Anda di halaman 1dari 24

TUGAS LITERATUR REVIEW

PENGALAMAN BELAJAR KLINIK (PBK) KEPERAWATAN DASAR PROFESI

“Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat dan Teppid Sponge untuk menurunkan demam”

Oleh :

Shintya Rahayu P07220420027


Siska Elfrida P07220420028
Rizki Nurbaiti P07220420029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS POLITEKNIK


KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN
AKADEMIK 2020/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia dirancang sedemikian rupa untuk selalu mempertahankan suhu tubuhnya di

rentang nilai normal yaitu 36,5oC-37,5oC. Suhu tubuh normal dapat dipertahanka karena adanya

keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas. Baik dari dalam atau luar tubuh

manusia, banyak faktor yang dapat memengaruhi keseimbangan suhu tubuh. Faktor endogen

misalnya patogen, bakteri, virus, suhu lingkungan, serta faktor endogen seperti stres, proses penyakit,

gangguan hormon dan meningkatnya metabolisme tubuh. Bakteri, virus dan mikroorganisme lain jika

masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi inflamasi, karena adanya respon dari sel darah putih

dan prostaglandin yang mengaktifkan peningkatan suhu di hipotalamus sehingga suhu set point

hipotalamus meningkat. Akibat peningkatan suhu set point, tubuh akan melakukan mekanisme untuk

menyamakan suhu tubuh dengan suhu setpoint hipotalamus. Terjadi respon berupa peningkatan

produksi dan penurunan pengeluran panas dan tubuh menjadi demam. Badan Kesehatan Dunia

(WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 –

600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013)

Penanganan demam dapat dilakukan dengan teknik non-farmakolgis dan teknik

farmakologis. Tindakan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat antipiretik, jika tindakan non

farmakologis yaitu dengan dilakukan tindakan tambahan setelah diberikan obat antipiretik. Tindakan

non farmakologis seperti memberikan minuman yang banyak, ditempatkan dalam tempat yang suhu

nya normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal dan kompres. Namun, Banyak ditemukan di

lapangan pelaksanaan kompres hanget ataupun water tepid sponge jarang dilakukan oleh perawat.

Perawat cenderung lebih sering memberikan antipiretik ketika anak mengalami hipertermi

(Arieswati, 2016).

Water teppid sponge merupakan prosedur untuk meningkatkan kontrol kehilangan panas

tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang dilakukan pada pasien yang mengalami demam tinggi.

Tujuan dari tepid sponge ini untuk menurunkan suhu tubuh pada orang yang mengalami hipertermi

2
(Hidayati, 2014). hampir sama dengan water tepid sponge, kompres hangat dilakukan dengan cara

menggunakan handuk atau waslap yang dicelupkan di air setelah itu ditempelkan di tempat tertentu

sehingga dapat menurunkan panas (Wardaniyah, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan pengaruh kompres hangat dengan kompres

dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien anak karena 3 infeksi di BP RSUD Djojonegoro

Temanggung menunjukkan hasil bahwa water tepid sponge sangat efektif dalam mengurangi suhu

tubuh pada anakdengan hipertermia dan juga membantu dalam mengurangi rasa sakit atau

ketidaknyamanan (Suprapti, 2008). Selain itu penelitian tentang perbandingan efektivitas dari water

tepid sponge dan obat antipiretik dengan hanya obat antipiretik saja dalam pengelolaan demam pada

anak menunjukkan hasil bahwa penurunan suhu tubuh dengan menggunakan water tepid sponge dan

obat antipiretik lebih signifikan daripada hanya dengan obat antipiretik saja (Thomas, et al, 2009).

Berdasarkan pemaparan di atas, kompres hangat dan teppid sponge sama-sama bisa untuk

menurunkan suhu tubuh, sehingga penelitian ini tertarik untuk mengetahui perbandingan efektivitas

kompres hangat dengan teppid sponge dalam menurunkan suhu tubuh.

B. Rumusan Masalah (Analisa Pico)

P (Problem & Patient) : peningkatan suhu tubuh (demam)

I (Intervention) : kompres hangat

C (Comparations) : teppid sponge

O (Outcome) : penurunan suhu tubuh

C. Tujuan

Untuk mengetahui perbandingan efektivitas kompres hangat dengan teppid sponge dalam
menurunkan suhu tubuh.
D. Manfaat

1. Institusi Rumah Sakit

3
Hasil telaah jurnal dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit terutama untuk perbaikan layanan keperawatan manajemen peningkatan suhu

tubuh dengan membuatkan SOP baku untuk pelaksanaan teppid sponge.

2. Institusi Pendidikan

Untuk bahan masukan dalam proses belajar mengajar mengenai keefektifan kompres hangat dan

teppid sponge dalam menurunkan suhu tubuh.

3. Manfaat Teoritis

Hasil telaah jurnal diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya disiplin ilmu keperawatan. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat

memberikan informasi bagi para pengajar, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya tentang kemajuan

riset keperawatan khususnya untuk meningkatkan pengatahuan pengkajian gawat darurat.

4
BAB II

TELAAH JURNAL

A. DESKRIPSI JURNAL :

JUDUL JURNAL 1

Differences in the Effectiveness of Warm Compresses with Water Tepid Sponge in Reducing Fever
inChildren: A Study Using a Quasi-Experimental Approach

Riska Hediya Putri, Yetty Dwi Fara, Rusmala Dewi, Komalasari

Riona Sanjaya, Hamid Mukhlis

Universitas Aisyah Pringsewu

STIKES Panca Bhakti Bandar Lampung, Indonesia.

Publikasi : International Journal of Pharmaceutical Research | Oct - Dec 2020 | Vol 12 | Issue 4

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL

Apa masalah penelitian?

Bagaimana perbedaan pengaruh kompres hangat dengan kompres dingin terhadap penurunan
suhu tubuh

Seberapa besar masalah tersebut?

tindakan water tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang cukup
besar. Namun, Keluarga klien belum mengetahui kompres hangat dengan teknik Water Tepid
Sponge dan di rumah sakit belum terdapat standar operasional prosedur tentang teknik Water
Tepid Sponge

Dampak masalah jika tidak diatasi?

Peningkatan suhu tubuh


Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan
dengan harapan/target?
tindakan water tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang cukup
besar. Namun, Keluarga klien belum mengetahui kompres hangat dengan teknik Water Tepid
Sponge dan di rumah sakit belum terdapat standar operasional prosedur tentang teknik Water
Tepid Sponge

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian kompres hangat dan air rendaman sponge
untuk mereduksi suhu pada anak-anak di kamar bayi

5
Desain penelitian apa yang digunakan?

Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?
Iya menggunakan kelompok kontrol

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Tidak melakukan randomisasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

Tidak melakukan randomisasi

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

Tidak dilakukan dalam penelitian

Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan


pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

Tidak dijelaskan

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat


mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control .
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

Tidak dijelaskan

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi adalah klien anak yang menglami demam di ruang anak Rumah Sakit Bumi Waras
Kota Bandar Lampung pada januari 2019

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Pasien demam sebanyak orang di ruang anak Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar
Lampung pada januari 2019 sebanyak 30 pasien.

Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?

consecutive sampling

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

penghitungan jumlah sampel tidak dijelaskan, didapatkan data sampel sebanyak 30


pasien. 6
PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA
Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel independen adalah kompres hangat dan water tepid sponge dan

variabel dependen adalah suhu tubuh.


Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Observasional. Data yang terkumpul merupakan data tanda-tanda vital dan data umum
berdasarkan catatan rekam medik pasien yang dituangkan dalam lembar observasi yang
telah dibuat sesuai dengan keperluan variabel penelitian.
Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Lembar observasi

Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah


peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan

Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

.peneliti

ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Analisis univariat (nilai rata-rata) dan analisis bivariat (uji t).

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?

Tidak dilakukan metode intention to treat atau on treatment analysis

Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai selesai
saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Analisa Stastistik dilakukan dengan menggunakan SPSS

HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Data yang terkumpul merupakan data suhu tubuh pasien. Dilakukan pengukuran suhu tubuh
sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat dan tepid sponge pada kelompok
perlakuan.

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Data hasil penelitian menunjukkan 15 pasien kelompok kompres hangat dengan rata-rata 7
suhu sebelum tindakan 38,7-38,72oc dan 15 pasien kelompok tapidsponge dengan rata-rata
suhu sebelum tindakan 37,2-37,9

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam


data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?
Tidak menggunakan variabel perancu

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah
hasil penelitian juga bermakna secara klinis

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,009< 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan yang diberi water teppid sponge dan
kompres hangat.

Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti


menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).
Tidak dijelaskan oleh peneliti

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan
rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepid sponge bath lebih
efektif dalam menurunkan suhu tubuh anak dengan demam dibandingkan dengan kompres air
hangat. Hal ini disebabkan adanya seka tubuh pada teknik tersebut akan mempercepat
vasodilatasi pembuluh darah perifer di sekujur tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke
lingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres air
hangat yang hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus. Jumlah luas waslap yang
kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres air hangat dengan
tepid sponge bath akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap penurunan suhu tubuh
pada kelompok perlakuan tersebut.

Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian


terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
Penelitian Bardu (2014) Ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara pemberian tepid
sponging dan plester kompres dalam menurunkan suhu tubuh pada anak usia balita yang
mengalami demam di Puskesmas Salaman 1 Kabupaten Magelang, dengan p-value 0.002 (ɑ :
0.05) jumlah selisih penurunan suhu tubuh 0.41ºC. Kompres teppid sponge adalah sebuah
teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah
supervisial dengan teknik seka (Alves, 2008). Kompres teppid sponge ini hampir sama
dengan kompres air hangat biasa, yakni mengompres pada lima titik (leher, 2 ketiak, 2
pangkal paha) ditambah menyeka bagian perut dan dada atau diseluruh badan dengan kain.
Basahi lagi kain bila kering. Kompres teppid sponge bekerja dengan cara vasodiltasi
(melebarnya) pembuluh darah perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke
lingkungan sekitar akan lebih cepat, dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres hangat
yang hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus
8

Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan


perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Tidak dijelaskan di dalam penelitian.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?


Pemberian kompres teppid sponge dan kompres hangat adalah tindakan yang sama-sama
dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien demam. Terlepas mana yang memberikn
hasil terbaik, kompres hangat dan teppid sponge menimbulkan beberapa efek fisiologis
seperti rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah
terjadinya spasme otot, memperlancar sirkulasi darah, merangsang peristatik usus, serta
memberi rasa hangat

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?

Penelitian ini dapat di terapkan di tinjau dari segala aspek dikarenakan biayanya yang
murah dan tidak memerlukan banyak peralatan, namun untuk dapat diterapkan di rumah
sakit harus disediakan SOP yang jelas dari pihak rumah sakit.

Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?\

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan


ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan

9
JUDUL JURNAL 2

Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam Di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2015

Aryanti Wardiyah, Setiawati, Umi Romayati

Publikasi : Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari 2016

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL

Apa masalah penelitian?

Bagaimana perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap
penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam ?

Seberapa besar masalah tersebut?

Tindakan tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang besar.
Namun, keluarga klien belum mengetahui kompres hangat dengan teknik Tepid Sponge dan
di rumah sakit belum terdapat standar operasional prosedur tentang teknik Tepid Sponge

Dampak masalah jika tidak diatasi?

Peningkatan suhu tubuh pada anak


Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan
dengan harapan/target?
Tindakan tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang besar.
Namun, keluarga klien belum mengetahui kompres hangat dengan teknik Tepid Sponge dan
di rumah sakit belum terdapat standar operasional prosedur tentang teknik Tepid Sponge

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

Untuk mengetahui perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid sponge
terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam.
Desain penelitian apa yang digunakan?

Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan penelitian pre test and post
test designs with two comparison treatments.

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Tidak menggunakan kelompok kontrol

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Tidak melakukan randomisasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan 1


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi? 0

Tidak melakukan randomisasi

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Tidak dilakukan dalam penelitian

Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan


pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

Tidak dijelaskan

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat


mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control .
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

Tidak dijelaskan

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi pada penelitian ini adalah semua anak yang mengalami demam dengan penyakit
bronkopneumonia, demam typhoid, dan DHF dari bulan November sampai Desember yang
dirawat di Ruang Alamanda RSUD dr. Abdul Moeloek berjumlah 185 anak.

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Anak yang mengalami demam di ruang alamanda

Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?

Purposive Sampling

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

penghitungan jumlah sampel tidak dijelaskan, didapatkan data sampel sebanyak 30 pasien
dengan rincian 15 orang sebagai kelompok kompres hangat dan 15 orang sebagai kelompok
tepid sponge

PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA


Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel independen adalah kompres hangat dan water tepid sponge dan

variabel dependen adalah suhu tubuh.

Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Observasional. Data yang terkumpul merupakan data tanda-tanda vital dan data umum
berdasarkan catatan rekam medik pasien yang dituangkan dalam lembar observasi yang
telah dibuat sesuai dengan keperluan variabel penelitian.

Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


1
Lembar observasi 1

Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah


peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan
Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

.peneliti

ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

menggunakan dua uji hipotesa yaitu Dependent T test dan Independent T test karena data
berdistribusi normal setelah dilakukan uji kenormalan dengan shapiro wilk dengan hasil p
value >0,05.

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?

Tidak dilakukan metode intention to treat atau on treatment analysis

Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.

On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai selesai
saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.

Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Analisa Stastistik dilakukan dengan menggunakan SPSS

HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Data yang terkumpul merupakan data suhu tubuh pasien. Dilakukan pengukuran suhu tubuh
sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat dan tepid sponge pada kelompok
perlakuan.

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Data hasil penelitian menunjukkan 15 pasien kelompok kompres hangat dengan rata-rata
suhu sebelum tindakan 38,7-38,72oc dan 15 pasien kelompok tapidsponge dengan rata-rata
suhu sebelum tindakan 37,2-37,9

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam


data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Tidak menggunakan variabel perancu


1
Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis 2
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah
hasil penelitian juga bermakna secara klinis

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,003< 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan yang diberi teppid sponge dan kompres
hangat.

Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti


menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).
Tidak dijelaskan oleh peneliti

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan
rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepid sponge bath lebih
efektif dalam menurunkan suhu tubuh anak dengan demam dibandingkan dengan kompres air
hangat. Hal ini disebabkan adanya seka tubuh pada teknik tersebut akan mempercepat
vasodilatasi pembuluh darah perifer di sekujur tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke
lingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres air
hangat yang hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus. Jumlah luas waslap yang
kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres air hangat dengan
tepid sponge bath akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap penurunan suhu tubuh
pada kelompok perlakuan tersebut.

Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian


terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
Penelitian Isneini (2014) yang berjudul “Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres
Hangat Dan Tepid Sponge Pada Pasien Anak Usia 6 Bulan - 3 Tahun Dengan Demam Di
Puskesmas Kartasura Kutuharjo” didapatkan hasil bahwa tepid sponge lebih efektif
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres hangat. Kompres teppid sponge
bekerja dengan cara vasodiltasi (melebarnya) pembuluh darah perifer diseluruh tubuh
sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat, dibandingkan
hasil yang diberikan oleh kompres hangat yang hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi
hipotalamus

Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan


perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Tidak dijelaskan di dalam penelitian.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Pemberian kompres teppid sponge dan kompres hangat adalah tindakan yang sama-sama
dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien demam. kompres hangat dan teppid sponge
menimbulkan beberapa efek fisiologis seperti rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
1
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, memperlancar sirkulasi darah,
merangsang peristatik usus, serta memberi rasa hangat 3

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?
Diharapkan hasil penelitian ini perawat dapat melakukan dan mengajarkan penggunaan
kompres hangatdan tepid sponge yang benar pada pasien dan juga diharapkan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk standar operasional prosedur
(SOP) dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam secara non
farmakologis

Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?\

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan


ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan

TELAAH JURNAL III

A. Deskripsi Jurnal

Judul Jurnal III

The Difference Between the Conventional Warm Compress and Tepid Sponge Technique
Warm Compress in the Body Temperature Changes of Pediatric Patients with Typhoid
Fever
Aulya Kartini Dg Karra, Muh. Aswar Anas, Muh. Anwar Hafid, and Rosdiana Rahim

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL

apa masalah penelitian ?

bagaimana perbedaan teknik kompres hangat konvensional dan teknik tepid sponge kompres hangat
dalam perubahan suhu tubuh anak penderita demam tifoid ?

Dampak masalah jika tidak diatasi

Demam yang tidak mendapatkan standar pengobatan yang baik dapat menyebabkan peningkatan suhu
tubuh dehidrasi, kerusakan saraf, dan kejang demam.

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kompres hangat konvensional dan teknik
tepid sponge terkait dengan perubahan suhu tubuh pasien anak penderita demam tifoid 1
Desain penelitian apa yang digunakan ? 4

Desain penelitian adalah kuasi eksperiment dengan 2 kelompok pre test dan post test

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu intervensi ?

Tidak menggunakan kelompok kontrol

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Peneliti tidak melakukan randominasi

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi


sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

Tidak melakukan randomisasi

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable perancu pada
kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan stratifikasi
atau uji multivariate?

Tidak dilakukan dalam penelitian

Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?

Tidak dijelaskan dalam penelitian

Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control . Hal ini menunjukkan upaya
peneliti meningkatkan validitas informasi

Tidak dijelaskan

Populasi dan Sampel

Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Klien anak yang mengalami demam tipoid di Ruang Rawat Inap Puskesmas Kampili Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa
1
Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel? 5

Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 3 - 12 tahun (prasekolah dan tahun sekolah) yang dirawat di
Ruang Rawat Inap Puskesmas Kampili yang mengalami demam tifoid berdasarkan diagnosis medis
(suhu; 37,20C - 39,50C). ) dan yang telah menerima terapi cairan dan terapi antipiretik

Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi target?
Consecutive sampling

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel?

Perhitungan besar sampe tidak dijelaskan , sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 20 orang

Pengukuran atau pengumpulan data

Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian

Variabel independen : Kompres hangat dan water tapid sponge

Variabel dependen : suhu tubuh


Metode apa yang digunakan dalam mengumpulkan data ?

Observasional
Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?

Lembar observasi
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan untuk
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?

Tidak dilakukan

Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan khusus
untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Peneliti

ANALISIS DATA

Stastatistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Analisis multivariat

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis? 1
6
Tidak dilakukan metode intention to treat atau on treatment analysis

Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?

Analisa Stastistik dilakukan dengan menggunakan SPSS


HASIL PENELITIAN

Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti penelitian
sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Data yang terkumpul merupakan data suhu tubuh pasien. Dilakukan pengukuran suhu tubuh sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat dan tepid sponge pada kedua kelompok
Bagaimana karakteristik responden?

Data hasil penelitian merupakan 10 pasien pada kelompok kompres hangat dengan rata2 suhu tubuh
sebelum perlakuan yaitu 37,83 derajat celcius dan 10 kelompok pada warm tapid sponge dengan rata2
suhu tubuh sebelum perlakuan yaitu 38,04 derajat celcius
Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam data base line
tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan peneliti untuk
membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Tidak menggunakan variabel perancu


Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis penelitian
terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Univariate-General Linear Model menunjukkan nilai
p=0,03<0,05 menunjukan terdapat perbedaan antara teknik kompres hangat dengan teknik tapid sponge
Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti menjelaskan
tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to treat (NTT), relative
risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).

Tidak dijelaskan oleh peneliti

DISKUSI

Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat interpretasi
yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori
terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap
berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perbandingan efektifitas yang signifikan antara
kompres spons hangat dan kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam tifoid
hipertermia. Kompres spons hangat menunjukkan penurunan jumlah yang lebih besar dibandingkan 1
dengan kompres air hangat 7
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian terdahulu
serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?

Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa kompres hangat basah efektif menurunkan suhu
tubuh pada pasien demam yang didiagnosis demam tifoid (Purwanti & Ambarwati, 2008). Penanganan
demam nonfarmakologis yang dapat dilakukan meliputi pemberian kompres. Teknik kompres yang dapat
digunakan berupa kompres hangat konvensional atau teknik spons hangat. Kompres air hangat lebih
efektif sebesar 74,6% dalam menurunkan suhu tubuh pasien anak yang demam dibandingkan kompres
plester (Yuliani, 2006). Spons suam-suam kuku adalah salah satu teknik kompres hangat yang
menggabungkan teknik blok yang berhubungan dengan pembuluh besar dangkal dengan teknik seka di
seluruh tubuh. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perbandingan efektifitas yang
signifikan antara kompres spons hangat dan kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak
demam tifoid hipertermia. Kompres spons hangat menunjukkan penurunan jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan kompres air hangat (Susanti, 2012). Penggunaan perawatan anak

Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan perkembangan
ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Tidak dijelaskan di dalam penelitian.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Pemberian kompres teppid sponge dan kompres hangat adalah tindakan yang sama-sama dapat membantu
menurunkan suhu tubuh pasien demam. Terlepas mana yang memberikn hasil terbaik, kompres hangat
dan teppid sponge menimbulkan beberapa efek fisiologis seperti rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, memperlancar sirkulasi darah,
merangsang peristatik usus, serta memberi rasa hangat
Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan, sumber
daya manusia, dan aspek legal?

Penelitian ini dapat di terapkan di tinjau dari segala aspek dikarenakan biayanya yang murah dan tidak
memerlukan banyak peralatan, namun untuk dapat diterapkan di rumah sakit harus disediakan SOP yang
jelas dari pihak rumah sakit.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Tidak dijelaskan didalam jurnal penelitian

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini tidak
menurunkan validitas hasil penelitian?

Tidak dijelaskan dalam jurnal penelitian

1
8
B. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal

NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/ Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer (kekuatan
(Peneliti & ukuran, setting) Seleksi peneliti dan keterbatasan penelitian)
Waktu) responden
1 Riska Hediya Populasi penelitian Consekuti Kompres Hasil uji statistik didapatkan IIb Kelebihn: Peneliti
Putri, Yetty adalah pasien seluruh f sampling hangat dan nilai p-value 0,009< 0,05 memaparkan secara jelas
Dwi Fara, anak di ruang anak kompres teppid maka dapat disimpulkan mengenai hasil uji statistik
Rusmala Dewi, Rumah Sakit Bumi sponge Pemberian tepid sponge bath perbandingan dari kedua
Waras Kota Bandar
Komalasari, lebih efektif dalam intervensi, serta peneliti dapat
Lampung pada januari
Riona Sanjaya, 2019. menjelaskan secara ilmiah
Hamid Mukhlis menurunkan suhu tubuh hasil temuanya.
anak dengan demam
Sampel penelitian adalah
(2020) Pasien demam sebanyak Kelemahan :
dibandingkan dengan
30 orang di ruang anak 1. Tidak dijelaskan
Rumah Sakit Bumi kompres air hangat.
bagaimana cara penliti
Waras Kota Bandar
memilih sample pada
Lampung pada januari
2019. populasi serta alur dari
penelitian.

2. Tidak dijelaskan
kelemahan penelitian,
dimana hal itu bisa
2. menjadi masukan bagi
peneliti selanjutnya.
Purposiv Kompres
Aryanti e hangat dan 3. Tidak dijelaskan kriteria
Wardiyah, Sampling kompres teppid Hasil uji statistik didapatkan inklusi dan eksklusi dari
Setiawati, Umi sponge sample penelitin
nilai p-value 0,003< 0,05
Romayati
maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan
pada kelompok perlakuan

1
yang diberi teppid sponge Kelebihn: Peneliti
Populasi pada
dan kompres hangat. memaparkan secara jelas
penelitian ini adalah
semua anak yang mengenai hasil uji statistik
mengalami demam perbandingan dari kedua
dengan penyakit intervensi, serta peneliti dapat
bronkopneumonia, menjelaskan secara ilmiah
demam typhoid, dan hasil temuanya.
DHF dari bulan
November sampai Kelemahan :
Desember yang dirawat
di Ruang Alamanda Tidak dijelaskan bagaimana
RSUD dr. Abdul cara penliti memilih sample
Moeloek berjumlah pada populasi serta alur dari
185 anak. penelitian.

Sampel dalam Tidak dijelaskan kelemahan


penelitian ini adalah penelitian, dimana hal itu bisa
anak yang mengalami menjadi masukan bagi peneliti
demam di ruang selanjutnya.
alamanda
penghitungan jumlah Tidak dijelaskan kriteria
sampel tidak inklusi dan eksklusi dari
dijelaskan, didapatkan
sample penelitin
data sampel sebanyak
30 pasien dengan
rincian 15 orang
sebagai kelompok
kompres hangat dan
15 orang sebagai
kelompok tepid
sponge

2
3. Aulya Kartini Populasi dalam Concecuti Kompres Berdasarkan hasil pengujian Kelebihn: Peneliti
Dg Karra, penelitian ini adalah ve hangat dan dengan menggunakan memaparkan secara jelas
Muh. Aswar Klien anak yang sampling kompres tapid Univariate-General Linear mengenai hasil uji statistik
Anas, Muh. mengalami demam sponge Model menunjukkan nilai perbandingan dari kedua
tipoid di Ruang Rawat
Anwar Hafid, p=0,03<0,05 menunjukan intervensi, serta peneliti dapat
Inap Puskesmas Kampili
and Rosdiana Kecamatan Pallangga terdapat perbedaan antara menjelaskan secara ilmiah
Rahim Kabupaten Gowa teknik kompres hangat hasil temuanya.
dengan teknik tapid sponge
Sampel dalam penelitian Kelemahan :
ini adalah anak usia 3 - 1. Tidak dijelaskan
12 tahun (prasekolah bagaimana cara penliti
dan tahun sekolah) yang
memilih sample pada
dirawat di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Kampili populasi serta alur dari
yang mengalami demam penelitian.
tifoid berdasarkan
diagnosis medis (suhu; 2. Tidak dijelaskan
37,20C - 39,50C). ) dan kelemahan penelitian,
yang telah menerima dimana hal itu bisa
terapi cairan dan terapi menjadi masukan bagi
antipiretik peneliti selanjutnya.

3. Tidak dijelaskan kriteria


inklusi dan eksklusi dari
sample penelitin

4. t

2
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian tepid
sponge bath lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh anak dengan demam dibandingkan dengan
kompres air hangat. Hal ini disebabkan adanya seka tubuh pada teknik tersebut akan mempercepat
vasodilatasi pembuluh darah perifer di sekujur tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke
lingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres air hangat yang
hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus. Jumlah luas waslap yang kontak dengan
pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres air hangat dengan tepid sponge bath
akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap penurunan suhu tubuh pada kelompok perlakuan
tersebut

B. SARAN

Diharapkan dapat dibuatnya SOP yang jelas untuk tindakan tepid sponge baik di
rumah sakit atau puskesmas agar dapat diaplikasikan dengan baik. Serta, diharapkan petugas
kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan dan demontrasi kepada keluarga pasien.

2
2
DAFTAR PUSTAKA
Arieswati, E. R. D. (2016). Pemberian Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
Asuhan Keperawatan An. Y Dengan Hipertermia Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Salatiga.

Riska Hediya Putri1 , Yetty Dwi Fara1, Rusmala Dewi2, Komalasari1, Riona Sanjaya1, Hamid Mukhlis1.
(2020). Differences In The Effectiveness Of Warm Compresses With Water Tepid Sponge In
Reducing Fever In Children: A Study Using a Quasi-Experimental Approach. International
Journal Of Pharmaceutical Research | Oct - Dec 2020 | Vol 12 | Issue 4

Setyowati, Lina. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan Demam Pada
Anak Balita Di Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari Surakarta, Skripsi, STIKES PKU
Muhamadiah Surakarta, 2013, dari http://stikespku.com/digilib/files/disk1/1/stikes%20pku--
linasetyow-44-120101292.pdf

Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R., Mose P. D., & Antonisamy, B. (2009). Comparative effectiveness
of tepid sponging and antipyretic drug versus only antipyretic drug in the management of fever
among children: a randomized controlled trial. Indian Pediatrics, 46(2): 133- 136, 2009,
diperoleh darihttp://www.indianpediatrics.net/feb2009/133.pdf

Wardaniyah, A. (2015). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung

Arbianingsih. (2011). Keperawatan Anak: konsep dan prosedur tindakan. Makassar: Alauddin Press

Burnside dan MC Glynn. (2014). Diagnosis Fisik Adam Edisi 17. Jakarta: EGC ,.

Djuwariyah. (2011). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air Hangat Dan
Kompres Plester Pada Anak Dengan Demam Di Ruang Kanthil Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas. Diakses dari http://digilib.ump.ac.id/Files/Disk1/16/Jhptu mp-a-Djuwariyah-758-1-
Efektivi-.Pdf. Edbor, AJ, Arora, AK, & Mukherjee, PS

Gebreyesus, A., & Negash, L. (2015). Internasional Journal of Infectious Diseases Diagnosis and
Treatment of Typhoid Fever dan Associated Prevailing Drug Resistance di Northern Ethiopia.
Jurnal Internasional Penyakit Menular

2
3
2
4

Anda mungkin juga menyukai