertaaan dalam pengembangan

dan pelaksanaan kegiatan pelayanan yang sesuai dengan tingkat

pemahaman dan pemahaman dari setiap penawaran pelayanan,

pelayanan harus bersifat empati untuk dapat memahami

permasalahan dari pihak yang ingin dilayani. Salah satu bentuknya

yaitu empati adalah perilaku caring perawat atau kepedulian perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Cara Pengukuran Kepuasaan Pasien

salah satu cara untuk mengukur kepuasan pasien yaitu instrumen

SERVQUAL dikembangkan oleh (Parasutraman, Zeithaml & Berry,

1994) pengembangan instrumen kepuasaan pasien didasarkan pada

membedakan antara tingkat harapan dan pelayanan yang dirasakan

pasien dengan pelayanan yang di terima. Konsep SERVQUAL pada

penelitian ini terdiri dari 25 pertanyaan yang terbagi ke dalam 5 dimensi.

Kelima dimensi tersebut adalah bukti fisik (tangibles), kehandalan

(realibity), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan

empati (emphaty) Kuesioner ini menggunakan skala likert 1-4

(Nursalam, 2014)

B. Perilaku Caring

1. Pengertian
14

Caring adalah kemampuan dalam memberikan bantuan, motivasi,

rasa hormat & empati kepada klien dalam bentuk perhatian dan

kepedulian, dalam memberikan asuhan baik secara fisik dan psikologis

(Prijatni 2022, h 71). Menurut Watson (2007) di dalam buku Theory of

Human Care-nya dikemukakan bahwa caring adalah jenis hubungan

yang diperlukan antara perawat dan pasien yang menerima asuhan

keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi klien, dan kemudian

mempengaruhi kemampuan klien untuk pulih (Watson dalam Prijatni

2022, h 71).

Berdasarkan definisi tersebut maka itu bisa disimpulkan bahwa

caring adalah tindakan kepedulian perawat kepada pasien dalam

memberikan asuhan keperawatan baik secara fisik maupun psikologis

untuk kesembuhan pasien .

2. Faktor – Faktor Karatif Caring

(Watson, 1979 dalam Muharni & Wardhani 2021 hh 89-92)

Watson melandaskan 10 faktor karatif dalam teori keperawatannya.

Setiap faktor karatif memiliki komponen fenomenalogis bersifat dinamis

dan relatif terhadap individu yang terlibat dalam hubungan keperawatan

berikut ini adalah faktor karatif caring :

a. Membentuk Sistem Nilai Humanistik Altruistik

Nilai –nilai humanistik dan altruistik dipelajari sejak usia dini,

namun pendidik dapat sangat mempengaruhinya. Faktor ini bisa

diartikan sebagai kepuasaan yang berasal dari memberi dan

memperluas ruang lingkup seseorang.


15

b. Menanamkan Keyakinan-Harapan

Faktor-faktor itu, serta nilai- nilai kemanusiaan dan alturistik,

dapat berkontribusi pada peningkatan perawatan komprehensif dan

kesehatan positif dari populasi pasien. Faktor ini dapat menjelaskan

peran perawat dalam mengembangkan hubungan perawat-pasien

yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan pasien dengan

membantu mereka mengadopsi perilaku sehat.

c. Menanamkan Sensitivitas terhadap Diri dan Orang Lain

Mengenali harga diri seorang perawat dan klien dapat

mengarahkan pada aktualisasi diri. Perawat dapat menerima

kepekaaan juga perasaan mereka bisa dapat terbuka, jujur dan peka

terhadap orang lain.

d. Membina Hubungan Saling Percaya dan Saling Membantu

Hubungan saling membantu dan kepercayaan antara perawat

dan pasien sangat penting dalam membangun hubungan kepeduliaan

transpersonal. hubungan saling percaya memungkinkan perawat dan

klien untuk mengekspresikan emosi positif dan negatif mereka.

hubungan seperti itu membutuhkan empati, harmoni, kehangatan,

bukan posesif, dan komunikasi efektif. Kenyaman adalah sikap yang

jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura. Empati adalah kemampuan

untuk merasakan dan memahami perspektif dan perasaan orang lain

dan mengekspresikan pemahaman itu. Kehangatan yang tidak

posesif disampaikan melalui suara yang tidak terlalu rendah atau

keras, gerakan yang terbuka, dan ekspresi wajah yang sesuai,


16

sedangkan komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif,

dan perilaku.

e. Meningkatkan dan Menerima ekspresiasi Perasaan Positif dan

Negatif

Berbagi perasaan dapat dilihat sebagai pengalaman yang

berbahaya bagi perawat dan pasien. Perawat harus mampu

mempersiapkan emosi positif atau negatif. Perawat harus memahami

bahwa pemahaman intelektual dan emosional dari setiap situasi yang

mungkin berbeda.

f. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis dalam

Pengambilan Keputusan

Proses keperawatan ini juga sebagai metode ilmiah dalam

pemecahan masalah keperawatan, dan menghancurkan citra perawat

sebagai asisten dokter. Proses keperawatan juga sama dengan proses

penelitian yang sistematis dan teratur.

g. Meningkatkan Proses Belajar Interpersonal

Faktor ini merupakan konsep penting dalam keperawatan

karena membedakan antara curing dan caring . Melalui proses

belajar-mengajar interpersonal, klien mendapatkan pengetahuan

untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kesehatan mereka

sendiri. Perawat memfasilitasi proses ini melakukan metode

pengajaran yang memungkinkan klien dapat merawat dirinya sendiri,

mengindentifikasi kebutuhannya, dan memgidentifikasi peluang

kesempatan untuk berkembang


17

h. Menyediakan Lingkungan Psikologis, Fisik, Sosial Budaya dan

Spiritual yang Mendukung.

Perawat harus menyadari efek dari lingkungan internal dan

eksternal terhadap kesehatan & penyakit individu. Konsep yang

berkaitan dengan lingkungan internal meliputi, misalnya

kesejahteraan mental dan spiritual seseorang individu, serta

kepercayaan sosial dan budaya.

i. Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Perawat menyadari masalah biofisik, psikofisik, psikososial,

dan interpersonal antara perawat dengan klien. Klien harus terlebih

dahulu dapat memenuhi kebutuhan dasar sebelum mereka dapat

memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi lainnya. Kebutuhan

Nutrisi, eliminasi dan ventilasi merupakan kebutuhan biofisik,

sedangkan kebutuhan kegiatan dan seksualitas merupakan kebutuhan

psikofisik dasar. Prestasi dan rasa memiliki adalah kebutuhan

psikososial tingkat tinggi. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan

interpersonal tingkat tinggi.

j. Mengembangkan faktor Kekuatan Ekstensial Fenomenologis

Fenomenologi menggambarkan situasi yang membantu untuk

memahami suatu fenomena. Pada saat yang sama, psikologi

eksistensial adalah ilmu humanistik yang menggunakan analisis

fenomenologis. Watson kesulitan dalam memahami faktor ini.

Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan pengalaman berpikir untuk

memahami diri sendiri dan orag lain. Watson mempercayai bahwa


18

perawat dapat bertanggung jawab atas 10 faktor karatif dengan

membantu pasien di bidang promosi kesehatan melalui tindakan

pencegahan. Faktor ini bertujuan untuk mengajari klien dalam

berubah menjadi lebih sehat, mendukung mereka sesuai dengan

situasi, mengajari mereka memecahkan masalah dan mengalami

kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi kehilangan.

3. Manfaat Caring

Penyedia layanan asuhan keperawatan berdasarkan perilaku

caring, perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Penerapan caring berkaitan dengan pengetahuan biofisik dan

keperawatan perilaku manusia dalam keperawatan dapat meningkatkan

kesehatan manusia dan memudahkan pemberian pelayanan kepada

pasien. Watson mengungkapkan bahwa caring yang efektif bisa

meningkatkan kesehatan melalui pertumbuhan individu. Selain itu,

penelitiannya (Apriza 2018) dan (Granika & Karundeng, 2020)

menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku

caring perawat dan kepuasaan rawat inap di Rumah Sakit. Dengan

demikian, perilaku caring seorang perawat dapat mempengaruhi

kepuasaan pasien .

Perilaku caring perawat tak hanya dapat meningkatkan kepuasaan

pasien, tetapi dapat mendatangkan keuntungan bagi Rumah Sakit.

Perilaku caring petugas layanan kesehatan bernilai finansial bagi Rumah

Sakit kerena perilaku tersebut mempengaruhi kepuasaan klien. Jelas


19

dengan demikian, bahwa perilaku caring yang diberikan oleh perawat

dapat bermanfaat bagi layanan kesehatan karena dapat meningkatkan

kepuasaan pasien dengan cara yang dapat meningkatkan kunjungan

pasien ke Rumah Sakit dan pada akhirnya membawa keuntungan

finansial bagi Rumah Sakit (Paramitha , et al .2021, hh 145-146)

4. Pengukuran Perilaku Caring

mengukur perilaku caring salah satu cara untuk mengukur

perilaku adalah dengan menggunakan Caring Behaviors Assesment Tool

(CBA), dikatakan sebagai alat ukur pertama yang dikembangkan dalam

menilai caring. Kuesioner Caring Behaviors Assesment Tool (CBAT)

yang dimodifikasi adalah kuesioner ini yang akan digunakan peneliti

dalam penelitian ini. Kuesioner ini dikembangkan oleh (Cronin dan

Horisson 1998) untuk mengukur perilaku caring. Kuesioner ini terdiri

dari 45 item pernyataan tentang perilaku caring perawat yang didasarkan

oleh teori watson pengukuran pada kuesioner ini dilakukan dengan

menggunakan skala likert 1 - 4 (Yuliawati, 2012)


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,VARIABEL DAN

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan dengan konsep-konsep

yang ingin diukur dan diamati selama penelitian yang dilakukan. Pemaparan

dalam kerangka konsep ini berbentuk diagram dan menunjukkan hubungan

antar variabel yang diteliti (Adiputra, et al. 2021, h .36) . Dalam penelitian ini

terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Perilaku

caring perawat pelaksana sebagai variabel bebas (independent) dan kepuasan

pasien di ruang rawat inap sebagai variabel terikat (dependent). Kerangka

konsep penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Variabel bebas variabel terikat

Perilaku caring perawat Kepuasaan pasien diruang


pelaksana Rawat Inap

Skema 3.1 Kerangka Konsep


Keterangan :

= diteliti

= hubungan

20
21

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari suatu penelitian

berdasarkan pada tujuan dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan (Adiputra,

et al. 2021, h.38)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan perilaku caring

perawat pelaksana dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat Inap di RSI

PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

C. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang dapat diamati atau

diukur dalam penelitian. (Lubis, 2018 h 16). Dalam penelitian ini variabel

dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Variabel Independent

Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain, variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel

independent dalam penelitian ini adalah perilaku caring perawat

pelaksana

2. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain, variabel ini disebut juga variabel terikat. Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah kepuasaan pasien di ruang rawat inap

D. Definisi Operasional
22

Definisi operasional adalah suatu definisi yang menjelaskan secara

operasional semua variabel berdasarkan karakteristik yang akan diamati

untuk memudahkan peneliti melakukan pengamatan yang cermat terhadap

objek, sehingga memudahkan pembaca dalam menginterptrestasikan makna

penelitian (Endra 2017, h 123)

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel tindakan Kuesioner Dikategorikan Nominal
independent: kepedulian yang modifikasi menjadi dua
Perilaku diberikan Caring menggunakan
Caring perawat kepada Behaviours cut off point
Perawat pasien dalam Tool (CBAT) bila distribusi
pemberian terdiri dari 45
data normal
asuhan pernyataan maka
keperawatan tentang digunakan
baik secara fisik perilaku nilai mean
maupun caring dikatakan
psikologis untuk kuesioner ini perilaku
kesembuhan memakai 4
caring tinggi
pasien . skala likert
> dari mean
yaitu : dikatakan
SS: Sangatperilaku
setuju caring rendah
S : Setuju < dari bila
TS: Tidakdistribusi data
setuju tidak normal
STS : Sangat maka
tidak setuju dipergunakan
data median
Dikatakan
perilaku
caring tinggi
> dari median
Dikatakan
caring rendah
< dari median
Variabel perasaan pasien Kuesioner Kategori Ordinal
Dependent : yang muncul modifikasi kepuasaan
Kepuasaan melalui cara Servquel 25-50 Tidak
pasien membandingkan yang terdiri Puas
diruang harapan dengan dari 25 51-75 Puas
23

Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Rawat Inap pelayanan yang pernyaataan 76-100
diterima dari tentang Sangat Puas
suatu pelayanan kepuasaan
kesehatan. pasien
kuesioner ini
menggunakan
4 skala likert
yaitu:
1:Sangat
tidak puas
2: Tidak puas
3: Puas
4:Sangat puas
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana yang peneliti susun sedemikian rupa

untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian (Nurdin & Hartati

2019, h 28).Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi untuk

mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain (Nursalam

2013, h.162). Pendekatan pada penelitian ini adalah cross -sectional jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ pengamatan data variabel

bebas dan terikat hanya sekali dalam satu waktu (Nursalam 2017, h 163).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang diteliti yang memenuhi

karakteristik yang ditetapkan (Adiputra, et al. 2021, h 116). Populasi

dalam penelitian ini jumlah pasien rawat inap di RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan selama 1 tahun terakhir pada

tahun 2022 dengan jumlah pasien 12.726 dan di dapatkan jumlah rata-

rata 1060

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari subjek populasi penelitian atau yang

mewakili untuk diteliti (Adiputra, et al. 2021, h.117). Teknik yang

digunakan dalam menentukkan sampel adalah dengan Accidental

24
25

Sampling. Accidental sampling adalah mengambil sampel yang kebetulan

ada dan dianggap tepat pada saat penelitian (Huwaida 2019, h 17). Pada

penelitian yang akan digunakan ini sampel ditetapkan menggunakan

perhitungan rumus slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai α = 0,1 (10%) untuk populasi dengan jumlah besar

Nilai α = 0,2 (20%) untuk populasi dengan jumlah kecil

n= N

1+ Ne2

Keterangan Rumus :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e= error margin (10%)

n= 12726

1 + 12726 ( 0,1) 2

n = 12726

128,26

= 99,22

= 99

Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

pada suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


26

1) Pasien yang bersedia untuk menjadi responden

2) Pasien yang sudah mendapat pelayanan lebih dalam jangka 24

jam di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

3) Pasien yang bisa membaca

b. Kriteria eklusi

Kriteria eklusi adalah penghilangan atau pengeluaran subyek

yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai alasan.

Kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Pasien yang mengalami gangguan jiwa

2) Pasien yang dirawat di ruang ICU

3) Pasien yang dirawat di ruang Perinatologi

4) Pasien yang dirawat di ruang hemodialisa

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan diruang Rawat Inap di RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan bulan maret 2023 di RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Feb
Jenis Nov Des Jan Mar Apr Mei Jun Jul
No 202
Kegiatan 2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023
3
Penyusunan
1.                  
Proposal
Seminar
2.                  
Proposal
3. Pengumpulan                  
27

Data
Pengolahan
4. dan Analisis                  
Data
5. Ujian Skripsi                  

D. Etika Penelitian

(Setiana & Nuraeni 2018, h 10-11). Etika Penelitian yang dilakukan

memiliki prinsip sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed consent adalah informasi yang harus diberikan kepada

subyek/ responden penelitian yang akan dilakukan. Dalam melakukan

informed consent peneliti memperkenalkan diri , menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian kepada calon responden secara lengkap, setelah

menjelaskan informasi sudah jelas peneliti memberikan informed

consent kemudian meminta calon responden yang menyetujui untuk

menanda tangani lembar informed consent. calon responden juga

mempunyai hak bebas untuk setuju atau menolak menjadi reponden.

2. Anominity (tanpa nama)

Peneliti tidak akan mencantumkan atau menuliskan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian .

3. confidentiality (kerahasiaan )

Peneliti akan merahasiakan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah terkumpul akan

dijamin kerahasianya oleh peneliti karena data responden yang berbentuk


28

inisial dan hasil responden akan peneliti simpan ke tempat yang tidak

dapat diketahui oleh orang lain, dan hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah salah satu alat ukur yang digunakan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data (Anggraini, et al. 2022, h 141).

Peneliti secara formal mengumpulkan informasi kepada subjek untuk dapat

menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan

terstruktur, subjek dapat menjawab sesuai dengan petunjuk yang sudah telah

ditentukkan (Nursalam 2013, h 188). Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:

1. Bagian yang pertama, terdiri atas pernyataan tentang variabel

independen yaitu perilaku caring perawat pelaksana

Kuesioner Caring Behaviors Assesment Tool (CBAT) yang

dikembangkan oleh (Cronin dan Horisson 1998) kuesioner ini digunakan

oleh peneliti sebelumnya (Yuliawati 2012). Kuesioner ini terdiri dari 45

item pernyataan tentang perilaku caring perawat didasarkan oleh teori

watson pengukuran kuesioner menggunakan skala likert 1 sampai 4.

2. Bagian yang kedua, terdiri dari pernyataan dari variabel dependen

kepuasaan pasien

Instrumen SERVQUAL dikembangkan oleh (Parasutraman,

Zeithaml & Berry, 1994) kuesioner ini sudah digunakan oleh peneliti

sebelumnya (Nursalam 2014 ). Kuesioner ini terdiri dari 25 pertanyaan


29

yang terbagi ke dalam 5 dimensi. Kelima dimensi tersebut adalah bukti

fisik (tangibles), kehandalan (realibity), daya tanggap (responsiveness),

jaminan (assurance) dan empati (emphaty) kuesioner ini menggunakan

skala likert 1 sampai 4

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas tidak dilakukan oleh peneliti pada

kuesioner caring dan kepuasaan pasien, karena dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan realibitas

pada peneliti sebelumnya

1. Instrumen Caring Behavior Assesment Tools (CBAT)

Hasil uji validitas dan realibilitas modifikasi Caring Behaviors

Assesment Tools (CBAT) berdasarkan penelitian sebelumnya

(Yuliawati,2012). Hasil validitas di peroleh dengan menggunakan nilai r

hitung dengan nilai 0,893 dan hasil uji realibilitas di dapatkan r hasil

(Cronbach’s alpha) yaitu 0,976 > 0,6 sehingga kuesioner sudah reliabel

untuk dijadikan sebagai alat untuk kuesioner perilaku caring perawat.

2. Instrumen Kepuasaan Pasien SERVQUAL

Hasil uji validitas dan realibilitas modifikasi Servqual dirancang

dan didiskusikan dengan para ahli untuk mendapatkan validitas isi,

dilanjutkan dengan penerjemah (translation) dan penerjemahan balik

(back translition) dari bahasa daerah ke bahasa inggris ke bahasa asli

untuk memastikan bahwa isi kuesioner hasil yang telah diterjemahkan

sesuai dengan isi kuesioner asli, Hasil penelitian menunjukan bahwa


30

instrumen tersebut valid dan realiabel dengan nilai Cronbach alpha 0.942.

Instrumen tersebut digunakan oleh (Nursalam,2014).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data sesuai dengan tahap –

tahap sebagai berikut :

1. Peneliti mengajukan surat permohonan melakukan ijin penelitian kepada

LPPM Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan .

2. Peneliti meminta ijin surat permohonan kepada BAPPEDA Kabupaten

Pekalongan .

3. Peneliti meminta ijin surat permohonan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Pekalongan.

4. Peneliti mengajukan surat permohonan melakukan ijin penelitian kepada

Direktur RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan .

5. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling

6. Peneliti melakukan penelitian terhadap pasien di ruang rawat inap di RSI

PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

7. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian kepada calon responden secara lengkap.

8. Peneliti meminta calon responden yang bersedia menjadi responden

diminta oleh peneliti untuk mengisi formulir persetujuan menjadi

responden dan menandatani (informed consent).

9. Peneliti membacakan kuesioner dan meminta responden untuk

menjawab pertanyaan dengan pilihan yang tersedia


31

10. Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden sebelum

meninggalkan lokasi penelitian.

H. Pengolahan Data

(Hastono 2016, hh 8-9) Pengolahan data merupakan salah satu

rangkaian penelitian setelah pengumpulan data. tujuannya adalah untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Pada penelitian yang akan dilakukan

proses analisa data meliputi editing, coding, processing,cleaning

1. Pemeriksaan data (Editing)

Peneliti melakukan pengecekan pada isian formulir atau kuesioner apakah

jawaban sudah lengkap dan jelas sesuai penelitian

2. Scoring

Peneliti memberikan skor atau nilai pada setiap item pernyataan dan

menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi

3. Pemberian Kode (Coding)

Peneliti memberi kode pada pada tiap jawaban yang sudah terkumpul

untuk memfasilitasi pemrosesan data dan dapat mempermudah

pengolahan data statistik.

4. Proses data (Processing)

Setelah semua kuesioner diisi lengkap, benar, serta sudah melewati

pengkodean, peneliti melanjutkan mengolah data agar data yang sudah

di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-

entry data dari kuesioner ke komputer.

5. Pembersihan data (cleaning)


32

Peneliti memeriksa kembali data yang sudah di masukkan .Semua data

yang dimasukan harus diperiksa ulang untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan kelengkapan kode dan sebagainya, kemudian akan

dilakukan koreksi atau pembetulan jika ditemukan kesalahan.

I. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisa data dilakukan untuk mengolah data agar

mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji secara statistik

kebenaran hipotesis (Sumantri 2015, h 239) adapun tahap-tahap analisa data

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisa univariat

disribusi frekuensi pada setiap variabel penelitian ditentukan

dengan analisa univariat (Hulu & Taruli, 2019, h 8). Dalam penelitian

analisa univariat bertujuan untuk menguji dua variabel yaitu hubungan

perilaku caring perawat pelaksana dengan kepuasaan pasien di ruang

rawat inap. variabel perilaku caring menggunakan skala nominal dan

variabel kepuasaan pasien menggunakan skala ordinal untuk hasil dalam

penelitian disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menguji adanya hubungan antara

variabel, hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Hulu &

Taruli, 2019). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji chi- square

untuk mengetahui apakah ada hubungan perilaku caring perawat

pelaksana dengan kepuasaan pasien. Teknik ini digunakan untuk


33

menentukan korelasi antara dua variabel berupa data kategori nominal

dan ordinal.( Anita, et al. 2022, h 84)


34

Anda mungkin juga menyukai