Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu

tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu

tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feedback) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat

temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh

akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi

bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk

mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh

dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C (Mualimin, 2019).

Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan

merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk

mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan

meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap

(Susanti, 2012).

Demam merupakan peningkatan suhu tubuh sentral di atas variasi

normal harian dalam respons terhadap bermacam keadaan patologis

yang berbeda. Hampir 30% kunjungan ke dokter dan lebih dari 5 juta

kunjungan ke emergensi karena keluhan demam (Sodikin et al., 2011).

1
2

Demam dapat dialami oleh siapa saja, dari bayi sampai orang usia lanjut.

Sebagian besar orang menganggap demam berbahaya bagi kesehatan karena

dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak, khususnya pada anak-anak

(Anisa, 2019)

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal.

Batasan karakteristiknya meliputi kulit kemerahan, konvulsi, peningkatan

suhu tubuh diatas kisaran normal, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa

hangat. Penyebabnya antara lain anasthesia, penurunan perspirasi, dehidrasi,

pemajanan lingkungan yang panas, pemakaian pakaian yang tidak sesuai

dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme, penyakit, medikasi,

trauma, aktivitas berlebihan (Herawati, 2018).

Penyakit Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih

mempengaruhi produktivitas masyarakat pada setiap lapisan. Penyebab

penyakit malaria sangat luas di dunia terutama pada negara yang beriklim

tropis dan subtropis, ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan sebagian

besar penderitanya dari golongan ekonomi lemah (Putra, 2011).

Malaria di Indonesia dapat ditemukan di sepanjang tahun. Menurut

survey kesehatan rumah tangga tahun 2017, terdapat 15 juta kasus

malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35%

penduduk Indonesia tinggal didaerah yang beresiko tertular malaria. Dari 484

kabupaten/kota yang ada diindonesia, 383 kabupaten merupakan wilayah

endemis malaria (Herawati, 2018).


3

Kompres yaitu salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh

bila demam. Selama ini kompres dingin atau es menjadi kebiasaan yang

diterapkan saat seseorang mengalami demam. Pada saat sekarang kompres

yang dianjurkan adakah kompres air hangat karena dianggap lebih efektif

dari pada kompres dingin (Mahdiyah et al., 2015). Pada saat ini pengetahuan

tentang kompres air hangat belum sepenuhnya diketahui dan dijalankan oleh

masyarakat, bahkan tenaga kesehatan pada area tertentu. Banyak orang yang

masih belum paham mengenai pemberian kompres air hangat di saat

seseorang mengalami demam atau kenaikan suhu tubuh, dan mengompres

dengan air es, bahkan menggunakan alkohol sebagai gantinya. Padahal

kompres dingin tidak efektif untuk menurunkan suhu tubuh di saat demam,

dan dapat menyebabkan seseorang menggigil karena terjadi vasokonstriksi

pembuluh darah (Herawati, 2018).

Sesuai dengan respons fisiologi tubuh, kompres hangat menyebabkan

suhu permukaan tubuh menjadi hangat sehingga tubuh akan

menginterpretasikan bahwa suhu di permukaan tubuh cukup panas dan

akhirnya tubuh akan mengatur pusat control suhu di otak, sehingga pembuluh

darah perifer melebar dan mengalami vasodilatasi yang menyebabkan pori-

pori kulit membuka dan memudahkan proses pengeluaran panas (Wardiyah,

Setiawati, & Setiawan, 2016).

Pemberian kompres hangat dengan air dapat dilakukan pada daerah

axila dan dahi agar lebih efektif, karena pada daerah axila terdapat pembuluh

darah besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin, sementara area
4

dahi dekat dengan pengontrol suhu tubuh yaitu hipotalamus, sehingga signal

atau stimulus dapat diterima lebih cepat (Wardiyah, Setiawati, & Romayati,

2016). Sesuai dengan teori radiasi, vasodilatasi perifer juga meningkatkan

aliran darah ke kulit untuk memperluas penyebaran suhu tubuh yang

meningkat keluar. Dengan kompres hangat pada daerah yang mempunyai

vaskular yang banyak, maka akan memperluas daerah yang mengalami

vasodilatasi. Vasodilatasi yang kuat pada kulit, akan memungkinkan

percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit, hingga delapan kali lipat

lebih banyak (Anisa, 2019)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

studi kasus dengan, “Aplikasi Kompres Air Hangat di Derah Dahi dan Axila

pada masalah Hipertermi di RSK Bedah BIMC Nusa Dua Tanggal 21 s/d 23

Oktober 2019.”

C. Tujuan Karya Ilmiah

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas Aplikasi Kompres Air Hangat

di Daerah Dahi dan Axila Terhadap Suhu Tubuh pada Pasien

dengan Hipertemi di RSK Bedah BIMC Nusa Dua.

2. Tujuan Khusus
5

a. Untuk mengetahui suhu tubuh sebelum diberikan kompres

air hangat pada pasien dengan hipertermi di RSK Bedah

BIMC Nusa Dua.

b. Untuk mengetahui suhu tubuh setelah diberikan kompres

air hangat pada pasien dengan hipertermi di RSK Bedah

BIMC Nusa Dua.

c. Untuk mengetahui efektifitas kompres air hangat pada

pasien dengan hipertermi di RSK Bedah BIMC Nusa Dua.

D. Manfaat Karya Ilmiah

a. Pelayanan Keperawatan

Karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

bagi pengembangan praktik keperawatan, juga memberikan

sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu lebih lanjut.

b. Masyarakat

Karya ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai pemberian kompres hangat pada kasus

demam atau hipertermi sebagai salah satu terapi non farmakologi

pada malaria.

c. Institusi Pendidikan

Karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi pengayaan

materi pustaka dan laporan kasus bagi pengembangan studi


6

keperawatan, juga memberikan referensi untuk pegembangan ilmu

lebih lanjut.

d. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Karya ilmiah ini dapat memberikan acuan dan kerangka

untuk karya ilmiah selanjutnya.


7

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, K. (2019). EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT UNTUK

MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA AN.D DENGAN

HIPERTERMIA. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan.

https://doi.org/10.33485/jiik-wk.v5i2.112

Herawati, R. (2018). Pemberian Kompres Hangat dalam Penurunan Suhu Tubuh

pada Pasien Malaria di Ruang Rawat Inap Puskesmas Padang Tepong

Kabupaten Empat Lawang Tahun 2018. Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palembang.

Mahdiyah, D., Rahman, T. A., & Lestari, A. D. (2015). Perbedaan Efektifitas

Kompres Hangat Basah Dan Plester Kompres Terhadap Penuruan Suhu

Tubuh Anak DemamTyphoid. Dinamika Kesehatan.

Mualimin. (2019). Penerapan Kompres Hangat untuk Membantu Mengatasi

Hipertermia Pada Pasien Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Air

Beliti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2019. Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palembang.

Putra, T. R. I. (2011). Malaria dan Permasalahannya. Jurnal Kedokteran Syiah

Kuala, 11(2), 103–114.


8

Sodikin, Djuwariyah, & Yulistiani, M. (2011). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh

Menggunakan Kompres Air Hangat Dan Kompres Plester Pada Anak

Dengan Demam Di Ruang Kanthil Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Susanti, N. (2012). EFEKTIFITAS KOMPRES DINGIN DAN HANGAT PADA

PENATALEKSANAAN DEMAM. SAINSTIS.

https://doi.org/10.18860/sains.v0i0.1866

Wardiyah, A., Setiawati, & Romayati, U. (2016). Perbandingan Efektifitas

Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Anak Yang Mengalami Demam Di Ruang Alamanda Rsud Dr . H .

Abdul Moeloek. Jurnal Kesehatan Holistik.

Wardiyah, A., Setiawati, S., & Setiawan, D. (2016). PERBANDINGAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN

TEPIDSPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK

YANG MENGALAMIDEMAM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing

Science). https://doi.org/10.21776/ub.jik.2016.004.01.5

Anda mungkin juga menyukai