Anda di halaman 1dari 11

1

PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN TERAPI


SENTUHAN TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM DI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

Swasti Jamalina Ratnasari


Email:

Abstrak
Demam dapat dihubungkan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal atau sistemik.
Oleh karena itu demam harus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak
negatif pada anak. Terapi kompres hangat dan terapi sentuhan merupakan terapi non
farmakologis untuk menurunkan demam anak. Penelitian bertujuan perbedaan efektifitas
antara terapi kompres hangat dan terapi sentuhan terhadap penurunan demam pada anak usia
di RSI Banjarnegara. Metode penelitian menggunakan rancangan penelitian quasy
experiment dengan pendekatan pre-test post-test design. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 30 responden yang terbagi dalam 2 kelompok penelitian. Tehnik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling dan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan
tidak terdapat perbedaan efektifitas antara terapi kompres hangat dan terapi sentuhan
terhadap penurunan demam pada anak di RSI Banjarnegara dengan p value 0,161. Oleh
karena itu, terapi kompres hangat dan terapi sentuhan merupakan terapi non farmakologis
yang efektif untuk menurunkan demam pada anak di RSI Banjarnegara.

Kata Kunci: Demam, Terapi Kompres hangat, Terapi Sentuh

Abstract

Fever can be associated with infection which can be local or systemic infection. Therefore,
fever must be handled properly because there are several negative impacts on children.
Warm compress therapy and touch therapy are non-pharmacological therapies to reduce
fever in children. This study aims to determine the difference in effectiveness between warm
compress therapy and touch therapy on reducing fever in children at RSI Banjarnegara. This
research design uses a quasi-experimental approach with a pre-test post-test design
approach. The number of samples in this study were 30 respondents who were divided into 2
research groups. The sampling technique used was accidental sampling and total sampling.
The results showed there is no difference in effectiveness between warm compress therapy
and touch therapy on reducing fever in children aged 1-5 years at RSI Banjarnegara with a p
value of 0.161. Therefore, warm compress therapy and touch therapy are effective non-
pharmacological therapies to reducing fever in children at RSI Banjarnegara.

Keywords: Fever, Warm Compress Therapy, Touch Therapy

PENDAHULUAN
2

Demam pada anak merupakan salah Penanganan yang biasa dilakukan


satu masalah kesehatan yang umum di pada kasus anak dengan demam/febris
jumpai pada anak. Penyakit – penyakit untuk menurunkan suhu tubuh anak
yang ditandai dengan adanya demam meliputi penatalaksanaan farmakologis
dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu dan penatalaksanaan non farmakologis.
demam mungkin berperan dalam Tatalaksana demam secara non
meningkatkan perkembangan imunitas farmakologis menggunakan media
spesifik dan nonspesifik dalam membantu kompres air dapat memelihara suhu tubuh
pemulihan atau pertahanan terhadap sesuai dengan fluktuasi suhu tubuh pasien.
infeksi [ CITATION Sod12 \l 1033 ]. Penggunaan kompres hangat dapat
Demam terjadi karena ketidakmampuan menurunkan suhu tubuh melalui proses
mekanisme kehilangan panas untuk evaporasi [CITATION Pur17 \l 1033 ].
mengimbangi produksi panas yang
Kompres yang diberikan pada anak
berlebih sehingga terjadi peningkatan
demam yaitu kompres hangat karena
suhu tubuh naik lebih dari 37,5ºC yang
dengan kompres hangat yang diletakkan
disebut dengan hipertermi atau demam
pada lipatan tubuh dapat membantu proses
[ CITATION Mah15 \l 1033 ].
evaporasi atau penguapan panas tubuh
Badan Kesehatan Dunia (WHO) [ CITATION Dew16 \l 1033 ]. Kompres
memperkirakan jumlah kasus demam di hangat menyebabkan suhu tubuh di luar
seluruh dunia mencapai 16 – 33 juta akan hangat sehingga tubuh akan
dengan 500 – 600 ribu kematian tiap menginterpretasikan bahwa suhu di luar
tahunnya [ CITATION Set13 \l 1033 ]. Di cukup panas, akhirnya tubuh akan
Indonesia penderita demam sebanyak 465 menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
(91.0%) dari 511 ibu yang memakai supaya tidak meningkatkan suhu pengatur
perabaan untuk menilai demam pada anak tubuh, dengan suhu di luar hangat akan
mereka sedangkan sisanya 23,1% saja membuat pembuluh darah tepi di kulit
menggunakan thermometer [ CITATION melebar dan mengalami vasodilatasi

Set13 \l 1033 ]. Demam pada anak sehingga pori pori kulit akan membuka

merupakan keluhan sering ditunjukkan dan mempermudah pengeluaran panas

pada saat anak mendapatkan pelayanan [ CITATION Sor19 \l 1033 ].


kesehatan meliputi 19-30% kunjungan.
3

Terapi non farmakologis lain yang Metode penelitian menggunakan


dapat menurunkan demam adalah terapi rancangan penelitian quasy experiment
sentuhan. Aliran darah melalui kulit dapat dengan pendekatan pre-test post-test
mencapai 30% dari darah yang design. Jumlah sampel pada penelitian ini
dipompakan jantung. Panas berpindah dari sebanyak 30 responden yang terbagi
darah, ke permukaan kulit dan hilang ke dalam 2 kelompok penelitian. Tehnik
lingkungan melalui mekanisme pengambilan sampel menggunakan
kehilangan panas, sehingga ketika kulit accidental sampling dan total sampling.
bayi yang panas disentuhan oleh kulit Instrumen penelitian pada pengukuran
yang dingin maka akan mengalami suhu adalah thermometer digital jenis
perpindahan panas karena kulit bayi thermometer gun type XS-IFT002B,
sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan instrument penelitian pada terapi sentuhan
[ CITATION Pot11 \l 1033 ]. adalah prosedur terapi sentuhan, dan
instrument terapi kompres hangat adalah
Rumah Sakit Islam (RSI) prosedur kompres hangat yang telah di
Banjarnegara merupakan salah satu sahkan dalam SPO Tindakan keperawatan
Rumah Sakit Swasta yang terdapat di kompres hangat. Teknik pengumpulan
Kabupaten Banjarnegara. Hasil penelitian data dilakukan melalui pemeriksaan pada
awal menunjukkan jumlah kasus demam responden untuk mengetahui data
anak usia di bawah lima tahun dalam perbedaan efektifitas terapi sentuhan dan
periode Januari-Desember 2020 berjumlah terapi kompres hangat terhadap penurunan
505 anak. Sebagian besar tatalaksana demam pada anak. Responden didata dan
demam pada anak dilakukan melalui kemudian dikumpulkan, responden
terapi farmakologis dan kompres hangat. diminta untuk mengisi informed consent
Terapi sentuhan belum menjadi salah satu yang menyatakan kesediaan untuk terlibat
komponen Tindakan keperawatan dalam dalam penelitian ini.
manajemen demam di Panduan Asuhan
Keperawatan (PAK) di RSI Banjarnegara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI Distribusi karakteristik responden


ditabulasikan sebagai berikut:
4

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Jenis kelamin pada kelompok


Responden terapi kompres hangat dan terapi
sentuhan memiliki proporsi
Kategori Kompres Terapi
Hangat Sentuhan karakteristik jenis kelamin yang sama.
Karakteristik jenis kelamin pada
n % n %
masing-masing kelompok penelitian,
Usia Anak menunjukkan perempuan lebih
< 1 tahun 5 34 2 13 dominan dengan jumlah 10 responden

1-3 tahun 8 53 11 74 (67%) daripada jenis kelamin laki-laki


berjumlah 5 responden (33%).
4-5 tahun 2 13 2 13

Jenis kelamin Lama hari rawat responden pada


masing-masing kelompok penelitian
Laki-laki 5 33 5 33
meimiliki proporsi jumlah yang sama.
Perempuan 10 67 10 67
Karakteristik lama hari rawat pada
Lama Hari masing-masing kelompok penelitian
Rawat
menunjukkan < 3 hari merupakan
< 3 hari 13 87 13 87
kelompok dominan pada masing-
>3 hari 2 13 2 13 masing kelompok sebesar 13 responden
(87%) sedangkan 2 responden (13%)
pada masing-masing kelompok
Usia anak pada kelompok terapi meimiliki lama hari rawat > 3 hari.
kompres hangat sebagian besar berusia
Analisis pengaruh terapi pengaruh
1-3 tahun dengan jumlah 8 responden
terapi kompres hangat terhadap
(53%) dan terdapat 5 responden (34%)
penurunan demam pada anak di RSI
berusia < 1 tahun, sedangkan hanya
Banjarnegara ditabulasikan sebagai
terdapat 2 responden (13%) yang
berikut:
berusia 4-5 tahun. Usia responden pada
kelompok terapi sentuhan sebagian
Tabel 2. Pengaruh Terapi Sentuhan
besar berusia 1-3 tahun dengan jumlah
terhadap Penurunan Demam Pada
11 responden (74%) dan responden usia
Anak di RSI Banjarnegara
< 1 tahun dan 4-5 tahun masing-masing
Sig (2-
Mean t df
berjumlah 2 responden (13%). tailed)
Suhu Suhu
5

sebelum sesudah
38.33 37.88 5.3 14 0.000
69
Hasil menunjukkan jika rerata suhu
sebelum terapi sentuhan adalah 38.30C,
Rerata suhu sebelum terapi dan rerata suhu setelah terapi kompres
0
kompres hangat adalah 38.33 C, dan hangat adalah 37,680C. Hal ini
rerata suhu setelah terapi kompres menunukkan terjadi perubahan
0
hangat adalah 37,88 C. hal ini (penurunan) suhu rata-rata 0,6260C pada
menunukkan terjadi perubahan responden setelah perlakuan terapi sentuh.
0
(penurunan) suhu rata-rata 0,453 C Hasil uji Paired Sample T-Test kelompok
pada responden setelah perlakuan perlakuan kompres hangat diperoleh nilai
kompres hangat. Hasil uji Paired thitung 7.296 dan nilai signifikansi atau p-
Sample T-Test kelompok perlakuan value sebesar 0.000, karena nilai
kompres hangat diperoleh nilai thitung signifikansi atau p-value ≤ 0.05 (0.000 ≤
5.369 dan nilai signifikansi atau p-value 0.05), maka terdapat perbedaan derajat
sebesar 0.000, karena nilai signifikansi suhu tubuh.
atau p-value ≤ 0.05 (0.000 ≤ 0.05),
maka terdapat perbedaan derajat suhu Hasil uji analisis statistik

tubuh. perbedaan efektifitas antara terapi

Analisis pengaruh terapi pengaruh kompres hangat dan terapi sentuhan

terapi sentuhan terhadap penurunan terhadap penurunan demam pada anak

demam pada anak di RSI Banjarnegara di RSI Banjarnegara adalah sebgai

ditabulasikan sebagai berikut: berikut:

Tabel 3. Pengaruh Terapi Sentuhan


terhadap Penurunan Demam Pada
Anak di RSI Banjarnegara
Sig (2-
Mean t df
tailed)
Suhu Suhu
sebelum sesudah
38.30 37.68 7.296 14 0.000
6

/ sensitive periods for using hands,


sehingga rentan mengalami penyakit
Tabel 4 Perbedaan efektifitas antara
infeksi (Karsaeni, 2019). Hasil penilitian
terapi kompres hangat dan terapi
menunjukan responden yang mengalami
sentuhan terhadap penurunan demam
kenaikan suhu tubuh terbanyak adalah
pada anak
responden yang berumur antara 1-3 tahun.

Mean
df Sig. (2-tailed)
Difference
Berdasarkan data pada tabel diatas,
hasil uji perbedaan kelompok perlakuan 28 0.161 -.1733
kompres hangat dengan terapi sentuhan
27.992 0.161 -.1733
terhadap penurunan demam anak di RSI Usia merupakan salah satu faktor yang
Banjarnegara diperoleh nilai signifikansi dapat berpengaruh terhadap perubahan
atau p-value sebesar 0.161. Nilai suhu tubuh. Pada anak- anak dibawah lima
signifikansi atau p-value > 0.05 (0.161 > tahun masih memiliki mekanisme kontrol
0.05), maka disimpulkan tidak terdapat suhu tubuh yang imatur dan dapat naik
perbedaan terapi kompres hangat dan dengan cepat (Potter & Perry, 2010).
terapi sentuhan terhadap penurunan
demam pada anak di RSI Banjarnegara. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin pada kelompok kompres
hangat menunjukan lebih banyak
responden laki-laki (15 responden) dan
PEMBAHASAN
responden perempuan lebih sedikit (4

Karakteristik Responden responden), namun pada kelompok


kompres hangat responden perempuan
Distribusi frekuensi responden lebih banyak (13 responden) dan
berdasarkan umur pada kedua kelompok responden laki-laki lebih sedikit (6
lebih banyak responden yang berumur 1-3 responden). hasil penelitian tidak sesuai
tahun. Hal tersebut kemungkinan terjadi dengan beberapa penelitian sebelumnya
karena imunitas anak pada rentang usia 1- yang menunjukkan responden laki-laki
3 tahun belum sempurna dan pada rentang lebih rentan mengalami infeksi. Pada
usia 1-3 tahun memasuki tahap penelitian sebelumnya yang diteliti oleh
perkembangan sensitif penggunaan tangan Permatasari (2012), mengemukakan
7

bahwa responden dengan jenis kelamin dan terapi sentuhan efektif terhadap
laki-laki lebih banyak mengalami penurunan suhu tubuh pada anak
kenaikan suhu tubuh dibanding responden demam tifoid dengan hipertermi. Nilai
perempuan. Jenis kelamin merupakan signifikansi atau p-value dari kompres
satu faktor yang dapat mempengaruhi hangat sebesar 0.000, karena nilai
suhu tubuh, pada laki-laki suhu tubuh signifikansi atau p-value ≤ 0.05 (0.000
lebih tinggi daripada perempuan, hal ini ≤ 0.05) maka terdapat keefektifan
diakibatkan karena kegiatan metabolisme kompres hangat terhadap penurunan
tubuh (Mubarak et al., 2015). demam pada anak.

Distribusi responden berdasarkan Penelitian Anisa (2019)


waktu lama rawat inap menunjukan menyebutkan perawatan yang telah
dilakukan terhadap anak demam dengan
responden yang mengalami
cara dikompres air hangat didapatkan
kenaikan suhu tubuh lebih banyak pada
rata-rata penurunan suhu sebesar 0.4 ⁰C
< 3 hari saat rawat inap. Hal tersebut
per hari dan dilakukan selama 3 hari.
dapat disebabkan karena pasien yang
Hasil perawatan menunjukkan bahwa
sudah mendapatkan perawatan yang
terjadi penurunan setelah dilakukan
intensif di ruang rawat inap sehingga
kompres air hangat sesuai target yang
suhu tubuh pasien dapat mengalami
ingin dicapai. Dapat disimpulkan bahwa
penurunan atau normal. Pada anak
kompres air hangat efektif menurunkan
yang mengalami demam gejala demam
demam pada klien di RSUD
biasanya berkembang selama 2-3 hari
Temanggung. Teknik kompres hangat
disertai dengan gejala yang lain seperti
dapat mempercepat vasodilatasi
anoreksia, mialgia, malaise, dan nyeri
pembuluh darah perifer diseluruh tubuh
kepala. ([ CITATION Nel12 \l 1033 ].
sehingga pengeluaran panas dari tubuh
melalui kulit lebih cepat dibandingkan
Perbedaan efektifitas antara terapi
teknik kompres hangat yang hanya pada
kompres hangat dan terapi sentuhan
daerah tertentu seperti aksila dan dahi.
terhadap penurunan demam pada anak
Perubahan pembuluh darah diatur oleh
di RSI Banjarnegara
pusat vasometer pada medulla
Uji analisis statistik hasil penelitian oblongata dari tangkai otak, dibawah
diperoleh bahwa teknik kompres hangat pengaruh hipotalamik bagian anterior
8

sehingga terjadi vasodilatasi. Dengan 1033 ]


terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
Hasil uji analisis statistik
pembuangan atau kehilangan energi
perbedaan efektifitas antara terapi
panas melalui kulit meningkat (yang
kompres hangat dan terapi sentuhan
ditandai dengan tubuh mengeluarkan
terhadap penurunan demam pada anak
keringat), kemudian suhu tubuh dapat
di RSI Banjarnegara adalah nilai
menurun atau normal. (Potter & Perry,
signifikansi atau p- value sebesar 0.161,
2011).
karena nilai signifikansi atau p-value >
Nilai signifikansi atau p-value dari 0.05 (0.161 > 0.05) maka disimpulkan
terapi sentuhan sebesar 0.000, karena tidak ada perbandingan keefektifan
nilai signifikansi atau p-value ≤ 0.05 yang signifikan antara kompres hangat
(0.001 ≤ 0.05) maka terdapat dan terapi sentuhan terhadap penurunan
keefektifan terapi sentuhan terhadap suhu tubuh pada anak demam di RSI
demam pada anak di RSI Banjarnegara. Banjarnegara. Hasil uji analisis statistik
Balita rentan terhadap perubahan tanda- ini telah menjawab hipotesa penelitian
tanda vital seperti penelitian yang yaitu H0 diterima dan Ha ditolak.
dilakukan oleh Ramada, Fabiane, dan
Tidak adanya perbedaan yang
Mariana (2013) di Rumah Sakit
signifikan membuktikan jika kedua
Israelita Albert Einstein, Sao Paulo, SP,
jenis terapi komplementer ini memiliki
Brazil tentang Therapeutic touch
karakter yang sama untuk menurunkan
didapatkan hasil analisis dari tanda-
demam pada rentang 37,50C sampai
tanda vital bayi sebelum dan sesudah
dengan 390C. Mekanisme penurunan
dilakukan terapi sentuhan menunjukkan
suhu dengan terapi kompres hangat dan
nilai rata-rata mengalami penurunan.
sentuhan yaitu kulit mengatur suhu
Semua perbedaan diamati secara
melalui insulasi/pembungkusan tubuh,
statistik menunjukan hasil yang
vasokontriksi dan sensasi suhu. Sesuai
signifikan melalui uji Wilcoxon (p
teori kehilangan panas melalui konduksi
<0,05), bahwa terapi sentuhan efektif
(kontak kulit ke kulit), penurunan suhu
memberikan manfaat relaksasi,
pusat akan diikuti respon fisiologi
sehingga mengurangi tingkat
termasuk penurunan produksi panas,
metabolisme basal, dan penurunan
peningkatan aliran darah ke kulit, serta
tanda-tanda vital [ CITATION Ram13 \l
9

peningkatan pelepasan panas melalui


kulit (Parry & Potter, 2011).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan


efektifitas antara terapi kompres hangat
dan terapi sentuhan terhadap penurunan
demam pada anak di RSI Banjarnegara
dapat disimpulakn bahwa terdapat
pengaruh terapi kompres hangat dan terapi
sentuh terhadap penurunan demam pada
anak di RSI Banjarnegara dengan masing-
masing p value 0,000. Hasil analisis
perbedaan menunjukkan tidak terdapat
perbedaan efektifitas antara terapi
kompres hangat dan terapi sentuhan
terhadap penurunan demam pada anak di
RSI Banjarnegara dengan p value 0,161.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, K., 2019. Efektifitas Kompres Hangat Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada an.D
Dengan Hipertermia. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan Vol. 5(2), p. 122–
127.

Asmadi, 2012. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Anak dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Ayu, E. I., 2015. Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo. Jurnal Ners dan
Kebidanan, Volume 3 (1), pp. 10-14.

Bijari et al, 2012. Gantle Human Touoch and Yakson: The Effect on Preterm's Behavioral
Reactions. ISRN Nursing, pp. 1-6.

Deswita, B. R. Y., 2011. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis
Bayi Prematur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 5 (156), pp. 227-233.
10

Dewi, A. K., 2016. Penurunan Suhu Tubuh antara Pemberian Kompres Hangat dengan Tepid
Sponge Bath pada Anak Demam. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, Volume 1(1), pp. 63-
71.

Hartini, S. M., 2011. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Suhu Tubuh Bayi yang
Mengalami demam di RS Telogorejo dan RB Mardi Rahayu Semarang, Jakarta: Publikasi
Tesis FIK Universitas Indonesia.

Hartini, S. P., 2015. Efektifitas Kompres Air Hangat terhadap Penurunan Suhu Tubuh ANak
Demam Usia 1-3 Tahun di SMC RS Telogorejo Semarang, Semarang: Publikasi Karya Ilmiah
STIKES Telogorejo .

Kozier, Berman & Synder, 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Lapau, 2012. Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan
DIsertai Pedoman bagi Mahasiswa S-1, S-2 dan S-3. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Mahdiyah, D. R., 2015. Perbedaan Efektifitas Kompress Hangat Basah dan Plester KOmpres
terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Typhoid. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan, Volume 6 (1), pp. 35-47.

Mubarak, I. I. L. S. J., 2015. Buku 1 Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Nelson, 2012. Ilmu Keperawatan Anak Edisi 15, Alih Bahasa Indonesia, A. Samik Wahab.
Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nurarif, 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NOC-
NIC. Yogyakarta: Medi Action.

Nursalam, 2015. Metodologi Ilmu Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: Salemba.

Pambudi, 2018. Efektifitas kompres hangat rebusan jahe emprit dan jahe merah terhadap
perubahan intensitas nyeri sendi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Magetan di Asrama Ponorogo, Madiun: Publikasi Skripsi STIKES Bhakti Husada Mulia.

Potter & Perry, A. G., 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. (konsep, proses, dan
praktik). Jakarta: EGC.

Pujiati, 2017. Pengaruh terapi sentuahan terhadap penurunan suhu tubuh pada bayi usia 2-
12 bulan di Puskesmas Lebdosari Semarang, Semarang: Publikasi Karya ilmiah STIKES
Telogorejo.
11

Purwaningsih, 2019. Pengaruh skin to skin contact (PMK) terhadap penurunan suhu tubuh
pada bayi demam. Jurnal Perawat Indonesia, Volume 2 (1), pp. 79-84.

Purwanti, S., 2017. Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien
anak hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan, Volume 1 (2), pp. 81-86.

Ramada, A. C., 2013. Therapeutic touch: influence on vital signs. einstein Vol 11 (4), pp.
421-425.

Ridho, 2012. Bekam sinergi: Rahasia sinergi pengobatan nabi, medis modern dan
traditional chinese medicine. Solo: Aqwamedika.

Saryono, 2011. Metodologi penelitian keperawatan. Purwokerto: UPT. Percetakan dan


Penerbitan UNSOED.

Setyowati, L., 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan
Demam Pada Anak Balita Di Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari Surakarta, Surakarta:
Publikasi Skripsi STIKES PKU Muhamadiyah Surakarta..

Sherwood, L., 2011. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi 2. Jakarta: EGC.

Sodikin, 2012. Prinsip perawatan demam pada anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sorena, 2019. Efektifitas kompres hangat terhadap suhu tubuh pada anak di RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu. Jurnal Vokasi Keperawatan, Volume 2 (1), pp. 17-24.

Sugiono, 2019. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sultoni, A. M., 2018. Efektivitas kompres hangat jahe merah dalam mengurangi intensitas
nyeri sendi penderita hiperurisemia di Posyandu Lansia Kidul Dalam RW 06, Malang:
Publikasi Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Thobaroni, I., 2015. Asuhan keperawatan demam, s.l.: Artikel Kesehatan.

Wardiyah, A., 2016. .et. Al.2016. Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan
tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam di Ruang
Alamanda RSU Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Holistik Jurnal Keperawatan,
Volume 10 (1), pp. 36-44.

Yuliastri & Arnis, 2016. Keperawatan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai