Pembimbing Klinik :
Romiko, S.Kep,Ns., MNS
Pembimbing Lahan :
Ns. Rini Fitrianty, S.Kep
Ns. Dian Kusuma Putri, S.Kep
A. Latar Belakang
Tuntutan Masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh
karena itu Pelayanan keperawatan ini membutuhkan adanya system
manajemen yang merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi profesi (Budiyono, 2016).
Manajemen merupakan proses pengumpulan dan pengorganisasian sumber-
sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja oranglain) yang mencerminkan
dinamika suatu organisasi.Manajaemen keperawatan merupakan ilmu dan
seni dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam organisasi dengan
memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating,
Controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien
Kritiawan, dkk (2017).
Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan
pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan
ekonomi bagi konsumennya. Menurut Permenkes Nomor 72 Tahun 2016
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan
merupakan suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat (IAI, 2012). Rumah sakit juga sebagai salah satu bentuk
organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali mengalami permasalahan yang
menyangkut tentang ketidakpuasan masyarakat terhadap mutu layanan rumah
sakit yang dianggap kurang memadai atau memuaskan (DepKes RI, 2010).
Untuk mencapai keadaan yang sehat maka perlu dilakukan upaya –
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit,
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat (IAI, 2012).
Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah
“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi” (Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009). Sehat adalah
suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO,
2015).
Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kualitas
pelayanan kesehatan terhadap pasien karena perawat merupakan ujung
tombak dalam pemberian pelayanan kesehatannya. Perawat adalah seseorang
yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai denga ketentuan Peraturan
Perundang-undangan (UU RI. No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan).
Perawat berkewajiban dalam pemberian asuhan keperawatan, untuk
memberikan asuhan keperawatan ada beberapa metode yang digunakan.
Metode yang sering digunakan yaitu metode tim, kasus, primer dan funsional.
Menurut Nursalam (2011) kualitas pelayanan adalah derajat
memberikan pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai
dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan keperawatan
merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah
sakit, karena selain bentuk pelayanannya yang mempunyai ciri khusus yaitu
diselenggarakan selama dua puluh empat jam secara terus menerus juga
merupakan salah satu tenaga profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya di
rumah sakit (Nursalam, 2015). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena
yang harus di respon oleh perawat. Pelayanan perawat yang berkualitas
diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua belah
pihak, baik pasien maupun perawat. Perawat dapat mengetahui dengan baik
keluhan dan keinginan pasien maupun keluarga pasien. Kondisi ini amat
berpengaruh pada proses penyembuhan pasien. Memahami kebutuhan dan
keinginan pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien.
Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien
merasa puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan
dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk
menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus menciptakan dan mengelola
suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan
untuk mempertahankan pasiennya.
Maka dalam manajemen keperawatan inilah mahasiswa program
profesi ners IkesT Muhammadiyah Palembang diharapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan managernya dan mengelola ruangan dengan
pendekatan proses manajemn keperawatan di ruang Selincah 2 RSUP Dr.
Muhammad Hoesin Palembang.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami manajemen keperawatan baik
pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan dalam
hal:
a) Melakukan pengkajian di ruang selincah 2 RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang.
b) Mengalisis dan memprioritaskan masalah di ruang selincah 2 RSUP
Dr. Muhammad Hoesin Palembang.
c) Melaksanakan POA
d) Membuat analisis SWOT
e) Melakukan pengorganisasian dengan konsep manajemen keperawatan
di ruang selincah 2 RSUP Dr. Muhammad Hoesin Palembang.
D. Cara pengkajian
Metode pengambilan data yaitu dengan menggunakan metode kuesioner,
observasi dan wawancara.
1. Observasi yaitu dengan melihat dan mengobservasi secara langsung
seluruh kegiatan yang ada diruangan.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara
langsung secara lisan kepada narasumber seperti kepala ruangan, ketua
tim, perawat pelaksana, pasien serta keluarga pasien.
3. Study dokumen yaitu pengambilan data dari rekam medic, kepala
ruangan.
E. Kategroi Penilaian
Berdasarkan kesepakatan kelompok, penilaian untuk hasil instrument
dikategorikan menjadi 4 yaitu, sebagai berikut:
1. Sangat baik : 76 – 100%
2. Baik : 51 – 75%
3. Cukup : 26 – 50%
4. Buruk : 1 – 25%
F. Praktikan
1. Mahasiswa
Praktik klinik keperawatan stase manajemen keperawatan mahasiswa
program profesi ners Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang di ruang selincah 2 terdiri dari 10 mahasiswa
yaitu:
a) Larisa
b) Liza Apriani
c) MawarAnggela
d) Mentaridamaiyanti
e) HestiYuniarti
f) HondiniPratama
g) KikyRizkyApriany
h) Lestari Ningsih
i) Ludiya
j) Mareta Sari
2. Pembimbing
Pembimbing Akademik dalam stase manajamen keperawatan ini yaitu
Romiko, S.Kep., Ns., MNS dan pembimbing Klinik yaitu Ns.Rini
Fitrianty, S.Kep dan Ns. Dian Kusuma Putri, S.Kep.
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWARAN
DI RUANG SELINCAH 2
3. Direksi danPegawai
a. Direksi
1) Direktur RSUD:
dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.kJ, MARS
2) Direktur Sumber Daya Manusia Pendidikan danPenelitian
dr. Msy. Rita Dewi, M.S. Sp. A(K),MARS
3) Direktur Keuangan dan Barang Milik
Negara Ekwanto, SE.,MM
b. Pegawai
Keseluruhan pegawai di Rumah Sakit Umum Moh. Hosein
Palembang pada tahun 2022, pegawai Rumah Sakit Umum Moh.
Hosein Palembang terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter Umum,
Perawat, Bidan, dan Non-medis.
Di Ruang Rawat Inap Rambang 2.1 jumlah perawat sendiri
terdapat 18 perawat beserta kepala ruangan, ketua tim, dan
anggota.
4. Fasilitas danPelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang mempunyai
pelayanan sebagai berikut :
a. FasilitasUmum
1) Bank SumselBabel
2) BankMandiri
3) Area ParkirKendaraan
4) RuangTunggu
b. PelayananKhusus
1) Instalasi GawatDarurat
2) Instalasi RawatJalan
3) Instalasi RawatInap
4) Graha Eksekutif
5) InstalasiLaboratorium
6) InstalasiRadiologi
7) Medical CheckUp
5. Stuktur Organisasi
6. Struktur Organisasi Rawat Inap RSUP Moh. HoesinPalembang
B. Kajian Situasi diruang Selincah 2
1. KarakteristikUnit
a. Visi dan Misi Ruang Selincah.2
Ruangan Selincah 2 dalam operasionalnya dibentuk untuk
mendukung terwujudnya visi IRNA Sub Onkologi khususnya dan
visi RSMH pada umumnya yaitu rumah sakit pendidikan dan
rujukan nasional yang mandiri dan terpercaya dengan misinya
adalah:
1) Menyelenggarakan standarisasi pelayanan, pendidikan,
danpenelitian.
2) Meningkatkan SDM yang unggul dan berbudayakerja.
3) Menyelenggarakan produktifitas danefisiensi.
4) Menjalin kemitraan jaringan bisnis rumah sakit secara
komprehensif dan berkelanjutan. Ruangan Selincah 2
memberikan pelayanan onkologi terpaduberupa:
a. Penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan pada
kasus bedahonkologi
b. Pelaksanaan kemoterapi dan perawatan pasien pre
dan postkemoterapi
c. Pelaksanaan pasienoperasi
TANGGA RUANG
RESIDEN
KAMAR1
KAMAR 2
KAMAR 3
RUANG TINDAKAN
KAMAR 4
PINTU
KAMAR 5
PANTRY
RUANG TUNGGU
No NamaPenyakit Jumlah
kejadian
1 Leukemia 5
2 Decomcordis 3
3 Anemia Aplastik 1
4 CKD stage V 1
5 Hematurina 1
6 Demam Rematik Akut 1
7 ALL SR 1
8 NHL 1
9 Edema Anarsaka 1
10 Osteosarcoma 111 3
11 SLE 1
12 Germ cell Tumor 1
13 Dispepsia 1
14 AML 1
15 ADB 1
16 SNA 1
17 Syok Kardiomegali 1
18 Neuroblastoma 11 2
19 All HR 1
20 Teratoma 1
21 Nefrity lupus 1
TOTAL 30
b. Tingkat KetergantunganPasien
Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
dengan metode dauglas :
Tabel 2.2
Klasifikasi dan kriteria Tingkat Ketergantungan Pasien
No. Klasifikasi dan Kriteria
1. Minimal Care (1-2 jam)
1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandiri,
ganti pakaian danminum
2. Pengawasan dalam mobilisasi ataugerakan
3. Observasi tanda-tanda vital setiapshift
4. Pengobatan minimal, status psikologistabil
5. Persiapan prosedurpengobatan
2. Intermediet Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
mobilisasi
2. Observasi tanda vital tiap 4jam
3. Pengobatan lebih dari 1kali
4. Memakai folleykateter
5. Pasang infus, intake outputdicatat
6. Pengobatan denganprosedur
3. Total Care (5-6 jam)
1. Dibantu segalakeperluannya
2. Posisidiatur
3. Obsertasi Tanda-Tanda Vital setiap 2 jam
4. Memakai NGT
5. Terapi intravena,memakai Suction
6. Kondisi gelisah /Tidak sadar
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
dibutuhkan tergantung pada jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan pasien. Menurut Douglas, Loverige dan
Cummings diklasifikasikan tingkat ketergantungan pasien dibagi
menjadi 3 kategori yaitu :
a) Minimal Care : 1-2 jam / 24jam
b) Intermediet Care : 3-4 jam / 24jam
c) Total care : 5-6 jam / 24jam
Tabel 2.3
Tabel Tingkat Ketergantungan Pasien
Hari / Jumlah Jumlah Kebutuhan
Tingkat Ketergantungan
Tanggal Pasien Tenaga
Pagi Sore Malam
Senin, Minimal care
21-3-2022 Intermediet
care Total care
Selasa, Minimal care
22-3-2022 Intermediet
care Total care
Rabu, Minimal care
23-3-2022 Intermediet
care Total care
Total / 3 hari
3. Analisis Unit Layanan Keperawatan
a. Flow OfCare
1. Penerimaan Pasien
Tabel 2.4
Perbandingan Penerimaan Pasien Berdasarkan Ideal dan Aktual
Ideal Aktual
Orientasi terhadap pasien baru 1. Pasien yang dirawat diruang Selincah
merupakan usaha memberikan 2 berasal dari poliklinik dan IGD
RSMH. Ruang Selincah 2
informasi/sosialisasi kepada pasien dan berkoordinasi dengan bagian
keluarga tentang segala sesuatu yang informasi ketika menerima pasien
berkaitan dengan pelayanan selama di untuk rawat inap
rumah sakit (Ragusti, 2008). 2. Bagian informasi akan
menghubungi ruang Selincah 2
Orientasi terhadap pasien baru untukmenanyakan apakah tersedia
merupakan usaha memberikan tempat untuk pasien dengan
informasi/sosialisasi kepada pasien dan masalah kesehatan bedah lainnya.
keluarga tentang segala sesuatu yang 3. Jika tersedia tempat untuk pasien
berkaitan dengan pelayanan selama yang akan dirawat sesuai dengan
dirumah sakit (Ragusti, 2008). kriteria pasien rawat inap Selincah 2
maka petugas kesehatan ruang
Orientasi pasien baru adalah kegiatan Selincah 2 akan mempersiapkan bed
pengenalan dan pemberian informasi yang akan ditempati pasien
nama petugas, tim keperawatan, dokter tersebutr, seperti merapikan tempat
DPJP, hak dan kewajiban pasien, tidur danmelengkapi peralatan
lingkungan fisik ruang keperawatan, bantal danselimut
peraturan yang berlaku di rumah sakit 4. Berdasarkan observasi
yang diberikan kepada pasien yang baru saatpenerimaan pasien baru, ketika
masuk (Kepmenkes nomor 836, 2005). pasien tiba diruangan, perawat
mengecek kelengkapan status dan
Keputusan Direktur Umum RSUP Dr. kim serta kelengkapan
Moh. Hosein Palembang tentang standar administrasilainnya.
Prosedur Operasional Keperawatan 5. Perawat mengkaji
lanjutan mengenai penerimaan pasien pasien,melakukan pemeriksaan
rawat inap, yaitu : fisik, mengecek tanda tandavital
6. Perawat mengorientasikan ruangan
Orientasi/penerimaan pasien rawat inap dan memasang identitas klien
adalah yang harus dilalui pasien yang danmelengkapi klien dengan tanda
masuk untuk dirawat diruang inap. alergi dan resiko jatuh (jika ada).
Bertujuan : Perawat mengantarkan pasien ke bed
1. Melaksanakan tertibadministrasi yang akan ditempati. Pada saat
2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian penerimaan pasien baru, perawat juga
atau unitterkait melakukan timbang terima pasien
3. Agar pasien cepat dan tepat dengan petugas unit asal pasien dan
untuk mendapatkanlayanan mendokumentasikannya.
4. Untuk memberikan pelayanan 7. Perawat lapor ke DPJP tentang pasien
terbaikdan bermutu dan kondisi pasien
Bagan 2.2
Perawat
melakukan
Pasien di rawat inap orientasi ruangan
kepada pasien
Sumber : SOP Penerimaan Pasien Rawat Inap RSUP Moh. Hosein Palembang
b. ManajemenUnit
1. KajianSDM
a. MAN
Ruang Selincah 2 jumlah perawat terdapat 16 orang, pramubakti
dan pramu saji 6 orang dan administrasi 1 orang. Hal itu terbagi
menjadi 2 tim dan kepala ruangan. Tim 1 berjumlah 8 orang dan tim 2
berjumlah 7 orang. Golongan pada perawat ruang selincah 2 terdapat
PNS dan BLU dengan tingkat pendidikan S.Kep/Ners,D3
Keperawatan dan Skm. Berikut klasifikasi sumber daya diruang rawat
inap Selincah 2:
1) Tenaga Perawat
Tabel 2.5
2) Tenaga NonPerawat
Tabel 2.6
Tenaga Non Perawat di Ruang Selincah 2
Klasifikasi Pasien
(8x0,36=2,88)
Jumlah=3,87 Jumlah = 2,51
Jumlah= 5,28
M M
M
(3x0,14= 0,42) (3x0,07= 0,21)
2 3 7 8 18 11 (3x0,17= 0,51) P P
P (7x0,15= 1,05) (7x0,10= 0,7)
(7x0,27=1,89) T T
T (8x0,30=2,4) (8x0,20=1,6)
(8x0,36= 2,88)
Jumlah=3,87 Jumlah=2,51
Jumlah= 5,28
M M
M
(3x0,14= 0,42) (3x0,07= 0,21)
3 3 7 8 18 11 P P
(3x0,17=0,51)
(7x0,15= 1,05) (7x0,10= 0,7)
P T T
(7x0,27=1,89) (8x0,30=2,4) (8x0,20=1,6)
T Jumlah=3,87 Jumlah=2,51
(8x0,36= 2,88)
Jumlah= 5,28
Total= Total= 11,61
Total= 7,53 (8)
15,84(16) (12)
Rerata = 5,28 Rerata = 3,87 Rerata = 2,51
(6) (4) (3)
Catatan:
A X B X365
TP=
(365- C ) X jam kerja perhari
Keterangan:
TP : TenagaPerawat
A : jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dihasilkan
pasien)
B : Rata-rata klien/hari
TT : Jumlah tempat tidur
C : Jumlah harilibur
Perhitungan menggunakan rata-rata jumlah pasien selama 3 hari
A = 3 x 2 jam = 6 jam (perawatan langsung minimal)
B= 7 x 4 jam = 28jam (perawatan langsung sebagian)
C= 8 x 6 jam= 48 jam (perawatan langsung total)
Total jam= 100 jam
Pendidikan kesehatan = 18 x 0,25 = 4,5 jam
Jumlah total waktu perawatan/ hari = 100 + 4,5 / 18 (jumlah
pasien) = 5,8
Jumlahkebutuhanperawat A X B X 365
TP=
(365- C ) X jam kerja perhari
5,8 X 18 X365
TP =
(365−82)X7
TP = 38,106/1.981 = 19,2 -> 19 Perawat
Untuk cadangan sebesar 20% x 19 = 3,8 = 4 orang. Jadi jumlah
tenaga yang dibutuhkan keseluruhan 19 + 4 = 23 orang
2. Pengaturan Staf
Pendelegasian tugas di Selincah 2 dilakukan secara koordinasi antar
petugas kesehatan. Kepala ruangan sebagai konsultan dan pengendalian
mutu perawatan primer memberikan penugasan pada ketua tim dan
perawat pelaksana. Ketua tim memberi informasi/masukan yang
diperlukan kepada perawat pelaksana tentang klien untuk keperluan
asuhan keperawatan, kemudian bersama dengan perawat pelaksana
memberikan implementasi keperawatan kepada pasien dan mencatat
tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan
keperawatan. Diruangan rawat inap Selincah 2 pre-post conference sudah
cukup optimal. Pengaturan perawat dibagi menjadi 2 tim dengan masing-
masing tim bertanggung jawab terhadap 12 bed. Pembagian tugas
berdasarkan tim yang terdiri dari 3 tim. Tim 1 bertanggung jawab terhadap
kamar 1 dan beberapa pasien dikamar 3 dengan rincian bed pasien kamar 1
nomor 1 sampai kamar 3 nomor 4. Tim 2 bertanggung jawab terhadap
sebagian pasien di kamar 3 dengan rincian bed nomor 5 sampai dengan
kamar 5 nomor bed 7.
Dalam pelaksanaan dilapangan metode yang diterapkan adalah
metode tim yang dikombinasikan dengan metode fungsional dikarenakan
kurangnya SDM perawat dan prasarana, seperti troli tindakan hanya
tersedia 1 buah. Perawat dalam pelaksanaan tugasnya dibagi menjadi 3
shift, pada pagi mulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore 14.00
WIB-21.00 WIB, shift malam 21.00 WIB-08.00 WIB. Standar operasional
prosedur yang diterapkan diruang Selincah 2 sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Moh.Hosein
Palembang. Misalnya standar operasional monitoring transfusi darahdan
pemasangan infus. Berikut iini perbandingan analisis ideal berdasarkan
teori dan analisis aktual yang ada dilapangan.
b. Money
3) KajianTeori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan asli
daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah
daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Salah
satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan
bagi petugas medis maupun nonmedis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu
kegiatan dari manajemen keuangan adalah sasaran pertama yang
harus diperbaiiki agar dapat memberikan data dan informasi yang
mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan rumah
sakit.
4) KajianData
Berdasarkan hasil pengkajian RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang merupakan rumah sakit Negeri, yang pembiayaannya
bersumber dari Pemerintah Provinsi Sumsel , BPJS dan pasien
umum.
c. Material
1) KajianTeori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan
spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011).
a) AlatTenun
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun
yang memadai untuk mencapai pelayanan keperawatan.
Tabel 2.7 Standar Alat Tenun di Ruang Rawat
Tabel 2.8
Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien alat
1 Stetoskop 2/Ruangan
2 Tensi Meter 2/Ruangan
3 Bak Instrumen Besar 2/Ruangan
4 Bak Instrumen Kecil 2/Ruangan
5 Bengkok 2/Ruangan
6 Standar Infus 1:2
7 Korentang 2/Ruangan
8 Gunting Perban 2/Ruangan
Sumber: Depkes, 2011
c) Alat RumahTangga
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi
jumlah, jenis, spesifikasi menjamin tersedianya alat rumah
tangga yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.
Tabel 2.9 Tabel Standar Alat Rumah Tangga
2) KajianData
Tabel 2.10 Alat dan Bahan
Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Selincah 2 RSUP Dr.
Mohammad Hoesin didapatkan bahwa peralatan yang digunakan di
Ruang Selincah 2 sudah memenuhi standar dengan kualitas yang baik
hanya saja untuk didalam kamar pasien tidak terdapat sampiran untuk
menjaga privasi klien.
d. Machine
1) Kajian Data
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan membantu pelaksanaan tugas
manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk,
mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang
melakukan tugas yang telah di setel, machine atau mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
2) Kajian Data
Tabel 2.11
Analisa
e. Metode
1) Standar AsuhanKeperawatan
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu
tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang
diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur
atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan
menurut Schroeder (2007) standar adalah nilai atauacuan yang
menentukan level praktek terhadap staf atau suatu kondisi pada
pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima
sampai pada wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan
yang kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses
keperawatan yang mencakup semua tindakan penting yang
dilakukan oleh perawat dalam memberikan perawatan dan
membentuk dasar pengambilan keputusan klinik (Retnariska,
2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman
dan instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang
disusun oleh Depkes yaitu:
a) Standar I PengkajianKeperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang
lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang
keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan, data kesehatan harus bermanfaat bagi semua
anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan
meliputi kumpulan data yang harus menggunakan format
yang baku, sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual
danvalid.
b) Standar II PengkajianKeperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma
kehidupan pasien, dan diagnosa keperawatan dihubungkan
dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan
tanda atau gejala.
c) Standar III Perencanaan atau Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkandiagnosa
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
d) Standar IV ImplementasiKeperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secaramaksimal yang mencangkup aspek
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan keluarga.
e) Standar V EvaluasiKeperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik,
sistematis, terencana untuk menilai perkembangan pasien dan
menilai hasil dari setiap tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan.
f) Standar VI DokumentasiKeperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh
perawat selama dirawat inap maupun rawat jalan yang
digunakan sebagai informasi, komunikasi dan laporan.
Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan sesuai
dengan pelaksanaan proses keperawatan setiap mencatat
harus mencantumkan inisial atau paraf atau nama perawat,
menggunakan formulir yang baku, dan disimpan sesuai
peraturan yangberlaku.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di ruang
Rambang 2.1 mempunyai prosedur tetap untuk semua
tindakan perawatan dan SAK ( Standar Asuhan
Keperawatan). Prosedur tetap keperawatan di Ruang Paru
mengacu pada prosedur tetap yang diterbitkan oleh RSUP Dr.
Mohammad Hoesin. Standar ini diperlukan untuk
menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-kegiatan
akan dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut
dikerjakan.
2)Standar OperasionalProsedur
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di ruang
rawat inap Selincah 2, mempunyai standar operasional prosedur,
seperti SOP Keperawatan Dasar, SOP lanjutan, Timbang Terima
Antar Shift, KomunikasiTerapeutik.
No SPO
1. Asistensi intubasi
2. Asistensi ekstubasi
3. Perawatan dan monitoring pasien terpasang ventilator
4. Cara menggunakan ventilator mekanik
5. Pelepasan kateter arteri
6. Menghisap lendir metode sistem tertutup pada pasien yang terintubasi
7. Menghisap lendir lewat open suction
8. Menghisap lendir sister tertutup pada pasien dengan trakheostomi
9. Terapi inhalasi pad pasien dengan ventilator
10. Terapi inhalasi pada pasien dengan trakheostomi
11. Perawatan trakeostomi
12. Perawatan mulut pasien tidak terintubasi
13. Perawatan selang endotracheal dan mulut
14. Perawatan selang endotracheal dan mulut dengan sikat gigi
15. Penyapihan ventilator
16. Ventilasi Non-Invasif (NIV)
17. Pemberian 02 dengan T-Piece
18. Melakukan pemasangan oxymetry
19. Pemasangan bed side monitor
20. Cara menggunakan syringe pump
21. Cara menggunakan infusion pump
22. Pemberian nutrisi enteral melalui feeding biuret
23. Kumbah lambung
24. Asistensi pemasangan kateter vena sentral
25. Pengambilan sample AGD dari arteri line
26. Pengukuran cenntral venouse pressure secara manual
27. Pengukuran cenntral venouse pressure secara manual invasif
28. Perawatan kateter vena sentral (CVC)
29. Pelepasan kateter vena sentral
30. Asistensi pemasangan kateter arteri
31. Pelepasan kateter arteri
32. Pengambilan sample Analisa Gas Darah (AGD)
33. Pemasangan kateter sentral insersi perifer (PICC)
34. Perawatan kateter sentral insersi perifer (PICC)
35. Pelepasan kateter sentral insersi perifer (PICC)
36. Pemantauan & perawatan pasien yang terpasang alat pacu jantung
37. Perawatan setelah terpasang alat pacu jantung sementara (TPM)
38. Pelepasan alat pacu jantung sementara (TPM)
39. Pemantauan dan perawatan Intra Aortic Ballon Pump (IABP)
40. Asistensi pelepasan Intra Aortic Ballon Pump (IABP)
41. Asistensi pelepasan tapping perikard
42. Pemantauan dan perawatan pasien pasca perikardiosintesis
43. Pemberian fibrilonitik
44. Perekaman EKG
45. Tindakan defibrilasi eksternal
46. Tindakan kardioversi
47. Penggunaan autometed external defibrillation (AED)
48. Withdrawal/withholding
49. DNR ( Do Not Resuscitate)
50. Mengidentifikasi respon nyeripasien yang tidak mampu berkomunikasi
51. Tindakan stimulasi oramotor
52. Pemberian posisi supine pada bayi
53. Pemberian posisi sidelying pada bayi
54. Pemberian posisi prone pada bayi
Tabel 2.29 SPO Anak
No SPO
1. Tata laksana tali pusat bayi
2. Pemasangan gelang identitas ibu bayi
3. Pengoperasian inkubator
4. Mengganti pakaian bayi
5. Perawatan metode kangguru (PMK)
6. Biopsi ginjal pada anak
7. Biopsi hati pada anak
8. Pemsangan gelang identitas ibu bayi
9. Infant T-Piece resusitator
10. Kemoterapi pada anak
11. Memberi minum ibu
12. Pemasangan intravena (IV) plug
13. Pemeriksaan elektroencefalografi (EEG) pad bayi dan anak
14. Penatalaksanaan nesting pada bayi
15. Pengambilan sample pemeriksaan lumbal fungsi
16. Pengambilan sample pemeriksaan fungsi pleura
17. Tindakan fungsi sumsum tulang belakang (BMP)
18. Tindakan fototerapi
19. USG abdomen pada anak
20. Tata kelola Air Susu Ibu Perah (ASIP)
No SPO
1. Ballon Mitral Valvuloplasty (BMV)
2. Diagnostic angiografi koroner
3. Kateter ablasi radio frekuensi
4. Konversi listrik (kardioversi)
5. Pasien keluar dari ruang post tindakan
6. Pemasangan alat kompresi radial
7. Pemasangan cardiac resychronization therapy pacing/defibrilasi
8. Pemasangan holter monitor
9. Pemantauan Intra Aortic Ballon Pump (IABP) di ruang cathlab
10. Pemasangan permanet pacemaker
11. Pencabuatan alat kompresi radial
12. Pencabuatan seath femoral penggunaan vessel closure device (VCD)
13. Pencabutan seath femoral
14. Penerimaan pasien baru cath lab
15. Pengoperasian monitor hemodinmik cath lab
16. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA)
17. Pericardiosintesis
18. Prosedur perekaman elektrokardiogram (EKG)
19. Prosedur treadmill test
20. Dry Needling
21. Elekroensefagrafi (EEG)
22. Elektroneuromyografy (ENMG)
23. Penerimaan pasien konsultasi di poli jantung (BHC)
24. Penerimaan pasien konsultasi di poli saraf (BHC)
25. Trascranial Doppler (TCD)
26. Transcranial magnetic stimulation (TMS)
No SPO
1. Studi elektrofisiologi
2. Temporary pacemaker
3. Perawatan colostomi
4. Tindakan foto fundus
5. Manajemen parastomal hernia
6. Humprey field analyzer
7. Manajemen komplikasi peristoma eksoriasi
8. Pemberian obat tetes mata
9. Pemeriksaan non kontak tonomrtr
10. Penerimaan pasien berobat di graha eksekutif
11. Pengkajian keperawatan di instalasi rawat jalan
12. Stoma sitting
13. Perawatan urostomi
14. Bronkostomi
15. Esofago-gastro-duodenoscopy
16. Kolonoskopi
17. Ligase varises esofagus
18. Penatalaksanaan pasien dengan pemeriksaan ERCP
19. Pencucian alat endoskopi
20. Ultrasonografi abdomen
No SPO
1. Penangan pasien hemodialysis infeksius (untuk petugas)
2. Pemeriksaan PET (Peritoneal Equlibration Tes)
3. Perawatan awal pada exit site untuk kateter yang baru dipasang
4. Perawatan exit site CAPD
5. Pergantian transfer set CAPD
6. Biopsy ginjal
7. Memulai hemodialisa
8. Memasang cateter double lumen jangkan panajang
9. Memasang cateter double lumen jangkan pendek
10. Pemberian transfusi darah pada dialisis
11. Penatalaksanaan jika mesin HD rusak
12. Pencegahan peritonitis
13. Penerimaan pasien baru di ruang HD
14. Penerimaan pasien rawat jalan di ruang HD
15. Penerimaan pasien travelling dialysis di ruang HD
16. Penggantian kebocoran dializer
17. Penjemputan pasien rawat inap di HD
18. Penundaan pasien rawat inap jika mesin HD penuh
19. Perawatan ulang pada exit site untuk kateter yang baru di pasang
20. Persiapan pada pasien dari ruangan/ICU yang akan HD
21. Persiapan pemasangan kateter double lumen pada pasien rencana HD
22. Persiapan pencabutan kateter double lumen pada pasien HD
23. Persiapan perawatan kateter double lumen pada pasien HD
24. Priming hemodialisa
25. Terminasi hemodialisa
26. Tindakan hemodialysis cito di luar jam kerja
27. Tindakan hemodialysis dengan cateter dobel lumen
28. Tindakan hemodialysis dengan akses veskuler femoral
29. Tindakan hemodialysis dengan akses vaskular shunt
30. Tindakan hemodialysis pada pasien dari IGD
31. Tindakan post hemodalysis dengan akses cateter double lumen
32. Water trietment pada pemeriksaan air
No. SPO
1. System tertutup kemoterapi
2. Penangan ekstravasasi pada pasien kemoterapi
3. Tindakan kemoterapi intratekal
4. Pemberian kemoterapi melalui komoport
5. Memberikan obat-obatan sistostatika kemoterapi
No SPO
1. Cuci tangan bedah
2. Keamanan pembedahan (sign in)
3. Keamanan pembedahan (time out)
4. Keamanan pembedahan (sign out)
5. Ketertiban di kamar operasi
6. Pasien diantar ke kamar mandi
7. Persiapan kamar operasi
8. Penerimaan pasien di ruang persiapan
9. Pengiriman pasien ke kamar operai IGD
10. Serah terima pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan
11. Prioritas kamar operasi dengan tingkat kegawatan yang sama di IGD
12. Pasien keluar dari ruang pemulihan
13. Penerimaan pasien di ruang persiapan di kamar operasi IGD
14. Transfer pasien dari kamar operasi ke kamar intensif
15. Penghitungan kassa pada saat opersi
16. Menghitung jumlah perdarahan saat operasi
17. Penanganan pasien meningga di ruang operasi
18. Penerimaan dan pengambilan paket instrument ke CSSD
19. Serah terima jaringan tubu pasien dari kamar operasi
20. Serah terima spesimen pemeriksaan dari petugas OK ke petugas RR
21. Memakai gau operasi
22. Melepas gaun operasi
23. Memakai masker bedah
24. Melepas masker bedah
25. Pembedahan atroscopic ACL
26. Pembedahan laparoscopy cholesistectomi
27. Tindakan ESWL
28. Pembedaan laparoscopy kistectomi
29. Pemasangan masa cauter/patient plate
30. Pemasangan sarung tangan steril dengan teknik tertutup
31. Membantu memasang sarung tangan steril kepada operator
32. Melepas sarung tangan setelah operasi
33. Pembersihan di kamar opersi
34. Pembersihan berkala bulanan di ruang operasi
35. Memakai pelindung mata
36. Melepas pelindung mata
No SPO
1. Dokter jaga triase IGD
2. Emergency respon time
3. Fast track triasepopulasi pasien anak dan obgyn IGD
4. Keriteria pasien masuk ke ruang transit IGD
5. Keriteria pasien keluar ke ruang transit IGD
6. Memindahkan pasien dengan scoop stretcher
7. Morning meeting di IGD
8. Pasien rujukan yang memerlukan ruang intensif namun tidak konfirmasi
9. Pasien tidak dapat dipindahkan dari ruang P1
10. Pelayanan pasien resusitasi di ruang P1
11. Pelayan pasien kategori false emergency
12. Pelayanan pasien non urgent di ruang P3
13. Pelayanan pasien non urgent di ruang P2
14. Pelepasan bedside monitor
15. Pemindahan pasien dengan menggunakan alat pad slider
16. Pemendihan pasien ke brankar
Tabel 2.12
Presentase Proses Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang Selincah
Periode 21-23 Maret 2022
Analisa
b. Pre Conference
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan
pre conference di Ruang Selincah dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.13
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan pre conference Di Ruang Selincah 2
Periode 21-23 Maret 2022
Analisa
c. Handover
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan
Handover di Ruang Selincah 2 dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.13
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Handover Di Ruang Selincah 2
Analisa
d. PostConference
Berdasarkan observasi selama 2 hari, presentase proses pelaksaan
post conference di Ruang Selincah 2 dapat dilihat tabel di bawah ini
Tabel 2.14
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Post Conference Di Ruang Selincah 2
Periode 21-23 Maret 2022
n=4
No Aktivitas Ya Tidak Catatan
Persiapan
1 Karu / PJ shift sudah V
mempersiapkan buku laporan shift
dan melengkapi buku laporan Tim
menyiapkan ruangan
2 KetuaTim menyiapkan rekam medik V
dan buku laporan shift pasien
Pelaksanaan
1 Katim / Pj Shift membuka post V
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 Katim / Pj Shift menjelaskan tujuan V
dilakukannya post conference
3 Katim / Pj Shift memandu V
pelaksanaan post conference dan
mempersilahkan P. Pelaksana
menjelaskan tentang hasil tindakan
/hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukannya
4 P. Pelaksana menjelaskan tentang V
hasil tindakan /hasil asuhan
keperawatan yang telah
dilakukannya
5 Katim / Pj Shift menerima V
penjelasan dari P. Pelaksana tentang
hasil tindakan / hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan P.
Pelaksana
6 Katim / Pj Shift mendiskusikan V
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan
mencari upaya penyelesaian
masalahnya
7 P. Pelaksana ikutmendiskusikan V
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep danmencari
upaya penyelesaianmasalahnya
8 Katim / Pj Shift memberikan V
reinforcement pada P. Pelaksana
9 Katim / Pj Shift menyimpulkan V
hasil post conference
10 Mengklarifikasi pasien sebelum V
melakukan operan tugas jaga
berikutnya
Penutup
1 Ketua Tim / PJ mengakhiri V
postconference
2 KetuaTim V
/PJmendokumentasikanpost
conference
e. Orientasi PasienBaru
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan
orientasi pasien baru di Ruang Selincah 2 dapat dilihat tabel di
bawah ini
Tabel 2.15
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Selincah 2
2 Membuat rencana V
pertemuandenganpasien
B. Orientasi V
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utamaPasien V
12 Memberitahukan tempat-tempat V
penting
13 Menjelaskan denah ruangan V
E. Terminasi V
f. Discharge Planning
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan
discharge planning di Ruang Selincah 2 dapat dilihat tabel di bawah
ini.
Tabel 2.17
Perbandingan ideal dan aktual discharge planning Di Ruang Selincah 2
Periode 21-23 Maret 2022
Ideal Aktual
Perencanaan pemulangan pasien (discharge Discharge planning di ruang Selincah 2
planning) rawat inap mengacu pada mengacu pada pedoman RS Moh. Hosein
pedoman RSMH Palembang Palembang berdasarkan form Perencanaan
Bertujuan untuk mempersiapkan Pemulangan Pasien (Discharge Planning).
kebutuhan pasien saat di rumah atau untuk Berdasarkan hasil observasi selama kajian
pemulihan dalam 24jam situasi dari tanggal 21 – 23 Maret 2022
pertamadiruangan. didapatkan:
n=1
2) KetuaTim
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas ketua tim di
ruangan Selincah 2 kami sampaikan pada tabel berikut :
Tabel 2.19
Pelaksanaan Uraiann Tugas Ketua Tim Di Ruang Selincah Periode 21
Maret- 2 April 2022
n=3
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 3 0
2 Bersama Perawat Pelaksanamenerima 3 0
operan tugas jaga dari yang Perawat
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
Pelaksana tugas malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 3 0
konfirmasi/supervise tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan tugas
jaga malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 3 0
do’a bersama sebagai awal dan akhir
tugas dilakukan setelah selesai operan
tugas jagamalam.
5 Melakukan pre conference dengan semua 3 0
Perawat Pelaksana yang ada dalam
grupnya setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada 3 0
Perawat Pelaksana sesuai kemapuan dan
beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan 3 0
masalah atau diagnose dan perencanaan
keperawatan kepada semua pasien yang
menjadi tanggung jawab ada bukti di
rekam keperawatan.
n=8
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. Mengerjakan semua tugas yang diberikan kepala 8 0
ruang
2. Menerima sesuai SPO di rumah sakit 8 0
3. Melakukan pengkajian keperawatan 8 0
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
4. Menganalisis data pasien sesuai bio 8 0
5. Menetapkan diagnose keperawatan berdasarkan 8 0
masalah yang dirumuskan
6. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan data 8 0
hasil pengkajian keperawatan
Tabel 2.21
Penilaian Asuhan Keperawatan Di Ruang Selincah 2 RSMH
Periode 21 Maret-2 April 2022
n= 8
Analisa
n=8
No Variabel Ya Tidak
1 Keluarga mendapatkan penjelasan 8 0
tentang kondisi pasien
2 Keluarga dijelaskan tentang tata tertib 8 0
2) Proses PemberianObat
Tabel 2.23
Pengukuran Instrument Patient Safety : Pemberian Obat Di Ruang Selincah 2
RSMH
Periode 21 Maret-2 April 2022
n =9
No Variabel Ya Tidak
1. Kerapian lemari tindakan yang efektif 7 2
2 Tersedianya loker pemisahan obat antar 9 0
pasien
3 Pemberian label nama pasiendan dosis 9 0
pada obat pasien
4 Pemisah obat norum (nama obat, rupa 9 0
dan ucapan mirip)
5 Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 9 0
penyimpanan
6 Tersedia obat-obat emergency 9 0
7 6 benar dalam pemberian obat (benar 9 0
obat, dosis, waktu, cara, pasien,
dokumentasi)
8 Pemberian nama obat dan drif pada 9 0
botol infuse.
9 Menjelaskan manfaat obat yang 9 0
diberikan padapasien
10 Perawat menjelaskan efek samping 9 0
pemberian obat yang telah diberikan
kepada pasien
No Variabel Ya Tidak
1. Kerapian lemari tindakan yang efektif 7 2
Jumlah 63 2
Persentase (%) 87 %
Persentase total (%) 100%
Analisa
Masalah keperawatan :
3) Risiko InfeksiNasokomial
a. KajianData
Tabel 2.24
No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 8 0
6 langkah dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat 8 0
yang sudah disediakan
3. Handsrub tersedia 8 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap 8 0
setelah cuci tangan tersedia
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 8 0
6. Mempunyai tempat sampah non 8 0
infeksius
7. Mempunyai tempat kotor linen 8 0
8. Mempunyai tempat pembuangan 8 0
bendatajam
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah 8 0
benar sebelum prosedur aseptic
10. Perawat menjelaskan langkah cuci 2 6
tangan kepada keluarga dan pasien
Jumlah 74 6
Persentase (%) 9% 60%
Persentase Total (%) 100%
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan
bahwa pencegahan infeksi nosokomial kurangdengan persentase
92%. Semua perawat sudah melakukan cuci tangan dengan cara 6
langkah walaupun sudah ada tempat untuk melakukan cuci tangan.
Kemudian perawat sebagian sudah menjelaskan langkah cuci
tangan kepada keluarga pasien. Hal ini akan berdampak buruk
pada pasien dan perawat itu sendiri, karena resiko penyebaran
mikroorganisme tetap dapat terjadi baik dari keluarga pasien yang
tidak mendapatkan edukasi yang dapat menularkan infeksi maupun
dari tenaga perawat yang tidak benar dalam mencucitangan.
Masalah keperawatan : Terdapat 6 perawat yang tidak menjelaskan
kepada keluarga pasien terhadap cara dan manfaat mencuci tangan
6 langkah dengan persentase 60%.
1) RisikoJatuh
a) KajianData
Tabel 2.25
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko
Jatuh di Ruang Selincah 2 RSMH
Periode 21 Maret-2 April 2022
n=8
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian resiko 8 0
jatuh (Humpty Dumpty)
2 Perawat sudah pernah melakukan 8 0
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan 8 0
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 8 0
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko 8 0
jatuh kepada pasien
6 Perawat sudah menanggani pasien dengan 8 0
benar terkait dengan resiko jatuh
7 Perawat sudah memasang label atau tanda 8 0
resiko jatuh pada pasien
Jumlah 45 0
Persentase (%) 100% 0%
Persentase Total (%) 100%
Tabel 2.26
Pengkajian Data Pengendalian Infeksi diruang Selincah 2 RSMH
Periode 21 Maret-2 April 2022
n=9
No Variabel Ya Tidak
Membuang sampah infeksiusdi tempat 9 0
1
sampah berwarna kuning
Membuang sampah non infeksius di 9 0
2
tempat sampah berwarna hitam
Mengumpulkan linen infeksius di 9 0
3
dalam kantong bewarnakuning
Mengumpulkan linen non infeksius 9 0
4 kedalam kantong bewarna
putih/tempat linen kotor noninfeksius
Jumlah 39 0
Persentase (%) 100% 100%
Persentase total (%) 100%
Analisa
Berdasarkan data yang didapat mahasiswa dari hasil observasi
selama tiga hari dengan sampel 9 orang perawat bahwa pengendalian
infeksi masih baik dalam mengumpulkan linen infeksius dan non
infeksius sudah ditempatkan pada kantong yang sesuai dengan tempat
yang seharusnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
BAB III
PERENCANAAN
A. Permasalahan
Masalah yang dapat diidentifikasi dari hasil pengkajian di Ruang Selincah 2
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai berikut:
Tabel 3.1
Identifikasi Hasil Analisa Masalah
No. Masalah Keperawatan Hasil
1. Kerapian lemari tindakan yang tidak efektif 22,2 %
2. Perawat tidak menjelaskan cuci tangan 6 langkah 60 %
kepada pasien dan keluarga
Keterangan:
1. Sangat baik : 76-100 %
2. Baik : 51-75 %
3. Cukup : 26-50 %
4. Buruk : 1-25 %
Dengan keterangan:
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa ruangan didapat hampir keseluruhan
poin penilaian sudah sangat baik, yang mana dimulai dari pelaksanaan tugas
masing masing peran, standar asuhan keperawatan, standar operasional
prosedur hingga, prosedur keselamatan pasien, dsb. Akan tetapi ada 2 poin
yang masih dibutuhkan evaluasi seperti kurangnya kerapian pada ruangan
tindakan dan penjelasan tentang 6 langkah cuci tangan. Berdasarkan data
yang didapatkan dari hasil observasi didapatkan bahwa penilaian :
1. Kerapian lemari tindakan yang tidak efektif 22,2%
2. Perawat tidak menjelaskan cuci tangan 6 langkah kepada pasien dan
keluarga 60%.
B. Analisa SWOT
No. ELEMEN STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATENING
(KEKUATAN) (KEKURANGAN) (PELUANG) (ANCAMAN)
1. - Pelayanan - Perawat di ruang - Pendokumentasian - Di ruang Selincah 2 - Ruang Selincah 2
asuhan Selincah 2 dengan 2 arah yaitu terdapat banyak merupakan ruangan
keeperawatan berjumlah 16 orang secara manual dan perawat dengan jenjang perawatan anak dimana
dengan pendidikan elektronik akan tetapi Ners sehingga dalam pasien/keluarga harus
rata-rata DIII bisa menyebabkan pemberian pelayanan berdasarkan hasil swab
Keperawatan dan terbengkalainya kesehatan dari Selincah antigen yang negatif
Profesi Ners diantara salah satu 2 dapat dilakukan Covid-19. Sehingga
- Di ruang Selincah 2 pendokumentasian. secara optimal serta bisa meminimalkan
terdapat 2 komputer menggunakan ilmu- resiko terkena infeksi
sehingga ilmu terbaru dalam virus ataupun resiko
memudahkan pemberian asuhan penularan infeksi baik
perawat untuk keperawatan pada dari perawat ataupun
melakukan pasien sehingga pasien pasien/keluarga.
dokumentasi tidak mengalami
melalui media lamanya perawatan di
elektronik. Rumah Sakit dan di
ruangan dapat lebih
unggul dibanding
ruangan lain.
- Adanya pelatihan-
pelatihan atau seminar
profesi yang diikuti
oleh perawat di ruang
Selincah 2.
C. SKORING
Berdasarkan hasil pengkajian data ditemukan beberapa masalah dan
dilanjutkan dengan planning of action dan disusun dalam bentuk tabel.
Prioritas masalah dilakukan dengan metode CARL (Capability, Accesbility,
Readness, Leverage) dengan menggunakan skor nilai 1-5 dengan indikator: 1:
Sangat Kurang, 2: Kurang, 3: Cukup, 4: Baik, 5: Sangat Baik. Kriteria CARL
tersebut mempunyai arti.
No. Masalah Rank Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ Yang terkait
1. Kerapian 1 1. Terdapat label di 1. Koordinasi 28 Katim, Larisa Kepala ruangan,
lemari lemari dengan kepala Februari Perawat Liza perawat ruangan,
tindakan penyimpanan obat ruangan serta 2022 Mawar dan staf
yang tidak 2. Tersusunnya obat perawat Mentari
efektif sesuai label nama 2. Membuat label
Hesti
yang jelas yang sama
3. Tersusunnya alat- dengan nama Hondini
alat kesehatan obat Kiky
sesuai 3. Menyusun alat- Lestari
kelompoknya dan alat kesehatan Ludiya
serta sesuai sesuai Mareta
kegunaan kelompoknya
serta sesuai
kegunaan, dosis,
label yang
ditempel
GANCHART MAHASISWA PROFESI NERS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG
SELINCAH 2 RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TANGGAL 21 Maret 2022 s/d 2 April 2022
Tabel 3.5 GANCHART MAHASISWA PROFESI NERS IkesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Maret–April
No Kegiatan PJ
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2
1. Melakukan analisis Profesi Ners IKesT
situasi/pengkajian situasi Muhammadiyah
unit ruang rawat dan Palembang
POA dengan
menggunakan instrumen
pengkajian disertai
konseling dengan CI
akademik dan CI lahan
praktik.
2. Melaksanakan Profesi Ners IKesT
implementasi POA Muhammadiyah
Palembang
3. Melaksanakan evaluasi Profesi Ners IKesT
terhadap implementasi Muhammadiyah
POA yang telah Palembang
dilakukan di ruangan.
4. Melaksanakan Seminar Profesi Ners IKesT
hasil praktik profesi Muhammadiyah
Keperawatan Palembang
5. Revisi Laporan Profesi Ners IKesT
Muhammadiyah
Palembang
6. Melakukan pre dan post Profesi Ners IKesT
conference, operan, dan Muhammadiyah
ronde keperawatan. Palembang
7. Menyusun rencana di Profesi Ners IKesT
seminar hasil praktik Muhammadiyah
yang terintergrasi dengan Palembang
penelitian pengabdian
kepada masyarakat
: Telah dilaksanakan : Belum dilaksanakan