Anda di halaman 1dari 17

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG DEMAM

Pengertian Kejang Demam


Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan serangan tiba tiba. Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di

atas 38oC) anak terlihat terbujur kaku dengan kedua gigi


mengatup.

Asuhan Keperawatan Pasien Anak Dengan Kejang Demam

Pengkajian

Pengumpulan data pada kasus kejang demam ini meliputi : 1. Data Subyektif

a. Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, dan jenis kelamin. Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.

b. Riwayat Penyakit

1. Riwayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan :


Apakah betul ada kejang? Diharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan menirukan

gerakan kejang si anak

2. Apakah disertai demam ? Dengan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka diketahui apakah infeksi memegang peranan dalam terjadinya bangkitan kejang.

3. Frekuensi serangan Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa frekuensi kejang per tahun.

4. Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan.

Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain. Dimana kejang dimulai dan

bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu ditanyakan apakah


penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada

paralise, menangis dan sebagainya ?

5. Riwayat kehamilan dan persalinan Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma, perdarahan vagina sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun

jamu selama hamil. Riwayat persalinan ditanyakan apakah sukar?


Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau menetek, dan kejang-kejang.

6. Riwayat imunisasi Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi.

Pada umumnya setelah mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah


panas yang dapat menimbulkan kejang.

7. Riwayat perkembangan Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi : Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial) : berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Gerakan motorik halus : berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain.

Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan pergerakan


dan sikap tubuh. Bahasa : kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

8. Pola nutrisi Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak ? Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak ? Bagaimana selera makan anak ? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari ?

9. Pola eliminasi BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, ditanyakan bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah ? Serta ditanyakan apakah

disertai nyeri saat anak kencing.


BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak ? Bagaimana konsistensinya lunak, keras, cair atau berlendir ?

10. Pola aktivitas dan latihan Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya? Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam? Aktivitas apa yang disukai?

11. Pola tidur/istirahat


Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam berapa? Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang ?

2. Data Obyektif Pemeriksaan Umum Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pemeriksaan Fisik oKepala oRambut oMuka/ wajah oMata oTelinga oHidung oMulut Tenggorokan Leher Thorax Genetalia Jantung Kulit

Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.

Intervensi

Diagnosa Keperawatan I :
Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang.

Tujuan : Risk detection.

Kriteria Hasil : Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.

Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.


Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang. Pengetahuan tentang risiko Memonitor faktor risiko dari lingkungan

Rencana Tindakan : Pencegahan jatuh Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah. Rasional : meminimalkan injuri saat kejang Tinggallah bersama klien selama fase kejang. Rasional : meningkatkan keamanan klien.

Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.


Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut. Letakkan klien di tempat yang lembut. Rasional : membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot volunter berkurang.

Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang. Rasional : membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.

Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejang


Rasional : mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal.

Diagnosa Keperawatan II :
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Thermoregulation

Kriteria Hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Rencana Tindakan : Fever treatment

Kaji faktor faktor terjadinya hiperthermi.


Rasional : Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.

Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam sekali Rasional : Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.

Pertahankan suhu tubuh normal


Rasional : Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak . Rasional : Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan

perantara.

Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
Rasional : proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat. Atur sirkulasi udara ruangan. Rasional : Penyediaan udara bersih.

Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum


Rasional : Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat. Batasi aktivitas fisik Rasional : aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.

Anda mungkin juga menyukai