PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu
diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim
Rumah Sakit yang menghadapi kesehatan klien selama 24 jam secara terus
masalah klien terdapat aspek fisik, psikologis spiritual dan sosial yaitu dengan
(Dwidayanti, 2007).
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit (Depkes RI, 2008). Prilaku caring perawat
manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya
(Watson, 2009).
(kebaikan, kepedulian, dan cita diri dan orang lain). Caring digambarkan
peduli serta tindakan peduli. Tindakan peduli meliputi komunikasi, hal positif
(misal membantu pasien dan keluarga pasien), dukungan, atau intervensi fisik
Perilaku caring perawat di dunia sudah mulai baik, namun masih ada
memiliki kualitas pelayanan caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia
perawat lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang perawat lakukan,
merawat.
2008). Hasil Survey penelitian pada bulan Juli 2010, Kementrian Kesehatan
yang diwakili oleh drg. Usman menerima hasil survey Citizen Report Card
(CRC) yang mengambil sampel pasien rawat inap sebanyak 738 pasien di 23
Rumah Sakit (Umum dan Swasta). Survey tersebut dilakukan di lima kota
sebanyak 65,4% pasien mengeluh terhadap sikap perawat yang kurang ramah,
terhadap perhatian serta kepatuhan dalam hal perilaku (pengelolaan diri) atau
Self Management.
juga menggunakan alat tertentu seperti injeksi insulin. Pasien diajarkan untuk
Namun hasil akhir yang didapatkan bisa saja berbeda dari yang diharapkan
terdiagnosis penyakit kronik akan memakan hari rawat yang lebih banyak
merupakan rumah sakit tipe B dan satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah
diketahui bahwa jumlah pasien rawat inap dari bulan Januari-Juli 2020
sebanyak 12 orang yang ditangani oleh sub komite etik dan profesi komite
keperawatan tahun 2018, serta data complain perawat/bidan level 3 yang ada
di bagian Humas Rumah Sakit sebanyak 2 kasus. Kejadian ini terjadi karena
masih ada perawat/bidan yang tidak menerapkan caring dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Aji Muhammad Parikesit Tenggarong pada tahun 2018 dari 167 responden
puas dengan pelayan yang ada. Adapun studi pendahuluan yang dilakukan
pada bulan April-Juni 2020 didapatkan jumlah pasien rawat inap di ruang
Berdasarkan hasil survei kepuasan pasien rawat inap pada bulan April-
87.69% dan 87.69%. Ruang Punai 3 dewasa pada bulan April-Agustus secara
pemanfaatan tempat tidur di ruang Punai 3 dewasa dan Punai 2 RSUD Aji
Muhammad Parikesit Tenggarong belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari
nilai BOR mengalami penurunan dimana bulan April 2020 Punai 2 dewasa
mencapai 70.9% dan Punai 2 mencapai 71.5%, total BOR dari 2 ruangan
tersebut adalah 71.2%. Sedangkan bulan Mei 2020 Punai 2 dewasa mencapai
70.9% dan Punai 2 mencapai 71.3%, total BOR dari 2 ruangan tersebut
dari 2 ruangan tersebut adalah 73%. Dari data diatas terdapat peningkatan
pemakaian tempat tidur (BOR) yang dimana kasus terbanyak adalah pasien
B. Rumusan Masalah
Tenggarong”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
2. Tujuan Khusus :
Parikesit Tenggarong.
D. Manfaat Penelitian
keperawatan .
keperawatan yang akan diberikan pada pasien rawat inap di rumah sakit.
4. Bagi Responden
5. Bagi Peneliti
secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu yang didapat dibangku kuliah
maupun di tempat kerja dan juga sebagai dasar untuk mengembangkan diri
E. Keaslian Penelitian
(Nasution, Ropi and Sitorus, 2013) yang terdiri dari 15 item pertanyaan.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data univariat.
beda). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1188 pasien yang
dirawat inap, sampel yang diambil adalah 300 responden. Dan untuk
pembiayaan, kuesioner nilai, kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale dan
beda). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1188 pasien yang
dirawat inap, sampel yang diambil adalah 300 responden. Dan untuk
efikasi diri dan perilaku manajemen diri di antara orang Cina pasien
manajemen diri telah diuji untuk menjadi yang paling cocok berdasarkan
LCA; kita berlabel kelompok swa-kelola aktif dan tidak aktif. Logistik
secara stratified random sampling (apabila suatu populasi terdiri dari unit
penelitian ini adalah 1188 pasien yang dirawat inap, sampel yang diambil