Anda di halaman 1dari 16

ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS REMATOID PADA

LANSIA
iklan
artritis rematoid; artritis pada lansia; artritis rematoid artritis pada lansia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA PADA NY. S.


DENGAN ARTRITIS REMATOID DI DUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya.
Demikian juga Indonesia sebagai Negara bekembang dengan perkembangannya yang cukup
baik, makin tinggi harapan hidupnya di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada
tahun
2000
yang
akan
datang.
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata
60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Dari data USA, bahkan
Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia,
diantara tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di dunia, berkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam kondisi sosio, ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang dengan menerangkan sebab-sebab
orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu misteri kehidupan yang masih belum dapat
diungkapkan. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah.
Hal ini menimbulkan maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
DEFENISI
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak
dapat
bertahan
terhadap
kerusakan
yang
diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses menua sudah berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa, mislanya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada
otot, susunan syaraf, jaringan lain, sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
2.2
Mitos-Mitos
Lanjutan
Usia
dan
Kenyataanya.
Menurut
Sheiera
Saul
1.
Mitos
kedamaian
dan
ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya,
berbagai
goncangan
kehidupan
seakan-akan
sudah
berhasil
dilewati.
Kenyataan
:
Sering
ditemui
stress
Depresi

Kekhawatiran
Paranoid
2.
Mitos
konservatisme
dan
kemunduran
Pandangan
bahwa
lanjut
usia
pada
umumnya
:
Konservatif
Tidak
kreatif
Menolak
Inovasi
Berorientasi
ke
masa
silam
Merindukan
masa
lalu
Kembali
ke
masa
anak-anak
Susah
berubah
Keras
kepala
Cerewet
Kenyataan
:
Tidak
semua
lanjut
usia
bersikap
dan
berpikiran
demikian.
3.
Mitos
berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan
akibat
bermacam-macam
penyakit
yang
menyertai
proses
menua.
Kenyataan
:
Memang proses penuaan disertai dengan menurunya daya tahan tubuh dan metabolisme
sehingga
rawan
terhadap
penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4.
Mitos
Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
5.
Mitos
Tidak
Jatuh
Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan
:
Perasaan
dan
emosi
setiap
orang
berubah
sepanjang
masa
Perasaan
cinta
tidak
berhenti
hanya
karena
menjadi
lanjut
usia
6.
Mitos
Aseksualitas
ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah,
kebutuhan
dan
daya
seks
berkurang.
Kenyataan
:
Menunjukkan
bahwa
kehidupan
seks
pada
lanjut
usia
normal
saja.
7.
Mitos
Ketidakproduktifan
Lanjut
usia
dipandang
sebagai
usia
tidka
produktif.
Kenyataan
:
Banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktifitas mental dan
material.
2.3
Teori-Teori
Proses
Menua
2.3.1
Teori-teori
Biologi
1.
Teori
Genetik
dan
Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh molekul / DNA
dan
setiap
sel
pada
saatnya
akan
mengalami
mutasi.

2.
Pemakaian
dan
rusak
Kelebihan
usaha
dan
stress
menyebabkan
sesl-sel
tubuh
lelah.
3.
Teori
akumulasi
dari
produk
sisa
Pengumpulan
dari
pigmen
atau
lemak
dalam
tubuh.
4.
Peningkatan
jumlah
kalogen
dalam
jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6.
Reaksi
dari
kekebalan
sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi lemah.
7.
Teori
Imunologi
Slow
virus
Sisitem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh
dapat
menyebabkan
kerusakan
organ
tubuh.
8.
Teori
Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal. Kelebihan usaha dan stres menyebabakan
sel-sel
tubuh
telah
dipakai.
9.
Teori
Radikal
Bebas
Radikal
dapat
menyebabkan
sel-sel
tidak
dapat
regenerasi.
10.
Teori
Rantai
Silang
Reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan ikatan yang kuat. Ikatan ini menyebabkan
kurang
elastis
fungsi.
11.
Teori
Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel-sel yang membelah setelah sel-sel mati.
2.3.2
Teori
kejiwaan
Sosial
1.
Aktivitas
atau
kegiatan
2.
Kepribadian
berlanjut
(Continuity
Theory)
3.
Teori
pembebasan
(Disengagement
Theory)
Mengakibatkan interkasi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasi sehingga
sering
terjadi
kehilangan
ganda
:
Kehilangan
peran
Hambatan
kontak
sosial
Berkurangnya
komitmen
2.4

Faktor-Faktor
Hereditas
Nutrisi

Yang

Mempengaruhi
:
:

Status
Pengalaman

2.5

Perubahan-Perubahan

Yang

Terjadi

Pada

Ketuaan
keturunan/genetic
makanan
kesehatan
hidup
Lingkungan
Stres
Lanjut

Usia

2.5.1
A.

fisik
Sel
Lebih
sedikit
jumlahnya
Lebih
besar
ukurannya
Berkurang
jumlah
cairan
tubuh
dan
intraseluler
Menurun
proporsi
protein
di
otak,
otot,
ginjal,
darah
dan
hati
Jumlah
sel
otak
menurun
Terganggunya
mekanisme
perbaikan
sel
Otak
menjadi
atrofis
bertany
kurang
5-10%
B.
Sistem
Persarafan
Berat
otak
menurun
10-20%
Cepatnya
menurun
hubungan
persarafan
Lambat
dalam
respond
an
waktu
untuk
bereaksi
Mengecilnya
saraf
panca
indra
Kurang
sensitif
terhadap
sentuhan
C.
Sistem
Pendengaran
Presbiakusis
(Gangguan
pada
pendengaran)
Membran
timpani
menjadi
atrofi
Terjadinya
pengumpulan
cerumen
dan
mengeras
Pendengaran
bertambah
menurun
D.
Sistem
Pengelihatan
Sfingter
pupil
timbul
sklerosis
dan
hilang
respon
terhadap
sinar
Kornea
berbentuk
sferis
(bola)
Lensa
lebih
suram
Meningktanya
ambang,
susah
melihat
Hilangnya
daya
akomodasi
Menurunya
daya
membedakan
warna
biru
atau
hijau
E.

F.

G.

H.

Perubahan-perubahan

Sistem
Kardiovaskuler
Elastisitas
dingin
aorta
menurun
Katup
jantung
menebal
dan
menjadi
kaku
Kemampuan
jantung
memompa
darah
menurun
Kehilangan
elastisitas
pembuluh
darah
Tekanan
darah
meningkat
Sistem
Pengaturan
Termperatur
Tubuh
Temperatur
tubuh
menurun
Keterbatasan
refleks
menggigil
Sistem
Respirasi
Otot-otot
pernafasan
kehilangan
kekuatan
Menurunnya
aktivitas
dan
silia
Paru-paru
kehilangan
elastisitas
Sistem
Gastrointestinal

Kehilangan

gigi
menurun
Esofagus
menurun
Peristaltik
lemah
dan
timbul
konstipasi
Fungsi
absorbsi
melemah
Liver
makin
mengecil
I.
Sistem
Genitourinaria
Ginjal
:
mengalami
pengecilan
Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, kapasitas menurun mengakibatkan frekuensi BAK
meningkat
J.
Sistem
Endokrin
Produksi
Hormon
menurun
K.
Sistem
Integumen
Mengerut/keriput
Permukaan
kulit
kasar
dan
bersisik
Menurunya
respon
terhadap
trauma
Kulit
kepala
dan
rambut
menipis
Rambut
dalam
hidung
dan
telinga
menebal
Pertumbuhan
kuku
lambat
L.
Sistem
Muskuloskletal
Tulang
kehilangan
cairan
Kefosis
Discus
Invertebralis
menipis
dan
menjadi
pendik
Persendian
membesar
dan
kaku
Tendon
mengerut
dan
mengalami
sclerosis
Indra

2.5.2
Faktor-faktor

yang

2.5.3
Mengalami
-

pengecap

Perubahan-Perubahan
mempengaruhi
Perubahan
Kesehatan
Tingkat

Perubahan-Perubahan
kehilangan

Merasakan
Perubahan
Penyakit

:
Kehilangan
Kehilangan
Kehilangan
/
sadar
dalam
kronis

perubahan

Mental
mental
Fisik
umum
pendidikan
Keturunan
Lingkungan

Psikososial
Pensiun
Kehilangan
Finansial
Status
teman
pekerjaan
akan
kematian
cara
hidup
dan
ketidakmampuan

2.6
2.6.1

LANSIA
Sehari-Hari
Mudah
jatuh
Mudah
lelah
Disebabkan
oleh
:
Faktor
psikologis
Ganguan
organis
Pengaruh
obat-obat
Kekacauan
mental
Disebabkan
oleh
:
Keracunan
Penyakit
infeksi
Penyakit
metabolisme
Dehidrasi
Nyeri
dada
Disebabkan
oleh
:
Penyakit
jantung
Radang
selaput
jantung
Sesak
nafas
pada
waktu
melakukan
kerja
fisik
Palpifasi
Pembengkakan
kaki
bagian
bawah
Nyeri
pinggang
atau
punggung
Nyeri
pada
sendi
pinggul
Berat
badan
menurun
Suka
menahan
buang
air
seni
Gangguan
pada
ketajaman
penglihatan
Gangguan
pendengaran
Gangguan
tidur
Pusing-pusing
2.6.2
a.

Masalah

dan

Penyakit
Penyakit

Penyakit
Masalah

yang

yang
sistem

sering

Jantung
Penykit
b.

sering
kali
Fisik

dijumpai
Paru

dan

Penyakit

dihadapi

pada
dan

pembuluh
jantung
pencernaan

Ulcus
c.

d.

Penyakit
Peradangan
Penyakit

sistem
kandung
Peradangan
pada
persendian

dan

LANSIA
Kardiovaskuler
Paru-paru
darah
koroner
Hipertensi
makanan
Gastritis
Peptikum
Urogenital
kemih
ginjal
Tulang

Osteoporosis
Gout
2.7
Tujuan
Lansia

Asuhan

Keperawatan

pada

Lansia

melakukan
kegiatan
sehari-hari
secara
mandiri
Mempertahankan
kesehatan
Membantu
mempertahankan
serta
membesarkan
semangat
hidup
klien
Merawat
dan
menolong
klien
Lansia
Merangsang
petugas
kesehatan
menegakkan
diagnosa
yang
tepat

Fokus
1.
2.
3.
4.

dapat

Asuhan
Meningkatkan
Kesehatan
Pencegahan
mengoptimalkan
mengatasi

Pengkajian
a.
Fisik
b.
Psikologis
c.
Sosio
d.

:
:
ekonomi
Spritual

(Health
Penyakit
fungsi
gangguan

Head
to
Sistem
Mengenal
masalah-masalah
:
Mengenai
finansial
:

Pengkajian

Tekanan
Berat
Tingkat
Pola
Pemeriksaan

per

Diagnosa
1.
Gangguan
Gangguan
Kurang
Potensial
Gangguan
Perubahan

persepsi
perawatan
Cedera
pola
pola

Keperawatan
Promotion)
(Preventive)
mental
kesehatan
toe
tubuh
utama
Lansia
Keyakinan
Dasar
Temperatur
Pulse
Respirasi
Darah
Badan
Orientasi
Memory
Tidur
sistem
Keperawatan
Fisik/Biologis
Nutrisi
sensori
diri
fisik
tidur
eliminasi

Gangguan

mobilitas

fisik

2.
Isolasi
diri

Menarik

dari

Harga
Koping

diri
tidak

3.
Reaksi
Penolakan

berkabung
terhadap

Perasaan
Rencana
Melibatkan
klien
Bekerjasama
Cegah timbulnya masalah

atau
proses
tidak

dan
dengan

keluarganya
profesi

Psikososial
sosial
lingkungan
Depresi
rendah
adekuat
Spiritual
berduka
penuaan
Marah
tenang

Keperawatan
dalam
perencanaan
kesehatan
lain

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA


Baca Selengkapnya di kti bidan: ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS
REMATOID PADA LANSIA | kti kebidanan terbaru
donasi seikhlasnya pulsa 3 ke 08981286133

ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS REMATOID PADA


LANSIA Lebih lengkap disini: ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN
ARTRITIS REMATOID PADA LANSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA PADA NY. S.
DENGAN ARTRITIS REMATOID DI DUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya.
Demikian juga Indonesia sebagai Negara bekembang dengan perkembangannya yang cukup
baik, makin tinggi harapan hidupnya di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada
tahun 2000 yang akan datang.
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata
60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Dari data USA, bahkan
Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia,
diantara tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di dunia, berkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam kondisi sosio, ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang dengan menerangkan sebab-sebab
orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu misteri kehidupan yang masih belum dapat
diungkapkan. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah.
Hal ini menimbulkan maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
DEFENISI
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap kerusakan yang diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses menua sudah berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa, mislanya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada
otot, susunan syaraf, jaringan lain, sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.

2.2 Mitos-Mitos Lanjutan Usia dan Kenyataanya.


Menurut Sheiera Saul
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya,
berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
Sering ditemui stress
Depresi
Kekhawatiran
Paranoid
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :
- Konservatif
- Tidak kreatif
- Menolak Inovasi
- Berorientasi ke masa silam
- Merindukan masa lalu
- Kembali ke masa anak-anak
- Susah berubah
- Keras kepala
- Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan
akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunya daya tahan tubuh dan metabolisme
sehingga rawan terhadap penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia
6. Mitos Aseksualitas
ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah,
kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidka produktif.
Kenyataan :

Banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktifitas mental dan
material.
2.3 Teori-Teori Proses Menua
2.3.1 Teori-teori Biologi
1. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh molekul / DNA
dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sesl-sel tubuh lelah.
3. Teori akumulasi dari produk sisa
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh.
4. Peningkatan jumlah kalogen dalam jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6. Reaksi dari kekebalan sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi lemah.
7. Teori Imunologi Slow virus
Sisitem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
8. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal. Kelebihan usaha dan stres menyebabakan
sel-sel tubuh telah dipakai.
9. Teori Radikal Bebas
Radikal dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
10. Teori Rantai Silang
Reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan ikatan yang kuat. Ikatan ini menyebabkan
kurang elastis fungsi.
11. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel-sel yang membelah setelah sel-sel mati.
2.3.2 Teori kejiwaan Sosial
1. Aktivitas atau kegiatan
2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
3. Teori pembebasan (Disengagement Theory)
Mengakibatkan interkasi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasi sehingga
sering terjadi kehilangan ganda :
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
Berkurangnya komitmen
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
Hereditas : keturunan/genetic
Nutrisi : makanan

Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
2.5 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
2.5.1 Perubahan-perubahan fisik
A. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurang jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurun proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofis bertany kurang 5-10%
B. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitif terhadap sentuhan
C. Sistem Pendengaran
Presbiakusis (Gangguan pada pendengaran)
Membran timpani menjadi atrofi
Terjadinya pengumpulan cerumen dan mengeras
Pendengaran bertambah menurun
D. Sistem Pengelihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon terhadap sinar
Kornea berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram
Meningktanya ambang, susah melihat
Hilangnya daya akomodasi
Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau
E. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dingin aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
F. Sistem Pengaturan Termperatur Tubuh

Temperatur tubuh menurun


Keterbatasan refleks menggigil
G. Sistem Respirasi
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan
Menurunnya aktivitas dan silia
Paru-paru kehilangan elastisitas
H. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
Indra pengecap menurun
Esofagus menurun
Peristaltik lemah dan timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah
Liver makin mengecil
I. Sistem Genitourinaria
Ginjal : mengalami pengecilan
Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, kapasitas menurun mengakibatkan frekuensi BAK
meningkat
J. Sistem Endokrin
Produksi Hormon menurun
K. Sistem Integumen
Mengerut/keriput
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Menurunya respon terhadap trauma
Kulit kepala dan rambut menipis
Rambut dalam hidung dan telinga menebal
Pertumbuhan kuku lambat
L. Sistem Muskuloskletal
Tulang kehilangan cairan
Kefosis
Discus Invertebralis menipis dan menjadi pendik
Persendian membesar dan kaku
Tendon mengerut dan mengalami sclerosis
2.5.2 Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Perubahan Fisik
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
2.5.3 Perubahan-Perubahan Psikososial

Pensiun
Mengalami kehilangan : - Kehilangan Finansial
- Kehilangan Status
- Kehilangan teman
- Kehilangan pekerjaan
Merasakan / sadar akan kematian
Perubahan dalam cara hidup
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
2.6 Masalah dan Penyakit yang sering kali dihadapi LANSIA
2.6.1 Masalah Fisik Sehari-Hari
Mudah jatuh
Mudah lelah
Disebabkan oleh : - Faktor psikologis
- Ganguan organis
- Pengaruh obat-obat
Kekacauan mental
Disebabkan oleh : - Keracunan
- Penyakit infeksi
- Penyakit metabolisme
- Dehidrasi
Nyeri dada
Disebabkan oleh : - Penyakit jantung
- Radang selaput jantung
Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik
Palpifasi
Pembengkakan kaki bagian bawah
Nyeri pinggang atau punggung
Nyeri pada sendi pinggul
Berat badan menurun
Suka menahan buang air seni
Gangguan pada ketajaman penglihatan
Gangguan pendengaran
Gangguan tidur
Pusing-pusing
2.6.2 Penyakit yang sering dijumpai pada LANSIA
a. Penyakit sistem Paru dan Kardiovaskuler
Paru-paru
Jantung dan pembuluh darah
Penykit jantung koroner

Hipertensi
b. Penyakit pencernaan makanan
Gastritis
Ulcus Peptikum
c. Penyakit sistem Urogenital
Peradangan kandung kemih
Peradangan ginjal
d. Penyakit pada persendian dan Tulang
Osteoporosis
Gout
2.7 Asuhan Keperawatan pada Lansia
Tujuan
Lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
Mempertahankan kesehatan
Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup klien
Merawat dan menolong klien Lansia
Merangsang petugas kesehatan menegakkan diagnosa yang tepat
Fokus Asuhan Keperawatan
1. Meningkatkan Kesehatan (Health Promotion)
2. Pencegahan Penyakit (Preventive)
3. mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan
Pengkajian
a. Fisik : - Head to toe
- Sistem tubuh
b. Psikologis : Mengenal masalah-masalah utama
c. Sosio ekonomi : Mengenai finansial Lansia
d. Spritual : Keyakinan
Pengkajian Dasar
Temperatur
Pulse
Respirasi
Tekanan Darah
Berat Badan
Tingkat Orientasi
Memory
Pola Tidur
Pemeriksaan per sistem
Diagnosa Keperawatan

1. Fisik/Biologis
Gangguan Nutrisi
Gangguan persepsi sensori
Kurang perawatan diri
Potensial Cedera fisik
Gangguan pola tidur
Perubahan pola eliminasi
Gangguan mobilitas fisik
2. Psikososial
Isolasi sosial
Menarik diri dari lingkungan
Depresi
Harga diri rendah
Koping tidak adekuat
3. Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka
Penolakan terhadap proses penuaan
Marah
Perasaan tidak tenang
Rencana Keperawatan
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
Bekerjasama dengan profesi kesehatan lain
Cegah timbulnya masalah

Anda mungkin juga menyukai