Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN KOMPRES AIR PANAS UNTUK MENURUNKAN

SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM TYPHOID

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Oleh :
Rahmalia Maharningtyas
G3A019147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


Penerapan Kompres Air Panas Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Typhoid
adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.

Nama : Rahmalia Maharningtyas


NIM : G3A019147
Program Studi : Profesi Ners

Semarang, 02 Agustus 2020


Penulis

Rahmalia Maharningtyas
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


Penerapan Kompres Air Panas Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Typhoid.

Yang disusun oleh:

Nama : Rahmalia Maharningtyas


NIM : G3A019147
Program Studi : Profesi Ners

Telah dinyatakan layak untuk diseminarkan Dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Semarang, 02 Agustus 2020


Pembimbing

Ns. Dewi Setyawati, S.Kep, M.NS


NIK. ...............................
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


Penerapan Kompres Air Panas Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Typhoid

Yang disusun oleh :


Nama : Rahmalia Maharningtyas
NIM : G3A019147
Program Studi : Profesi Ners

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal Agustus 2020 dan
diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NERS pada
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang

Penguji 1 : Ns. Dewi Setyawati, S.Kep, M.NS ( ........................................)


Penguji 2 : Ns. Desi Ariyana Rahayu, M.Kep ( ........................................)
Penguji 3 : Ns. Pawestri, M.Kes ( ........................................)

Mengetahui
Ketua
Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Ns. Heryanto AN, M.Kep, Sp.Kom


NIK. 28.6.1026.020
Penerapan Kompres Air Panas Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Typhoid
Rahmalia Maharningtyas1 , Dewi Setyawati 2
1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang
E-mail :rahmaliamahar@gmail. com

Abstrak
Latar Belakang : Typhoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
enterica serovar typhi (S typhi). Hipertermia atau demam adalah suatu keadaan dimana
seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,8oC peroral atau 38,8oC per
rektal karena factor eksternal (Nurrofiq, 2012). Demam pada anak biasanya perawat
melakukan tindakan salah satunya yaitu dengan kompres air hangat. Metode : studi kasus
ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengaplikasikan kompres air hangat
untuk menurunkan demam pada penderita typhoid. Sampel yang diambil 2 orang dan
dikelola secara bertahap dan teratur. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi serta
peran aktif dalam pemberian asuhan keperawatan. Alat yang di gunakan adalah
thermometer dan alat tulis. Hasil : setelah di lakukan tindakan kompres air hangat kepada 2
responden selama 15-30 menit dalam pengompresan mendapatkan hasil bahwa suhu tubuh
responden mengalami penurunan hingga mencapai normal. Kesimpulan : Kompres air
hangat mampu menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam typhoid.

Kata Kunci : Demam, Kompres Air Hangat


PENDAHULUAN
Typhoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar
typhi (S typhi) (Nelwan, 2012). Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi. Gejala biasanya
muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan gejala meliputi demam tinggi, malaise, sakit
kepala, mual, kehilangan nafsu makan ,sembelit atau diare, bintik-bintik merah muda di
dada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan hati (Inawati, 2017).
Penyakit demam tifoid ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah
kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan 216.000–600.000 kematian.
Pada tahun 2014, angka kesakitan tifoid di Indonesia menempati urutan ke tiga dari 10
penyakit terbanyak yang dirawat inap di rumah sakit, yaitu dilaporkan sebesar 80.850 kasus
yang meninggal sebanyak 1.747 kasus. Kasus tertinggi demam tifoid di Jawa Tengah
dilaporkan tertinggi di Kota Semarang yaitu sebesar 4.973 kasus (48,33%) dibanding
dengan jumlah keseluruhan kasus demam typoid di kabupaten atau kota lain di Jawa
Tengah.
Salah satu masalah yang timbul pada pasien demam tifoid yaitu hipertermia. Hipertermi
dapat ditangani secara mandiri dan sangat mudah yaitu dengan kompres air hangat. Firda
Nofitasari dan Wahyuningsih (2019) mengemukakan bahwa ada pengaruh dan manfaat
dari penerapan kompres air hangat untuk menurunkan hipertermia. Sistem tubuh yang
berperan dalam menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal adalah termoregulasi.
Termoregulasi adalah proses homeostatik yang berfungsi untuk mempertahankan suhu
tubuh untuk tetap dalam keadaan normal, yang dicapai dengan menyeimbangkan panas
yang ada dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan (Librianty, 2014). Penanganan pertama
yang dapat dilakukan keluarga jika anak mengalami demam yaitu dengan memberikan
kompres air hangat/panas pada dahi atau ketiak selama kurang lebih 15-30 menit.
METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif yaitu dengan cara
menggambarkan tentang proses keperawatan selama bertahap dan teratur kepada pasien
yaitu meliputi pengkajian keadaan pasien dengan cara pengumpulan data, selanjutnya
menganalisa data yang telah didapatkan kemudian menyusun diagnosa dari hasil yang
didapatkan sehingga dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan dan yang terakhir
yaitu evaluasi. Evaluasi sendiri menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan
Planning).
Penelitian ini merupakan dilakukan pada 2 pasien berumur 2 tahun 3 bulan dan 3 tahun.
Keduanya berjenis kelamin laki-laki yang mengalami demam tinggi. Data diperoleh
langsung dari klien dan keluarga klien meliputi nomor registrasi, umur, jenis kelamin,
suhu sebelum dilakukan kompres, dan suhu sesudah dilakukan kompres. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah nama, umur, alamat. Pemberian intervensi ini dilaksanakan
selama 3 hari, dan dilakukan rutin saat demam tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk
melihat penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian kompres air hangat.
HASIL
Studi kasus ini di lakukan di ruang ayyub 3 RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data umum pasien bahwa ada beberapa
persamaan dan perbedaan pada kedua kasus. Kedua klien memiliki jenis kelamin yang
sama yaitu laki-laki dengan diagnosa yang sama dan keluhan yang sama.
Kondisi umum pasien 1 mengalami demam dengan suhu 38,5oC. Demam sudah
berlangsung 5 hari yang lalu. Badan lemas dan tidak nafsu makan. Tanda-tanda vital RR:
30x/menit, N: 121 x/ menit, BB: 11 Kg. Pasien 2 mengalami demam 38,9 oC. Ibu pasien
mengatakan anaknya suka makan dan minum. Demam muncul saat anak banyak gerak.
Tanda-tanda vital: RR: 31x/ menit, N: 120x/menit, BB: 65 Kg. TB: 150 cm.
Berdasarkan keluhan utama maka masalah keperawatan yang muncul dari kedua pasien
sama yaitu hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi). Intervensi yang
dilakukan untuk mengatasi hipertermi atau demam adalah kompres panas berupa
pemberian kompres dengan air panas selama 15-30 menit dengan harapan setelah diberikan
tindakan selama 3 hari suhu tubuh pasien menjadi normal.
Implementasi yang dilakukan selama 3 hari dengan memonitor tanda-tanda vital terutama
pada suhunya dan memberikan kompres air panas selama 15 - 30 menit didapatkan hasil
dalam table di bawah ini
Tabel 1. Parameter setelah dilakukan kompres air hangat
Pasien 1 Pasien 2
Suhu Suhu sesudah Suhu Suhu sesudah
Hari
Sebelum kompres Sebelum kompres
kompres kompres
1 38,5oC 37,9 oC 38,9 oC 38 oC
2 37,6 oC 37,2 oC 37,9 oC 37,5 oC
3 37,7 oC 37 oC 36,9 oC 36,4 oC
Berdasarkan tabel 1 dapat memberikan gambaran bahwa terjadi adanya penurunan suhu
tubuh setelah diberikan kompres air panas selama 3 hari, sehingga masalah hipertermi
dapat diatasi dengan pemberian kompres air hangat.
PEMBAHASAN
Hipertermi berhubungan ketika sistem kontrol suhu normal tubuh tidak dapat secara efektif
mengatur suhu internal. Biasanya, pada suhu tinggi tubuh akan mendinginkan melalui
penguapan keringat. Menjaga suhu tubuh agar tetap dalam batas normal merupakan salah
satu kebutuhan biologis yang menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Salah satu masalah yang timbul pada pasien demam tifoid yaitu hipertermia.
Hipertermi adalah suatu Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu
o o
tubuh di atas 37,8 C peroral atau 38,8 C per rektal karena factor eksternal (Nurrofiq,
2012). Hipertermi dapat ditangani secara mandiri dan sangat mudah yaitu dengan kompres
air hangat. Firda Nofitasari dan Wahyuningsih (2019) mengemukakan bahwa ada pengaruh
dan manfaat dari penerapan kompres air hangat untuk menurunkan hipertermia.
Penurunan hipertermi juga menjadi efektif apabila diiringi dengan pemberian antipiretik
yang diresepkan oleh dokter untuk menurunkan hipertermi tersebut (Wowor, 2017).
Berdasarkan hasil penerapan pemberian kompres air hangat bahwa terjadi penurunan suhu
tubuh hingga menunjukan suhu normal yang di harapkan. Hal ini menunjukan bahwa ada
perubahan yang signifikan akibat pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
pada pasien anak dengan hipertermia.
Berdasar perawatan yang telah dilakukan selama studi kasus, selain dengan kompres hangat
bisa juga dengan cara lain. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk menurunkan
panas:
1. Minum banyak, karena demam dapat menimbulkan dehidrasi.

2. Kompres anak dengan air hangat. Akibatnya suhu tubuh anak bukannya turun,
melainkan tambah panas. Sebaiknya kompres dilakukan ketika: anak merasa
uncomfortable, suhu mencapai 40C, pernah kejang demam/keluarga dekat pernah
menderita kejang demam atau anak muntah-muntah sehingga obat tidak bisa masuk.
Cara melakukan kompres: taruh anak di bath tub mandi dengan air hangat (30-32C)
atau usapkan air hangat disekujur tubuh anak. Kalau anak menolak, duduk di bath tub
beri mainan & ajak bermain.
3. Beri obat penurun panas, acetaminophen atau paracetamol seperti tempra, panadol,
atau paracetol, tylenol, sesuai dosis. Kapan obat penurun panas diberikan? Bila suhu
di atas 38.5C, atau bila anak tidak nyaman. Sebaiknya jangan berikan obat demam
apabila panasnya tidak terlalu tinggi (dibawah 38.5C).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat mampu
menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami hipertermia.

DAFTAR PUSTAKA

Copernito, L.J.2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 Jakarta : EGC


Hartanto, S, 2004. Anak Demam Perlu Kompres. www. Bali Post. Co. id. Minggu Umanis.
7 September 2003.
Tri Redjeki, H. 2002. Perbandingan Pengaruh Kompres Hangat dan kompres Dingin untuk
menurunkan Suhu Anak Demam dengan Infeksi di RSU Tidar Magelang. Skripsi FK.
UGM
Sujana, 2002. Metode Statistika, Tarsito, Bandung, Polit, D,F,T Hungler, B, D, 1999.
Nursing Research.
Anisa Kurnia, D. 2019. Efektifitas Kompres Hangat Untuk Menurunkan Suhu Tubuh
Pada An.D Dengan Hipertermia. Jurnal ilmiah ilmu kesehatan: wawasan
kesehatan. 5.2.

Anda mungkin juga menyukai