Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik merupakan makhluk bio–psiko-

sosial dan spiritual yang mempunyai kebutuhan dasar bermacam-macam

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Di samping itu

juga manusia yang sangat membutuhkan kesehatan, karena kesehatan dapat

menunjang untuk hidup sejahtera. Menurut Bloem (1974) dikutip oleh

Mansjoer (1999, hal. 2) bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor biologis, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Keempat faktor tersebut saling mempengaruhi sehingga apabila ada

kesenjangan akan mengakibatkan suatu gangguan atau suatu penyakit. Salah

satu penyakit yang erat kaitannya dengan faktor-faktor di atas dan merupakan

masalah utama kesehatan di Indonesia adalah penyakit tuberkulosis paru.

Penanganan penyakit tuberkulosis paru di Indonesia masih belum optimal. Hal

ini dibuktikan angka morbiditas tuberkulosis paru masih tinggi. Sebagai

perbandingan menurut World Health Organization (WHO), Indonesia

termasuk tiga negara yang mempunyai kasus tuberkulosis paru tertinggi yaitu

sekitar 247 kasus/100.000 penduduk, Filipina 300 kasus/100.000 penduduk,

dan Afrika Selatan 205 kasus/100.000 penduduk. (Sumardi, 1995).

1
2

Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1980 dan

1986 menyatakan bahwa tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian

nomor empat. Tetapi SKRT tahun 1992 menyatakan bahwa tuberkulosis paru

merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit keganasan pada

semua golongan usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Selain

itu, menurut SKRT tahun 1995 penderita tuberkulosis paru pada golongan

umur 5 tahun s.d 14 tahun, 5,8%, 15 s.d 34 tahun 13,9%, 35 s.d 44 tahun

12,4%, 45 s.d 54 tahun 11,5%, dan di atas 55 adalah 8,7%.

Di Jawa Barat, prevalensi klien dengan BTA positif pada tahun 1979 adalah

0,42% kemudian pada tahun 1992 mengalami kenaikan menjadi 0,96%

(Soeria Semantri, 1996).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Penyusunan Program dan

Pencatatan RSU Kota Tasikmalaya diperoleh data morbiditas tuberkulosis

paru dari bulan Januari sampai Oktober 2003 adalah 46,87%. Tuberkulosis

paru merupakan penyakit infeksi yang memberikan dampak terhadap

keseimbangan sistem tubuh penderita di antaranya adalah gangguan

oksigenase, gangguan pemenuhan nutrisi, gangguan rasa nyaman : nyeri,

bahkan menimbulkan gangguan psikologis : konsep diri, maka peran perawat

tentunya akan sangat penting dalam mencegah dan mengatasi komplikasi pada

penderita tuberkulosis paru dikarenakan penderita tuberkulosis paru

memerlukan perawatan yang kontinu yang dilakukan melalui asuhan


3

keperawatan yang komprehensif serta didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan.

Melihat begitu kompleksnya masalah yang diakibatkan oleh penyakit paru ini,

maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. E

dan mendokumentasikannya dalam bentuk karya tulis dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Tn. E dengan Gangguan Sistem Pernafasan :

Tuberkulosis Paru di Ruang VI Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif

meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses

keperawatan pada klien dengan tuberkulosis paru.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian status kesehatan fisik, psikologi, sosial,

kultural dan spiritual pada klien dengan tuberkulosis paru.

b. Dapat menyusun rencana keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian pada

klien dengan tuberkulosis paru.

c. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan pada klien dengan tuberkulosis paru.

d. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada klien

dengan tuberkulosis paru.


4

e. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan

tuberkulosis paru.

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif

yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan meliputi

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Sedangkan teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi

dokumentasi, studi kepustakaan serta partisipasi aktif berupa kerja sama

dengan keluarga klien maupun dengan perawat ruangan dalam memberikan

asuhan keperawatan.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan sistematika penulisan

ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, tujuan, metode serta

sistematika penulisan karya tulis.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Mengemukakan tentang konsep dasar penyakit meliputi

pengertian, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, dampak penyakit

terhadap kebutuhan dasar manusia, serta tinjauan teoritis tentang

asuhan keperawatan meliputi pengkajian dan kemungkinan

diagnosa keperawatan, intervensi dan rasionalisasi.


5

BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Meliputi pengkajian dan diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan serta

pembahasan kasus yang berisikan ulasan naratif dari setiap

tahapan proses keperawatan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan serta

rekomendasi yang operasional.

Anda mungkin juga menyukai