Anda di halaman 1dari 7

JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PERUBAHAN


SUHU TUBUH PADA PASIEN FEBRIS

Fadli1, Akmal Hasan2

Program Studi Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Sidrap


1

2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Sidrap

Alamat Korespondensi: fadli.hanafi88@yahoo.com/085342707077

ABSTRAK
Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh
ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2oC). Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak.
Kompres adalah salah satu terapi non farmakologi yang mampu manangani suhu tubuh anak yang
mengalami febris. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05 Juni sampai dengan 05 Juli Tahun 2017
di puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre and post test design, sampel pada
penelitian ini adalah pasien anak yang mengalami febris di ruang instalasi gawat darurat dengan
jumlah sampel sebanyak 17 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Dari
hasil penelitian dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z didapat nilai pre p=0,62 dan untuk post
p=0,54. Dengan tingkat kemaknaan p >α (0,05) Yang dimana p >α (0,05) berarti uji normalitas
data berdistribusi normal maka dari itu dilakukan uji Paired T test, dengan hasil p=0,0001 dengan
tingkat kemaknaan p <α (0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien febris di ruangan
instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian ini dapat di
pergunakan sebagai bahan masukan bagi institusi kesehatan dan penanganan peningkatan suhu
tubuh pada pasien febris. Semoga penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dalam hal melakukan penelitian.
(Sodikin, 2012).
Kata Kunci : Kompres hangat, Febris, Suhu tubuh Berdasarkan World Healt
Organization (WHO) memperkirakan
jumlah kasus deman di seluruh dunia
PENDAHULUAN mencapai 16 - 33 juta 500 – 600 ribu
Demam adalah suatu keadaan suhu kematian tiap tahunya
tubuh diatas normal akibat peningkatan (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian fasilitas kesehatan pediatrik di
besar deman pada anak akibat dari perubahan Brazil terdapat sekitar 19% sampai
pada pusat panas (termoregulasi) di 30% anak diperiksa karena menderita
hipotalamus. Penyakit-penyakit yang demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah,
ditandai adanya deman dapat menyerang & Al-Baghli, 2007) di Kuwait
sistem tubuh. Selain itu demam juga berperan menunjukkan bahwa sebagian besar anak
dalam meningkatkan perkembangan usia tiga bulan sampai 36 bulan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam mengalami serangan demam rata-rata
membantu pemulihan atau pertahanan enam kali
terhadap infeksi pertahunnya (Setiawati, 2009)

78 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

Di Indonesia penderita demam Berdasarkan penelitian Purwanti


sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang & Ambarwati (2013) menunjukkan
memakai perabaan untuk menilai demam bahwa rerata suhu tubuh pasien sebelum
pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1 dilakukan tindakan kompres hangat
saja menggunakan termometer sebesar 38,9˚C dan sesudah dilakukan
(Setyowati, 2013). Dinas Kesehatan intervensi rerata suhu tubuh pasien
Sulawesi Selatan, merilis data penderita adalah 37,9˚C. Pada uji analisis terjadi
demam atau febris sepanjang bulan Januari perubahan rerata suhu tubuh 0,97˚C
2016 sebanyak 528 kasus (Dinkes Sulsel, dengan SD 0,35˚C nilai P = 0,0001yang
2016). Dinas kesehatan Kabupaten Sidrap berarti bahwa P <0,05.
merilis jumlah penderita demam atau febris Tujuan penelitian ini adalah
di tahun 2015 berjumlah 1570 jiwa (Dinas untuk mengetahui pengaruh kompres
kesehatan Kabupaten Sidrap, 2015) hangat terhadap perubahan suhu tubuh
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di pada pasien febris di ruangan instalasi
ruangan instalasi gawat darurat puskesmas gawat darurat puskesmas Tanru Tedong
Tanru Tedong pada bulan Januari - Kabupaten Sidrap.
Desember 2016 angka kejadian demam
pada anak sebanyak 102 pasien BAHAN DAN METODE
(Puskesmas Tanru Tedong, 2016). Lokasi dan desain penelitian
Demam pada anak dibutuhkan Lokasi penelitian ini dilakukan
perlakuan dan penanganan tersendiri yang di ruangan instalasi gawat darurat
berbeda bila dibandingkan dengan orang Puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila Sidrap
tindakan dalam mengatasi demam tidak Jenis penelitian ini adalah jenis
tepat dan lambat maka akan mengakibatkan penelitian kuantitatif experimental,
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan desain quasi eksperimen.
terganggu. Demam dapat membahayakan Penelitian ini menggunakan, rancangan
keselamatan anak jika tidak ditangani pre-post test design, dimana penelitian
dengan cepat dan tepat akan menimbulkan ini hanya menggunakan satu kelompok
komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang yaitu kelompok intervensi untuk
dan penurunan kesadaran (Maharani, mengukur suhu tubuh sebelum dan
2011). sesudah diberikan intervensi berupa
Pemberian kompres hangat pada kompres hangat selama 20 menit.
daerah pembuluh darah besar merupakan
upaya memberikan rangsangan pada area Populasi dan sample
preoptik hipotalamus agar menurunkan Populasi pada penelitian ini
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa adalah semua pasien anak yang
oleh darah ini menuju hipotalamus akan mengalami demam atau febris diruangan
meransang area preoptik mengakibatkan instalasi gawat darurat Puskesmas Tanru
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Tedong Kabupaten Sidrap
Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya Sampel dalam penelitian ini
pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak berjumlah 17 sampel. Teknik
melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pengambilan sampel menggunakan
pembuluh darah perifer dan berkeringat purposive sampling yaitu pengambilan
(Potter & Perry, 2010). sampel didasarkan pada kenyataan

79 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

bahwa mereka kebetulan muncul. Dalam Laki-Laki 11 64,7


penelitian bisa saja diperolehnya sampel yang Perempuan 6 35,3
tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan Total 17 100
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek Berdasarkan tabel 1. menunjukkan
tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data bahwa dari 17 Responden didapatkan
dilakukan. Proses diperolehnya sampel yang memiliki kelompok umur paling
semacam ini disebut penarikan sampel secara banyak adalah kelompok umur 2-3 tahun
kebetulan. dan 4-5 tahun masing-masing berjumlah
6 orang (35,3 %) dan kelompok umur
Analisa dan penyajian data paling sedikit adalah kelompok umur >8
Analisis univariat tahun berjumlah 2 orang (11,8 %), serta
adalah analisis yang bertujuan kelompok umur 6-7 tahun berjumlah 3
untuk menjelaskan atau orang (17,6 %).
mendeskripsikan karakteristik masing- Sedangkan untuk karakteristik
responden menurut jenis kelamin yaitu
masing variabel diteliti. Analisis uji univariat
laki-laki berjumlah 11 orang (64,7%)
ini akan mendeskripsikan tentang jenis
dan yang berjenis kelamin perempuan 6
kelamin, suhu tubuh sebelum dan
orang (35,3%).
sesudah kompres hagat.
Analisis bivariat adalah analisis untuk
Tabel 2. Nilai rata-rata suhu tubuh
menguji pengaruh perbedaan antara dua
sebelum dan sesudah Intervensi di
variabel. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
ruangan instalasi gawat darurat
pengaruh kompres hangat terhadap perubahan
puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
suhu tubuh pada pasien febris dengan
Sidrap
menggunakan uji statistik paired t-test
dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Variabel N Mean SD Min-Max
Pre 38,1 0,6 37,3-39,5
17
Post 37,5 0,6 36,7-38,9
HASIL
Pada penelitian ini akan Berdasarkan tabel 2. menunjukkan
disajikan hasil penelitian pada analisis bahwa dari 17 Responden uji analisis
univariat dan analisis bivariat. Adapun univariat didapatkan nilai rata-rata
penjelasan hasil penelitian sebelum intervensi yaitu hasil mean
sebagai berikut: 38,14 standar deviasi 0,61 dengan nilai
min 37,3 nilai max 39,5. Kemudian nilai
rata-rata sesudah intervensi didapatkan
Tabel 1. Distribusi berdasarkan hasil mean 37,54 standar deviasi 0,57
karakteristik responden di ruangan dengan nilai min 36,7 nilai max 38,9.
instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tabel 3. Selisih nilai rata-rata sebelum
Tedong Kabupaten Sidrap dan setelah Intervensi di ruangan
Karakteristik responden n % Varia n Me SD Minma p
Umur bel an x
2-3 tahun 6 35,3 Prepost
suhu 17 0,7 0,4 0,4-0,8 0,0001
4-5tahun 6 35,3
tubuh
6-7 tahun 3 17,6
>8 tahun 2 11,8 instalasi gawat darurat puskesmas
Jenis Kelamin Tanru TedongKabupaten Sidrap

80 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

Berdasarkan tabel 3. menunjukkan oleh sistem efektor. Sinyal ini akan


bahwa dari 17 Responden uji analisis bivariat menyebabkan terjadinya pengeluarn
didapatkan nilai selisih rata-rata skor suhu panas tubuh yang lebih banyak melalui
tubuh sebelum dan setelah intervensi yaitu dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh
mean 0,65 standar deviasi 0,37 dengan nilai darah perifer dan berkeringat (Potter &
min 0,41 dan max 0,80 dengan nilai p Perry, 2010).
=0,0001 dengan tingkat kemaknaan p <α Dengan kompres hangat
(0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dari menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
itu dapat disimpulkan bahwa adanya terjadi hangat sehingga tubuh akan
pengaruh kompres hangat terhadap menginterpretasikan bahwa suhu
perubahan suhu tubuh pasien febris di diluaran cukup panas, akhirnya tubuh
ruangan instalasi gawat darurat puskesmas akan menurunkan kontrol pengatur suhu
Tanru Tedong Kabupaten Sidrap yang berarti di otak supaya tidak meningkatkan suhu
Ha diterima dan Ho ditolak. pengatur tubuh, dengan suhu diluaran
hangat akan membuat pembuluh darah
PEMBAHASAN tepi dikulit melebar dan mengalami
Hasil uji analisis univariat didapatkan vasodilatasi sehingga pori-pori kulit
nilai rata-rata sebelum intervensi yaitu hasil akan membuka dan mempermudah
mean 38,14 standar deviasi 0,61 dengan nilai pengeluaran panas, sehingga akan terjadi
min 37,3 nilai max 39,5. Kemudian nilai rata- perubahan suhu tubuh.
rata sesudah intervensi didapatkan hasil mean Penelitian ini sejalan dengan
37,54 standar deviasi 0,57 dengan nilai min penelitian Purwanti &
36,7 nilai max 38,9. Ambarwati (2013) menunjukkan bahwa
Uji analisis bivariat didapatkan nilai rerata suhu tubuh pasien sebelum
selisih rata-rata skor suhu tubuh sebelum dan dilakukan tindakan kompres hangat
setelah intervensi yaitu mean 0,65 standar sebesar 38,9˚C dan sesudah dilakukan
deviasi 0,37 dengan nilai min 0,41 dan max intervensi rerata suhu tubuh pasien
0,80 dengan nilai p =0,0001 dengan tingkat adalah 37,9˚C. Pada uji analisis terjadi
kemaknaan p <α (0,05) yang dimana perubahan rerata suhu tubuh 0,97˚C
0,0001<0,05 maka dari itu dapat disimpulkan dengan SD 0,35˚C nilai p = 0,0001 yang
bahwa adanya pengaruh kompres hangat berarti bahwa p <0,05. Penelitian ini juga
terhadap perubahan suhu tubuh pasien febris
sejalan dengan penelitian Hartini &
di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas
Pertiwi (2015) menunjukkan bahwa
Tanru Tedong Kabupaten Sidrap yang berarti
efektifitas penurunan suhu tubuh pada
Ha diterima dan Ho ditolak.
anak demam sebelum perlakuan kompres
Kompres adalah salah satu metode
air hangat adalah 38,65˚C dan sesudah
fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak
diberikan perlakuan kompres air hangat
yang mengalami demam. Pemberian
kompres hangat pada daerah pembuluh darah suhu tubuh menjadi 37,27˚C. Pada uji
besar merupakan upaya memberikan Paired T-test menunjukkan nilai p
rangsangan pada area preoptik hipotalamus =0,0001 (p<0,05), di rumah sakit
agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal Telogorejo Semarang.
hangat yang dibawa oleh darah ini akan Adapun asumsi penelitian
menuju area hipotalamus merangsang kompres hangat memiliki pengaruh
preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal terhadap perubahan suhu tubuh pada
pasien febris khususnya anak-anak.

81 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

Kompres hangat termasuk tindakan mandiri DAFTAR PUSTAKA


yang harus diketahui oleh semua tenaga Dinkes, Sul-Sel. (2016). Propil data
kesehatan begitupun dengan orang tua. Maka pasien
dari itu diharapkan bagi orang tua untuk febris.http:/pojoksulseL.com.
memberikan tindakan kompres hangat kepada Hartina & Pertiwi. (2015).Efektifitas
anaknya yang mengalami demam. Kompres Kompres Air Hangat Terhadap
hangat berpengaruh karena pembuluh tepi Penurunan Suhu Tubuh Anak
dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi Demam Usia 1-3 Tahun Di SMC
sehingga pori-pori kulit akan membuka dan RS Telogorejo
mempermudah pengeluaran panas, sehingga Semarang.http://publikasihilmia
terjadi perubahan suhu tubuh. Oleh dari h.umc.ac.id.
itu penelitian ini peneliti mengambil Maharani. (2011). Perbandingan
kesimpulan bahwa kompres hangat Efektifitas Pemberian Kompres
Hangat Dan Tefid Water Spoge
berpengaruh terhadap perubahan suhu tubuh
Terhadap Penurunan
pada pasien febris diruangan instalsi gawat
Suhu Tubuh Balita Yang
darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Mengalami Demam Di
Sidrap. Puskesmas Rawat
Inap Karya Wanita Rumbai
KESIMPULAN Pesisir, Jurnal Universitas
Rerata suhu tubuh sebelum di berikan Riau.http://www.scribd.com/doc
tindakan kompres hangat pada pasien febris /73195543/all-ok.
di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Potter & Perry. (2010). Fundamental
Puskesmas Tanru Tedong kabupaten Sidrap Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba
dengan nilai mean 38,14 dan rerata suhu Medika Puskesmas Tanru Tedong.
tubuh sesudah di berikan tindakan kompres (2017). Instalasi Gawat Darurat
hangat pada pasien febris di ruangan instalasi Puskesmas Tanru Tedong
gawat darurat puskesmas Puskesmas Tanru
Kabupaten Sidrap.
Tedong kabupaten Sidrap dengan nilai hasil Purwanti & Ambarwati. (2013).
mean 37,54. Sedangkan Pada analisis bivariat Pengaruh Kompres Hangat
didaptkan nilai selisih rerata 0,65 dan nilai p Terhadap Perubahan Suhu
= 0,0001, sehingga ada pengaruh kompres Tubuh Pada Pasien Anak
hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada Hipertermia Di Ruang Rawat
pasien febris. Inap RSUD
Dr.MoewardiSurakarta.http://pu
SARAN blikasihilmiah.umc.ac.id.
Saran pada penelitian ini adalah Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan
diharapkan pihak puskesmas atau pelayanan Demam Pada anak. Yogyakarta:
kesehatan setempat dapat menetapkan Pustaka Pelajar
program penanganan Pasien febris
nonfarmakologis pemberian tindakan
kompres hangat dalam memberikan
perubahan suhu tubuh pada pasien febris.

82 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

Kesimpulan :
Demam adalah peroses alami tubuh
untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh ketika suhu tubuh meningkat melebihi
suhu tubuh normal (>37,2oC). Peningkatan
suhu tubuh mengakibatkan demam dan
menjadi salah satu manifestasi paling umum
penyakit pada anak. Kompres adalah salah
satu terapi non farmakologi yang mampu
manangani suhu tubuh anak yang mengalami
febris. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
05 Juni sampai dengan 05 Juli Tahun 2017 di
puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain quasi eksperimen
dengan rancangan pre and post test design,
sampel pada penelitian ini adalah pasien
anak yang mengalami febris di ruang
Setyowati & Lina. (2013). Hubungan Tingkat instalasi gawat darurat dengan jumlah
Pengetahuan Orang Tua
sampel sebanyak 17 orang. Tekhnik
Dengan Penanganan Demam
Pada Anak Balita Di Kampung pengambilan sampel adalah purposive
Bakalan Kadipiro sampling.
Banjarmasin Surakarta. Jurnal Stikes
PKU Muhammadiyah Pemberian kompres hangat pada
Surakarta.
daerah pembuluh darah besar merupakan
http://stikespku.com.pdf.
Setiawati. (2009). Pengaruh Tepid Sponge upaya memberikan rangsangan pada area
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
preoptik hipotalamus agar menurunkan
Dan Kenyamanan Pada Anak Usia
Pra Sekolah Dan Sekolah Yang suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa
Mengalami Demam Di Ruangan
oleh darah ini menuju hipotalamus akan
Perawatan
Anak Rumah Sakit meransang area preoptik mengakibatkan
Muhammadiyah Bandung, Jurnal
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.
Universitas Indonesia Fakultas Ilmu
Keperawatan. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya
http://www.digilib.ui.ac.id. pengeluaran panas tubuh yang lebih
banyak melalui dua mekanisme yaitu
dilatasi pembuluh darah perifer dan
berkeringat

83 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

84 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394

Anda mungkin juga menyukai