Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN NYERI DENGAN TERAPI KOMPLEMENTER


HYDROTHERAPY

Untuk Memenuhi Tugas Matrikulasi Keperawatan Paliatif


Program Studi Profesi Ners Program Profesi

Disusun Oleh:

Kelompok 20 (T)
1. Widha Arlyka Duta
2. Deni Dwi Kurniawan
3. Wahyuwati Handayani

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah keperawatan Paliatif
tentang manajemen nyeri dengan terapi komplementer hydrotherapy. Makalah ini bertujuan
untuk menelaah, mempelajari dan memahami lebih detail dan seksama tentang terapi
komplementer hydrotherapy dengan cara analisis jurnal keperawatan beserta kasus-kasus di
dalamnya.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Bapak/Ibu dosen keperawatan yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 17 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I Analisis Jurnal


1.1. Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF (Open
Reduction Internal Fixation) pada Pasien Fraktur di RSD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
....................................................................................................................................... 1
1.2. Pengaruh Kompres Hangat Pada Tempat Penyuntikkan Terhadap Respon Nyeri Pada
Bayi Saat Imunisasi Di Puskesmas Tanawangko Kabupaten Minahasa ...................... 3
1.3. Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada
Remaja Di Bandung ..................................................................................................... 4
1.4. Pembahasan .................................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10


LAMPIRAN .......................................................................................................................... 11

iii
BAB I
ANALSIS JURNAL

Hidroterapi (hydrotherapy), yang sebelumnya dikenal sebagai hidropati (hydropathy),


adalah metode pengobatan menggunakan air untuk mengobati penyakit atau meringankan
kondisi yang menyakitkan. Hidroterapi terkait dengan terapi hidrotermal, dimana suhu air
yang diubahubah digunakan untuk menyembuhkan. Saat ini, terdapat berbagai metode yang
digunakan dalam hidroterapi seperti mandi air hangat, mengompres, membilas, menggunakan
uap air, sauna, dan sebagainya (Ditjen Yankes, 2019).
Hidroterapi adalah sejumlah latihan fisik dengan berendam di dalam air hangat. Sumber
lain menjelaskan bahwa Hidroterapi merupakan sebuah bentuk pelayanan medikal spa yang
menggunakan air sebagai media terapinya. Bentuk terapi fisik ini dapat membantu penderita
untuk melenyapkan berbagai keluahan. Dalam beberapa rumah sakit besar bagian departemen
terapi fisik, hidroterapi digunakan untuk mengobati berbagai kondisi yang menyebabkan
kelemahan otot, nyeri atau kelumpuhan yang membatasi gerakan (Wikipedia, 2017).
Pada pengobatan hidroterapi, temperatur dibagi menjadi: 1.) Panas : 36-40 ⁰C, 2.)
Hangat : 34-36 ⁰C, 3.) Hangat kuku/ suam : 26-33 ⁰C, 4.) Sejuk : 18-26 ⁰C.

1.1. Effectiveness Of Warm Compress and Cold Compress To Reduce Laceration


Perineum Pain On Primiparous at Candimulyo Magelang 2015
ANALSIS JURNAL
Population Populasinya adalah ibu nifas primipara ibu di Puskesmas Candimulyo
Magelang, jumlah orang 167 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dari
postpartum ibu di Puskesmas Candimulyo Magelang, yang terdiri dari 19 desa
meliputi: Tampir Wetan, Podosoko, Tegal Sari, Kembaran, Tampir Kulon,
Tempak, Sido Mulyo, Mejing, Surojoyo, Candimulyo, Tempur Sari, Purworjo,
Surodadi, Tembelang, Sonorejo, Giyanti, Kebon Rejo, Trenten, dan Bateh.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 orang untuk kelompok
intervensi kompres hangat dan 18 orang untuk kelompok intervensi kompres
dingin. Dengan demikian, keseluruhan sampel yang dibutuhkan adalah 36 orang.
Intervention Prosedur pada penelitian ini adalah menjelaskan tentang tujuan kompres
hangat atau kompres dingin dan kemudian memposisikan kembali ibu dengan
posisi kaki tertekuk atau telentang, melakukan kompres pada perineum
menggunakan waslap dan kompres berulang 3 kali, setiap kompres dilakukan
jeda selama 30 menit. Pada kompres hangat dilakukan selama 20-25 menit pada
suhu 37-41 ° C, sedangkan pada kompres dingin dilakukan selama 10-15 menit
pada suhu 13 ° C. Cara mengukur suhu air adalah dengan menggunakan
termometer yang dicelupkan ke dalam air. Alat ini digunakan untuk mengukur
suhu air dingin atau air hangat. Termometer air menggunakan merkuri atau
alkohol sebagai suhu penanda.
Comparation Penelitian ini menggunakan desain pretest dan posttest dua kelompok. Subjek
yang berpartisipasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok intervensi.
Satu kelompok intervensi dalam bentuk kompres hangat pada ibu perineum,
sedangkan kelompok intervensi lainnya diberi kompres dingin pada ibu

1
perineum.
Adapun pemilihan sampel sebagai kelompok kompres hangat dan kompres
dingin peneliti menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan
menggunakan gulungan kertas yang diberi nomor 1 dan nomor 2. Setelah itu,
responden diminta untuk mengambil satu dari dua gulungan kertas, jika
responden mendapat nomor 1 maka responden diberikan dalam bentuk terapi
kompres hangat, sedangkan jika responden mendapat nomor 2 maka responden
diberikan dalam bentuk terapi kompres dingin.
Outcome Kompres hangat dan kompres dingin pada pengukuran pertama diperoleh p =
0,486 (p> 0,05) itu berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kedua kelompok. Dalam pengukuran intensitas nyeri keduanya diperoleh p =
0,009 (p <0,05) berarti ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
Pengukuran intensitas nyeri yang ketiga diperoleh p = 0,002 (p <0,05) artinya
ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Terapi yang lebih efektif
untuk mengurangi nyeri intensitas laserasi perineum pada primipara adalah
kompres dingin.
Time Studi ini dilakukan pada Mei-Juli 2015 melalui beberapa fase seperti:
persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pelaporan hasilnya.
Kelebihan Rangakian pendahuluan disusun sedemikian ringkas dan kompleks dengan
kata dan susunan kalimat yang jelas, disertai sumber yang jelas dan relevan,
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami sumber masalah dan alur
cerita.
Peneliti menyebutkan rentang waktu pemberian perlakuan terapi kompres
hangat dan juga kompres dingin sehingga mempermudah pembaca dalam
memahami dan menganalsis perlakuan.
Peneltitian memiliki kelompok kontrol sebagai pembanding sehingga data
lebih akurat dan bisa dipercaya.
Peneliti menyebutkan suhu kompres dingin yang diaplikasikan kepada
reponden sehingga pambaca khususnya dibidang kesehatan, bisa menerapkan
hasil penelitian ini sebagai evidance based practice in nursing.
Perhitungan data-data dalam jurnal ini dipaparkan secara jelas dan mendetail,
sehingga tidak membingungkan pembaca.
Kekurangan Peneliti tidak menyertakan karakteristik responden berdasarkan tingkatan
pendidikannya, yang mana tingkat pendidikan cukup berpengaruh terhadap
manajemen nyeri secara personal.
Penelitian harus mendatangi rumah responden satu per satu sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan penelitian.
Peneliti tidak memberikan alasan terkait perbedaan lama waktu antara
pengompresan hangat dan dingin.

1.2. Pengaruh Kompres Hangat Pada Tempat Penyuntikkan Terhadap Respon Nyeri
Pada Bayi Saat Imunisasi Di Puskesmas Tanawangko Kabupaten Minahasa

2
ANALSIS JURNAL
Population Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang diimunisasi dan berada
di wilayah kerja Puskesmas Tanawangko yaitu sebanyak 303 bayi. Pengambilan
sampel penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan
pendekatan consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis beda
rata-rata dua kelompok berbeda dengan derajat kesalahan 5% dan kekuatan uji
95%. Adapun rumus yang digunakan (Ismanto, 2011) :
Intervention Kompres hangat yang diberikan pada bayi pada selama 1 menit sebelum
pemberian imunisasi menunjukkan keefektifitas kompres hangat yang diberikan
yang tidak memerlukan waktu yang lama ejournal keperawatan (e-Kp) Volume
3. Nomor 1. Februari 2015 dalam menurunkan respon nyeri. Penyuntikkan yang
dilakukan secara cepat dan tepat sesudah kompres hangat diberikan akan lebih
efektif dibandingkan penyuntikkan yang diberi jeda setelah kompres hangat.
Comparation Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design dengan rancangan Pre-Post with Control Group
(Notoatmodjo, 2010) dengan alokasi waktu mulai dari penyusunan proposal
sampai pengolahan data yaitu mulai awal Oktober 2014 sampai Februari 2015.
Outcome Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok intervensi dan kelompok
komtrol didapatkan nilai P = 0,000 (p value< 0,05) yang berarti bahwa penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian kompres hangat terhadap respon
nyeri pada bayi saat imunisasi. Dengan pemberian kompres hangat pada tempat
penyuntikkan sebelum dilakukan imunisasi dapat mengurangi respon nyeri yang
dirasakan oleh bayi.
Time Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua minggu pada tanggal 7
Desember sampai dengan 20 Desember 2014 di Puskesmas Tanawangko
Kabupaten Minahasa.
Kelebihan Peneliti menyebutkan suhu kompres dingin yang diaplikasikan kepada
reponden sehingga pambaca khususnya dibidang kesehatan, bisa menerapkan
hasil penelitian ini sebagai evidance based practice in nursing.
Penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat yang membuat
penelitian menjadi lebih bisa dipercaya.
Perhitungan data-data dalam jurnal ini dipaparkan secara jelas dan mendetail,
sehingga tidak membingungkan pembaca.
Kekurangan Peneltitian memiliki tidak kelompok kontrol sebagai pembanding karena
menggunakan Pre-Post with Control Group

1.3. Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada
Remaja Di Bandung
ANALSIS JURNAL
Population Sample dari penelitian ini adalah remaja putri berumur 13 sampai 15 tahun,
berjumlah 47 orang remaja di SMPN 31 Kota Bandung. Dengan Kriteria
sampelnya yaitu remaja putri yang mengalami dysmenorrhea dengan skala nyeri
haid 1-10.
Intervention Penelitian ini dilakukan dengan metode Pra- Eksperimen dalam satu

3
kelompok (one group pre test – post test design).
Pengambilan data di lakukan dengan tindakan kompres hangat pada remaja
putri SMPN 31 Bandung yang berusia 13-15 tahun dengan menggunakan botol
plastik yang berisi air hangat bersuhu 40-45°C (diukur menggunakan
thermometer air), yang dibalut dengan kain berukuran 19x13 cm dengan
ketebalan 0,1 cm, lalu diletakkan dibagian nyeri selama 10 menit. Untuk skala
nyeri menggunakan skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale, NRS)
skala 0-10, dengan klasifikasi skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (skala nyeri ringan), 4-6
(skala nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat), 10 (skala nyeri berat).
Penelitian ini menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks
Comparation Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan Pra- Eksperimen dalam satu
kelompok yaitu, one group pre test dan post test.
Outcome Dari 47 responden, didapatkan bahwa setelah dilakukannya pemberian
kompres hangat selama 10 menit dengan suhu air 40-45°C, tingkat dysmenorrhea
(nyeri haid) sebagian besar dikategorikan nyeri ringan yaitu 33 orang (70.2%),
sebagian kecil dikategorikan nyeri sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit
dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%).
Hasil penelitian ini menunjukkan P-value = 0,000 dimana P-value < 0,05,
sehingga Ho ditolak, artinya terdapat efektivitas pemberian kompres hangat
penurunan nyeri haid (dismenore) pada remaja usia 13-15 Kota Bandung.
Time Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2017.
Kekurangan Perhitungan data-data dalam jurnal ini dipaparkan secara jelas dan mendetail,
sehingga tidak membingungkan pembaca.
Jurnal ini diambil dari kurang lebih 20 sumber secara berbeda, sehingga isi
dari jurnal tidak dapat diragukan lagi, dan sangat cocok untuk dijadikan referensi
bagi mahasiswa yang ingin membuat jurnal dan karya tulis.
Kekurangan Jumlah sample masih sedikit, diharapkan untuk menambah jumlah sample
agar tampak perbedaan yang signifikan.

1.4. Pembahasan
Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat dalam palliative care, perawat harus
menghargai hak-hak pasien dalam menentukan pilihan, memberikan kenyamanan pasien
dan pasien merasa bermartabat yang sudah tercermin didalam rencana asuhan
keperawatan termasuk dalam pemberian tindakan dalam sebuah penelitian.
Kompres sudah dikenal di bidang keperawatan sejak dulu sebagai cara untuk
mengurangi rasa sakit. Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh menggunakan
cairan atau alat yang dapat menyebabkan panas atau dingin sangat efektif dalam
mengurangi nyeri. Kompres hangat adalah tindakan memberikan rasa kehangatan kepada
klien dengan menggunakan cairan atau alat yang menciptakan perasaan hangat di bagian
tubuh tertentu yang membutuhkan saat kompres dingin menempatkan zat dengan suhu
rendah yang ditujukan untuk terapi penyembuhan (Ely, 2011). Kompres dingin adalah
prosedur untuk meletakkan benda di luar tubuh yang dingin. Dampak fisiologis adalah
vasokonstriksi pembuluh darah, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi aktivitas ujung
saraf di otot.

4
Temperatur hangat diberikan di bagian belakang, pangkal paha atau perineum jika
pada ibu post partum. Penggunaan aplikasi hangat bisa menggunakan botol air hangat dan
handuk atau waslap. Aplikasi dingin dapat diberikan pada wajah, dada, punggung, atau
area yang nyaman dan efek relaksasi segar dengan menggunakan handuk atau waslap
(Gondo, 2011).
Pada kasus imunisasi bayi dengan diberikannya kompres hangat pada tempat
penyuntikkan sebelum dilakukan imunisasi dapat mengurangi respon nyeri yang
dirasakan oleh bayi. Hal ini juga terbukti pada remaja putri yang tengah mengalami
dismenorea dimana dalam jurnal penelitian diatas, kompres hangat terbukti sangat efektif
menurunkan tingkat nyeri pada dismenorea karena kompres hangat dapat memperlancar
sirkulasi darah dan menurunkan kontraksi pada otot saat haid.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Perry & Potter (2005) yaitu
pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus
kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam
tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang, panas
dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi
darah yang membuat relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi yang dibawa oleh
darah sehingga kontraksi otot menurun.
Namun, berdasarkan fakta yang ditemukan di masyarakat, banyak yang belum
mengetahui penggunaan kompres hangat untuk menurunkan tingkat nyeri pada haid.
Kebanyakan dari remaja lebih memilih cara cepat menghilangkan nyeri dengan
menggunakan obat analgetik, seperti asamefenamat dan ibuprofen.
Namun berbeda hasil pada saat diterapkan pada ibu post partum dengan laserasi
perineum, kompres hangat maupun kompres dingin tetap berpengaruh signifikan dalam
menurunkan skala nyeri. Akan tetapi setelah diberikan kompres dingin pada mayoritas
perineum ibu postpartum mengalami tingkat nyeri ringan. Uji statistik menunjukkan
bahwa intensitas nyeri berbeda sebelum dan sesudah kompres hangat dan kompres
dingin, dengan p = 0,002 (p <0,05), itu berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah kompres
hangat atau kompres dingin untuk mengurangi nyeri laserasi perineum primipara. Dari
kedua teknik kompres ini, kompres dingin lebih efektif dalam mengurangi laserasi
intensitas nyeri perineum pada ibu postpartum primipara dengan rata-rata 0,44 lebih besar
dari rata-rata 0,34 kompres hangat.
Kompres dingin akan menyebabkan ibu postpartum merasa nyaman, karena efek
analgesik kompres dingin diturunkan sehingga kecepatan konduksi saraf mengurangi rasa
sakit pada otak sehingga mengurangi sensasi rasa sakit yang dirasakan. Penggunaan
kompres dingin terbukti mengurangi rasa sakit dibandingkan dengan kompres hangat,
efek analgesik terapi dingin dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf impuls
nyeri mencapai otak lebih sedikit (Li, Liu, Herr, 2007).
Kesimpulannya adalah kompres hangat efektif menurunkan nyeri yang tanpa
perlukaan atau hanya terdapat memar akibat benda tumpul, sedangkan kompres dingin

5
lebih efektif apabila diaplikasikan pada nyeri akibat perlukaan seperti vulnus abratio,
vulnus laserasi, post op ORIF, dsb.

6
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Ayu Purwaningsih, Heni Setyowati Esti Rahayu, Kartika Wijayanti. 2015.
Effectiveness Of Warm Compress And Cold Compress To Reduce Laceration Perineum
Pain On Primiparous At Candimulyo Magelang. Diakses di www.msjonline.org. DOI:
http://dx.doi.org/10.18203/2320-6012.ijrms20151516. Pada Rabu, 17 Juli 2019. Pukul
15.00 WIB. International Journal Of Research In Medical Sciences. Purwaningsih Aa Et
Al. Int J Res Med Sci. 2015 Dec;3(Suppl 1):S24-S29.
Ditjen Yankess Kemenkes Ri. 2019. Hidroterapi, Kurangi Rasa Sakit Dengan Terapi Air.
Diakses di http://yankes.kemkes.go.id/read-hidroterapi-kurangi-rasa-sakit-dengan-
terapi-air--6420.html. Pada Rabu, 17 Juli 2019. Pukul 15.00 WIB.
Ely. 2011. Kompres Hangat dan Kompres Dingin. Jakarta:EGC.
Gondo, HK. 2011. Pendekatan non farmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan. Diakses
di http://www.kalbemed.com/Portlas/6/125-185Opinipendekatanfarmakologis. Pada
Rabu, 17 Juli 2019. Pukul 15.00 WIB.
Li, Liu, Herr. 2007. Post Operatif Pain Intensity Assesment: A Comparison of Four Scale In
Chinese Adult.
Maidartati, Sri Hayati, Afifah Permata Hasanah. 2018. Efektivitas Terapi Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di Bandung. Issn: 2338-7246, E-
Issn: 2528-2239 156. Diakses di http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk Pada
Rabu, 17 Juli 2019. Pukul 15.00 WIB. Jurnal Keperawatan Bsi, Vol. Vi No. 2
Potter & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta:EGC.
Wikipedia. 2017. Hidroterapi. Diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroterapi. Pada
Rabu, 17 Juli 2019. Pukul 15.00 WIB.
Yuni Maria Olviani Ndede, Amatus Yudi Ismanto, Abram Babakal. 2015. Pengaruh Kompres
Hangat Pada Tempat Penyuntikkan Terhadap Respon Nyeri Pada Bayi Saat Imunisasi
Di Puskesmas Tanawangko Kabupaten Minahasa. Ejournal Keperawatan (E-Kp)
Volume 3. Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai