Nn. S umur 23 tahun datang dengan keluhan riwayat kelemahan ringan pada tungkai bahwa
sejak tiga hari yang lalu, kedua tungkai “terasa aneh” dan akhir-akhir ini mudah tersandung
ketika berjalan. Klien menjelaskan sekitar dua minggu yang lalu, dia menderita “flue”
dengan gejala pilek dan batuk serta merasa demam, karena saat itu akhir pekan, dia tidak
menemui dokter dan mengobati sakitnya dengan obat yang dijual bebas serta istirahat. Klien
merasa lebih baik dan dapat berkerja pada hari senin.
Berdasarkan hasil pemeriksaan , klien menunjukkan gaya berjalan yang abnormal dengan
tidak dapat melakukan gerakan fleksi plantar dan penurunan kemampuan yang nyata dalam
melakukan gerakan dorsofleksi, inversi dan eversi pada kedua kaki. Klien kehilangan
sensibilitas terhadap tekanan dalam pada kedua kaki dan penurunan refleks tendon dalam
pada pergelangan kaki lutut. Kekuatan otot kuadrisep berkurang skor 3/5. Pemeriksaan
selanjutnya menunjukan gangguan senstabilitas dalam hal menentukan posisi di bawah
bagian tengah betis dan sedikit penurunan kemampuan untuk membedakan rangsangan
panas dengan dingin serta benda tajam dengan tumpul. Fungsi sensorik, motorik, dan
kekuatan pada batang tubuh dan kedua lengan tetap normal. Tidak ada gangguan pada fungsi
bicara dan menelan, dan tidak ditemukan kesulitan bernafas atau aritmia jantung.
Stroke merupakan kelainan fungsi Penyakit Tumor Otak adalah Penyakit Parkinson merupakan suatu
otak yang timbul mendadak yang pertumbuhan se- sel abnormal di dalam gangguan neurologis progsesif yang
disebabkan karena terjadinya gangguan atau di sekitar otak secara tidak wajar dan mengenai pusat otak yang bertanggung
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada tidak terkendali. (Nst, 2017). jawab untuk mengontrol dan mengatur
siapa saja dan kapan saja. (Muttaqin, 2014)
Manifestasi klinis : gerakan karateristik yang mucul berupa
Manifestai klinis : 1. Sakit kepala secara bertahap bradikinesia (perlambatan gerakan),
1) Terasa semutan / seperti terbakar menjadi semakin sering dan tremor dan kekakuan otot (Dahlan, 2011)
2) Lumpuh / kelemahan separuh semakin parah.
2. Flue, pilek, batuk dan demam Manifestasi klinis :
badan kanan / kiri (Hemiparesis)
3) Kesulitan menelan, sering tersedak 3. Mual dan muntah tanpa sebab.
1) Bradikinesia (pergerakan
4) Mulut mencong dan sulit untuk 4. Gangguan ingatan
5. Kesemutan dan mati rasa di lambat), hilang secara spontan,
bicara 2) Tremor yang menetap ,
lengan dan kaki.
5) Suara pelo, cadel (Disartia) 20 3) Tindakan dan pergerakan
6. Penurunan refleks tendon pada
6) Bicara tidak lancar, kurang ucapan
pergelangan kaki dan lutut/ yang terkadang seperti
atau kesulitan memahami (Afasia) lumpuh tidak terkontrol,
7) Kepala pusing atau sakit kepala lumpuh 4) Gangguan saraf otonom (sulit
secara mendadak tanpa diketahui 7. Gangguan penglihatan seperti, tidur, berkeringat, hipotensi
sebabnya Penglihatan kabur. ortostatik),
8) Gangguan penglihatan 8. Masalah yang berhubungan 5) Depresi, demensia,
9) Gerakan tidak terkontrol dengan indra pendengaran.
6) Wajah seperti topeng (Dahlan,
10) Bingung / konfulsi, delirium, 9. Gangguan keseimbangan,
2011)
letargi, stupor atau koma (Aliah A, kesulitan bergerak (Loga N,
2013) 2009).
TABEL PENSORTIRAN
NO TANDA DAN PENYAKIT
GEJALA Stroke Tumor Otak Parkinson
1. Demam - -
2. Penurunan
refleks tendon
dalam pada
pergelangan
kaki dan lutut
3. Tidak dapat - -
melakukan
gerakan fleksi
plantar
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1) Kenapa pasien dengan kelemahan pada tungkai mengalami gejala
flu ?
2) Mengapa gejala berjalan yang abnormal menyebabkan tidak dapat
melakukan gerakan fleksi plantara
3) Apa yang menyebabkan terjadi penurunan kemampuan gerakan
dorsalfleksi,inversi,dan eversi pada kedua kaki ?
4) Apa yang menyebabkan Nn.s kehilangan stabilitas terhadap
tekanan dalam kedua kaki dan penurunan refleks tendon dalam
pergelangan kaki dan lutut
5) Mengapa bisa terjadi penurunan kemampuan dalam membedakan
rangsangan panas dengan dingin serta benda tajam dan tumpul ?
5. JAWABAN PERTANYAAN
1) Karena pada bagian tungkai terdapat beberapa saraf yang salah
satunya adalah saraf tepi, yang mana saraf tepi tersebut megalami
Sindrom Guillain-Barre,yaitu penyakit saraf,penyakit ini
menyerang sistem saraf tepi,yaitu sistem saraf di luar otak dan
sumsum tulang belakang,sehingga merusak saraf tepi, saraf tepi
memiliki axon yang dilapisi oleh selubung mielin yang berperan
dalam mempercepat hantaran impuls listrik. Pada GBS, terjadi
proses demielinisasi yang ditandai dengan terjadinya kerusakan
pada selubung ini. Tidak hanya selubung mielin yang terganggu,
kerusakan juga bisa saja menyerang axon yang
diselubunginya.karena terjadinya kerusakan saraf sehingga
menyebabkan beberapa faktor penyakit salah satunya FLU dan
beberapa Faktor penyakit lainnya,yang di akibatkan karen rusaknya
sistem saraf tepi (Guillain, 2019).
2) Karena adanya gangguan Knee Hyperextension Gaityaitu
Kelemahan otot kuadrisep menyebabkan lutut dalam kondisi
hiperekstensi pada awal stance phase. Akibatnya, tubuh
beradaptasi dengan meningkatkan plantar fleksi dan ekstensi
panggul selama fase tersebut,sehingga dapat menyebabkan
Hemiparetic Gaitpula, yaitu adanya lesi unilateral pada traktus
kortikospinal, biasanya akibat stroke. Ciri-ciri gait ini adalah kaki
dalam keadaan spastik dan ekstensi, terdapat circumduction
(gerakan kaki ke lateral saat swing phase), jarak kedua kaki
melebar (wide-based), serta ritme gait pelan. Ekstremitas atas pada
sisi yang terlibat dalam keadaan spastik, adduksi, siku fleksi ke
arah dalam, pronasi, dan jari tangan fleksi. Kelainan gait akan
semakin tampak ketika pasien berusaha untuk berjalan cepat
(Pirker, 2017).
3) Karena adanya gangguan System Otot dan Saraf Otot pengerak
pergelangan kaki gerak utama dorsi fleksi, adalah tibialis anterior
disarafi oleh n. peroneus profundus otot pengerak plantar fleksi
adalah otot gastrknemius yang disarafi oleh n. tibialis dan otot
soleus disarafi juga oleh n. tibialis. Sedang penggerak eversi adalah
otot peroneus longus dan peroneus brevis yang keduanya disarafi
n. peroneus superficialis , Otot-otot penggerak dorsi flexi, plantar
flexi, inverse dan eversi beserta origo, insrtio, inervasi dan fungsi
terganggu sehingga terbatasnya gerakan gerak kedua kaki
,sehingga terjadinya penurunan kemampuan gerakan kedua kaki
(Chusid, 2015).
4) Karena kurangnya rangsangan yang adekuat, pada kedua kaki,
Rangsangan ya n g memicu t e r j a d i n ya refleks
umumn ya sangat tepat (presisi). Rangsangan ini
dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks tersebut. bila
rangsangan raba multiple itu terpisah jauh atau tidak dalamsatu
garis, rangsangan yang adekuat tidak akan timbul dan tidak akan
terjadi stabilitas terhadap tekanan dan rangsangan pada kedua
kaki,sehingga terjadinya penurunan tekanan pada kedua kaki yang
menyebabkan kehilangan stabilitas hingga penurunan refleks pada
kedua pergelangan kaki dan lutut (Naya, 2012)
5) Karena adanya gangguan pada pola kerja yang normal menjadi
abnormal pada sistem syaraf panca indra,impuls saraf yang
membawa informasi mengalami gangguan atau kerusakan yang
menyebabkan impuls informasi menuju ke sistem syaraf sensorik
tidak dapat di teruskan ke sistem syaraf pusat,sehingga sistem
syaraf pusat tidak dapat mengubah respon/gerak yang sesuai
dengan rangsangan yang diberikan (Pirker, 2017).
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
a. Bagaimana Tes Fungsi Hormon Pituitari yang dapat dilakukan
untuk bukti insufisiensi hipofisis ?
b. Bagaimana imaging yangdigunakan untuk mendeteksi
adenomahipofisis?
7. INFORMASI TAMBAHAN
8. KLARIFIKASI INFORMASI
Dari hasil analisa kami kasus diatas adalah Tumor otak. Dimana
definisi dari Tumor otak ini adalah Tumor Otak adalah pertumbuhan se- sel
abnormal di dalam atau di sekitar otak secara tidak wajar dan tidak terkendali.
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada system saraf,
disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer. Berdasarkan golongannya
tumor dibedakan menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas (Nst, 2017).
Dimara, S.O., 2012, Dampak ilklan obat terhadap perilaku konsumsi obat,
karya tulis ilmiyah, fakultas kedokteran, Universitas Dipanegoro
Aliah A, Kuswara F.F, Limoa RA, Wuysang. 2013. Gangguan Peredaran Darah
Otak. Dalam: Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Dahlan, M.S., 2011. Statistic Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sistem Sensorik Dan Aplikasi Klinisnya. Sunday, January 1, 2012. Naya Kawaii.
http://referatnaya.blogspot.com/2012/01/referat-ilmu-penyakit-saraf-
sistem.html?showComment=1421124632185#c2631795671458255697.1
3 januari 2015.