Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP SUHU

TUBUH PADA ANAK DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH DI


RUANG EDELWEIS RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

Esti Sorena, Samwilson Slamet, Benny Sihombing


Program Studi D3 Keperawatan FMIPA, Universitas Bengkulu,Bengkulu Indonesia
Email; estisorena@gmail.com

Abstrak
Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang tua segera membawa
anaknya berobat. Panas atau demam kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 38oC. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila
suhu>38.5oC. Salah satu tindakan nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk penurunan
panas adalah dengan kompres. Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan
suhu tubuh anak yang mengalami demam. Tujuan penelitian in adalah untuk mempelajari
efektifitas pemberian kompres hangat terhadap suhu tubuh pada anak dengan peningkatan
suhu tubuh di ruang edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Quasi Eksperimental menggunakan The One Group Pretest Postest
Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien anak yang mengalami peningkatan
suhu tubuh di Ruang Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada bulan Mei 2018.
Pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan teknik accidental sampling sebanyak
19 responden Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Hasil penelitian didapatkan : kecenderungan penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan kompres hangat pada anak dengan peningkatan suhu tubuh di ruang Edelweis
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dengan rata-rata penurunan (0,75260C) . Diharapkan perawat
anak dapat mengimplementasikan intervensi kompres hangat pada peningkatan suhu tubuh
yang di rawat di rumah sakit atau yang di rawat di rumah.

Kata Kunci: Kompres Hangat, Suhu Tubuh

1. Latar Belakang terserang penyakit akibat daya tahan tubuh


Permasalahan anak sakit yang lemah pula hingga anak diharuskan
merupakan permasalahan yang kompleks untuk menjalani hospitalisasi. Hasil survei
di Indonesia. Indonesia merupakan negara UNICEF (2012), menunjukkan prevalensi
dengan angka kematian anak 27 per 1000 anak yang menjalani perawatan di rumah
kelahiran hidup (UNICEF, 2015). Pada sakit sekitar 84%.
masa usia prasekolah aktifitas anak yang Di beberapa negara berkembang
meningkat menyebabkan anak sering yang mencatat bahwa angka kematian
kelelahan sehingga menyebabkan rentan akibat kesakitan pada balita itu berada pada

17
kisaran 40 per 1000 kelahiran hidup. WHO tubuh yang lebih banyak melalui dua
sendiri mengungkapkan bahwa sampai mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah
tahun 2012 terdapat 13 juta balita telah perifer dan berkeringat (Potter & Perry,
meninggal tiap tahunnya data tersebut 2012)
kemungkinan bertambah setiap tahunnya Dengan kompres hangat
rata-rata kejadian meninggalnya bayi dan menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
balita ini berada di negara berkembang, terjadi hangat sehingga tubuh akan
termasuk indonesia (Hartini, 2015) menginterpretasikan bahwa suhu diluaran
Angka kesakitan anak di Indonesia cukup panas, akhirnya tubuh akan
berdasarkan Survei Penduduk Antar menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
Sensus (SUPAS) tahun 2015 di daerah supaya tidak meningkatkan suhu pengatur
perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun membuat pembuluh darah tepi dikulit
sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun sekitar melebar dan mengalami vasodilatasi
9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. sehingga pori – pori kulit akan membuka
Angka kesakitan anak dan mempermudah pengeluaran panas.
Salah satu tindakan nonfarmakologi Sehingga akan terjadi perubahan suhu
yang dapat dilakukan untuk penurunan tubuh (Purwanti, 2015)
panas adalah dengan kompres. Kompres Berdasarkan data rekam medik
adalah salah satu metode fisik untuk RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu didapatkan
menurunkan suhu tubuh anak yang jumlah pasien anak yang dirawat pada
mengalami demam. Pemberian kompres tahun 2016 mencapai 928 orang, tahun
hangat pada daerah pembuluh darah besar 2015 meningkat menjadi 945 orang dan
merupakan upayamemberikan rangsangan tahun 2017 meningkat menjadi 1.380
pada area preoptik hipotalamus agar orang. Sedangkan data yang diperoleh dari
menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat ruang edelweis jumlah anak yang dirawat
yang dibawa oleh darah ini menuju pada bulan Januari - Maret 2018 sebanyak
hipotalamus akan merangsang area 290 orang. Berdasarkan survey awal
preoptik mengakibatkan pengeluaran peneliti di ruang Edelweis didapatkan pada
sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan bulan Maret-April jumlah pasien yang
menyebabkan terjadinya pengeluarn panas dirawat dengan peningkatan suhu tubuh

18
sebanyak 24 orangusia 0-21 tahun apabila melalui sumsum tulang belakang.
dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk Ketika reseptor yang peka terhadap
adalah 14,44% (Kemenkes RI, 2016) panas di hypothalamus dirangsang,
Demam merupakan salah satu system efektor mengeluarkan sinyal
sebab yang sering membuat orang tua yang memulai berkeringat dan
segera membawa anaknya berobat. Panas vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
atau demam kondisi dimana otak mematok pembuluh darah diatur oleh pusat
suhu di atas setting normal yaitu di atas vasomotor pada medulla oblongata dari
38oC. Namun demikian, panas yang tangkai otak, dibawah pengaruh
sesungguhnya adalah bila suhu>38.5C. hypothalamic bagian anterior sehingga
Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh terjadi vasodilatasi. Terjadinya
akan memproduksi panas. Sebenarnya vasodilatasi ini menyebabkan
panas bukan penyakit melainkan gejala pembuangan/ kehilangan energi/panas
suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melalui kulit meningkat, diharapkan
melawan infeksi atau penyakit, yang bisa akan terjadi penurunan suhu tubuh
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. sehingga mencapai keadaan normal
Ketika melawan penyakit/ infeksi yang kembali (Djuwarijah, 2009).Pemberian
masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah kompres hangat pada daerah pembuluh
panas ke kulit tubuh (Hartini, 2015). darah besar merupakan upaya
Kompres hangat adalah kompres memberikan rangsangan pada area
dengan air suam-suam kuku atau air preoptik hipotalamus agar menurunkan
hangat (Rudianto,2010).Manfaat suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa
kompres air hangat adalah dapat oleh darah ini menuju hipotalamus akan
memberikan rasa nyaman dan merangsang area preoptik
menurunkan suhu tubuh. Kompres mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh
hangat adalah melapisi permukaan kulit sistem efektor. Sinyal ini akan
dengan handuk yang telah dibasahi air menyebabkan terjadinya pengeluarn
hangat dengan temperatur maksimal panas tubuh yang lebih banyak melalui
43°C. Pemberian kompres air dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh
panas/hangat pada daerah tubuh akan darah perifer dan berkeringat (Potter &
memberikan sinyal ke hypothalamus Perry, 2012)

19
Untuk mempertahankan suhu Penelitian ini bertujuan untuk
yang konstan, perawat harus sering mencari intervensi yang dapat
mengganti kompres atau menggunakan mencegah komplikasi-komplikasi yang
bantalan akuatermi yang hangat atau mungkin terjadi akibat peningkatan
bantalan panas kedap air di atas suhu tubuh
kompres. Karena kelembaban dapat
mengantarkan panas, maka untuk 2. METODE PENELITIAN
membuat kompres lembab, semua Desain yang digunakan dalam
pengaturan suhu pada alat pemanas penelitian ini adalah Quasi
harus lebih rendah dari pada membuat Eksperimental menggunakan The One
kondisi kering. Lapisan pembungkus Group Pretest Postest Design. Teknik
plastik atau handuk kering juga dapat yang digunakan adalah observasi yaitu
mengisolasi kompres dan menahan suatu metode dimana pengamat
panas. Panas yang lembab dapat (observer) ikut berpartisipasi dalam
meningkatkan vasodilatasi dan kegiatan yang dilakukan (Notoatmojo,
evaporasi panas dari permukaan kulit 2010). Pengukuran dilakukan sebelum
(Potter & Perry, 2009)Dengan kompres dan sesudah perlakuan sehingga
hangat menyebabkan suhu tubuh mendapatkan perbandingan. Populasi
diluaran akan terjadi hangat sehingga dan sampel dalam penelitian ini
tubuh akan menginterpretasikan bahwa menggunakan teknik accidental
suhu diluaran cukup panas, akhirnya sampling yaitu seluruh pasien anak
tubuh akan menurunkan kontrol yang mengalami peningkatan suhu
pengatur suhu di otak supaya tidak tubuh di Ruang Edelweis RSUD Dr. M.
meningkatkan suhu pengatur tubuh, Yunus Bengkulu. Pengambilan sampel
dengan suhu diluaran hangat akan dilakukan mulai 01 Mei sampai 30 Mei
membuat pembuluh darah tepi dikulit 2018. Data primer yang diperoleh dari
melebar dan mengalami vasodilatasi observasi langsung dengan Mengukur
sehingga pori–pori kulit akan membuka suhu tubuh responden menggunakan
dan mempermudah pengeluaran panas. termometer dan pemberian kompres
Sehingga akan terjadi perubahan suhu hangat oleh perawat dan data sekunder
tubuh (Purwanti, 2015) diperoleh dari buku register dan rekam

20
medik pasien yang dirawat di Ruang dilakukan kompres hangat, didapat
Edelweis RSUD Dr. M. Yunus o
suhu tubuh minimum 38 C, suhu tubuh
Analisa univariat untuk o
maksimum 40 C dan suhu tubuh rata-rata
menganalisa karakteristik demografi dan
o
klinis suhu tubuh anak dengan distribusi 38,55 C dengan standar deviasi 0,5824

frekuensi dan distribusi rerata, Analisa


bivariat untuk menganalisa pengaruh b.Gambaran suhu tubuh setelah kompres

intervensi terhadap peningkatan derajat hangat

suhu tubuh pre dan post tindakan kompres Tabel 2 : Gambaran Suhu Tubuh Setelah

hangat pada anak yang di rawat di ruang Kompres Hangat Pada AnakDengan

edelweiss RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu. Peningkatan Suhu Tubuh


Std.
Mininum Maksimum Mean
3. Hasil Penelitian Deviation
a. Analisis Univariat
36,7 39,7 37,80 0,7427
Analisis ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang masing-
Berdasarkan tabel diatas,
masing variabel yang diteliti.
didapatkan bahwa dari 19 orang anak
a) Gambaran suhu tubuh sebelum kompres
dengan yang dirawat dengan
hangat
peningkatan suhu tubuh, setelah
dilakukan kompres hangat, didapat suhu
Tabel 1 : Gambaran Suhu Tubuh Sebelum
o
Kompres Hangat Pada Anak Dengan tubuh minimum 36,7 C, suhu tubuh

Peningkatan Suhu Tubuh o


maksimum 39,7 C dan suhu tubuh rata-
Std. o
Minimum Maksimum Mean rata 37,80 C dengan standar deviasi
Deviation
0,7427.
38 40 38,55 0,5824

b) Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel diatas,
Analisis bivariat digunakan
didapatkan bahwa dari 19 orang
untuk mengetahui efektifitas pemberian
anakdengan yang dirawat dengan
kompres hangat terhadap suhu tubuh
peningkatan suhutubuh, sebelum
pada anak dengan peningkatan suhu

21
tubuh di ruang Edelweis RSUD Dr. M. (2009), bahwa manfaat kompres air
Yunus. Dengan hasil sebagai berkut: hangat adalah dapat memberikan rasa
nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Tabel 3 : Efektifitas Pemberian Kompres Pemberian kompres air panas/hangat
Hangat Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak pada daerah tubuh akan memberikan
Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Di sinyal ke hypothalamus melalui
Ruang Edelweis RSUD Dr. M. Yunus sumsum tulang belakang. Ketika
Bengkulu reseptor yang peka terhadap panas di
Variabel Rata-Rata Selisih hypothalamus dirangsang, system
Suhu sebelum efektor mengeluarkan sinyal yang
kompres 38,558 memulai berkeringat dan vasodilatasi
Suhu setelah 0,7526 perifer. Perubahan ukuran pembuluh
kompres 37,805 darah diatur oleh pusat vasomotor pada
medulla oblongata dari tangkai otak,
Bedasarkan tabel diatas didapat dibawah pengaruh hypothalamic bagian
nilai selisih mean antara suhu tubuh anterior sehingga terjadi vasodilatasi.
sebelum kompres dengan suhu tubuh Terjadinya vasodilatasi ini
setelah kompres sebesar 0,7526 bernilai menyebabkan pembuangan/ kehilangan
positif, artinya terdapat kecenderungan energi/panas melalui kulit meningkat,
penurunan suhu setelah dilakukan diharapkan akan terjadi penurunan suhu
kompres hangat dengan rata-rata tubuh sehingga mencapai keadaan
o normal kembali.
penurunan 0,7526 C.
Sejalan dengan teori menurut
Kondisi ini menunjukkan bahwa
Kozier (2010), bahwa kompres hangat
intervensi kompres hangat memiliki
dapat menurunkan suhu tubuh anak
pengaruh yang signifikan terhadap
demam karena tubuh dapat melepaskan
peningkatan suhu tubuh dalam
panas melalui empat cara yaitu radiasi,
menurunkan suhu tubuh pada anak, hal
konduksi, konveksi dan evaporasi.
ini dikarenakan setelah dilakukan
Secara umum tubuh akan melepaskan
kompres hangat pasen merasa nyaman
panas melalui proses konduksi yaitu
dan terjadi perpindahan panas tubuh.
perpindahan panas akibat paparan
Sesuai dengan teori menurut Djuwarijah

22
lansung kulit dengan benda-benda yang a. Hasil analisis factor-faktor yang
ada disekitar tubuh. Biasanya proses mempengaruhi derajat peningkatan
kehilangan panas dengan mekanisme suhu tubuh didapatkan hasil yang
konduksi sangat kecil , sedangkan signifikan dengan pemberian
evaporasi (penguapan air dari kulit) kompres hangat.
dapat memfasilitasi perpindahan panas b. Intervensi kompres hangat
tubuh. Setiap satu gram air yang mempunyai pengaruh yang
mengalami evaporasi akan signifikan terhadap derajat
menyebabkan kehilangan panas tubuh peningkatan suhu tubuh
sebesar 0,58 kilo kalori. Pada kondisi c. Terdapat kecenderungan penurunan
individu tidak berkeringat, mekanisme suhu tubuh setelah dilakukan
evaporasi berlangsung sekitar 450-600 kompres hangat pada anak dengan
ml. Hal ini menyebabkan kehilangan peningkatan suhu tubuh di ruang
panas terus menerus dengan kecepatan Edelweis RSUD Dr. M. Yunus
12-16 kalori per jam Bengkulu dengan rata-rata
Pemberian kompres hangat pada daerah o
penurunan 0,7526 C
pembuluh darah besar merupakan upaya
memberikan rangsangan pada area
preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa
DAFTAR PUSTAKA
oleh darah ini menuju hipotalamus akan
merangsang area preoptik
Djuwarijah, dkk. 2009.
mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh Efektivitas Penurunan Suhu
Tubuh MenggunakanKompres Air
sistem efektor. Sinyal ini akan
Hangat Dan Kompres Plester
menyebabkan terjadinya pengeluarn Pada Anak Dengan Demam Di
Ruang Kanthil Rumah Sakit
panas tubuh yang lebih banyak melalui
Umum Daerah Banyumas.
dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh
darah perifer dan berkeringat (Potter & Diakses pada tanggal 12 April 2018,
dari
Perry, 2012) http://digilib.ump.ac.id/files/disk1
Kesimpulan. /16 /jhptump-a-djuwariyah-758-1-
efektivi-.pdf

23
Guyton & Hall. 2010. Buku Ajar Fisiologi Nelson, W. E. 2012. Ilmu Kesehatan Anak.
Kedokteran. Jakarta: EGC Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi
Hartini, S. 2015. Efektifitas KompresAir penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Hangat Terhadap Penurunan Cipta
Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1
- 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo Potter & Perry. 2009. Fundamental
Semarang. Diakses pada tanggal Keperawatan. Jakarta: Salemba
121April2018,darihttp://ejournal.s Medika
tikestelogorejo.ac.id/index.php/il
mukeperawatan /articl Potter & Perry. 2012. Fundamental
e/download/288/312 Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan teknik Analisa Purwanti, S. 2015. Pengaruh Kompres
Data. Jakarta: Salemba medika Hangat Terhadap Perubahan
Suhu TubuhPada Pasien Anak
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Hipertermia Di Ruang Rawat
Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI Inap RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Diakses pada tanggal 2
Kozier. Erb, Berman. Snyder. April 2018,
2010. Buku Ajar Fondamental darihttp://ejournal.stikestelogorejo
Keperawatan: Konsep, Proses & .ac.id/index.php/ilmukeperawatan/
Praktik. Jakarta: EGC article/download/288/312

Rudianto, S. 2010. Demam Pada Anak.


Jakarta: Gramedia Press

24

Anda mungkin juga menyukai