Anda di halaman 1dari 18

Artikel Penelitian

PENGALAMAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA ANAK JALANAN DI PANTI


SOSIAL REHABILITASI GELANDANGAN, PENGEMIS, DAN TERLANTAR
DI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

Suzanna
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
Email: suzanna.stikesmp@gmail.com

Tujuan: Untuk mengetahui pengalaman perubahan konsep diri pada anak jalanan dipanti sosial rehabilitasi,
pengemis dan terlantar tahun 2016.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif fenomenologi.

Hasil: Hasil analisis data didapatkan 7 tema yaitu penerimaan diri yang positif, penyebab anak turun
kejalanan, bekerja sebagai pengamen adalah pekerjaan anak jalanan, kehidupan anak jalanan sebagai
pengamen, harapan anak jalanan mendapatkan kehidupan lebih baik, kenyamanan menjadi anak jalanan dan
perasaan anak jalanan yang terabaikan.

Simpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsep diri pada anak jalanan merupakan konsep diri
yang positif.

Saran: Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggali lebih dalam mengenai berbagai
permasalahan yang ada dalam kehidupan anak-anak jalanan terutama pada konsep diri dengan menggunakan
dua pendeketan kuantitatif dan kualitatif.

Kata kunci: Pengalaman, anak jalanan, konsep diri

PENDAHULUAN Berdasarkan Penelitian dinegara Zimbabwe5,


Anak jalanan merupakan anak-anak yang
Defenisi anak menurut world health sepenuhnya tinggal dijalanan dan tidak
organization (WHO) adalah sebelum usia 18 mendapatkan perlindungan dari orang tua atau
tahun dan yang belum menikah. Dalam The keluarga. Menurut Unicef (2011),
Age Convention on The Right of The Child Mengestimasi bahwa jumalah anak lebih dari
(1989) anak adalah mereka yang berumur 18 100 juta orang. Sedangkan jumlah anak
tahun kebawah. Sedangkan, menurut The jalanan dari seluruh kota didunia mencapai
Minimum Age Convention nomor 138 tahun 400 juta.5
1973, anak adalah seseorang yang berusia 15
tahun kebawah. Sementara, UNICEF Data dari Departemen Sosial Repubik
mendefenisikan anak sebagai penduduk yang Indonesia pada tahun 2014 ada jutaan anak
berusia antara 0 sampai 18 tahun. yang masih berada dalam kondisi rentan,

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 40
Artikel Penelitian

seperti anak terlantar (3.488.309 anak), Ini dengan lingkungan kota yang keras dan
menjadi salah satu bukti bahwa di Indonesia bahkan sangat tidak bersahabat. Diberbagai
masih memiliki banyak anak terlantar yang sudut kota yang terjadi, anak jalanan harus
kurang diperhatikan oleh negara. Menurut bertahan hidup dengan cara-cara yang secara
data Kemensos RI pada tahun 2014, sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima
Menunjukkan bahwa jumlah anak terlantar masyarakat umum, tidak jarang mereka dicap
berusia 6-18 tahun mencapai 3.156.365 sebagai pengganggu ketertiban dan membuat
hampir 5,4% dari jumlah anak indonesia. kota menjadi kotor9. Anak jalanan mempunyai
Sedangkan anak yang tergolong rawan ciri-ciri secara umum yang menggambarkan
keterlantaran diperkirakan mencapai jumlah perbedaan antara anak jalanan dengan anak
10.349.240 anak.2 pada umumnya.

Berdasarakan dinas Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Penelitian14 Eksploitasi anak


Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 jalanan sebagai pengemis dikawasan simpang
sampai 2014 bahwa jumlah anak gelandangan lima semarang, menjelaskan ciri-ciri anak
pada tahun 2010 sebesar 361 jiwa, pada tahun jalanan secara umum, antara lain, a). berada di
2011 sebesar 909 jiwa, Pada tahun 2012 tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan,
sebesar 823 jiwa, Pada tahun 2013 sebesar tempat hiburan) selama 3-24 jam perhari, b)
321 jiwa, pada tahun 2014 sebesar 288 jiwa. berpendidikan rendah (kebanyakan putus
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah anak sekolah, dan sedikit sekali yang lulus SD), c)
gelandangan sumatera selatan yang tertinggi berasal dari keluarga yang tidak mampu
pada tahun 2011 dengan jumlah 909 jiwa (kebanyakan kaum urban, dan beberapa
sedangkan jumlah yang paling sedikit pada diantaranya tidak jelas keluarganya), d)
tahun 2014 dengan jumlah 288 jiwa. Dari melakukan aktivitas ekonomi atau melakukan
Kabupaten atau Kota jumlah anak jalanan di pekerjaan pada sektor informal. Anak
Provinsi Sumatera Selatan yang tinggi di gelandangan atau jalanan mempunyai
Kabupaten Lahat dengan jumlah 60 jiwa dan pengalaman konsep diri yang berbeda dengan
yang paling rendah di Kabupaten Lubuk konsep diri anak pada umumnya. Anak
Linggau dengan jumlah 1 jiwa. Data di atas jalanan mengembangkan konsep diri baik
menunjukkan bahwa masih tinggi angka yang bernilai positif maupun konsep diri yang
kejadian anak jalanan atau gelandangan yang bernilai negatif.12
terjadi diSumatera Selatan, yang seharusnya
menjadi pusat perhatian pemerintah untuk Menurut Penelitian20, hasil penelitian yang
meminimalisir terjadinya anak jalanan. dilakukan peneliti pada anak jalanan di kota
Surabaya didapatkan bahwa anak jalanan
Anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih mampu mengembangkan konsep diri yang
dari kasih sayang karena kebanyakan dalam positif berdasarkan penilaian-penilaian pribadi
usia yang relatif dini sudah harus berhadapan mereka terhadap diri mereka sendiri. Pada

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 41
Artikel Penelitian

aspek identitas diri, anak jalanan mampu persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
memahami dirinya sebagai anak jalanan, dan fungsi penampilan, dan potensi tubuh saat ini
mereka mengerti akan siapa dirinya. Kondisi dan masa lalu yang secara berkesinambungan
keadaan situasi yang jauh dari kehidupan yang dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap
layak, tidak menghilangkan identitas mereka individu. Gambaran diri (body image)
sebagai anak jalanan, dengan menjalani berhubungan dengan kepribadian. Cara
kehidupan apa adanya. konsep diri pada anak individu memandang dirinya mempunyai
jalanan bisa mengarah pada konsep diri yang dampak yang paling penting pada aspek
negatif. psikologisnya. Gangguan citra tubuh adalah
perubahan persepsi tentang tubuh yang
Menurut Penelitian10, konsep diri anak diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk,
jalanan, Hasil penelitian didapatkan beberapa struktur, keterbatasan, makna dan objek yang
analisis bahwa konsep diri yang terbentuk sering kontak dengan tubuh. Individu yang
pada diri individu adalah konsep diri negatif. stabil, realistik, dan konsisten terhadap
Ditandai dengan diri subjek yang sebagian gambaran dirinya akan memperlihatkan
besar memandang dirinya secara negatif, kemampuan yang mantap terhadap realisasi
subjek mengatakan jika orang tua dan yang akan memacu sukses dalam kehidupan.
keluarganya tidak menyukai dirinya. Konsep Banyak faktor dapat mempengaruhi gambaran
diri pada anak jalanan merupakan cara diri seseorang, seperti munculnya stressor-
pandang atau persepsi mengenai dirinya dan stresor yang dapat menggangu integrasi
berpengaruh ketika berhubungan dengan gambaran diri. Ketidakpuasan juga dirasakan
orang lain. seseorang jika didapati perubahan tubuh yang
tidak ideal. Umpan balik interpersonal yang
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, negatif berarti adanya tanggapan yang tidak
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui baik berupa celaan dan makian sehingga dapat
individu tentang dirinya dan mempengaruhi membuat orang menarik diri.7
individu dalam berhubungan dengan orang
lain.16 Termasuk persepsi individu akan sifat Kedua, identitas pribadi, prinsip
dan kemampuannya, interaksi dengan orang perorganisasian keperibadian yang
lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan bertanggung jawab terhadap kesatuan,
dengan pengalaman dan objek, tujuan serta kesinambungan, konsistensi dan keunikan
keinginanya. Konsep diri mempunyai individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan
beberapa komponen yaitu gambaran diri, otonomi dan mencakup persepsi seksualitas
identitas, peran diri, ideal diri dan harga diri.1 seseornag. Pembentukan identitas di mulai
pada masa bayi dan terus berlangsung
Pertama, Citra tubuh. Gambaran diri adalah sepanjang hidupnya, terapi merupakan tugas
sikap seseorang terhadap tubuhnya secara utama pada masa remaja. Perilaku yang
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup berhubungan dengan identitas antara lain:

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 42
Artikel Penelitian

tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang individu mempertahankan kemampuannya
bertentangan, hubungan interpersonal menghadapi konflik atau kondisi yang
eksploitattif, perasaan hampa, perasaan yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
berfluktuasi tentang diri sendiri, keracunan mempertahankan kesehatan dan
16
gender, tingkat ansietas yang tinggi, keseimbangan mental.
ketidakmampuan untuk empati terhadap orang
lain, masalah intimasi.19 Kelima, Harga diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan
Ketiga, Peran (Role Performance), menganalisa seberapa jauh perilkau
11
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
individu diberbagai kelompok sosial yang adalah dicintai dan menerima penghargaan
berbeda.19 Perilaku tersebut diharapkan dapat dari orang lain. Manusia cenderung bersifat
diterima oleh keluarga, masyarakat dan negatif, walaupun ai mengakui kemampuan
budaya. Peran yang ditetapkan adalah peran orang lain namun jarang mengekspresikannya.
dimana seseorang tidak punya pilihan, peran Harga diri akan rendah jika kehilangan kasing
yang diterima adalah peran yang terpilih dan sayang dan penghargaan orang lain.16
dipilih oleh individu. Setiap orang mempunyai
peran lebih dari satu. Untuk dapat berfungsi Menurut Penelitian20 konsep diri anak jalanan
efektif sesuai dengan perannya, seseorang usia remaja di wilayah semarang jawa tengah,
harus tahu perilaku dan nilai-nilai yang Hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran
diharapkan, harus beringinan untuk diri sebagian besar anak jalanan remaja
menyesuaikan diri dan harus mampu sebesar 66% berada dalam kategori citra diri
mencukupi peran yang dikehendaki.16 cukup baik. Sedangkan gambaran ideal diri
sebagian besar anak jalanan usia remaja yaitu
Keempat, ideal diri. Persepsi individu tentang sebesar 77% berada dalam kategori ideal diri
seharusnya berperilaku berdasarkan standar, cukup baik.Gambaran peran diri sebagian
aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakininya. besar anak jalanan usia remaja sebesar 67%
Penentapan ideal diri dipengaruhi oleh berada dalam kategori peran diri cukup biak.
kebudayaan, keluarga, ambisi, keyakinan, dan Gambaran identitas diri pada anak jalanan
kemampuan individu dalam menyesuaikan usia remaja yaitu sebesar 61% berada dalam
diri dengan norma serta prestasi masyarkat kategori identitas diri cukup baik. Gambaran
setempat. Ideal diri harus cukup tinggi supaya harga diri pada anak jalanan usia remaja yaitu
mendukung respon terhadap diri akan 80% berada dalam kategori harga diri cukup
melahirkan harapan individu terhadapa baik. Jadi secara umum konsep diri anak
dirinya saat berada di tengah masyarakat jalanan usia remaja yaitu 69% berada dalam
dengan norma tertentu. Ideal diri berperan kategori konsep diri cukup baik. Berdasarkan
sebagai pengatur internal dan membantu uraian latar belakang diatas masih banyak

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 43
Artikel Penelitian

masalah-masalah yang belum bisa Berdasarkan penelitian Ridha15 Didapatkan


diselesaikan oleh pemerintah mengenai anak hasil bahwa ada hubungan positif antara body
jalanan, gelandangan dan orang terlantar. Oleh image dengan penerimaan diri. Hal tersebut
karena itu, Peneliti mendapatkan gambaran senada dengan hasil tema yang didapatkan
topik yang menarik untuk dikaji lebih dalam adalah penerimaan diri yang positif.
yang berkaitan dengan anak-anak jalanan Berdasarkan penelitian tersebut ternyata
yaitu tentang pengalaman perubahan konsep mempunyai kesamaan dengan hasil penelitian
diri pada anak jalanan dipanti sosial bahwa paritispan mempunyai body image
Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis dan yang baik ditandai tidak adanya kekurangan
Terlantar provinsi Sumatera Selatan. secara fisik dan ungkapan dari partisipan
bahwa mereka menyukai semua bentuk
bagian-bagian tubuh dan mensyukuri atas apa
METODE PENELITIAN yang menjadi kekurangan didalam dirinya.
Hal tersebut juga menunjukan bahwa
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif partisipan mempunyai gambaran diri yang
dengan studi fenomenologi. Tujuan positif.
menggunakan fenomenologi adalah untuk
mendeskripsikan fenomena pengalaman Penerimaan diri sebagai suatu keadaan yang
perubahan konsep diri pada anak disadari oleh diri sendiri untuk menerima
jalanan.partisipan dalam penelitian ini adalah begitu saja kondisi diri tanpa berusaha
anak jalanan yang sekarang tinggal dipanti mengembangkan diri lebih lanjut17. Hal ini
yang berusia 12-20 tahun. juga senada dengan hasil tema yang
didapatkan didalam penelitian ini adalah
HASIL PENELITIAN DAN penerimaan diri yang positif karena menurut
PEMBAHASAN teori Riyanto bahwa menerima semua
pengalaman hidup, sejarah hidup menunjukan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa adanya penerimaan diri yang positif.
peneliti mengenai gambaran diri pada anak Sama halnya dengan hasil penelitian yang
jalanan dipanti sosial rehabilitasi didapatkan bahwa partisipan menyukai semua
gelandangan, pengemis dan terlantar di bagian-bagian tubuh dan penampilannya
Sumatera Selatan didapatkan semua partisipan sehingga partisipan mempunyai gambaran diri
menyatakan bahwa partisipan menyukai yang positif.
semua bagian-bagian tubuhnya dan menyukai
penampilannya. Hal lain juga didapatkan, Berdasarkan teori dan hasil penelitian terkait
semua partisipan menyatakan bahwa mereka didapatkan bahwa adanya penerimaan diri
mensyukuri apa yang ada didalam dirinya. yang positif pada kehidupan anak jalanan.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 44
Artikel Penelitian

1. Penerimaan diri yang positif

Kata kunci Kategori Tema


 Setelah menjadi anak jalanan saya masih
menyukai semua bagain tubuh saya. Dari ujung
kaki sampai kepala (P1)
 Dari dulu sampai sekarang saya masih suka
dengan bagian tubuh saya (P2) Perasaan
 Jika bagian tubuh yang saya suka adalah tangan menerima
dan muka karena bersih dan enak dilihatnya. penampilan
Tidak ada yang tidak saya suka. (P3) diri
 Jika masalah bagian tubuh sih saya menyukai
semuannya karena (P4)
 Eee saya tidak terlalu memikiran mau gimana
badan saya, masalahnya saya suka semua
dengan bagain tubuh saya ini (P5)
 Ya gimana kak ya saya dari dulu sih tidak terlalu
memandang tubuh saya seperti apa, yang jelas
Penerimaan
saya senang semua dengan bagian tubuh saya
diri yang
(P6)
positif
 Saya senang dengan bagian tubuh dan
penampilan saya, (P7)

 Saya merasa bahwa didalam diri saya tidak


ada kekurangan, walaupun ada saya syukuri
saja (P1)
 hmmm saya rasa tidak ada kekurangannya,
walaupun ada saya akan menerimanya. (P2)
 saya syukuri saja kak yang menjadi Mengungkap
kekurangan saya (P3) kan rasa
 saya menerima semua kekurangan saya dan syukur
mensyukurinya, karena itu sudah menjadi
takdir saya (P4)
 saya mensyukuri atas pemberian dari Allah
(p5)
 hmmm setiap manusia pasti ada kekurangnya,
tapi saya tidak tau kekurangan apa yang ada
didalam diri saya, jika ada pastinya akan
saya terima dengan lapang dada dan
mensyukurinya. (P6)
 saya merasa bahwa didalam diri saya tidak
ada kekurangan, jika ada saya menerima dan
mensyukurinya. (P7)

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 45
Artikel Penelitian

Namun terkadang hal ini akan berbeda jauh sering dipandang negatif oleh masyarakat
dari pandangan masyarakat umum yang umum tetapi pada kenyataannya ternyata anak
menilai bahwa anak jalanan merupakan jalanan juga mempunyai penerimaan diri yang
individu yang tidak bisa berpenampilan yang positif. Meskipun anak jalanan yang biasa
baik terlihat dari bagaimana cara mereka sering dilihat dijalanan yang sedang
bertingkah laku dilingkungan masyarakat melakukan aktivitasnya sebagai pengamen,
yang menunjukan kepribadian yang buruk, pemulung dan penjual Koran, tetapi anak
namun hal ini yang dirasakan oleh anak jalanan besyukur dan menerima kondisinya
jalanan. Penerimaan diri ini muncul karena sekarang. Karena anak jalanan menganggap
adanya rasa kepercayaan diri dari anak bahwa bekerja sebagai anak jalanan bukanlah
jalanan. suatu hal yang buruk. Mereka menjadi anak
jalanan justru mendapatkan pengalaman hidup
Namun tidak semua anak jalanan memandang yang sebelumnya tidak pernah mereka
dirinya secara negatif, walaupun anak jalanan rasakan.

2. Penyebab anak turun kejalanan

Kata kunci Kategori Tema

 selain itu saya diajak oleh teman juga kak (P1)


 Saya itu diajak sama teman-teman kejalan-jalan
kak (P2)
 Ketika itu saya diajak dengan teman-teman untuk Adanya
dijalanan kak (P5) ajakan dari
 Saya kemaren itu diajak main kejalan-jalan sama teman
teman-teman kak (P6) sebaya

Penyebab
 Saya dimarah-marah dan disuruh pergi dari anak turun ke
rumah. (P1) jalanan
 saya kalau dirumah sering dimarah-marah kak
(P3)
 saya sering dimarah-marah kalau dirumah kak Mengungkap
(P4) kan sering
 saya yang sering dimarah-marah dirumah karena dimarah
saya telat pulang (P7) ketika di
rumah

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 46
Artikel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan penelitian Muslim8 tentang


oleh peneliti mengenai perubahan Identitas faktor dominan anak menjadi anak jalanan
diri pada anak jalanan didapatkan hasil bahwa dikelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
empat dari partisipan menyatakan bahwa didapatkan bahwa 67,87 % responden
mereka turun kejalanan merupakan adanya menjawab mengikuti teman sebaya. Hal
ajakan dari teman, teman yang mempengaruhi tersebut terdapat kesamaan dengan hasil
anak untuk turun kejalanan. Selain teman penelitian yang didapatkan tema yaitu
didapatkan bahwa empat dari partisipan penyebab anak turun kejalanan bahwa
menyatakan bahwa partisipan turun kejalanan partisipan turun kejalanan karena mengikuti
dipengaruhi oleh adanya perlakukan yang teman. Oleh karena itu membuktikan bahwa
buruk dari keluarga. Seperti marah-marah. teman juga mempunyai pengaruh yang besar
penyebab terjadinya anak turun kejalanan.
Adanya ajakan dari teman sebaya berdasarkan
pengalaman perdampingan dari studi yang ada Berdasarkan teori dan hasil penelitian
menjadi salah satu faktor resiko yang sebelumnya didapatkan bahwa adanya
membuat anak turun kejalanan. Teman disini penyebab anak turun kejalanan. Hal tersebut
bisa berarti teman-teman dilingkungan sekitar menunjukan bahwa adanya faktor yang
tempat tinggal anak atau teman-teman menyebabkan anak bisa turun kejalanan
disekolahnya yang telah lebih dahulu seperti adanya ajakan dari teman sebaya yang
melakukan aktivitas atau kegiatan kejalanan. mendorong anak untuk memutuskan
Keterpengaruhan akan sangat cepat apabila menghabiskan waktunya dijalanan. Hal
sebagian besar teman-temannya sudah berada tersebut yang membuat anak jalanan merasa
dijalanan (Shalahudi, 2004). Hal tersebut percaya diri ketika melakukan kegiatannya
senada dengan hasil tema yang didapatkan sebagai pengamen maupun sebagai penjual
dalam penelitian yaitu penyebab anak turun koran. Namun selain itu perlakuan yang buruk
kejalanan karena Shalahudi menyatakan yang biasnya dilakukan oleh orang terdekat
bahwa teman merupakan salah satu faktor seperti marah-marah merupakan salah satu
penyebab anak turun kejalanan. Hal ini faktor yang menyebabkan anak turun
ternyata terdapat kesamaan dengan hasil kejalanan, karena ketidakmampuan anak
penelitian yang didapatkan bahwa partisipan untuk menerima perlakuan buruk yang
turun kejalanan adaya ajakan dari teman yang membuat anak merasa bosan ketika berada
merayu partisipan untuk mencari uang dirumah, merasa bahwa orang terdekatnya
dijalanan. Karena ternyata partisipan berteman tidak bisa menerima kehadiran dirinya tidak
dengan orang yang sudah menghabiskan menyukai dirinya.
waktunya dijalanan.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 47
Artikel Penelitian

3. Bekerja sebagai pengamen adalah pilihan anak jalanan.


Kata kunci Kategori Tema
 Setelah saya kejalan saya bekerja sebagi
pengamen (P1)
 Ketika dijalan saya bekerja sebagai
pengamen (P2)
Bekerja
 Terkadang saya mengamen ditoko-toko
sebagai
bakso (P4)
pengamen
 Setelah saya dijalan-jalan saya bekerja
jalanan
sebagai pengamen (P5)
 Pada awalnya saya bekerja sebagai
pengamen (P6)
Bekerja sebagai
 Setelah itu saya bekerja sebagai pengamen
pengamen kak (P7) adalah pekerjaan
anak jalanan

 Ya karena saya sekarang tidak tinggal


dirumah, jika saya tidak ngamen saya
tidak bisa dapat uang (P1)
 Saya hanya bisa mengamen, jika saya Keterpaksaan
tidak ngamen saya tidak dapat uang kak anak jalanan
(P2) harus mencari
 Jika saya tidak bekerja sebagai tukang
uang
parkir, saya tidak bisa mendapatkan uang
untuk makan (P3)
 Jika saya tidak bekerja seperti itu
(ngamen) saya tidak bisa dapat uang (P4)
 Ya senang tidak senang harus saya jalani
hidup saya sebagai pengamen (P6)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri
perubahan identitas diri pada anak jalanan yang bersumber dari observasi dan penilaian
didapatkan hasil bahwa enam dari partisipan yang merupakan sintesa dari semua aspek
mengungkapkan bahwa mereka bekerja konsep diri sendiri sebagai kesatuan yang
sebagai pengamen. Sedangkan tiga dari utuh. Seseorang yang mempunyai perasaan
partispan menyatakan bahwa mereka merasa identitas diri yang kuat akan memandang
senang ketika melakukan kegiatannya dijalan- dirinya berbeda dengan orang lain.
jalan. Sedangkan empat dari partisipan Kemandirian timbul dari perasaan berharga
mempunyai jawaban yang berbeda yaitu (aspek diri sendiri), kemampuan, dan
kewajiban anak jalanan harus bekerja. penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri
dapat mengatur dan menerima dirinya.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 48
Artikel Penelitian

Identitas diri berkembang sejak masa kanak- yang berbeda dengan orang lain karena selain
kanak bersamaan dengan perkembangan untuk menghibur juga mendapatkan uang.
konsep diri19. Hal ini juga senada dengan hasil
tema yang didapatkan didalam penelitian Berdasarkan teori dan hasil penelitian terkait
bahwa menurut Stuart and Sundeen bahwa didapatkan bahwa bekerja sebagai pengamen
seseorang mengalami perubahan identitas adalah pekerjaan anak jalanan. Seharusnya
harus mempunyai kemandirian, kemampuan diumur yang masih muda anak dapat
dan penyesuaian diri. hal tersebut ternyata merasakan pendidikan yang layak dan bisa
terdapat kesamaan dengan hasil penelitian menggapai cita-citanya. Namun ternyata hal
bahwa partisipan bekerja sebagai pengamen tersebut tidak bisa dirasakan oleh anak
mereka mampu untuk menyesuaikan diri jalanan. anak jalanan harus bekerja sebagai
dengan lingkungannya yang baru. pengamen, pemulung bahkan sebagai penjual
Koran. Hal tersebut dilakukan karena mencari
Berdasarkan penelitian Fawjie3, sebanyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
(93,3%) mempunyai identitas yang baik Meskipun pekerjaan tersebut terpaksa harus
Identitas yang baik adalah anak jalanan yang dikerjaan oleh anak jalanan, namun disisi lain
memiliki sesuatu yang khusus dan berbeda ternyata anak jalanan merasa senang ketika
dengan orang lain, memiliki ciri-ciri khusus, melakukan aktivitasnya dijalanan.
mengakui jenis kelaminnya dan merasa
manusia yang unik dan berbeda. Karakteristik Kewajiban anak jalanan harus bekerja
anak jalanan yang memiliki identitas yang merupakan pengalaman baru yang harus
baik adalah Berjenis kelamin laki – laki dan mereka jalani ketika tidak lagi bersekolah.
perempuan, semua usia anak jalanan, masih Meskipun pekerjaan anak jalanan sebagai
bersekolah SMP, SMA, dan tidak sekolah, pengamen atau penjual Koran yang biasanya
tinggal bersama orang tua, saudara lainnya, dipandang negatif oleh masyarakat umum
teman, bekerja sebagai pengamen, sudah 0 – 8 namun anak jalanan merasa senang dan
tahun tahun menjadi anak jalanan. nyaman ketika berada dijalanan karena anak
Karakteristik anak jalanan yang memiliki jalanan menganggap bahwa pekerjaan sebagai
identitas cukup adalah tinggal bersama kakek pengamen merupakan pekerjaan yang halal,
atau nenek, bekerja sebagai loper koran. Dari anak jalanan lebih memilih menjadi
hasil penelitian terkait 93,3% anak jalanan pengamen dibandingkan menjadi koruptor.
mempunyai identitas yang baik karena anak Hal tersebut membuktikan bahwa anak
jalanan mempunyai sesuatu yang khusus dan jalanan mempuyai pemikiran yang positif.
berbeda dengan orang lain. Hal tersebut sama
dengan hasil peneliti yang yang berpendapat
bahwa sebagai pengamen merupakan sesuatu

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 49
Artikel Penelitian

4. Kehidupan anak jalanan sebagai pengamen


Kata kunci Kategori Tema
 Ya saya sering melihat orang lain terhibur ketika
saya mengamen, mereka senyum-senyum, seperti
menikmati kak (P1)
 Saya menghibur orang lain kak, bisa bikin hati kita Mengamen
senang juga kak (P5) dapat
 Ya saya ngamen itu menghibur orang-orang banyak menghibur
kak (P6) orang
 Ketika saya ngamen itu untuk menghibur banyak
orang kak (P7)

Kehidupan
anak
jalanan
 Selain itu saya mencari uang untuk diri saya kak
sebagai
(P1)
pengamen
 Saya mengamen mencari uang untuk makan kak (P2)
 Saya menjadi tukang parkir itu mencari uang untuk
makan saya kak (P3)
 Saya berjualan mainan, dan mengamen itu mencari
uang untuk menghidupi diri saya kak (P4) Mengamen
 Saya mengamen untuk mencari uang dengan teman- untuk
teman saja kak (P5) mendapatkan
 Selain itu saya mencari uang untuk kebutuhan saya uang
seperti makan (P7)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Peran adalah seperangkat perilaku yang
peneliti mengenai perubahan peran diri pada diharapkan secara sosial yang berhubungan
anak jalanan dipanti sosial Rehabilitasi dengan fungsi individu pada berbagai
Gelandangan, Pengemis dan Terlantar kelompok sosial. Tiap individu mempunyai
Provinsi Sumatera Selatan didapatkan bahwa fungsi peran yang terintegrasi dalam pola
empat dari partisipan menyatakan bahwa fungsi individu.6 Hal ini juga senada dengan
mereka banyak menghabiskan waktu dijalan- hasil tema yang didapatkan didalam penelitian
jalan sebagai pengamen untuk menghibur adalah kehidupan anak jalanan sebagai
orang. Selain itu enam dari partisipan pengamen, karena berdasarkan Keliat peran
menyatakan bahwa mereka mencari uang merupakan sikap dan perilaku nilai tujuan
untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
seperti makan. posisinya dimasyarakat. Hal tersebut terdapat
kesamaan dari hasil penelitian mengenai peran

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 50
Artikel Penelitian

diri pada anak jalanan. karena partisipan 5. Harapan anak jalanan mendapatkan
merasa bahwa dirinya mendapatkan peran kehidupan lebih baik.
yang baru yaitu sebagai pengamen dijalanan,
sedangkan tujuan dari mengamen tersebut Berdasarkan hasil penelitian mengenai ideal
adalah untuk mencari uang selain itu juga diri pada anak jalanan dipanti Sosial
untuk menghibur orang lain. Regabilitasi Gelandangan, Pengemis dan
Terlantar Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan penelitian Puspitasari11 didapatkan bahwa semua dari partisipan
menyatakan bahwa 77 (95,1 %) individu berharap memperoleh pekerjaan yang layak.
mempunyai peran yang baik. Sehingga Lima dari partisipan berharap dapat
terdapat kesamaan dengan hasil tema yang melanjutkan pendidikan.
didapatkan dalam penelitian yaitu kehidupan
anak sebagai pengamen , peneliti berpendapat Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bahwa posisi partisipan sebagai pengamen bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan
jalanan, hal tersebut dilakukan oleh partisipan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian
karena tidak ada pilihan untuk melakukan personal tertentu (19). Hal ini sesuai dengan
kegiatan lain selain menjadi pengamen, hal hasil tema yang didapatkan didalam penelitian
tersebut yang harus diterima oleh anak jalanan yaitu harapan anak jalanan mendapatkan
untuk bisa bertahan hidup dengan cara kehidupan lebih baik karena Keliat
mengamen untuk mendapatkan uang untuk menyatakan bahwa ideal diri merupakan
memenuhi kebutuhan dirinya. bagaimana individu berperilaku sesuai
standar, tujuan dan aspirasi serta penilaian
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terkait personal tertentu. Namun ternyata dari teori
didapatkan bahwa adanya kehidupan anak diatas terdapat kesamaan bahwa walaupun
jalanan yang penuh dengan cerita. Hal ini partisipan merupakan anak jalanan yang
terlihat dari pekerjaan anak jalanan sebagai menghabiskan waktu dijalanan sebagai
pengamen, tukang parkir atau penjual Koran pengamen namun partisipan juga sama
dengan tujuan untuk mencari uang. Selain dengan anak pada lainnya yang mempunyai
mendapatkan uang ternyata anak jalanan juga cita-cita dan harapan-harapan yang ingin
bisa menghibur orang lain. Walaupun anak dicapainya. Sehingga membuktikan bahwa
jalanan merasa serba kekurangan namun anak jalanan mempunyai ideal diri yang
mereka tidak menunjukan jika mereka positif.
mengeluh dengan keadaan sekarang. Anak
jalanan menerima kondisinya, meskipun Berdasarkan penelitian Wijayanti20 tentang
dipandang negatif oleh masyarakat umum konsep diri pada anak jalanan usia remaja
namun jika anak jalanan memandang positif diwilayah Semarang tengah didapatkan bahwa
maka anak jalanan akan tetap melakukannya. Ideal diri anak jalanan 77% berada pada
kategori cukup baik yang ditandai dengan

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 51
Artikel Penelitian

Kata kunci Kategori Tema


 Harapan saya kedepannya ingin menjadi orang sukses,
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi (P1)
 Saya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi, mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik lagi (P2) Keinginan
 Saya ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi (P3) Memperoleh
 saya berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, pekerjaan
dapat kasih sayang dari orang tua (P4) yang layak
 Saya berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi
kak (P5)
 Saya berharap pengen mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik lagi kak (P6) Harapan
 Saya mengharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik anak jalanan
lagi (P7) mendapatka
n kehidupan
lebih baik

 Ya seumpama ada sekolah geratis saya mau sekolah lagi kak


(P2)
 Saya ingin bersekolah lagi kak (P3) Keinginan
 Saya berharap bisa sekolah lagi kak (P5) dapat
 Saya ingin sekolah lagi (p6) Melanjutkan
 Saya pengen sekolah lagi kak (P7) pendidikan

adanya harapan dalam hidupnya yaitu suatu sering dipandang negatif dengan masyarakat
saat nanti mereka ingin melanjutkan sekolah, umum, tidak mendapatkan pendidikan dan
memiliki pekerjaan dikantor dan tidak terabaikan oleh orang lain, namun anak
menjadi anak jalanan lagi. Ternyata terdapat jalanan juga masih mempunyai cita-cita yang
kesamaan dengan hasil penelitian yang tinggi dan harapan-harapan yang ingin
dilakukan oleh peneliti bahwa ternyata dicapainya. Kehidupan anak jalanan yang
meskipun partisipan merupakan anak yang sering dipandang negatif dengan orang lain,
menghabiskan waktunya dijalanan dan tidak mempunyai masa depan yang bagus,
bekerja sebagai pengamen dan tidak tau pasti namun menjadi anak jalanan tidak menjadi
pendapatannya setiap harinya namun tujuan pertamanya melainkan karena
partisipan masih mempunyai harapan dan keterpaksaan untuk bekerja sebagai
cita-cita yang ingin dicapainya. pengamen. Jika anak jalanan tidak bekerja
maka anak jalanan tidak mendapatkan uang
Berdasarkan teori-teori dan penelitian terkait untuk makan. Oleh karena itu meskipun anak
didapatkan bahwa adanya harapan anak jalanan tidak bisa merasakan pendidikan lagi
jalanan akan tujuan hidup lebih baik. namun anak jalanan tetap mempunyai
Meskipun anak jalanan pada kenyataannya harapan-harapan dan cita-cita yang tinggi.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 52
Artikel Penelitian

6. Kenyamanan menjadi anak jalanan


Kata Kunci Kategori Tema

 Saya merasa percaya diri saja kak ketika dijalan-jalan


(P1)
Merasa percaya
 Saya merasa percaya diri saja ketika lagi ngamen
dijalan-jalan kak (P2) diri ketika
 Saya percaya diri ketika melakukan kegiatan saya tampil sebagai
dijaln-jalan kak (P5) pengamen
 Alhamdulilah saya percaya diri saja kak (P7)
Kenyaman
an menjadi
anak
 Karena bagi saya mengamen adalah pekerjaan yang halal, jalanan.
saya senang saja dan nyaman (P1)
 Saya menerima diri saya sekarang sebagai pengamen
dijalan-jalan, saya bawa senang saja ketika ngamen itu
(P5) Perasaan senang
 Saya happy-happy saja menjadi anak jalanan sebagai ketika menjadi
pengamen (P6) anak jalanan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai harga penelitian bahwa partisipan merasa percaya
diri pada anak jalanan dipanti Sosial diri ketika tampil menjadi seorang pengamen,
Regabilitasi Gelandangan, Pengemis dan karena hal tersebut harus dipaksakan untuk
Terlantar Provinsi Sumatera Selatan mencari perhatian dari orang lain dan
didapatkan bahwa empat dari partisipan mendapatkan imbalan berupa uang. Selain itu
menyatakan harus percaya diri ketika tampil partisipan merasa nyaman ketika bekerja
sebagai pengamen,. Sedangkan tiga dari sebagai pengamen karena partisipan
partisipan menyatakan perasaan senang ketika menganggap bahwa menjadi seorang
menjadi anak jalanan. pengamen adalah pekerjaan yang halal.

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap Berdasarkan penelitian Wijayanti20 didapatkan
hasil yang dicapai dengan menganalisa hasil Harga diri anak jalanan 80% berada pada
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.19 kategori cukup baik. Hal tersebut ternyata
Hal tersebut senada dengan hasil tema yang terdapat kesamaan dengan hasil tema yang
didapatkan didalam penelitian yaitu didapatkan dalam penelitian yaitu
kenyamanan menjadi anak jalanan, karena kenyamanan menjadi anak jalanan, bahwa
menurut Keliat bahwa harga diri diperoleh anak jalanan mempunyai harga diri cukup
dari diri sendiri merasa dicintai dan menerima baik ditandai dengan partisipan harus percaya
penghargaan dari orang lain. Ternyata dari diri ketika tampil menjadi pengamen. Hal
teori tersebut terdapat kesamaan dengan hasil tersebut dilakukan agar partisipan bisa

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 53
Artikel Penelitian

bertahan hidup dengan cara mengamen. Selain terkadang anak jalanan merasa percaya diri
itu partisipan mengungkapkan rasa malu hal tersebut karena anak jalanan menganggap
ketika mencari uang karena dilihat oleh teman bahwa bekerja sebagai pengamen bukanlah
sekolahnya dan tetangganya. suatu pekerjaan yang buruk justru dengan
mengamen anak jalanan bisa mendapatkan
Berdasarkan teori dan hasil penelitian uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
didapatkan bahwa perasaan anak jalanan yang
terabaikan. Pada kenyataannya anak jalanan Kehidupan diluar merupakan suatu keputusan
dianggap sebagai pengganggu oleh yang diambil oleh anak jalanan karena
masyarakat umum. Karena dilihat dari keterpaksaan yang harus diterimanya.
penampilan dan perilaku anak jalanan yang Kehidupan anak jalanan tidak jauh dari
sering membuat orang lain merasa terganggu. pembicaraan masyarakat umum yang
Perasaan anak jalanan ketika bekerja sebagai memandang bahwa kehidupan anak jalanan
pengamen atau penjual Koran terkadang tidak itu buruk karena tidak bisa menjaga
diperdulikan oleh orang lain. Hal tersebut kebersihan dirinya dengan baik. Namun
yang membuat anak jalanan merasa malu perasaan tidak suka yang ditunjukan oleh
ketika harus mencari uang dijalanan. Selain masyarakat tidak diperdulikan oleh anak
itu adanya perkataan yang buruk yang selalu jalanan karena mereka menganggap semua itu
diucapkan oleh orang lain yang membuat anak membuat anak jalanan bisa lebih bersabar
jalanan terkadang merasa sedih. Selain itu

7. Perasaan anak jalanan yang terabaikan


Kata Kunci Kategori Tema

 Saya malu kak tidak bisa seperti dulu lagi, tidak Adanya rasa malu
ada orang tua lagi (P3) ketika menjalani
 “perasaan saya malu kak” (P4) pekerjaan sebagai
 Ya terkadang ada rasa malu ketika melihat orang pengamen
lain sekolah kak (P5)
 Terkadang ada rasa malu kak, kenapa saya bisa
dijalan-jalan kak. Tapi sekarang saya sudah Perasaan anak
dipanti ini kak (P6) jalanan yang
terabaikan

 Ada orang lain yang bilangi saya, kenapa kamu


ngamen tidak pernah mandi, kotor, bauk (P2)
 Ada orang lain yang menghina saya seperti tidak Adanya penilaian
pernah mandi, kotor, bauk (P3) negatif dari orang
 Ada orang lain yang sering bilangi saya kenapa lain
jadi pengamen, jarang mandi, kotor (P7)

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 54
Artikel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan uang dijalan dan bertemu dengan teman yang
bahwa empat dari partisipan menyatakan berbeda lawan jenisnya. Hal tersebut senada
adanya perasaan malu ketika menjalani dengan hasil tema yang didapatkan dalam
pekerjaan sebagai pengamen dan tiga dari penelitian yaitu perasaan anak jalanan yang
partisipan menyatakan adanya penilaian terabaikan. Karena berdasarakan penelitian
negatif dari orang lain. terkait didapatkan bahwa adanya perasaan
malu pada diri anak jalanan Karen hal tersebut
Namun tidak semua orang memiliki rasa terdapat kesamaan dengan hasil penelitian
percaya diri yang tinggi, banyak dijumpai bahwa partisipan merasa malu ketika harus
orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri mencari uang dijalanan dan dilihat oleh teman
yang tinggi, orang yang tidak mempunyai rasa dan tetangganya. Selain itu paritispan juga
percaya diri yang tinggi akan merasa sulit mendapatkan penilaian negatif dari orang lain,
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. namun meskipun partisipan mendapatkan
Sikap seseorang yang menunjukan rasa pandangan negatif dari orang lain namu
kurang percaya diri antar lain selalu dihakimi partisipan tidak memperdulikannya, partisipan
dengan rasa keragu-raguan, mudah cemas, merasa dengan adanya pandangan negatif
tidak yakin, cenderung menghindar, tidak tersebut membuat partisipan kuat untuk
punya inisiatif, mudah putus semangat, tidak menghadapi berbagai masalah yang
berani tampil didepan banyak orang, malu, dialaminya ketika di jalanan.
dan gejala kejiwaan lainnya akan menghambat
seseorang tersebut untuk berbuat sesuatu Berdasarkan teori dan hasil penelitian terkait
(Hakim, 2002). Hal ini senada dengan hasil didapatkan bahwa perasaan anak jalanan yang
tema yang didapatkan yaitu perasaan anak terabaikan. Hal tersebut terkadang sama
jalanan yang terabaikan karena Hakim dengan pandangan masyarakat umum dalam
menyatakan kurang percaya diri ditandai penilaian tentang keberadaan anak jalanan, hal
dengan rasa malu. Hal tersebut ternyata tersebut terbukti dengan adanya penilaian
terdapat kesamaan dengan hasil penelitian negatif tentang anak jalanan, hal tersebut yang
yang dilakukan oleh peneliti mengenai konsep membuat anak jalanan merasa kurang percaya
diri pada anak jalanan bahwa partisipan diri dan malu. Namun hal tersebut berbeda
merasa malu ketika harus mencari uang dengan hasil penelitian bahwa meskipun anak
dijalanan karena ketika mengamen partisipan jalanan merasa malu dan mendapatkan
dilihat dengan teman sekolah dan penilaian negatif dari orang lain namun anak
tetangganya. jalanan tidak memperdulikannya, karena anak
jalanan menganggap bahwa penilaian negatif
Berdasarkan penelitian Wijayanti20, tersebut memberikan kekuatan kepada anak
didapatkan bahwa 4% anak jalanan memiliki jalanan untuk tetap bisa bertahan hidup di
harga diri yang kurang baik ditandai dengan jalanan.
adanya perasaan malu ketika harus mencari

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 55
Artikel Penelitian

Kehidupan anak jalanan bisa dilihat dengan harus anak jalanan terima, karena selain
nyata bahwa seperti itulah kehidupan anak mendapatkan uang untuk bertahan hidup
jalanan, mendapatkan penilaian negatif dari ternyata anak jalanan juga bisa untuk
orang lain merupakan hal yang tidak asing menghibur orang lain. Pada ideal diri pada
lagi untuk diterima oleh anak jalanan. Karena anak jalanan sama halnya dengan anak pada
masyarakat umum hanya bisa menilai dari umumnya, meskipun anak jalanan tidak
luarnya saja, tanpa melihat kepribadian dari bersekolah lagi dan banyak menghabiskan
anak jalanan tersebut. Terkadang penampilan waktu dijalan, namun anak jalanan juga masih
tidak akan sesuai dengan kepribadiannya mempunyai harapan dan cita-cita yang ingin
anak jalanan capai. Seperti hasil penelitian
SIMPULAN DAN SARAN ternyata anak jalanan berharap suatu saat nanti
anak jalanan bisa mendapatkan pekerjaan
Simpulan yang lebih baik lagi dan berharap bisa
Berdasarkan hasil penelitian dapat melanjutkan pendidikan. Sedangkan harga diri
disimpulkan bahwa konsep diri pada anak pada anak jalanan mereka harus percaya diri
jalanan bersifat positif. Hal tersebut ketika tampil atau bekerja sebagai pengamen
didapatkan pada gambaran diri pada anak dijalanan meskipun anak jalanan mendapatkan
jalanan didapatkan tema penerimaan diri yang pandagan negatif dari orang lain namun anak
positif. Artinya meskipun anak jalanan banyak jalanan menganggap bahwa pandangan
menghabiskan waktu dijalanan namun anak negatif tersebut memberikan kekuatan pada
jalanan masih menyukai bagian-bagian tubuh anak jalanan untuk tetap bisa bertahan hidup
dan penampilannya serta mensyukuri atas apa dengan kondisi yang dialaminya sekarang.
yang menjadi kekurangan ataupun kelebihan
didalam dirinya. Sedangkan pada identitas diri Saran
pada anak jalanan didapatkan adanya Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk
penyebab terjadinya anak jalanan yaitu adanya menggali lebih dalam mengenai berbagai
ajakan dari teman sebaya dan faktor yang dari permasalahan yang ada dalam kehidupan
keluarga. Selain itu walaupun anak jalanan anak-anak jalanan terutama pada konsep diri
bekerja sebagai pengamen namun anak dengan menggunakan dua pendeketan
jalanan masih merasa senang ketika menjadi kuantitatif dan kualitatif.
pengamen, meskipun pekerjaan tersebut
merupakan pekerjaan yang terpaksa yang
harus dilakukan oleh anak jalanan untuk REFERENSI
mencari uang.
1. Ariani, T.A. (2012). sistem
Sedangkan peran diri pada anak jalanan neurobehaviour.jakarta:salemba medika
merupakan peran yang harus anak jalanan 2. Depsos, (2014). Sekilas tentang masalah
anak.
terima, seperti menjadi pengamen jalanan
(http://etd.repository.ugm.ac.id/download

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 56
Artikel Penelitian

file/77456/potongan/S2-2015-292044- 13. Rakhmat, J. (2005). Psikologi


chapter1.pdf). Diakses internet tanggal 15 Komunikasi. Bandung: Remaja
Maret 2016. Rosdakara.
3. Fawzie, C.Z. & Kurnijati. S. (2012). 14. Rochatun, I,. Suprayogi,. & Sigalingging,
Faktor lingkungan yang membentuk H. (2012). Eksploitasi anak jalanan
konsep diri pada anak jalanan. sebagai pengemis dikawasan simpang
(http://dowload.portalganda.org/article.ph lima semarang.
p/article=4223&val=360) (Jurnal.unnes.ac.id/Sju/index.php.uces/art
4. Hakim, T. (2002) mengatasi rasa tidak icle/download/226/256). Diakses internet
percaya diri. Jakarta: Puspa swara. tanggal 15 Maret 2016.
5. Kanjanda, O,. & Chiparange, G.V. 15. Ridha, M.(2012). Hubungan antara body
(2015). Street Kids in the Christian image dengan penerimaan diri pada
World: A Case of Mutare-zimbabwe. mahasiswa aceh di Yogyakarta.
(htpp:// eujournal. org /index. php /esj (http://www.jogjapress.com/index.php.E
/article /viewFile/6340/6091).Diakses MPHATY/article/view file/1419/803)
internet 19 April 2016. Diakses 28 Mei 2016.
6. Keliat B.A (1998). Proses Keperawatan 16. Rusdi,. & Dermawan, D. (2013). Konsep
Kesehatan. Jakarta: EGC. Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
7. Muhith, A. (2015). Pendidikan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Keperawatan Jiwa. Edisi 1.yogyakarta. 17. Santrock, J. W. (2002), life-span
8. Muslim,A (2013). Faktor dominan anak development perkembangan masa hidup
menjadi anak jalanan di kelurahan aur jilid II. Jakarta : Erlangga
kecamatan medan maimun. 18. Shalahudin, O. (2004). anak jalanan
(http://dowload.prtalganda.org/article.php perempuan. Semarang: yayasan setara
article=11060&val=4126) 28 Mei 2016. semarang.
9. Nugroho, F. A. (2014). Realitas anak 19. Stuart & Sundeen. (1991). Principles and
jalanan dikota layak anak. (www.jurnal practice of Psyhiatric Nursing. Edisi 4.
.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/vi St.Louis : the CV Mosby year Book.
ew/3391/). Diakses internet tanggal 17 20. Wijayanti, D.Y,. & Kumalasari. (2013).
Maret 2016 konsep diri anak jalanan usia remaja
10. Pardede, Y.O.K. (2008) Konsep diri diwilayah semarang
Pada Anak Jalanan. tengah.(jurnal.unimus.ac.id/index.php/JK
(ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psik S/article/download/977/1026). Diakses
o/article/download/290/235). Diakses internet tanggal 15 Maret 2016.
internet tanggal 15 Maret 2016 21. Wijayanti, P. (2010). Aspirasi hidup anak
11. Puspitasari.L.D & Mubin. F.M (2014). jalanan.
Gambaran psikologis: konsep diri pada (http://core.ac.id/dowload/pdf/11711222.
anak remaja di wilayah banjir rob. pdf) Diakses 28 Mei 2016.
12. Pramuchtia, Y., & Nurmala K. (2010)
Konsep Diri Anak Jalanan. Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan
Ekologi.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018, ISSN No 2355 5459 57

Anda mungkin juga menyukai