Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES PLESTER DENGAN PEMBERIAN KOMPRES

HANGAT TAPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK


TODDLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEMAM DI RUANGFLAMBOYAN C RSUD.
KANUDJOSO DJATIWIBOWO KOTA BALIKPAPAN

COMPARISON ABOUT GIVING PLASTER COMPRESS WITH GIVING WARM TEPID


SPONGE PLASTER COMPRESS TO DECREASE TODDLER (1-3 YEARS OLD ) WHO GETS
FEVER IN FLAMBOYAN C ROOM KANUDJOSO HOSPITAL BALIKPAPAN CITY

Rini Ernawati 1, Herlina Agustin 2

ABSTRAK
Latar belakang Demam adalah suatu respon pengaturan suhu tubuh yang adaptif terhadap suatu
rangsangan sistem imun (biologi dan kimia). Upaya dalam penanganan penurunan suhu tubuh dapat
dilakukan dengan cara pemberian kompres hangat tapid sponge dan kompres plester. Kedua cara
tersebut dapat dilakukan dalam penurunan suhu tubuh. Tapid sponge dengan benar dapat
menurunkan demam lebih cepat sedangkan kompres plester dapat menurunkan suhu demam dengan
waktu 8 jam pemasangan. Kedua kompres ini merupakan teknik kompres yang mudah dilakukan.
Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan pemberian kompres plester dengan kompres hangat tapid
sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak toddler yang mengalami demam di ruang
Flamboyan C RSUD. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Quasi Experiment
Equevalent dengan pendekatan pre test dan post test two group desaign. Responden akan dipilih
menjadi 2 yaitu kelompok kompres hangat tapid sponge dan kompres plester dengan cara accidental
sampling. Analisa data menggunakan independent t-test dan paired t-test.
Hasil penelitian Penurunan suhu tubuh tertinggi pada kelompok kompres hangat tapid sponge
pada menit ke 45 sebesar 38.06C dengan selisih suhu 1.25 derajat, sedangkan pada kelompok
kompres plester tidak terjadi penurunan suhu tetapi terjadi peningkatan 38.81C menjadi 38.98C
dengan selisih suhu -0.17 derajat.
Kesimpulan Penelitian ini yaitu adanya perbedaan antara pemberian kompres hangat tapid sponge
dengan pemberian kompres plester pada penurunan suhu tubuh pada anak usia toddler (1-3 tahun) di
RSUD. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan
Saran Peneliti menyarankan agar perawat dan orang tua dapat memberikan penanganan pertama
demam dengan memberi kompres hangat tapid sponge dari pada menggunakan kompres plester agar
suhu tubuh anak yang demam lebih cepat turun.

Kata kunci : tapid sponge, plester, suhu tubuh

ABSTRACT

Background Fever is a body temperature regulation response is adaptive to stimulation of the


immune system (biology and chemistry). Efforts to decrease body temperature can be done by giving
a warm compress tapid sponge and plaster compress. Both of these methods to decrease body
temperature.Tepid sponge can decrease fever quickly while the plaster compress can decrease a
fever with a temperature of 8 hours of installation time. Both of these are a technique that easy to do
Research purposes To knowing the difference giving the plaster compress with warm tepid sponge
compresses to decrease body temperature in toddler with fever in Flamboyant C room, Kanudjoso
Hospital. Balikpapan

Research methods The methods used is Quasi Experiment Equevalent research method with the
approach of pre-test and post-test two desaign group. Respondents will be selected into 2 groups of
warm tepid sponge compress and plaster compress with accidental sampling method. Analysis of
data starting independent t test and dependent t- test.
Result of Research The drop in temperatures are highest in the group apply warm tapid sponge in
minutes to 45 as much as 38.06C with the difference in temperature 1.25, meanwhile compress
plaster group not there was a decrease in temperature but there has been an increase in the 38.81C
become 38.98C with the difference in themperature -0.17.
Conclusion This study concluded to know the difference between giving a warm tepid sponge
compress with giving plaster compress on decreased body temperature for toddler (1-3 years old) in
RSUD. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

Keywords: tepid sponge, plaster, body temperature

PENDAHULUAN seperti memberikan dosis antiperetik dengan


Anak merupakan sumber daya manusia benar, mengukur suhu dengan termometer,
suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar menciptakan lingkungan yang nyaman untuk
tumbuh dan berkembang dengan optimal anaknya. Kurangnya pengetahuan ibu tentang
untuk melaksanakan tugas-tugas dimasa yang perawatan anak demam menyebabkan mereka
akan datang. melakukan terapi yang salah. Kesalahan
Anak merupakan individu yang berada mereka meliputi pemberian antiperetik
dalam suatu rentang perubahan berlebihan atau kurang dosisnya, menyelimuti
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga anak dengan selimut tebal, dan mempunyai
remaja. Masa anak merupakan masa keyakinan bahwa tumbuh gigi merupakan
pertumbuhan dan perkembangan yang penyebab demam.
dimulai dari bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain
toodler ( 1-3 tahun ), pra sekolah ( 3-5 Di rumah sakit Kanudjoso Djatiwibowo
tahun ), usia sekolah ( 5-11 tahun) hingga Balikpapan metode ini masih sedikit
remaja ( 11-18 tahun). Rentang ini berada digunakan karena masih menggunakan obat
antara anak satu dengan yang lain mengingat penurun panas dan orang tua kurang
latar belakang anak berbeda.1 menyadari untuk mengkompres anak mereka
Anak usia toodler bereaksi terhadap dengan kompres air hangat atau kompres
hospitalisasi sesuai dengan sumber stressnya. plester yang dapat menurunkan suhu tubuh
Sumber stress yang utama adalah akibat anak. Hal ini peneliti akan membedakan
perpisahan. Respon perilaku anak sesuai teknik kompres yang berbeda dalam
dengan tahapannya, yaitu tahap proses, putus menurunkan demam anak khusus nya anak
asa, dan pengingkaran (denial). Hasil dari usia toddler dengan menggunakan kompres
penelitian menunjukan 80 % orang tua fobia hangat tapid sponge dan kompres plester.
terhadap demam.2 Tujuan yang ingin dicapai dlam penelitian ini
Demam adalah suatu kondisi saat suhu meliputi :
badan lebih tnggi dari biasanya atau suhu 1. Mengidentifikasi karakteristik
diatas normal. Umumnya terjadi ketika responden, meliputi : usia, jenis
seseorang mengalami gangguan kesehatan.2 kelamin, diagnosa medik.
Upaya penanganan ketidaknyamanan 2. Mengidentifikasi suhu tubuh sebelum
berkaitan dengan demam sebaiknya di dasari dan sesudah diberi kompres hangat
oleh mekanisme proses terjadinya kehilangan tapid sponge.
panas. Adapun mekanisme tubuh kehilangan 3. Mengidentifikasi suhu tubuh sebelum
panas dapat terjadi konduksi , konveksi, dan sesudah diberi kompres plester
radiasi, dan evaporasi. Ada beberapa cara 4. Menganalisis perbedaan suhu tubuh
untuk menurunkan suhu tubuh anak yang pada kelompok kompres hangat tapid
demam dengan salah satunya kompres hangat sponge dan kompres plester
tapid sponge dan kompres plester.
Pengetahuan ibu, ketakutan dan METODE PENELITIAN
penatalaksanaan anak demam secara mandiri Penelitian ini menggunakan jenis
oleh ibu dapat mempengaruhi proses penelitian kuantitatif yang menggunakan
pengobatan demam dan kenyamanan pada experiment quation equivalent dengan
anak. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang rancangan Two Group Pretes and post Test .
perawatan anak demam, akan melakukan Populasi dalam penelitian ini adalah
tindakan yang tepat untuk mengatasi demam, pasien anak yang mengalami demam di ruang
Flamboyan C rumah skit Kanudjoso serebral yang lebih cepat pada perempuan di
Djatiwibowo Balikpapan pada tahun 2016 bandingkan laki-laki. 4
sebanyak 30 orang. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
Teknik pengambilan sampel bervariasi dari pada laki-laki karena
menggunakan accidental sampling. Besaran pengeluaran hormone progesterone pada masa
sampel ditetapkan berdasarkan jumlah sampel ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3
minimum eksperimen sehingga sampel dibagi 0,6C di atas suhu basal.
menjadi dua yaitu 15 reponden kelompok
kompres hangat tapid sponge dan 15 b. Usia
reponden kelompok plester.
Instrument yang digunakan adalah Tabel 4.2 distribusi karakteristik
kuisioner karalteristik responden, lembar responden berdasarkan jenis kelamin
observasi, dan thermometer digital. Dalam kelompok perlakuan dan kelompok plester
penelitian ini analisa data dilakukan setelah
selesau dilapangan menggunakan uji Karakteristik Frekuensi Presentase
independent t tes dan dependent t test. (%)
Usia kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan
a. 1 tahun 7 46.7
PENELITIAN
b. 2 tahun 6 40.0
1. Hasil Univariat c. 3 tahun 2 13.3
a. Jenis Kelamin Total 15 100.0
Usia kelompok
Tabel 4.1 distribusi karakteristik plester
responden berdasarkan jenis kelamin a. 1 tahun 2 13.3
kelompok perlakuan dan kelompok plester b. 2 tahun 9 60.0
c. 3 tahun 4 26.7
Karakteristik Frekuensi Presentase Total 15 100.0
(%)
Jenis kelamin Hasil dari karakteristik responden
kelompok perlakuan berdasarkan usia untuk kelompok kompres
a. Laki-laki
hangat tapid sponge yang mengalami demam
b. Perempuan 8 53.3
7 46.7
berumur 1 tahun sebanyak 7 orang (46,7%),
Total 15 100.0 sedangkan anak yang mengalami demam
Jenis kelamin dengan umur 2 tahun sebanyak 9 orang
kelompok plester (60%).
a. Laki-laki Usia sangat mempengaruhi metabolisme
b. Perempuan 9 60.0 tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga
6 40.0 memberi efek tidak langsung terhadap suhu
Total 15 100.0 tubuh. Pada neonatus dan bayi terdapat
mekanisme pembentukan panas melalui
Hasil dari karakteristik reponden pemecahan metabolisme lemak coklat
berdasarkan jenis kelamin kedua kelompok sehingga terjadi proses thermogenesis. Secara
ini di dominasi pada jenis kelamin laki-laki umum, proses ini mampu meningkatkan
sebanyak 8 responden (53.3%) pada metabolisme hingga lebih dari 100%.5
kelompok perlakuan dan 9 responden (60.0%) Pada balita dan anak belum terjadi
pada kelompok kompres plester. kematangan mekanisme pengaturan suhu
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan tubuh yang drastis terhadap lingkungan.
kecepatan metabolisme basal kira-kira 10- Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat
15% kecepatan normal, menyebabkan pubertas. Suhu tubuh normal akan terus
peningkatan produksi panas.3 Demam lebih menerus menurun saat sesorang semakin
sering terjadi pada anak laki-laki dari pada tua.5
perempuan dengan perbandingan 2:1 hal ini
memungkinkan disebabkan oleh maturasi
c. Jenis antipiretik
Karakteristik Frekuensi Presentase
Tabel 4.3 distribusi karakteristik (%)
responden berdasarkan jenis Diagnosa penyakit
antipiretik kelompok perlakuan dan kelompok perlakuan
a. DHF 13 86.7
kelompok plester
b. OBS. Febris 2 13.3
Total 15 100.0
Karakteristik Frekuensi Presentase
Diagnose penyakit
(%)
kelompok perlakuan
Jenis antipiretik a. DHF 10 66.7
kelompok perlakuan b. OBS. Febris 1 6.7
a. Paracetamol 15 100.0 c. Dehidrasi 4 26.7
b. Ibu profen 0 0 Total 15 100.0
Total 15 100.0
Jenis antipiretik
kelompok perlakuan Berdasarkan hasil karakteristik diagnose
a. Paracetamol 15 100.0 penyakit didaptkan banyak anak yang
b. Ibu profen 0 0 terdiagnosa penyakit berupa penyakit DHF
Total 15 100.0 sebanyak 13 orang (86.7%) pada kelompok
kompres hangat tapid sponge dan pada
Hasil karakteristik dapat disimpulkan kelompok kompres plester sebanyak 10 orang
bahwa semua anak menggunakan obat (66.7%).
penurun panas yaitu menggunakan obat Demam berdarah merupakan frekuensi
paracetamol. Obat paracetamol digunakan terbanyak karena peneltian ini dilakukan
setelah diberikan kompres hangat tapid pada bulan awal bulan Mei yang merupakan
sponge ataupun kompres plester. musim penghujan pada bulan Maret-Mei
Obat antipiretik yang di berikan dalam yang sangat mendukung untuk terjadinya
penelitian ini adalah paracetamol. demam berdarah.7 peneliti menyarankan
Paracetamol merupakan antipiretik yang agar berantisipsi dengan perubahan cuaca
sering direkomendasikan untuk menurunkan dikarenakan banyak penyakit yang timbul dan
demam.6 Anak demam yang kemudian penyakit DHF biasa muncul pada saat waktu
mendapatkan antipiretik, mengalami penghujan, sehingga dari data diatas banyak
penurunan suhu rata-rata sebesar 0,2C pada anak yang mengalami penyakit DHF.
30 menit setelah pemberian antipiretik.
Antipiretik bekerja dengan cara e. Distribusi kelompok post test kelompok
menghambat produksi prostagladin di kompres hangat tapid sponge dan kompres
hipotalamus anterior yang meningkat sebagai plester
respon adanya pirogen endogen. Hipotalamus Tabel 4.4 Distribusi kelompok post test
merupakan termoregulasi yang bertugas kelompok kompres hangat dan tapid sponge
sebagai pusat pengaturan suhu. Jika produksi
prostagladin menurun maka akan Suhu Mean Min. SD SE
tubuh Max
merangsang penurunan suhu tubuh
Post test 38.0 36.0 0.5672 0.27
kompres 39.7
d. Dignosa penyakit hngat
tapid
Tabel 4.4 distribusi sponge
karakteristikresponden berdasarkan Post 38.9 38.0 1.0548 0.14
diagnosa penyakit kelompok perlakuan kompres 39.7
dan kelompok plester plester

Berdasarkan hasil dari tabel 4.4 diatas


dapat dilihat terdapat mean pada kelompok
kompres hangat tapid sponge sebesar 38.00C
dan kompres plester sebesar 38.90C dan
standar deviasi pada kelompok kompres
hangat tapid sponge 0.5672 dan pada Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil nilai
kelompok plester 1.0548. bahwa nilai mean suhu tubuh anak pada
kelompok kompres plester sesudah diberikan
f. Rata-rata penurunan suhu kelompok perlakuan sebesar 38.98C dan nilai mean
plester dan kelompok kompres hangat suhu tubuh anak pada kelompok kompres
tapid sponge hangat tapid sponge sesudah diberikan
perlakuan sebesar 38.06C. Diperoleh
Hasil dari rata-rata penurunan suhu pula nilai p sebesar 0.000 yang berarti
kedua kelompok dapat dilihat dari sebelum p<(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
dan sesudah dilakukan perlakuan. ada pengaruh kompres yang diberikan pada
Tabel 4.5 Rata-Rata Penurunan Suhu penurunan suhu tubuh.
Tubuh Dari Seluruh Anak Demam Pada
Kompres Plester dan Kompres Hangat Ada perbedaan antara kedua kelompok
Tapid Sponge setelah diberi perlakuan dengan perbedaan
kompres yang diberikan selama 45 menit.

Factor yang menyebabkan demam adalah


benda asing yang terdiri dari infeksi virus,
bakteri, jamus, stress atau trauma. Demam
pada anak dipengaruhi oleh lingkungan, usia,
jenis kelamin, latihan, hormone, dan stess.

Kompres merupakan cara dalam


Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan menurunkan suhu tubuh anak. Dalam
bahwa penurunan suhu tubuh lebih cepat pada penurunan suhu tubuh ini terdapat dua cara
kelompok pemberian kompres hangat tapid untuk menurunkan suhu tububh yaitu cara
sponge dibandingkan dengan kompres plester kompres hangat tapid sponge dan kompres
dengan beda selisih rata-rata pada kelompok plester. Terapi yang diberikan kepada anak
kompres hangat 38.610C dan kelompok merupakan serangkaian upaya untuk
plester 38.880C, selisih suhu antara keduanya menurunkan suhu tubuh bila anak
pada kelompok kompres hangat tapid sponge mengalami demam. Kompres hangat tapid
1.25 sedangkan pada kelompok plester -0.17. sponge dimana dapat membuka pembuluh
darah untuk mengeluarkan keringat yang ada
2. Analisa Bivariat didalam tubuh.
a. perbedaan penurunan suhu tubuh pada
kelompok kompres plester dan kompres Namun fakta menunjukan bahwa
hangat tapid sponge pembaerian acetaminophen yang diiringi
dengan pemberian hydrotheraphy tapid
Tabel 4.6 hasil statistic analisis uji sponge memiliki keunggulan dalam
independent t test tentang perbedaan suhu mempercepat penurunan suhu anak dengan
tubuh sebelum dan sesudah terapi demam pada satu jam pertama
kompres hangat dan kompres plester dibandingkan dengan anak yang hanya di
beri aciteaminophen saja.8
p-- N
Mean Dalam menurunkan demam ada
value
Post kompres beberapa produk menawarkan dapat
hangat tapid 38.06 0.000 28 menurunkan suhu tubuh. Kompres plester
sponge
dapat digunakan untuk menurunkan
demam. Beberapa produk plester hidrogel
Post test penurun demam komersial yang ada di
kompres 38.98 28
Indonesia, merupakan produk import.
Pemberian plester hidrogel penurun
plester
demam dimaksudkan sebagai terapi
pendukung atau pertolongan pertama
untuk meredakan gejala demam, memberi plester menjadi suhu 38.98 dan didapatkan
rasa nyaman dan tenang bagi penderita hasil dari p value sebesar 0.256 > 0.05
demam khusus nya balita dan anak. Terapi didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
kompres bukan merupakan terapi utama perbedaan dan pengaruh pemberian
atau obat., karena itu tetap harus diberikan kompres plester.
obat antipiretik (penurun panas) atau
dilakukan pemeriksaan dokter untuk Hasil diatas menunjukan bahwa terapi
mengetahui penyebab demam.9 pemberian kompres plester bahwa tidak
ada pebedaan dan pengaruh terhadap
Bahwa dengan pemberian kedua pemberian kompres plester dalam
kompres ini dapat membedakan kompres penurunan suhu tubuh.9 Terapi kompres
hangat tapid sponge dan kompres plester plester dapat menurunkan suhu tubuh
manakah kompres yang lebih cepat dapat selama waktu pemakaian 8 jam
menurunkan suhu tubuh.
Menurut analisis peneliti bahwa terapi
a. Analisa perbedaan penurunan suhu antara kompres hangat tpid sponge mempunyai
kompres hangat tapid sponge pengaruh bermakna terhadap penuruna
suhu tubuh terhadap anak yang mengalami
Tabel 4.5 hasil analisa dependent t-test demam di rumah sakit Kanudjoso
perbedaan penurunan suhu tubuh Djatiwibowo. Pada kelompok perlakuan
dengan kompres hangat tapid sponge yang diberikan intervensi mengalami
penurunan suhu tubuh sedangkan pada
Mean p-- N kelompok kompres plester tidak ada
Rank value perubahan secara signifikan.
Pre 39.31 28
test 0.001 KESIMPULAN DAN SARAN
Post 38.06 28
test Dari tujuan penelitian ini dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
Berdasarkan dari tabel 4.5 diketahui
suhu tubuh sebelum 39.31 dan sesudah 1. Karakteristik responden berdasarakan
perlakuan sebesar 38.06 dengan nilai p usia 1 3 tahun, berjenis kelamin laki-
value 0.001 > 0.05, yang artinya ada laki dan perempuan, terdapat berbagai
pengeruh dan perbedaan dari suhu sebelum diagnosa penyakit seperti DHF, OBS.
dan sesudah diberi perlakuan. Febris, dan dehidrasi, jenis antipiretik
yang digunakan.
b. Analisa perbedaan penurunan suhu tubuh
pada kelompok kompres plester 2. Berdasarkan hasil identifikasi pada
kelompok perlakuan sebelum dilakukan
Tabel 4.6 hasil analisa dependent t-test kompres terdapat suhu 39.30C dan
perbedaan suhu tubuh dengan kompres setelah diberikan perlakuan terdapat
plester suhu 38.00C.

Mean p-- 3. Berdasarkan hasil identifikasi pada


N
Rank value
kelompok kompres plester sebelum
diberikan kompres sebesar 38.80C dan
Pre 38.81 28
setelah diberikan kompres menjadi
test -1.185
39.00C.
Post 38.98 28
test 4. Berdasarkan identifikasi pada kelompok
kompres perlakuan dan kelompok
Berdasarkan dari tabel 4.6 hasil kompres plester terdapat suhu kompres
statistik diatas didapatkan hasil suhu perlakuan sebesar 38.00C dan kompres
sebelum 38.81 dan sesudah diberi kompres plester sebesar 38.9. terdapat perbedaan
antara kedua kelompok tersebut dalam
penurunan suhu. 11. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini
didapatkan hasil bahwa penggunaan
5. Rata-rata dalam penurunan suhu tubuh kompres hangat tapid sponge lebih cepat
dalam waktu yang paling cepat terdapat dalam menurunkan suhu demam anak
pada suhu 45 menit pada kelompok dalam waktu 45 menit dan sedangkan
kompres hangat tapid sponge dengan pada kelompok kompres plester dalam
suhu sebelum diberikan perlakuan waktu 45 menit tidak terjadi penurunan
sebesar 39.310C menjadi 38.610C setelah suhu tubuh tetapi terjadi peningktan suhu
diberi kompres hangat tapid sponge. tubuh.

6. Rata-rata dalam penurunan suhu tubuh 12. Berdasarkan hasil statistik terdapat
pada kelompok plester, sebelum diberi perbedaan suhu kelompok yang
kompres plester sebesar 38.810C dan diberikan kompres hangat tapid sponge
setelah 45 menit kemudian menjadi sebesar 39.31C dan setelah dilakukan
38.880C dapat dilihat dari kenaikan suhu perlakuan sebesar 338.06C sedangkan
tubuh bahwa tidak ada penurunan setelah pada kelompok kompres plester sebelum
diberi kompres plester. diberi kompres sebesar 38.81C dan
setelah dilakukan kompres sebesar
7. Berdasarkan hasil identifikasi analisa 38.98C.
rata-rata kedua kelompok kompres
tersebut terdapat perbedaan selama 13. Berdasarkan secara klinis dapat dilihat
waktu pemberian dengan suhu kompres dari perubahan respon anak terhadap
plester sebesar 38.880C dan kelompok penurunan suhu, pada anak kelompok
kompres hangat tapid sponge dengan plester tidak adanya perubahan yang
suhu 38.610C dengan selisih suhu antara signifikan anak tetap rewel sedangkan
keduanya 0.37 derajat. pada kelompok kompres hangat tapid
sponge anak merasa nyaman dan segar
8. Hasil pengukuran dari uji independent t setelah diberi kompres seluruh tubuh dan
test terdapat hasil mean dari suhu tubuh rewel anak menjadi berkurang.
pemberian kompres plester sebsar
38.980C dan pada kelompok kompres Adapun saran, sebagai berikut :
hangat tapid sponge sebesar 38.060C 1. Bagi institusi kesehatan
dengan nilai p value sebesar 0.000 < RSUD. Kanudjoso Djatiwibowo sebagai
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa rumah sakit umum daerah yang mampu
ada pengaruh kompres yang diberikan menjaga kestabilan suhu tubuh anak
pada penurunan suhu tubuh. terhadap dari suatu penyakit terutama
demam yang sering dijumpai
9. Hasil pengukuran dari uji dependent t dimasyarakat. Dengan adanya tindakan
test terdapat hasil selisih suhu tubuh keperawatan yang dilakukan dirumah
pada kelompok kompres plester sebesar - sakit contohnya kompres hangat tapid
0.17 dan pada kompres hangat tapid sponge dapat mengurangi anak yang
sponge terdapat selisih suhu sebesar mengalai demam bila tidak ditangani
1.25. dengan cepat.

10. Hasil pengukuran suhu tubuh pada 2. Bagi responden


kelompok sesudah kompres plester dan Bagi para orang tua anak yang memiliki
sesudah kelompok kompres hangat tapid anak dalam kondisi demam dkarenakan
sponge terdapat selisih suhu 0.92 dengan penyakit yang diderita diharapkan dapat
nilai p- value 0.003 < 0.05 sehingga menggunakan metode kompres hangat
dapat disimpulkan bahwa terdapat karena lebih cepat dibandingkan
perbedaan antara pemberian kompres kompres plester yang membutuhkan
plester dan kompres hangat tapid waktu 8 jam pemakaian.
sponge.
3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai Plester Penurun
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Demam, (Submited To Jurnal
Hasil penelitian ini sebagai bahan Ilmiah Aplikasi Isotop Dan
masukan untuk penelitian selanjutnya Radiasi) Diakses Tanggal 3
yang dapat digunakan untuk No3454587 vember 2015
meningkatkan kemampuan perawat yang
berhubungan dengan kegiatan penelitian
keperawatan. Penelitian ini hanya
membandingkan kompres hangat tapid
sponge dengan kompres plester terhadap
penurunan suhu tubuh terhadap anak
demam. Penelitian selanjutnya dapat
menggunakan teknik kompres yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Yuniarti,S. (2015). Asuhan tumbuh


kembang neonates, bayi-balita,
dan anak prasekolah. Bandung.
Refika aditama
Kania,Nia.(2010).Penatalaksanaan
Demam Pada Anak.
Http://Pustaka.Unpad.ac.id/wp.contea
t/ploads/2010/penatalaksanaan-
demam-pada-anak.pdf. Diakses 3
November 2015
Pearce,C Evelyn.(2009). Anatomi untuk
paramedis. Jakarta. Gramedia
Potter & Perry,(2006). Buku ajar
fundamental of nursing konsep
proses dan prakter. Jakarta : EGC.
Thompson,H.J.dkk.(2009). Insentive care
unit management of fever
following traumatic brain injury.
Intensive critical cae
nursing,23(2),91-96.
Zein.(2010). Kompres demam dalam
http://forum.wgaul.com/showthread.p
hp?t=25943, diakses pada tanggal
6 Juni 2016
Darmawan.D,Dkk.(2008). Pengembangan
Hidrogel Berbasis Polivinil
Pirolidon (Pvp) Hasil Iradiasi
Berkas Elektron Sebagai Plester
Penurun Demam. Diakses Tanggal
3 November 2015
Darmawan D, Lely H.(2010). Sintesis
Hidrogel Polivinil Pirolidon
(Pvp)-Pati Dengan Iradiasi Sinar
Gamma Dan Potensi Aplikasinya

Anda mungkin juga menyukai